Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Menyalakan Energi Literasi Dari Rumah

Tanggal 23 April tempo hari, bertepatan dengan World Book & Copyright Day. Sejalan dengan momen tersebut, Forum Taman Baca Masyarakat menggagas satu gerakan yaitu energi literasi dari rumah. Definisinya kira-kira begini : bagaimana kita menyalakan energi literasi meski hanya berdiam di rumah. Dan gerakan ini memang disinkronkan dengan situasi saat ini yang mengharuskan kita berada di rumah saja.


Lalu, seperti apa ya kira-kira realisasi energi literasi dari rumah? Pada praktiknya sih bebas-bebas saja. Asalkan tetap berasaskan dan mendukung literasi itu sendiri. Menurut World Economic Forum pada tahun 2015, ada 6 (enam) literasi dasar yang harus kita kuasai, yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya dan kewargaan. Dan penguasaan keenam literasi ini, disinyalir merupakan indikator yang akan menentukan kualitas suatu bangsa. 


Literasi pada masa kini tidak hanya terbatas pada kemampuan beraksara (baca tulis), tetapi juga mengacu pada pemahaman seseorang terhadap bacaannya, bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan, dan bagaimana literasi tersebut dapat meningkatkan kualitas diri maupun partisipasinya dalam masyarakat.

Berikut ini saya mencoba menguraikan hal-hal apa aja yang bisa kita lakukan dari rumah, yang selaras dengan tujuan dan pengelompokan literasi tersebut, juga agar energi literasi ini dapat menyalakan kreativitas kita untuk melakukan hal-hal lain yang positif.

1. Literasi baca tulis
Ini merupakan literasi paling dasar. Dan meskipun namanya demikian, dalam praktiknya nggak hanya seputar kemampuan membaca dan menulis. Tetapi kita diharapkan untuk terbiasa membaca, dapat mengoptimalkan apa yang kita peroleh dari membaca, serta menjadikan membaca sebagai budaya. 


Dan aktivitas membaca ini juga seyogyanya dilanjutkan dengan menulis, agar hasil olahan pikir dan batin dari apa yang kita baca dapat dituangkan dalam sebuah karya. Agar ilmu-ilmu dapat diikat, agar ide-ide dapat disampaikan secara terstruktur melalui tulisan.

Maka, saat #diamdirumah sekarang, kita bisa menghidupkan energi literasi baca tulis ini dengan lebih banyak membaca, mulai dari membaca Al-Quran, buku cetak, buku digital, artikel-artikel di internet, dan sebagainya. 


Bagi yang sudah terbiasa menulis seperti blogger, aktivitas menulis jelas udah menjadi bagian sehari-hari ya. Nah, bagi yang belum terbiasa, saat sekarang ini bisa kalian coba nih untuk mengasah kemampuan menulis. Bisa dimulai dengan menulis catatan harian, menulis status yang bermanfaat di sosial media, meresensi buku yang sudah dibaca, dan sebagainya.


2. Literasi numerasi
Secara sederhana, literasi numerasi ini berkaitan dengan kecakapan menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan ini juga merujuk pada apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, misalnya grafik, bagan, dan tabel.


Pada masa sekarang, literasi numerasi ini bisa kita ujudkan dengan kalkulasi yang lebih cermat terhadap angka-angka pengeluaran dan pemasukan sehari-hari, angka penggunaan sumber daya tertentu, juga kecermatan kita dalam mengamati grafik atau tabel, termasuk tabel yang merepresentasikan perkembangan virus Covid-19, sehingga kita tetap update tanpa harus merasa panik atau resah.

3. Literasi sains
Sesuai namanya, literasi ini berhubungan dengan penguasaan kita terhadap sains atau pengetahuan, juga kesadaran kita dalam pengaplikasiannya. Nah, pada masa sekarang ini, dengan lebih banyak berada di rumah, kita bisa mengoptimalkan pengetahuan kita untuk meminimalisir sampah, menghemat penggunaan listrik, melakukan daur ulang, dan hal-hal lain yang bisa kita efisienkan untuk menjaga lingkungan.



4. Literasi finansial
Kalau yang ini, udah jelaslah ya, yaitu literasi yang berhubungan dengan finansial. Untuk masa ini, kecerdasan finansial ini sepertinya paling diperlukan untuk menyiasati pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Dan literasi finansial juga sangat didukung oleh literasi lainnya. Literasi finansial membutuhkan literasi baca tulis sebagai pondasi dasar untuk menyerap ilmu pengetahuan, literasi numerasi dalam hal kalkulasi angka, dan literasi sains dalam mengupayakan pola hidup yang efektif serta ramah lingkungan.


Literasi finansial dapat kita optimalkan pada masa ini antara lain dengan  disiplin mencatat pemasukan dan pengeluaran setiap hari, dan kreatif mencari alternatif pemenuhan kebutuhan. Misalnya jika selama ini kita terbiasa makan dengan lauk ikan atau ayam, pada masa ini bisa disiasati dengan protein nabati seperti tahu dan tempe yang harganya lebih murah tetapi kandungan gizinya tidak jauh berbeda. Selain itu, kita juga bisa mencari ide-ide untuk menambah pemasukan yang sesuai dengan kondisi sekarang. Misalnya dengan membuat masker untuk dijual, melayani pemesanan belanja online, membuat kudapan untuk berbuka puasa, mengajar bimbel online, dan sebagainya.

5. Literasi digital

Enggak hanya generasi Z yang harus melek digital. Kita-kita yang berasal dari generasi sebelumnya ini juga kudu melek digital. Dan pada masa digitalisasi menjadi sarana utama pekerjaan dan pendidikan dewasa ini, mau tidak mau kita harus selalu update. Lebih dari sekadar paham, tetapi juga mengerti bagaimana mengoptimalkan teknologi digital untuk meningkatkan kualitas diri, tetap terhubung dengan dunia luar, dan meraih peluang-peluang baru yang sebelumnya mungkin tidak pernah terpikirkan.


Sebagai contoh, saya yang selama ini menulis buku dalam versi cetak, pada masa sekarang jadi lebih banyak mengamati dan mempelajari platform digital yang bisa jadi sarana unuk mempublikasi naskah saya. Mengingat banyak penerbit menunda sementara jadwal produksi dan cetak buku, bahkan beberapa penerbit harus melakukan perampingan demi efisiensi untuk bertahan di masa pandemi.

6. Literasi budaya dan kewargaan

Terakhir, adalah literasi yang berhubungan dengan interaksi sosial kita, yang saat ini mengalami perubahan dengan lebih banyak terhubung secara virtual. Dalam hal ini, tentunya kita tetap harus peka terhadap karakter orang-orang, memahami bagaimana berkomunikasi virtual dengan baik, termasuk peka terhadap lingkungan sekeliling kita yang terdampak secara ekonomi akibat pandemi. Jadi, kita pun dapat mengembangkan empati untuk saling menolong mereka yang membutuhkan, karena esensi dari literasi yang satu ini, adalah bagaimana kita mampu bersikap terhadap lingkungan sosial kita dalam kondisi apapun juga.


Jadi, sebagai kesimpulan, inilah beberapa upaya yang dapat kita lakukan untuk menyalakan energi literasi dari rumah, sesuai dengan keenam jenis literasi yang harus kita kuasai :

  • Meningkatkan kebiasaan membaca
  • Mengasah kemampuan menulis
  • Lebih cermat dalam mengkalkulasi biaya hidup dan penggunaan sumber daya
  • Kreatif dan disiplin dalam mengelola finansial
  • Bertindak efisien dalam menjaga lingkungan
  • Mengoptimalkan teknologi digital untuk meng-upgrade kualitas diri dan menambah wawasan
  • Meningkatkan empati dan menyesuaikan sikap terhadap perubahan sosial yang terjadi di masa ini

Diantara upaya-upaya ini, mana nih yang kira-kira sudah kalian lakukan?

No comments