Parotia mungil itu mengembangkan sayapnya, lalu berjingkat-jingkat seperti ballerina, dengan lincah bergerak kesana kemari untuk menarik perhatian lawan jenisnya. Sempat pula dia menggoyang-goyangkan kepalanya dengan sayap yang masih mengembang dan kaki bergeming di tanah. Sekilas, tampak seakan-akan dia tengah memainkan holahop.
Parotia (sumber : National Geographic Indonesia) |
Lain parotia, lain pula cenderawasih. Burung cantik yang satu ini, menari dengan melompat-lompat di atas dahan. Bulunya yang mengembang berwarna kuning bercampur putih, membuatnya tampak seperti penari yang mengenakan topi berwarna warni.
Cenderawasih Rotan |
Dan pemandangan se”mahal” ini, hanya bisa kita jumpai di pulau nan indah, Papua. Tak heran, jika tarian-tarian burung tersebut, kerap dijuluki dancing bird of paradise. Karena keindahan Papua sendiri, bak sepotong syurga yang jatuh ke bumi.
Baca juga : Papua, Sekeping Syurga di Timur Indonesia
Sungguh, saya menyimpan keinginan begitu besar untuk bisa menjejakkan kaki ke bumi Papua. Ingin melihat langsung keindahan yang selama ini hanya saya saksikan di layar kaca, majalah dan internet.
Untunglah, keinginan itu cukup terobati tempo hari, kala mengikuti live streaming (7/7/2020) tentang kekayaan dan kebudayaan Papua yang digelar oleh Econusa bekerjasama dengan Blogger Perempuan Network. Dan saya merasa beruntung, terpilih sebagai salah satu blogger yang diundang untuk mengikuti gathering ini.
Bincang Papua, Menyelisik Keberagaman, Keindahan dan Upaya Pelestarian
Live streaming Online Gathering yang bertema Wonderful Papua itu, menghadirkan tiga orang narasumber yaitu : Bustar Maitar (CEO Econusa), Kristian Sauyai (Ketua Asosiasi Homestay Rasa Ampat) dan Alfa Ahoren (perwakilan anak muda Papua), dengan dipandu oleh moderator Jeni Karay.
moderator Jeni Karay |
Dalam even online yang digelar selama kurang lebih 90 menit itu, ketiga narasumber saling mengungkapkan tentang keindahan bumi Papua dan langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga keindahannya.
Sebelum memulai diskusi, moderator Jeni Karay terlebih dahulu menggelar kuis untuk menguji pengetahuan kami tentang Papua. Dan, disitulah saya merasa kalau apa yang saya ketahui tentang Papua masih sangat minim. Ditambah pula sudah puluhan tahun nggak berinteraksi dengan pelajaran geografi. Walhasil, dari semua pertanyaan, ada beberapa jawaban yang salah, dan sisanya ada yang asal nebak, hahaha. Tapi untuk scoring lumayanlah, bisa duduk di posisi ke-4.
Setelah itu, kami disuguhkan dengan video pendek tentang hutan Malagufuk, sebuah hutan ekowisata di Papua yang masih alami dan memiliki banyak jenis burung yang menarik bagi wisatawan.
(sumber : econusa.id) |
Kemudian, acara bincang-bincang pun digelar, yang diawali Jeni Karay dengan menghadirkan Bapak Bustar Maitar, CEO Econusa. Kepada Bapak Bustar, Jeni melemparkan pertanyaan : mengapa Papua dikatakan menarik sebagai destinasi wisata hijau?
Dijelaskan dengan gamblang oleh Bapak Bustar, bahwa Papua adalah pulau terbesar di negeri ini yang memiliki ciri-ciri berbeda dengan pulau lainnya. Papua sebagai destinasi wisata hijau, adalah dalam konteks ekowisata yang dikelola dengan penuh tanggung jawab, baik oleh masyarakat adat maupun pengunjung.
Jadi, setiap pengunjung yang datang, tidak hanya sekadar berwisata dan menikmati keindahan alam Papua, tetapi juga berkewajiban menjaga kelestariannya.
Saat ini, hutan di Kalimantan dan Sumatera mulai habis. Itulah sebabnya kita harus menjaga hutan Papua. Apalagi, ekowisata alam Papua juga memiliki keunikan yang tidak akan ditemui di hutan lain. Diantaranya, terdapat banyak flora dan fauna endemik di Papua, namun tidak ada hewan besar didalamnya seperti halnya harimau atau gajah di Sumatera. Hewan terbesar di hutan Papua adalah burung kasuari.
Kultur Papua juga tidak kalah beragam. Contohnya saja, di Papua ternyata terdapat lebih dari 250 bahasa!
Namun, ditegaskan oleh Bustar, bahwa destinasi wisata Papua akan bisa terus dinikmati sepanjang para wisatawan juga ikut menjaga alam dan memberi keuntungan kepada masyarakat.
Selanjutnya, Jeni Karay memberi pertanyaan tentang destinasi wisata yang paling direkomendasikan di Papua. Dan Bustar dengan mantap menjawab : semua!
Bapak Bustar memberi contoh Danau Sentani dan Raja Ampat sebagai destinasi wisata yang harum namanya menembus batas negara. Termasuk juga “bird of ballerina” yang ada di pegunungan Artefak sebagaimana saya ceritakan di awal tulisan, adalah kekayaan alam yang hanya ada di Papua. Sehingga, Bapak Bustar menyarankan untuk datang ke Papua sebagai sebuah "lifetime experience". Pengalaman sekali seumur hidup yang tak akan terlupakan.
Danau Sentani (sumber : merdeka.com) |
Ketika Jeni memberikan pertanyaan penutup : bagaimana untuk melestarikan alam Papua? Bapak Bustar mengatakan, diantara upaya yang bisa dilakukan adalah dengan mempromosikan adat budaya masyarakat Papua, menulis hal-hal yang baik tentang Papua, yang dalam hal ini tentunya melibatkan peran serta aktif para penulis khususnya para blogger. Bagi masyarakat Papua sendiri, tanah hutan adalah ibu. Oleh karenanya, harus dijaga dengan sepenuhnya sebagaimana menjaga seorang ibu.
Pertanyaan berikutnya dilontarkan Jeni kepada narsum kedua, Bapak Kristian Sauyai. Kepada beliau yang juga adalah Ketua Asosiasi Homestay Raja Ampat, Jeni menanyakan tentang daya tarik Raja Ampat jika dikaitkan dengan ekowisata.
Menurut Kristian, ada banyak kelebihan yang dimiliki oleh Raja Ampat dan destinasi wisata alam Papua pada umumnya, diantaranya hutan yang masih bagus dan hijau, laut masih bersih, karang yang indah, keindahan gugus pulau, dan terdapat species tertentu yang hanya ada di Raja Ampat.
Pengembangan homestay di Raja Ampat, menurut Kristian juga dirancang ramah terhadap lingkungan sehingga tidak merusak alam.
Namun, diakui Bapak Kristian, mengelola homestay juga memiliki banyak tantangan. Diantaranya, kemampuan bahasa Inggris masyarakat yang masih kurang, sehingga wisatawan gampang bosan karena minim interaksi.
Semakin banyaknya resort juga menjadi pesaing homestay, apalagi homestay tidak didukung fasilitas sebagaimana halnya resort seperti sarana snorkeling dan diving.
Menjawab pertanyaan Jeni berikutnya tentang saran ketika berkunjung ke Raja Ampat agar lingkungan tetap terjaga, dikatakan Bapak Kristian, bahwa setiap pengunjung harus menjaga kebersihan lingkungan, dan di masa pandemi ini, hendaknya mematuhi protokoler covid-19.
Saat tiba giliran narasumber ketiga, Alfa Ahoren, gadis manis perwakilan anak muda Papua, Jeni meminta Alfa menerangkan apa yang harus dilakukan agar Papua tetap terjaga, dari kacamata anak muda.
Menurut Alfa, yang harus dilakukan adalah menjaga ekosistem keanekaragaman hayati di Papua agar tetap lestari dan bisa dinikmati pula oleh anak cucu. Hutan Papua sangat kaya dengan sumber alam. Dan selama ini, orang Papua hidup berdampingan dengan alam, bergantung dengan alam, jadi, sudah seyogyanya alam harus tetap dijaga, tidak boleh dirusak, begitupun para satwa yang ada, jangan sampai merasa terusik.
Dan semua bentuk penjagaan itu harus dimulai dari rasa cinta terhadap alam, dan dari diri sendiri.
Saat ditanyakan kepada Alfa, destinasi wisata apa yang direkomendasikan di Papua Barat, hampir serupa dengan jawaban Bapak Bustar, Alfa mengatakan, hampir semua wilayah di Papua Barat sangat potensial sebagai tempat wisata yang layak dikunjungi.
Pegunungan Arfak (sumber : bisniswisata.co.id) |
Contohnya saja di Pegunungan Arfak, banyak satwa endemik yang bisa dilihat langsung, termasuk burung pintar yang bisa membangun rumah dan menarik lawan jenis dengan bergerak-gerak seperti menari. Juga ada air terjun Fak Fak, destinasi lain di Papua Barat yang tak kalah menarik.
Alfa pun dengan ceria menyebut bahwa Papua itu seksi. Turut ditampilkan pula video Alfa saat berwisata ke Pegunungan Arfak yang bagaikan negeri di atas awan.
Pada sessi tanya jawab, karena keterbatasan waktu, hanya tiga pertanyaan yang bisa diberikan. Pertanyaan pertama datang dari Ovianty, menanyakan adakah virtual travelling ke Papua di masa pandemi ini, mengingat sangat sulit untuk bisa melakukan perjalanan langsung ke Papua pada masa pandemi.
Dan barangkali, karena sesekali streaming agak terputus, Bapak Kristian menjawab bahwa para calon wisatawan dapat melakukan join travelling agar biaya lebih murah.
Pertanyaan selanjutnya dikemukakan oleh Daeng Ipul terkait upaya pencegahan penambangan liar di hutan Papua.
Atas pertanyaan ini, Bapak Bustar mengatakan bahwa regulasi penambangan menjadi tanggung jawab pemerintah selaku pemegang kebijakan. Penambangan adalah contoh perilaku yang menginginkan tujuan cepat tercapai namun sifatnya merusak. Padahal, lebih baik melakukan sesuatu yang lambat dalam proses tetapi tidak merusak alam.
Masih menurut Bustar, tidak ada obat mujarab untuk menghentikan penambangan liar dan kerusakan lingkungan. Oleh karenanya, Bustar terus menghimbau orang-orang untuk menulis yang baik tentang Papua sebagai upaya jangka panjang terhadap pelestarian lingkungan.
Pertanyaan terakhir adalah tentang wisata budaya di Papua oleh Dyah Kusumawardhani, yang dijawab oleh Alfa, bahwa festival budaya tersebut ada di Papua, yang biasanya digelar di Manokwari. Setiap tahunnya pemerintah juga rutin mengadakan festival budaya baik pemerintah provinsi maupun pemerintah masing-masing kabupaten.
Perspektif saya tentang Papua
Waktu 90 menit pun berakhir tanpa terasa. Dan buat saya, durasi ini sangatlah singkat untuk “menjelajahi” alam Papua termasuk menggali upaya-upaya pelestariannya lebih dalam. Namun, dalam live streaming yang singkat tersebut, juga dari informasi-informasi yang saya dapatkan tentang Papua dari internet dan media, berikut adalah beberapa kesimpulan yang coba saya kemukakan dari perspektif saya sebagai seorang blogger yang belum pernah menjejakkan kaki ke Papua :
Kopi Waimena, Produk Organik dari Alam Papua
Dan Alhamdulillah, meskipun belum kesampaian untuk mengunjungi Papua, saya berkesempatan mencicipi salah satu produk terbaik dari alam Papua, yaitu kopi robusta Waimena. Kopi organik yang diproses tanpa menggunakan bahan kimia. Kopi ini dikirim kira-kira seminggu sebelum online gathering bersama note book dan tas ramah lingkungan sebagai hampers untuk kami, para blogger yang mengikuti gathering. *Terima kasih ya untuk hampers-nya yang cantik.*
Untuk kopinya sendiri, rasanya, hmm, nikmat banget. Hanya karena saya punya maag kronis, maka saya tidak mencicipinya terlalu banyak.
Saya membuat kopi Waimena dengan perbandingan 1 : 2 untuk kopi dan gula pasir. Kopinya jangan lupa disaring dulu ya, kecuali jika kalian penggemar kopi tubruk tanpa saring.
Kopi Waimena ini nggak hanya bisa diminum sebagai kopi murni lho. Tetapi juga bisa diolah dalam pelbagai menu kudapan. Berikut ini resep dengan kopi Waimena yang bisa kalian coba :
Bagi teman-teman yang ingin menonton live streaming Wonderful Papua, silakan klik saja tautan berikut ini ya. Dan mari bersama-sama kita menjaga kelestarian Papua dengan kontribusi terbaik yang bisa kita berikan.
naksir kopinya mbak hahaa soalnya aku coffee addict :) btw semoga suatu hari nanti bisa menginjakan kaki di papua ya mbak untuk melihat langsung keindahannya
ReplyDeletekalau deket kukasih nih mbak kopinya..tapi dikit aja ya..hihi
DeleteUdah speechlesh kalo melihat keindahan PApua ini, destinasi yang wajib dan masih dalam wishlist ako. Dan makin penasaran dengan 250 bahasa cuma di Papua barat aja, luar biasa yaa keberagamanan. Wonderful Papua, mari ngopi papua wamena, keknya nimat dibikin kopi rempaah.
ReplyDeleteaku belum nyoba nih mbak. diminum pas hujan2 enak kayanya
DeleteKaya banget Papua itu ... ketika seorang kawan bertanya apa pendapat saya tentang Papua, saya katakan "eksotisme Indonesia ada di sana" ...
ReplyDeletesepakat mbak. Papua memang eksotis
DeleteKopi Wamena bunda pernah coba oleh2 ansk yg dikirim tugas ke Papua. Mengunjungi Papua yg sejak di bangku sekolah dulu yg fijrnsl hznys Birds of Paradise.
ReplyDeletewah pernah nyicip ya bund
DeleteMelihat keindahan ini meski hanya lewat foto2 sungguh membuat hatiku tercekat. Semoga tetap lestari..dan semoga aku berkesempatan melihat langsung keindahannya. Aamiin
ReplyDeleteAamiin ya Rabb
DeletePapua ini keren khanmaen!
ReplyDeleteJadi destinasi impian sejuta umat
Semoga PAPUA dan masyarakatnya makin sejahtera ya
Aamiin...Papua memang destinasi wisata yang keren
DeletePapua soal keindahan alam gak usah ditanya... Bikin takjub, anakku paling besar bahkan punya keinginan salah satu tempat yg dia harus kunjungi adalah Papua. Btw aku baru tahu kalau Papua ternyata terdapat lebih dari 250 bahasa ya..
ReplyDeleteMasyaAllah.. semua itu ada di Indonesia. Mungkin karena letaknya yang jauh dari peradaban banyak orang, makanya masih asri.. Semoga papua tetap terjaga dan saya juga bisa menikmati indahnya papua suatu saat nanti, Aamiin..
ReplyDeletemasya alloh indahnya bumi papua, smoga tetap terjaga kelestariannya, dan moga akses ke papua tambah mudah, aku pengen banget bisa menikmati papua
ReplyDeleteDuh akhirnya setelah jalan virtual menelusuri kata demi kata dari artikel ini disuguhkan kopi Papua juga...
ReplyDeleteKopi hitam Papua memang terkenal ya. Yg asli tidak bikin sakit di lambung
Keberagaman ekosistim yang dimiliki Papua memang sungguh menakjubkan. Belum lagi keunikan budaya. Sebuah paket komplet untuk tujuan wisata.
ReplyDeleteSemoga keindahan kecil surga yang sekarang dimiliki Papua tetap terjaga kelestariannya.
Raja Ampat tuh salah satu bucket list yang aku impiin banget Mba. Semoga kesampaian sampai sana suatu hari nanti. menikmati keindahan surga kecil bernama Papua
ReplyDeleteSalah satu destinasi impian saya adalah mengunjungi Papua. Selalu terpesona dengan keindahan alamnya. Semoga saja tetap terjaga
ReplyDeleteDuh... jadi pingin balik lagi ke tanah papua nih.
ReplyDeleteKangen banget sama kekayaan alam di sana....
Banyak ternyata ya destinasi Papua yang indah-indah, Raja Ampat yang paling terkenal ya. Suatu saat pengin bisa kesana bersama keluarga. Semoga Papua tetap terjaga keindahannya.
ReplyDeletePapua memgn luar biasa indahnya yaa mba..aku pun ngga bosen menikmati dan pengen ke sana lagiii
ReplyDeleteSayangnya saya ga ikutan juga webinarnya
ReplyDeletePadahal ngefans sama keindahan alama Papua
Meskipun ada Om di sana, keinginan mengunjungi butuh persiapan dana yang banyak
Papua memang indah banget, destinasi impian saya..semoga next bisa ke sana..
ReplyDeleteWuih seru banget deh online meetingnya. Ngobrolin tentang Papua ya. Surga di tanah nusantara. Jadi inget cerita suami yang pernah di sana 2 tahun. katanya hutan dan alam di sana itu memang indah banget. Aku jadi kepengen deh menjejakkan kaki di Papua ini.
ReplyDeletePapua itu masih di Indonesia, satu negara dengan Jakarta, tapi perasaanku kok seperti jauuuh gitu ya. Ku ingin someday berlibur ke sana. Budayanya menarik dan ingin bertemu langsung cenderawasih juga parotia.
ReplyDeleteAku langsung fokus ke resep puding kopi, enak juga nih kayanya kalau masak ini. Papua itu memang indah banget ya di Timur Indonesia yang belum pernah aku kunjungi
ReplyDeleteJadi teringat, Bapak dulu pernah ditugaskan di Papua. Dan Ibu sesekali menemani Bapak di sana. Ibu cerita kalau kantor Bapak langsung menghadap ke laut. Ini kantor terbaik selama bekerja di perusahaan BUMN tersebut.
ReplyDeletePapua memang luar biasa indah.
Idem pengen ke papua juga.
ReplyDeleteSepertinya era pemerintahan yang sekarang area sana diperhatikan sekali juga ya? Tapi tetepperlu ada pihak2 ketiga yang mengawasi agar pembangunan di Papua sejalan dengan kearifan lokal dan adat budaya setempat ya mbak :D
Pernah nyicip bbrp masakan Papua di salah satu resto Papua di Jkt, ada yg masih asing di lidah sih hehe
Menarik ulasan tentang Papuanya. Mendengar dan membaca cerita tentang Papua selalu ada hal yang meninggalkan kesan. Entah itu masyarakatnya, keindahan alamnya, makanannya, semuanya, hingga saya cepat mengambil kesimpulan, kapan ya bisa ke Papua?
ReplyDeletePapua kaya dengan sumber daya alam ya, pengen banget suatu saat bisa menginjakkan kaki di tanah papua
ReplyDeleteIndah bangttt papua ya Allah.. Semoga suatu hari saya bisa ke sana. Aamiin ya Allah
ReplyDeleteAuto fokus sama kopi Papua Wamenanya. Duh enak banget itu pasti diseduh jadi teman ngeblog. Pernah coba kopi Papua Wamena di salah satu coffee bar favorit saya di sini, emang banyak yang doyan sih varian tersebut~
ReplyDeleteAku auto save resep kopinya mba. Mksh ya. Btw aku dr dl pgn bgt ke papua, blm kesampean. Insyaallah next time amg bisa kesana :)
ReplyDeleteSemoga suatu saat bisa maain ke papua aamiin, ponakanku ternyata ada yang tinggal di Papua juga bun baru tahu. Indonesia itu kaya banget ya bun apalagi Papua ini.
ReplyDeleteLengkap bahasannya Mbak..Papua cantik alamnya semoga bisa diwariskan ke anak cucu kita ya keindahannya
ReplyDeleteOh jadi namanya burung parotia ya, pernah lihat di tv tapi sekilas doang. Akhirnya terjawab deh namanya^^
ReplyDelete