Mengawali tulisan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih
kepada Stiletto Book atas evennya yang kece badai ini. Jujur aja, tahun lalu,
ide untuk menggelar even serupa sempat muncul dalam benak saya, juga pernah
saya share di grup menulis di facebook. Karena saya udah gemees banget
dengan fakta akan betapa rendahnya minat baca buku masyarakat kita. Biar nggak
dikira hoax, ini saya sertakan capture-nya :
Saya juga udah menulis artikel tentang kecintaan
saya terhadap buku, kira-kira dua bulan sebelum Stiletto Book menggelar lomba
ini (baca di sini ya : Beli Buku....Buat Apa Sih).
koleksi buku saya dan anak-anak *abaikan ketidakrapiannya* |
Jadi, boleh dikatakan, tulisan
ini adalah sekuelnya. Dan berhubung saya udah cerita panjang lebar pada tulisan
tersebut tentang buku, sejak kapan saya senang baca buku, buku genre apa yang
saya senangi, berapa buku yang saya beli per bulan dan berapa budgetnya, serta
kenapa saya cinta banget sama buku (tuh, semua yang udah saya ceritain nyambung
banget ‘kan ama tema lomba Stiletto book? Hehe), maka pada tulisan kali ini saya akan
bercerita pula tentang pengalaman saya dalam mendorong minat baca masyarakat,
baik berupa aktivitas offline
maupun online. Kalian pingin tahu juga? :)
Aktivitas offline
Pertama, donasi buku
Sejak buku pertama saya terbit, saya memang sudah
menjadikan donasi buku sebagai sebuah kewajiban. Baik buku saya pribadi, maupun
buku dari koleksi pribadi. Donasi buku biasanya saya berikan ke rumah baca,
perpustakaan daerah, panti asuhan hingga individu yang mengadakan kuiz buku
atau sedang mengumpulkan buku untuk keperluan donasi.
Selain yang saya berikan secara cuma-cuma, ada juga yang
dibeli oleh perpustakaan daerah. Kalo dihitung-hitung, total jumlahnya sudah di
atas 100 eksemplar buku.
Buat saya, aktivitas donasi buku adalah salah satu
kontribusi positif yang bisa saya lakukan – termasuk kita semua - untuk mendorong
minat baca. Meskipun kita tidak turun langsung untuk memotivasi masyarakat agar
gemar membaca, at least, kita sudah
ikut berpartisipasi dalam penyediaan buku-buku bagi masyarakat secara gratis.
Buat kalian yang juga ingin berdonasi buku, caranya
mudah dan murah kok. Tinggal kumpulin aja buku koleksi kalian yang masih layak
baca, lalu donasikan ke rumah baca terdekat atau panti asuhan. Jika sulit menemukan
rumah baca, kalian bisa cari alamat rumah baca di internet dan sosial media
lalu dikirim via pos.
Nggak punya koleksi buku? Atau duit
lagi cekak untuk beli buku buat didonasikan? Jangan khawatir. Kalian bisa
cek obral buku di toko-toko online ataupun di toko-toko buku. Harganya sangat
miring dan kondisinya jelas bagus karena masih bersegel. Kalian bisa beli buku-buku obral ini untuk didonasikan. Masih terasa berat juga? Ayo patungan
dengan teman-teman. Intinya, sepanjang ada niat dan kemauan, insya Allah bisa!
Kedua, menjadi juri lomba resensi buku
Lho, emang ada hubungannya jadi juri lomba resensi dengan
mendorong minat baca? Jelas ada dong. Karena tujuan lomba resensi, salah
satunya adalah untuk mendorong minat baca buku. (tentang ini sudah saya tulis
lengkap di sini : Kilas Lomba Resensi SLTA se-Kabupaten Bintan).
Sebelum meresensi, kita tentunya harus membaca buku
dengan saksama dan memahami isinya. Jadi,
aktivitas meresensi merupakan cara efektif untuk mendorong seseorang membaca
dan memahami isi buku dengan baik serta mengulas isi buku tersebut.
peserta lomba resensi lagi serius baca buku |
Ketiga, menjadi narasumber pada kegiatan Promosi
Minat Baca.
Kamis, 21 Nov 2015, bersama para pegawai
perpustakaan dan arsip daerah, saya berangkat menuju Kecamatan Bintan Pesisir,
Kabupaten Bintan dalam rangka kegiatan promosi minat baca untuk pelajar-pelajar
di sana. Karena kecamatan ini terletak di pulau, maka kami pun berangkat
dengan menaiki kapal perpustakaan keliling. Sesampai di sana, kami masih harus
berjalan kaki di jalan tanjakan di tengah panas terik selama setengah jam untuk
tiba di lokasi. Alhamdulillah, hal itu nggak menyurutkan semangat kami untuk
melaksanakan kegiatan ini.
bagian dalam kapal perpustakaan keliling, keren 'kaan? :D |
biarpun harus jalan kaki, tetep semangaat, apalagi alamnya cantik begini :D |
Sebelum kegiatan dimulai, panitia memberitahu saya
kalau waktu untuk saya bicara di depan audiens tidak lebih dari 15 menit. Jujur
deh, ini bikin saya galau. Gimana caranya mau kasih motivasi maksimal kalau
waktunya terbatas?
Akhirnya, pas giliran saya tiba, saya langsung fokus
pada poin ini : mengapa kita perlu membaca?
Ada dua alasan yang saya utarakan. Pertama, kita
nggak bakal mudah dibodoh-bodohin dan dipengaruhi orang. Tahu sendiri ‘kan, di
era digital ini, segala macam jenis informasi bisa terakses dengan mudah. Mulai
dari yang sifatnya informatif dan edukatif, yang sekadar hoax hingga yang bertujuan untuk menghasut dan memecah belah.
Nah, kalau kita malas menambah ilmu dan wawasan
dengan membaca, sudah pasti, kita bakal gampang percaya dengan apapun jenis
informasi yang diberikan. Kita juga bakal mudah dibodoh-bodohi dan dipengaruhi
oleh mereka yang ingin mengambil keuntungan dari ketidakpahaman kita.
Kedua, dengan rajin membaca, kita punya peluang
untuk menjadi penulis. Nah, pada poin kedua ini, saya menceritakan proses saya
dari seorang kutu buku lalu berkembang hingga menjadi seorang penulis buku.
Saya juga bercerita asyiknya menjadi seorang penulis buku. Saya jadi punya banyak
teman, saya bisa mengekspresikan beragam ide dan imajinasi, juga bisa dapet uang. Saya
juga bercerita tentang penulis-penulis top Indonesia dengan segudang prestasi
mereka. Harapan saya, para pelajar yang rata-rata murid SD dan SMP itu merasa
tertarik untuk menjadi penulis dan tentu saja termotivasi untuk rajin baca buku.
Tetapi, ada satu hal yang bikin saya sedih. Saat
saya melempar pertanyaan, siapa di sini yang hobi membaca? Nggak ada satupun siswa
yang mengangkat tangannya. Iya benar. Tidak ada! hiks.
Jadi, data UNESCO tahun 2012 yang menunjukkan bahwa
indeks tingkat membaca orang Indonesia hanyalah 0,001, atau dari skala 1.000
penduduk, hanya ada 1 orang yang mau membaca buku, bukanlah sekadar isapan
jempol belaka. Ini berarti, upaya mendorong minat baca buku sangat penting untuk dilakukan.
Aktivitas online
Pertama, meresensi buku
Sejauh ini, ada 155 buku yang sudah saya resensi di
blog saya (mau baca resensi-resensi saya, boleh klik sini). Tujuan saya meresensi, selain agar memiliki
dokumentasi tertulis dari buku-buku yang udah saya baca, juga karena saya ingin
memberi informasi kepada lebih banyak orang tentang buku dan menyemangati
mereka untuk membaca buku. Buku-buku yang saya resensi, berasal dari beragam
genre dan jenis. Ada novel romance, non fiksi, novel reliji, buku motivasi, dan
sebagainya. Jadi saya berharap, para pembaca blog saya juga bisa mencari
referensi buku sesuai genre yang mereka sukai dari resensi-resensi tersebut.
Alhamdulillah, nggak sedikit pembaca yang kemudian
memutuskan untuk membeli buku yang saya resensi. Ada juga penulis yang
mempercayakan bukunya untuk saya resensi, serta penerbit yang mengontak penulis
untuk minta naskah setelah membaca resensi saya untuk buku penulis tersebut.
Harapan saya, semoga upaya sederhana ini bisa meningkatkan minat baca
masyarakat, khususnya mereka yang terakses dengan internet dan menggairahkan lagi semangat masyarakat untuk lebih mencintai
buku.
Buat kalian yang hobi baca buku, yuk informasikan buku
yang udah kalian baca dengan meresensinya dan mempublikasikannya di blog atau media cetak. Dengan
meresensi di blog atau media cetak, kalian sudah ikut berpartisipasi dalam menularkan virus minat baca
kepada masyarakat.
Kedua, mengadakan kuiz berhadiah buku
Setiap kali buku saya terbit, saya selalu mengadakan
giveaway atau kuiz berhadiah buku.
Baik buku saya sendiri maupun buku-buku karya penulis lain. Harapan saya,
selain untuk keperluan promosi, hadiah buku tersebut akan memancing minat baca
penerimanya lalu menularkan minat itu kepada orang-orang di sekitarnya.
Nah, demikianlah beberapa upaya yang sudah dan insya
Allah akan terus saya lakukan dalam rangka menyebarkan virus minat baca buku.
Tetapi......tentu saja yang saya lakukan itu masih sangat kecil kontribusinya,
dan mungkin juga masih sangat kecil dampaknya terhadap perkembangan minat baca
masyarakat.
Agar mendapatkan hasil yang nyata, tentu saja
membutuhkan upaya bersama dan sinergitas pihak-pihak terkait, diantaranya pemerintah
dan penerbit. Khusus untuk penerbit, saya acungkan dua jempol untuk StilettoBook, Penerbit Buku Perempuan yang tetap konsisten menerbitkan buku-buku
bermutu khususnya buku untuk perempuan sehingga sangat berkontribusi dalam meningkatkan
kualitas hidup para perempuan Indonesia. Selain itu, Stiletto Book juga rutin
mengadakan even-even yang bertujuan mengampanyekan hobi membaca buku dan berbagi buku.
Sebut saja diantaranya : Kado Buku Stiletto, Stiletto Book Club, Free Talk
bersama penulis, dan lain-lain.
Andai saya dipercaya sebagai duta pembaca pilihan
Stiletto Book, pastinya saya akan sangat berbahagia, dan saya berjanji akan
melestarikan serta meningkatkan semua upaya-upaya yang sudah saya lakukan
selama ini untuk menularkan virus minat baca buku baik lewat aktivitas offline maupun online. *ini kaya’ lagi di-interview untuk pemilihan Putri
Indonesia yak, wakakakak*.
Dan kepada pemerintah, saya punya uneg-uneg dan
harapan terkait upaya memasyarakatkan minat baca buku di kalangan masyarakat.
Harapan saya, opini sederhana ini dapat kiranya mengetuk hati pemerintah
untuk mewujudkannya, sebagai berikut :
Meskipun saya bukan praktisi
perpajakan, saya yakin perbandingannya akan menunjukkan angka cukup jauh,
mengingat rendahnya minat baca masyarakat sehingga akan berdampak pada
rendahnya daya beli masyarakat terhadap buku. Jadi, dengan kontribusi relatif
kecil tersebut, sepertinya tak tertutup kemungkinan untuk membebaskan PPN atas
buku-buku populer sehingga harganya bisa lebih terjangkau oleh masyarakat. Kalaupun
tidak bisa diberlakukan atas semua buku populer yang beredar di toko,
pemerintah bisa menetapkan persyaratan tertentu. Misalnya, pembebasan PPN
berlaku untuk buku populer dengan kode “buku motivasi” atau buku “how to”.
Dalam sebuah wawancara media,
kepala kantor perpustakaan di daerah saya mengatakan : “Membangun minat baca
masyarakat tidak sama dengan membangun fasilitas umum. Saat pemerintah
membangun fasilitas umum seperti jalan, jembatan dan sebagainya, masyarakat
bisa langsung menggunakan dan menikmatinya. Tetapi kalau yang dibangun itu
sarana baca, seperti perpustakaan, penyediaan buku-buku di perpustakaan, hal
itu tidak serta merta akan membuat minat baca masyarakat meningkat. Perlu
adanya upaya nyata dan terus menerus untuk mendorong minat baca masyarakat.”
Hmm. Kalau boleh saya
menganalogikan, membangun minat baca masyarakat kita itu bahkan jauh lebih sulit
dari membangun jalan dan jembatan. Kalau nggak percaya, lihat saja berapa
banyak jalan raya, jembatan dan fasilitas umum lainnya yang dibangun di seluruh
Indonesia setiap tahunnya. Bandingkan dengan angka peningkatan minat baca
masyarakat. Jangan-jangan, sampai tahun ini, angka yang 0,001 itu belum
beranjak jauh. Atau justru kian menurun karena masyarakat kita sekarang lebih
suka melototin layar gadget ketimbang baca buku. Hiks.
Oleh karenanya, program
meningkatkan minat baca masyarakat harus benar-benar digencarkan. Dan dalam hal
ini, peran pemerintah sangatlah penting. Saya kasih satu contoh sederhana. Saat
ini, di tempat saya ada fasilitas mobil perpustakaan keliling. Kalau dulu,
mobil tersebut sekadar datang ke sekolah-sekolah dengan membawa buku-buku. Mau
ada yang baca atau tidak, terserah. Walhasil, kedatangan mobil pustaka keliling
tidak selalu disambut dengan antusias.
Nah, kepala perpustakaan lalu mencoba
terobosan baru. Setiap kali mobil perpustakaan keliling datang ke sekolah,
beliau dan para stafnya mengambil waktu beberapa menit untuk mengajak anak-anak
berkumpul, bercerita pada mereka tentang pentingnya membaca, lalu anak-anak
diberi waktu untuk membaca dengan santai di mana saja. Mau sambil duduk-duduk
di bawah pohon, atau sambil selonjoran di koridor sekolah, silakan. Setelah
itu, akan diadakan games-games untuk
anak-anak itu tentang buku yang udah mereka baca dan yang bisa menjawab diberi
hadiah. Alhamdulillah, upaya ini perlahan-lahan mulai menunjukkan hasilnya.
Kedatangan mobil perpustakaan keliling beserta buku-bukunya selalu
ditunggu-tunggu oleh para pelajar, bahkan tak sedikit kepala sekolah yang minta
agar sekolahnya mendapat jatah dikunjungi mobil perpustakaan keliling.
Tuh, sesuatu yang sederhana,
ternyata berdampak positif, bukan? Saya yakin, aparatur pemerintah
pusat dan pemerintah-pemerintah daerah lainnya pasti punya ide-ide yang lebih
cemerlang untuk menggerakkan minat baca masyarakat. Jadi, bapak-bapak dan ibu-ibu, yuk kita realisasikan ide-ide cemerlang itu untuk mendorong minat baca buku masyarakat kita :)
Tahun lalu, saya mendapat
dua berita yang sangat kontradiktif. Di Malaysia, pemerintah memberikan
tunjangan tetap setiap bulan kepada seniman negerinya termasuk sastrawan.
Sementara itu di negeri kita, almarhum sastrawan besar Korrie Layun Rampan
curhat tentang nasib buku-bukunya yang tak lagi dibayar royaltinya sehingga
hidupnya pun mengalami kekurangan. Padahal semasa hidupnya, beliau telah
menulis lebih dari 300 buku.
curhat alm. Korrie Layun Rampan di media cetak |
Hmm. Miris banget ya? Padahal, penulis
adalah ujung tombak perbukuan. Meski penerbit jumlahnya ratusan, tetapi kalau
para penulis ogah menulis buku, apa yang mau diterbitkan?
Itu sebabnya, pada tulisan ini juga saya
menghimbau pemerintah untuk lebih apresiatif terhadap penulis negeri ini agar
mereka pun termotivasi dan tersemangati untuk menulis buku-buku yang
berkualitas dan mencerahkan.
Kalaupun tidak dalam bentuk
pemberian tunjangan tetap seperti yang dilakukan negara tetangga, perhatian itu
bisa diwujudkan dengan menggandeng lebih banyak penulis dalam proyek penulisan
buku-buku untuk disalurkan ke sekolah-sekolah dan para penulis yang terlibat diberikan honor yang memadai. Atau bisa juga diwujudkan dengan mengurangi
pengenaan PPH (Pajak Penghasilan) atas royalti penulis yang sebelumnya berada
di kisaran persentase 15 % (bagi pemilik NPWP) dan 30% (bagi yang tidak punya
NPWP) menjadi kisaran 5% saja.
*Wah, sist ini seenaknya aja nih
nyaranin buat ngurangin persentase pajak.*
Saya kasih tahu ya, menurut undang-undang
perpajakan, individu yang dikenai PPH 15% itu adalah yang penghasilan per
tahunnya Rp.50 juta – Rp.250 juta. Sedangkan yang sampai dengan Rp.50 juta itu PPH-nya
5%. Nah, boleh dilakukan survei deh ke para penulis, siapa yang penghasilannya
murni dari menulis bisa lebih dari Rp.50 juta setahun?
Sebagai perbandingan, PPH 15% untuk
PNS (Pegawai Negeri Sipil), hanya dikenakan atas PNS Golongan IV, dengan asumsi
bahwa PNS pada golongan ini penghasilannya lebih dari Rp.50 juta setahun. Sedangkan
untuk PNS Golongan III, PPH-nya hanya 5%. Jadi ....sepertinya masih bisa
dipertimbangkan bukan, usulan pengurangan PPH untuk royalti penulis menjadi 5% saja?
Tentunya, sexy dalam analogi yang positif. Sexy yang bermakna smart atau
cerdas. Dan orang yang smart, adalah
mereka yang hobi baca buku. Jadi, kalau kalian pingin "sexy" dalam makna yang positif a.k.a smart alias cerdas, kalian harus gemar baca buku. Percaya deh, baca buku itu hobi yang sangat mengasyikkan.
Nggak hanya bikin ilmu dan wawasan kita bertambah, tetapi juga bisa membawa
kita menjelajahi dunia dengan membaca. Dan pada level yang lebih tinggi, saat
kalian sudah menjadi seorang bookaholic,
percaya deh, kalian juga akan terdorong untuk menulis buku. Tentang asyiknya
menulis buku, kita obrolin di kesempatan berbeda ya.
Juga
buat kalian yang wanita, coba deh kalian baca buku-buku terbitan Stiletto Book
yang fokus sebagai Penerbit Buku Perempuan, kalian akan mendapatkan banyak
informasi dan pengetahuan berharga untuk meningkatkan kualitas diri dan
kehidupan. Juga tentu aja, kalian bakal jadi wanita "sexy" alias wanita yang smart a.k.a cerdas dengan rajin baca buku. Harga buku-buku terbitan Stiletto Book ini juga bersahabat di kantong lho, karena rata-rata ada di
kisaran Rp.20ribuan hingga Rp.40ribuan.
beberapa judul terbitan Stiletto Book |
Buat kalian yang belum terbiasa baca buku, ini
saya kasih tips supaya kalian selalu terakses dengan buku di manapun dan
kapan pun, serta selalu termotivasi untuk baca buku :
1. Jadikan
buku sebagai pengisi wajib tas kalian kemanapun kalian pergi. Jadi saat kalian
ketemu waktu senggang, misalnya saat menunggu bis, menunggu antrian, menunggu
pesanan makanan datang, kalian bisa mengisinya dengan baca buku. Silakan mampir di tulisan saya ini untuk Tips Membaca Cepat ala saya.
2. Selipkan
buku di bawah bantal. Jadi sebelum tidur, kalian bisa meluangkan waktu beberapa
menit untuk baca buku.
3. Bergabung
dengan komunitas pembaca buku yang saling menyemangati anggotanya untuk membaca
buku dan sekaligus meresensinya.
4. Ikuti
challenge-challenge membaca dan
meresensi buku. Kalian bisa mengikuti challenge di Goodreads dan di blog para book blogger.
5. Ini
yang paling penting : tanamkan niat dan keinginan kalian untuk mencintai buku
dan menjadikan aktivitas baca buku sebagai rutinitas sehari-hari. Tanpa niat
dan keinginan, tips-tips di atas tentu saja nggak banyak berarti. Betul ‘kan?
Sebagai
penutup, saya ucapkan selamat ulang tahun yang ke-5 untuk Stiletto Book, semoga
tetap konsisten sebagai Penerbit Buku Perempuan yang menerbitkan buku-buku
berkualitas dan tetap bersemangat untuk menebar virus minat baca buku.
Bravo!
Nama lengkap : Riawani Elyta
Akun FB : Riawani Elyta
Akun twitter : @RiawaniElyta
Akun IG : riawani_elyta
email : riawanielyta@gmail.com
Kata seksi, meski diberi tanda petik sekalipun, tetap memberikan persepsi yang kurang pas #IMHO
ReplyDeleteInspiring Mba :D ngga nyangka mba sebegitu giat menumbuhkan minat baca :) keep up the good work :D semoga menang lombanya :)
ReplyDeleteAmiiin...makasih ya udah berkunjung :)
Deleteaaah aku balik kanan ah menyelesaikan naskahku untuk lomba ini :)
ReplyDeletebalik kanan graak, hehehe
DeleteWew... banyak prestasinya... semoga menang ya
ReplyDeleteAmiiin.....makasih mbak udah berkunjung :)
DeleteAku ikut challenge gak kelar2
ReplyDeleteIya kadang keteteran juga ya ngikutin challenge
DeleteYups..semangat terus mba
ReplyDeletepenulis dan membaca lalu pembaca memang saudara sekandung
btw..ngapa aku jadi fokus ke komen Yeni ya 'seksi'
wkwkw, hati2 ntar yang nulis jadi gak bisa bobo cantik
Bobo nyenyak mbak aq semalam. Hehe. Gpp Persepsi orang boleh aja beda2.
Deletekeren banget , salut
ReplyDeleteSaya sudah mengoleksi buku sejak SMP. Bener looo, suka membaca bikin wawasan jauh lebih luas dibanding teman-teman lain yang kurang suka membaca. Kadang saya malah terkesan heboh sendiri dengan suatu informasi, tapi ternyata lawan bicara nggak nyambung karena nggak pernah membaca :D
ReplyDeleteHehe rada sebel juga jadinya ya kalo lawan bicara gak nyambung
DeleteKereen, Mbak Lyta. Aksinya nyata. Semoga berkah dan menang lombanya :-)
ReplyDeleteAmiiin ...makasih yanti :)
DeleteIya susah ngajarin rajin baca sama anak-anak jaman sekarang.
ReplyDeleteAnak sekarang balita aja udh maen gadget
Deletekeren ya Bintan. Salut juga buat kak Lyta. aksi nyata untuk putera puteri penerus bangsa. bravo! bravita!
ReplyDeleteThank you wenceu :)
Deletebetul sexy bukan badan doang
ReplyDeleterajin baca buku memang sexy
ReplyDeleteWah ini keren. Aku mulai menyurut di dumay, Mbak. Pingin kayak Mbak Riawany nulis buku. Banyak godaan berupa eventr dan kadang kudu rela mundur sebelum perhelatan kelar. Terlalu bersemangat dan merasa bisa, ternyata belum pas buat saya. Kudu fokus. Terima kasih sudah menginspirasi
ReplyDeleteSama2...ditunggu buku solonya ya :)
DeleteTulisan Mbak Ria selalu menginspirasi.
ReplyDeleteIya, miris banget melihat anak-anak sekarang. Ketika ditawari baca, katanya tidak seru, enak main gadget. :(
Iya. Bagi anak2 maen gadget lebih asyik. Pe er besar buat kita nih...
DeleteLuar biasa mbak Ria. Buku tak pernah bisa digantikan dengan apapun ya mbak, walaupun internet telah mudah diakses :)
ReplyDeleteIya benar
DeleteAda kebahagiaan tersendiri dgn baca buku yg tdk tergantikan oleh internet
Kereen, Indonesia butuh lebih banyak orang kayak Mbak Ria niy...semangat terus y..
ReplyDeleteTrima kasiiih ...:)
DeleteKereen, Indonesia butuh lebih banyak orang kayak Mbak Ria niy...semangat terus y..
ReplyDeleteluar biasa...
ReplyDeleteselamat mbak Ria atas juara duta membaca :)
Trima kasih ya :)
DeleteSelamat Mbak Riawani Elyta sudah terpilih sebagai juara pertama dan menjadi duta membaca pilihan Stiletto Book. Semoga terus semangat menyebarkan virus membaca ya....
ReplyDeleteSalam semangat selalu dari Stiletto Book.
Terima kasih :) trima kasih juga ya udah mempercayakan saya jadi duta membaca :)
DeleteNo wonder tulisan mba jd pemenang. Detil dan lengkap banget. Keren mba!! Pengen deh bisa nulis sebaik ini :)
ReplyDelete