Masa pandemi Corona ini
mengakibatkan munculnya masalah-masalah yang tak terprediksi sebelumnya. Dan sektor
yang mengalami dampak paling parah, adalah sektor ekonomi. Langkah yang diyakini
efektif untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona adalah dengan
mengurangi aktivitas di luar rumah, membatasi interaksi antar manusia dan
dianjurkan untuk tetap berada di rumah kecuali jika ada keperluan yang
mendesak.
Maka, perubahan besar pun terjadi
dalam kehidupan sosial kita. Hampir semua kegiatan dilakukan di rumah. Mulai
dari sekolah, kuliah, bekerja hingga rapat. Semua dilakukan dengan menggunakan
teknologi komunikasi. Tetapi, tidak semua sektor pekerjaan bisa dilakukan dari
rumah. Yang lebih menyedihkan, banyak produsen atau perusahaan mengalami
penurunan produksi besar-besaran karena menurunnya permintaan, seiring kewajiban
untuk mengurangi interaksi dalam pekerjaan, sehingga perusahaan terpaksa
merumahkan karyawannya bahkan melakukan pemutusan kerja.
Di tengah situasi ini,
kekhawatiran penyebaran virus Corona juga ikut menghantui. Semua kerumitan
situasi ini jika tidak dihadapi dengan tenang, bisa memicu kepanikan atau tekanan
atau yang biasa kita sebut dengan stres. Tak dipungkiri, tuntutan kebutuhan
harian kian terasa berat. Untuk itulah, dibutuhkan manajemen stres untuk bertahan
di tengah situasi sulit saat ini.
Tidak mudah memang untuk tetap
tenang, tetapi bukan berarti tidak bisa. Selalu ada jalan untuk menghadapi semua
kesulitan, seberat apapun itu. Beberapa cara berikut dapat
membantu kita dalam mengelola stres di tengah situasi sulit :
- Relaksasi diri
Relaksasi secara
umum merupakan teknik atau upaya yang dilakukan
oleh seseorang untuk melupakan kecemasan, mengistirahatkan pikiran,
menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dalam rangka membentuk pribadi
yang baik, menyalurkan kelebihan energi atau ketegangan (psikis) melalui suatu
kegiatan yang menyenangkan, menghilangkan berbagai bentuk pikiran negatif
akibat ketidakberdayaan dalam mengendalikan ego dalam diri seseorang,
mempermudah seseorang untuk mengontrol diri serta menyelamatkan jiwa dan
memberi kesehatan pada tubuh.
Cara relaksasi
terbaik dan termudah adalah melalui berdoa dan berzikir dengan mengingat Allah.
Bisakah kita khusyuk meminta dan berdoa manakala perut keroncongan dan pikiran
dipenuhi kekhawatiran akan kelangsungan hidup esok hari? Mari kita menggeser sudut
pandang. Jadikan kesedihan, kelaparan dan ketakutan sebagai motivasi kita untuk
berdoa penuh pengharapan, memohon kepadaNya agar diberikan rejeki dan jalan
keluar serta diangkatnya pandemi ini dari seluruh muka bumi.
Dengan keyakinan
yang penuh, maka akan tercipta ketenangan, perasaan panik berangsur turun
karena telah hadir keyakinan bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya yang
memohon dengan penuh harap.
- Sugesti pikiran dengan hal positif
Saat kita
memanggil semua energi negatif dari otak kita, maka otak dengan patuhnya
akan mengeluarkan semua hal negatif untuk menguatkan semua kenegatifan yang
kita rasakan. Demikian pula sebaliknya. Otak kita tidak akan membantah. Apapun
yang kita perintahkan, akan dilakukan dengan baik.
Saat kita
mengatakan bahwa pandemi ini menakutkan, ekonomi akan jeblok, anak-anak tak
akan bisa melanjutkan sekolah, rumah akan disita karena tak sanggup membayar
cicilan dan semua hal negatif lainnya, secara otomatis tubuh akan mengeluarkan
reaksi dengan hal-hal yang menghasilkan kecemasan. Keringat dingin, jantung
berdegup kencang, perut menjadi tak karuan dan hal-hal lainnya.
Lebih baik, kita
melakukan hal sebaliknya dengan bereaksi positif terhadap masalah yang sedang
kita hadapi. Katakan dalam hati dengan penuh keyakinan bahwa semua akan
baik-baik saja, bahwa saat ini kita memang sedang diuji. Pasti ada solusi untuk
semua masalah yang kita hadapi. Dan jika kita sabar, akan ada hadiah luar
biasa bagi kesabaran kita.
Apakah sekonyong-konyong semua akan berubah menjadi
baik? Bisa ya, bisa tidak. Tetapi, dengan berpikir positif akan
mendatangkan prasangka baik kepada Sang Maha Kuasa. Dan prasangka baik adalah
bagian dari harap dan doa. Ingatlah selalu, bahwasanya Allah swt sesuai dengan
persangkaan hambaNya.
Dengan berpikir
positif, maka diri akan menjadi lebih tenang, tidak panik dan tingkat stres pun
turun. Kita pun bisa berpikir lebih tenang dalam memikirkan jalan dan
solusi atas masalah yang sedang kita hadapi.
- Bersyukur
Selalu ada hal yang bisa disyukuri. Daftarlah hal-hal tersebut
dalam pikiran kita. Atau jika perlu, tuliskan di selembar kertas dan bacalah
perlahan-lahan. Contohnya :
Aku bersyukur karena masih
memiliki beras untuk dimakan hari ini
Aku
bersyukur karena kami sekeluarga masih sehat
Aku
bersyukur karena kami bisa berkumpul
Aku
bersyukur karena masih memiliki atap untuk bernaung
Aku
bersyukur karena masih diberi nafas yang bermakna harapan
Dan seterusnya
Semakin
banyak daftar yang bisa kita buat, maka secara perlahan stres akan tergantikan dengan rasa syukur
yang mendatangkan energi positif. Lakukan hal ini sesering mungkin.
- Tersenyum
Tidak butuh alasan khusus untuk tersenyum. Tersenyumlah untuk meredakan kegelisahan. Tersenyumlah oleh kebahagiaan yang sederhana. Dan katakan
pada diri sendiri bahwa kita semua baik-baik saja. Katakan bahwa pandemi ini
akan segera berakhir dan kita akan segera bisa kembali hidup secara normal.
- Tarik nafas yang dalam
Saat kita merasakan tekanan, maka kita akan bernafas pendek-pendek
bahkan bisa jadi mengalami sesak nafas. Maka, cara untuk mengatasinya adalah
dengan bernafas dalam dan panjang. Lakukan secara teratur hingga kepanikan
berkurang. Lakukan sesering mungkin dan sebagai langkah pertama saat stres
melanda.
Demikianlah beberapa tips untuk mengatasi stress pada masa-masa
sulit ini. Semoga bermanfaat dan selamat beribadah puasa Ramadan bagi yang
menjalaninya.
No comments