Bicara
tentang Bandung, berarti bicara tentang unforgettable
moment, yang pernah saya alami dan hanya pernah saya alami di kota ini. Iya
benar. Dan momen itu nggak hanya satu, melainkan tiga. Uniknya, ketiga momen itu
menjadi momen pertama buat saya yang belum pernah ada edisi ulang tayangnya lagi
sampai sekarang, dan uniknya lagi, ketiga momen tersebut juga terjadi pada
waktu yang nyaris bersamaan.
Ahai,
sudahkah ada yang penasaran? Saya langsung cerita aja ya :
Pertama,
launching novel perdana.
Iyup. 6 Juni 2013, menjadi momen “penting” yang akan selalu mengingatkan saya dengan
kota ini. Betapa tidak. Ini adalah pertama kalinya novel perdana saya di-launching, sejak novel itu terbit pertama
kalinya pada akhir tahun 2009.
Jujur
aja, sampai sekarang pun saya masih bisa mengingat getar-getar bahagia bercampur haru
ketika itu. Mengingat launching perdana
novel saya, justru digelar di kota yang berjarak ribuan mil dari tempat saya tinggal,
nun di kepulauan sana.
Bahkan
sampai hari ini, saya belum pernah mengalami yang namanya even launching buku di kota kelahiran saya
sendiri. Kalau boleh curhat sedikit, sampai hari inipun, saya belum dianggap
bagian dari para penulis yang ada di kota saya sendiri. Hiks.
Kembali
ke momen peluncuran novel. Momen ini digelar di toko buku Togamas Bandung yang
beralamat di Jalan Buah Batu, ketika itu. Awalnya saya sempat deg-degan, dalam hati
juga bertanya-tanya : siapalah yang berkenan datang ke even ini? Siapalah saya -
yang notabene penulis dari pulau ini – di mata publik Bandung?
TB Togamas Bandung [www.annida-online.com] |
Rasa
deg-degan saya kian bertambah saat melihat jarum jam sudah bergeser setengah
jam dari jadwal, namun kursi belum lagi terisi. Memang sih, saat itu Bandung
tengah diguyur hujan, jadi kemungkinan besar, orang-orang pada males keluar
rumah.
Untunglah,
tak lama kemudian, teman-teman Be A Writer dari Jakarta datang rame-rame , dan ini membuat rasa deg-degan saya langsung berkurang. Membayangkan
mereka sampe bela-belain naik mobil dari Jakarta ke Bandung, itu udah bikin
hati saya bahagiaa banget.
Alhamdulillah,
kursi yang disediakan panitia mulai terisi. Acara pun segera dimulai dengan
menghadirkan moderator mas Ali Muakhir, penulis cerita anak yang belakangan
juga merambah ke dunia blogger.
Dan,
apa yang bikin saya nggak bisa lupa sampai sekarang, sambutan publik Bandung yang
hadir pada even tersebut dan rata-rata mahasiswa itu, masya Allah, sangat luar
biasa untuk ukuran saya.
saya lagi jawab pertanyaan pengunjung [dok. pribadi] |
Waktu
dua jam yang tersedia, nyaris tak cukup untuk menjawab gelombang pertanyaan seputar
proses kreatif penulisan yang berlangsung dengan sangat antusias. Masih terbayang
sampe sekarang, bagaimana mereka saling mengacungkan tangan saat kesempatan bertanya
diberikan, dan nggak sedikit pula yang
nggak kebagian kesempatan bertanya karena waktunya terbatas. Kursi-kursi yang disediakan
panitia pun tak lagi cukup, karena semakin petang, pengunjung yang hadir
semakin ramai. Dan meski pihak toko telah menambah kursi ekstra, orang-orang
yang datang terlambat terpaksa berdiri karena stok kursi sudah nggak ada lagi.
foto bersama setelah acara usai [dok. pribadi] |
Oh
ya, Kisah selengkapnya tentang even ini sudah saya tulis di sini dan part-2 nya di sini. Jadi, saya
nggak perlu menuliskannya panjang lebar lagi
di sini deh ya. Satu yang pasti, antusias dan respon warga Bandung yang
menghadiri acara launching novel saya
ketika itu, benar-benar meninggalkan kesan positif di hati saya yang ketika itu
merasa nggak lebih dari seorang penulis kampung.
Kedua,
anak sulung saya meraih prestasi Olympiade Sains Nasional (OSN)
Tahun
2013, Bandung menjadi tuan rumah penyelenggaraan OSN tingkat SD. Jadi, ketika
itu kedatangan saya ke Bandung, selain untuk launching novel, juga untuk mendampingi putra sulung saya yang
mengikuti OSN tingkat nasional. Berhubung kami para orang tua nggak boleh menginap
di hotel yang sama dengan para peserta OSN, maka saya dan suami kemudian
menginap di sebuah hotel melati di kawasan Buah Batu, nggak jauh dari toko buku
Togamas. Sementara anak saya bersama para peserta olympiade dan official, menginap di Hotel Grand
Pasundan.
hotel Grand Pasundan [www.hikarivoucher.com] |
Pada
kompetisi OSN tersebut, Alhamdulillah, anak sulung saya meraih medali perunggu untuk bidang studi Matematika.
Jangan ditanya gimana debar jantung saya pada malam pengumuman. Membayangkan
kompetisi yang diikuti puluhan peserta dari seluruh tanah air, juga saat
membayangkan betapa berat perjuangan yang telah dilalui si sulung untuk sampai
ke tingkat nasional yang menempuh waktu hingga
berbulan-bulan, sungguh, momen keberhasilan si sulung tersebut, buat saya menjadi
sebuah pelajaran berharga akan arti kerja keras, kesabaran dan juga rahmat
Allah.
putra sulung saya dan pialanya |
Momen
ini nggak hanya menjadi sesuatu yang unforgettable
buat saya, tetapi juga terutama buat anak saya. Bahkan saat ditanya,
kalo kuliah nanti mau di kota mana, dia tak ragu menjawab, pingin kuliah di
Bandung, kota yang telah memberinya memori berharga akan sebuah prestasi.
Ketiga,
menulis novel di perjalanan.
Suer,
perjalanan ke Bandung waktu itu, adalah momen pertama saya menulis novel di
luar kota. Biasanya, saya nulis novel itu hanya di kamar tidur atau di kantor. Belum
pernah sekalipun saya melakukannya di luar kedua tempat itu, meski hanya
sekadar sambil duduk nongkrong di cafe atau resto seperti yang banyak dilakukan
oleh penulis lain.
Jadi,
pada saat ke Bandung itulah, untuk pertama kalinya saya ngerasain yang namanya
nulis novel di perjalanan, lebih tepatnya di kamar hotel, di sela-sela waktu
mengunjungi si sulung untuk memberinya dukungan. Dan Alhamdulillah, novel yang
saya tulis selama berada di Bandung itu udah terbit dengan judul Dear
Bodyguard. Jadinya, setiap kali melihat cover novel ini, saya jadi teringat
malam-malam yang dingin di kota Bandung yang saya lalui dengan menulis novel
ini. *tsah*
Seperti
yang udah saya tuliskan di awal, bahwa ketiga momen ini, sampe sekarang belum
pernah terulang lagi dalam hidup saya. Memang sih, beberapa kali pernah digelar even-even
seperti bedah buku saya, meet with author
dan sebagainya, tetapi belum ada yang sesemarak saat launching di Bandung. Putra sulung saya udah SMP dan belum
lagi mengikuti kompetisi sekelas OSN. Dan sampai hari inipun, saya belum pernah
lagi ngerasain nulis novel dalam perjalanan seperti saat berada di Bandung.
Itulah
sebabnya, kota bercuaca adem dan orangnya pun ramah- ramah ini, nggak akan bisa
lepas dari ingatan saya sampai kapan pun. Saya yakin, bukan sebuah kebetulan
belaka, kalau ketiga momen tersebut terjadi di waktu yang bersamaan dan
memiliki benang merah yang sama : prestasi, pengalaman intelektual, dan
juga....arti kerja keras. Iya benar. Kerja keras yang udah dilalui putra saya untuk
sampai ke kompetisi tingkat nasional, juga kerja keras saya sepanjang proses
kreatif menulis novel, yang salah satunya bermuara pada launching perdananya di kota Bandung.
Khusus
untuk momen pertama dan ketiga, akan selalu saya jadikan cambuk untuk tetap semangat
menulis buku meski kondisi industri perbukuan saat ini tengah kurang
menggembirakan. Karena saya yakin, nggak ada hasil yang mengkhianati usaha dan
juga doa. Jika kita selalu bekerja keras dan terus berdoa, insya Allah suatu saat akan
berbuah hasil yang membahagiakan. Dan momen di kota Bandung pada tahun 2013 itu, telah mengajarkan saya akan pentingnya makna sebuah kerja keras.
Tentu saja, jika Allah masih memberi saya usia dan kesempatan, saya pingin
banget datang ke Bandung lagi, karena waktu itu, saya belum puas jalan-jalan. Saya pingin cuci mata dan cuci dompet di factory-factory outletnya yang produknya
keren-keren itu, pingin ngerasain petualangan di Trans Studio, pingin lihat
seperti apa kota Bandung sekarang hasil kerja keras walikotanya Pak Ridwan Kamil beserta segenap jajarannya dan juga warganya, dan tentu aja, pingin nyobain
makanan khas Bandung terutama Martabak Tropica yang paling enak
di Bandung itu. Hehehe.
Nah,
itulah cerita saya tentang unforgettable moment
in Bandung. How about you, friend? Do
you have an unforgettable moment too in Bandung? :D
"Tulisan ini diikutkan dalam niaharyanto1stgiveaway : The Unforgettable Bandung"
Wah putra sulungnya membanggakan :) kerja keraass.. Penulis buku mah jenius deh pasti :D
ReplyDeletehaha belum pernah ngetest iq aku mak....kayanya standar aja deh hehe
DeleteWah wah, bukunya udah banyak ya? ^^ Keren uyyy.
ReplyDeletePemiat buku di Bandung emang beda dengan kota lain ya? :D
kalo jumlah konkrit saya juga gak tau mak. cuma ini pas acara itu emang nggak nyangka banyak yang dateng
Delete