Kisah sebelumnya bisa dibaca di sini
“Belum
tidur?”
Saya
tidak perlu menoleh untuk memastikan sang pemilik suara. Tiga tahun ternyata terlalu
singkat untuk menghapus ingatan saya akan suara bass-nya yang sedikit berat
itu.
“Belum.
Aku mau menyelesaikan tulisan sebelum pulang,” jawab saya dengan mata tetap
tertuju pada laptop.
Saya
menggunakan ruang depan untuk menulis. Jendela saya biarkan terbuka. Saya ingin
merasakan kondisi udara di taman nasional pasca pembakaran hutan agar bisa
mendeskripsikan dengan tepat bagaimana situasi sesungguhnya saat ini. Namun, saya
juga tidak menduga kalau Rahadi masih terjaga di tengah malam dan melintasi
bagian depan bangunan ini.