Membincang barang koleksi, sejenak menerbangkan saya pada masa lalu. Sejak kecil, saya sudah gemar mengoleksi barang. Dan jenisnya pun sangat mewakili generasi 90an : perangko, kertas surat dan pin bulat.

Popok dewasa bukan hanya identik pada orang yang telah lanjut usia atau lansia saja, tetapi juga mereka yang akan melakukan perjalanan jauh atau menderita penyakit tertentu.  Misalnya saja terjadi gangguan saat menahan buang air, lumpuh, pikun ataupun lainnya. 

I love reading book. Meski sekarang jumlah buku yang saya baca jauh menurun, cinta saya kepada buku belum memudar. 

Apa indikator favorit buat saya? Jika itu dihubungkan dengan blog dan blogger, maka blogger favorit saya adalah yang sekurang-kurangnya memenuhi  salah satu, salah dua atau ketiga syarat ini : 

Wanita itu memang makhluk Tuhan yang kompleks. Jadi, jangan heran kalo wanita selalu membawa tas tangan dengan pelbagai isinya saat bepergian sementara pria cukup dengan dompet dan hp di saku.

Saya termasuk hobi kuliner. Tetapi untuk kuliner di kota sendiri, saya termasuk yang setia. Saya hanya mengulang kunjungan ke resto yang menunya saya suka. 

Banyak teori mengatakan, bahwa salah satu kunci sukses adalah mengenal diri sendiri dengan baik.

Media Sosial. Sungguh, mendengar nama ini, rasanya ada begitu banyak yang ingin saya ungkapkan. Karena, jujur saja, sekian persen waktu dan kehidupan saya, saat ini berada di media sosial (medsos).

Saya sendiri sudah lupa darimana awalnya saya mengenal Blogger Perempuan Network. 

Diantara beragam ilmu yang paling susah untuk saya praktekkan, salah satunya adalah personal branding.

Sejak tahu kalau niche blog itu ada bermacam-macam, saya udah mantap untuk menjatuhkan pilihan pada niche lifestyle. 

Kenapa menulis blog?

Jujur aja, kali pertama menulis blog, alasan saya tak bisa dibilang keren : saya ingin terlihat keren.

Mendekati usia 40, masalah yang dihadapi kulit wajah juga biasanya bertambah banyak. Dan salah satu yang saya alami, adalah lingkar hitam dibawah mata plus kantung mata. Selain faktor usia dan genetis, kebiasaan saya begadang selama bertahun-tahun untuk menulis (karena saya baru punya waktu untuk menulis dengan tenang saat tengah malam) juga ikut menambah parah masalah ini.