Setiap kali saya menjadi narasumber
pelatihan menulis, ada satu pertanyaan yang nggak pernah absen : bagaimana sih cara
ibu membagi waktu untuk menyelesaikan semua pekerjaan, tetapi tetap produktif menulis?
Sebelum
saya beritahu jawaban saya, mungkin ada yang penasaran, memangnya saya sesibuk
apa sih? Apakah kesibukan saya sampai menghabiskan 24 jam dalam sehari? Enggak kok.
Saya nggak sesibuk itu. Sekadar gambaran, inilah list profesi saya – baik yang kodrati, profesional, organisasi,
maupun yang untuk senang-senang aja alias menuruti passion : Saya seorang ibu
dari 3 (tiga) anak, ASN di 2 (dua) lembaga pemerintah (yang satu dinas pemda,
yang satu badan kawasan), penulis buku, blogger, influencer dan ketua forum
taman baca.
pada kegiatan Bimtek UMKM |
juri pemilihan Duta Bahasa Kira-kira, menurut kalian, ini aktivitasnya tergolong agak sibuk, sibuk atau sangat sibuk?
Mungkin,
ada lagi yang bertanya, memangnya, seproduktif apa sih saya menulis? Well, agak sulit memang menentukan indikator
produktif ini. Saya kasih gambaran singkat saja deh : selama lebih kurang 12 tahun
menulis, saya telah menerbitkan 27 buku, ratusan (atau mungkin udah tembus
seribuan) artikel baik di blog sendiri maupun di berbagai web, dan sampai hari
ini saya masih aktif menulis buku, blog dan juga status socmed. Nah, lagi-lagi saya
serahkan ke pembaca deh, mau menggolongkan ini sebagai produktif atau tidak.
sebagian buku-buku saya |
narasumber pelatihan |
buzzer |
pembicara acara bedah buku |
Mungkin
(lagi), ada yang masih bertanya, se-strong
apakah saya? Honestly, I am far from the
definition of strong.
Seiring
usia yang terus menua bertambah, beberapa gejala fisik yang dulu nggak
pernah saya rasakan, sekarang justru sering saya alami. Diantaranya :
1.
Mudah masuk angin
Kalau sudah masuk angin, badan saya terasa agak meriang, pegal, tenggorokan kering dan sering bersendawa. Belum lagi saat stress dan deadline kerjaan menumpuk, maag
saya biasanya ikut kambuh, sakit kepala pun nggak mau ketinggalan, ikut-ikutan
nyusul. Benar – benar menyakitkan rasanya, saat saya tetap harus mengerjakan
tugas – tugas sementara tubuh yang lelah sudah meminta haknya dipenuhi.
2. Kulit muka yang kurang segar
“Kak, sekarang kok mukanya keliatan capek dan nggak fresh sih?”
Seorang teman bertanya saat kami bersiap mengikuti pelatihan di
Singapura, bulan lalu. Dasar. Lama nggak ketemu, komennya malah bikin manyun.
Tetapi, saat saya berkaca, ternyata dia nggak keliru-keliru amat. Wajah saya memang
terlihat agak kusam, kantung mata menghitam dan garis-garis penuaan mulai
kentara. Duh. Selain faktor pekerjaan dan usia, sepertinya ini juga karena saya
sering terpapar AC baik di kantor, di mobil maupun di rumah.
Selain cepat lelah, saya juga mudah mengantuk di jam-jam yang
seharusnya menjadi productivity time.
Terkadang saya bahkan tetap mengantuk walaupun sudah tidur dengan cukup.
Memang, menjadi seorang ibu plus wanita karir dan beragam aktivitas yang
sudah saya sebutkan diatas, terkadang sangat menyita energi. Saat berada di
rumah setelah seharian ngantor, giliran anak – anak pula yang meminta
perhatian. Terutama si bungsu (7 tahun) yang memang masih perlu ditemani
belajar dan bermain. Terkadang juga abang-abangnya atau suami yang minta
dimasakin sesuatu yang spesial. Malam hari, saat semuanya sudah terlelap, giliran
aktivitas menulis pula yang saya lakukan.
Tetapi, inilah jalan hidup yang saya pilih. Dan saya harus siap
dengan konsekuensinya, termasuk menyiasati agar tubuh selalu sehat dan energik.
Usia boleh bertambah, tetapi saya ingin terus produktif, terus sehat dan tetap
cantik (ehm), terhindar dari gejala-gejala penurunan kesehatan fisik, agar bisa
melakukan semua aktivitas dengan optimal dan tetap percaya diri.
Sebelum melanjutkan, saya mau jawab dulu pertanyaan di awal tulisan
tadi. Jadi, tips saya agar tetap produktif menulis, adalah selalu “mengikat”
diri dengan target. Saya selalu meng-update diri dengan info-info terkini tentang
penerbit, lomba-lomba menulis hingga job menulis di blog. Mana yang mampu saya
ikuti, akan saya kerjakan. Dan saya kemudian merencanakan deadline waktu untuk menuntaskan
masing-masing naskah. Jadi, hampir tidak ada hari yang kosong dari menulis.
Tetapi, untuk mencapai target-target tersebut, ada kunci pentingnya :
harus selalu sehat! Kalau sakit, buyar dah. Baru-baru ini saya terpaksa batal
ikut lomba menulis meskipun naskah sudah hampir selesai. Mendadak saya diserang
sakit kepala luar biasa hingga nggak bisa lama-lama menatap laptop.
Agar tetap sehat, pilihan saya saat ini jatuh pada konsumsi herbal
atau bahan-bahan alami. Why? pertama, karena suami saya sudah
membuktikan bahwa kebiasaannya mengonsumsi herbal terbukti efektif menjaga kesehatannya.
Kadar gula, tensi dan kolesterolnya Alhamdulillah selalu normal. Kedua, karena baru-baru ini saya
mendapat tambahan pengetahuan, bahwa tubuh akan mendapat manfaat optimal dari
herbal jika dikonsumsi secara rutin. Ketiga,
karena sebenarnya sejak muda saya suka minum berbagai ramuan herbal seperti air
jahe, kunyit asem dan beras kencur. Hanya saja sekarang, meracik herbal sendiri
terasa lumayan merepotkan. Dan salah satu herbal favorit saya adalah jahe.
Sekilas Tentang Jahe
Jahe berasal dari Asia Tenggara yang kemudian menyebar ke berbagai
negara. Memiliki nama latin Zingiber officinale, tanaman ini termasuk suku Zingiberaceae yang memiliki rasa pedas akibat senyawa keton yang
bernama zingeron. Jahe memiliki manfaat yang begitu banyak. Baik sebagai minuman
atau dimasukkan ke dalam masakan sehari – hari. Diantaranya :
1. Meredakan nyeri dan sakit
2. Menghilangkan mual
3. Melawan peradangan rematik dan osteoarthritis
4. Kaya antioksidan untuk memerangi risiko penyakit kronis
5. Mengendalikan kadar gula darah bagi penderita diabetes
6. Menurunkan berat badan
7. Mengatasi masalah pencernaan, termasuk untuk mengurangi gas berlebih
dalam sistem pencernaan
8. Membantu proses detoksifikasi dan mencegah penyakit kulit
9. Melindungi dari kanker
Penelitian
tentang jahe yang diterbitkan dalam Annals of New York
Academy of Sciences juga menyebutkan bahwa jahememberikan efek yang menguntungkan terhadap
obesitas, diabetes dan penyakit jantung. Jahe juga efektif menghambat stres
oksidatif, memiliki sifat anti inflamasi, menurunkan kadar kolesterol dan
tekanan darah, serta mengurangi aterosklerosis (penumpukan lemak berbahaya di
pembuluh arteri).
Nah, gimana saya nggak jatuh cinta sama jahe?
Di Indonesia,
jahe telah lama digunakan.
Hangatnya jahe terbukti mampu membuat tubuh merasa nyaman dan mengurangi gas
dalam pencernaan. Salah satu kombinasi maknyus jahe dengan rempah lainnya,
adalah dicampur dengan kunyit, serai, madu dan jeruk nipis.
Campuran jahe
dan kunyit dapat mengurangi migrain dan kelelahan otot. Serai bermanfaat untuk
mengurangi nyeri otot dan menurunkan berat badan. Sementara madu memiliki
segudang manfaat yang tidak perlu diragukan lagi. Dipadukan dengan jeruk nipis juga
bermanfaat bagi pencernaan dan kulit.
Untuk
membuatnya, kita harus membeli bahan-bahannya terlebih dahulu (ya iyalah, hehe),
mengupasnya, selanjutnya semua bahan digeprek : jahe, kunyit dan serai, dicampur
dengan air matang dan dipanaskan hingga mendidih. Terakhir ditambah madu dan
perasan jeruk nipis. Sayangnya, menyiapkan ini butuh waktu khusus.
Untunglah, di
jaman informasi mutakhir dan serba googling
ini, tidak sulit mendapatkan informasi tentang herbal jahe yang lebih
praktis. Salah satunya adalah Herbadrink Sari Jahe. Minuman herbal dalam sachet
instan yang tinggal diseduh dengan air hangat.
Kesan pertama
saya saat mengonsumsinya, minuman ini memiliki aroma wangi jahe yang
menyenangkan. Tidak ada endapan di dasar gelas. Manisnya pas. Dan terasa hangat
di pencernaan. Setelah mencoba Sari Jahe, saya juga mencoba varian lain yaitu Lidah Buaya dan Kunyit Asam.
Untuk yang
Lidah buaya, terdapat versi sugar free sehingga
cocok bagi penderita diabetes dan yang ingin menurunkan berat badan dengan
mengurangi gula.
Sebelum
mengenal Herbadrink Lidah Buaya, saya berpikir bahwa lidah buaya hanya bisa
dimanfaatkan untuk rambut. Oleh karenanya, kami pun menanam lidah buaya di halaman
rumah. Ternyata, tanaman hijau dengan daun yang memiliki duri halus di
pinggirnya ini memiliki khasiat luar biasa lainnya yaitu melancarkan pencernaan
dan buang air besar.
Dan kini,
khasiat ini bisa saya peroleh dengan mengonsumsi Herbadrink Lidah Buaya. Saya lebih suka dicampur air dingin dan
diberi es batu. Segeer!
Herbadrink
Lidah Buaya kini ikut menjadi bagian lemari penyimpanan produk herbal di rumah dan bekal
saat dinas keluar kota. Maklumlah, saat berada di luar kota dengan menu makanan
yang beraneka ragam, terkadang bikin konstipasi. Dan karena bermanfaat untuk pencernaan, otomatis,
proses detoksifikasi juga akan berjalan lebih baik. Harapan saya, setelah
mengonsumsinya untuk jangka waktu yang lebih lama, kulit wajah pun akan lebih
segar dan glowing.
Varian lain
Herbadrink yang kini selalu tersedia di rumah adalah Kunyit Asam. Ini khusus saya konsumsi saat menjelang
menstruasi untuk mencegah keluhan yang biasa terjadi saat PMS seperti nyeri,
keram perut dan badan yang pegal-pegal. Dulu-dulunya sih saya nyetok kunyit
asam racikan buatan teman atau produk rumahan. Tetapi ketahanannya hanya 3 (tiga)
hari dan pada hari ke-4 biasanya sudah muncul endapan.
Selain rutin
mengonsumsi herbal, tips lain yang saya amalkan untuk menjaga kesehatan, adalah
dengan rutin berolahraga, makan banyak buah dan sayuran, minum air putih yang
cukup serta menjaga kesehatan batin.
Alhamdulillah, gejala-gejala seperti yang
saya ceritakan diatas tadi, perlahan-lahan berkurang manakala saya konsisten
mengamalkan tips-tips ini. Jika sesekali masih terasa lelah atau pegal atau
masuk angin, saya cepat dengarkan “suara” tubuh. Jika penyebabnya kurang tidur,
saya akan tambah waktu tidur saya, jika penyebabnya over activity, saya kurangi aktivitas yang nggak perlu, jika penyebabnya
makan nggak teratur, saya perbaiki pola makan saya. Yang terpenting, kesehatan tetap
terjaga, produktivitas pun tetap on.
Produktivitas
memang bukan segalanya. Kesehatanlah sesungguhnya harta yang teramat berharga.
Tetapi, dengan kesehatan yang prima, kita bisa tetap produktif, menjadi bermanfaat,
membahagiakan orang-orang yang kita cintai, dan mengejar impian-impian yang
kita bangun, bukan?
Sumber gambar :
dok. pribadi
referensi :
https://www.herbadrinknatural.com/
https://lifestyle.kompas.com/
https://hellosehat.com/
Saya termasuk yang sering masuk angin nih huhuhu makanya enak bnaget kalau lagi masuk angin minum jahe, seger.
ReplyDeletewah, ini sih mamak-mamak yang amat sangat produktif menurutku.
ReplyDeleteibu 3 anak, ASN juga, penulis, narasumber dll.. ampuunn deh pasti kegiatan padat bikin capek dan gampang masuk angin. untung ada herbadrink ya mbaa..
semoga sehat selalu dan aktivitasnya berjalan lancar.. Amiinnn..
Mantap banget nih. Moga setelah saya rajin minum sari jahenya herbadrink ini saya jadi seproduktif dirimu. Aamiin..
ReplyDeleteaku juga suka bangeeet jahee ..soalnya enak dan pastinya bermanfaat banget untuk tubuh. Waktu aku kemoterapi, jahe membantu atasi mual
ReplyDeleteEnak dan praktis ya, aku juga suka herbadrink karna rasanya seperri jahe alami
ReplyDeleteAku udah sejak lama sering beli Herbadrink, karena memang kerasa aslinya.
ReplyDeleteAku paling sering beli yang rasa temulawak sama beras kencur, seger banget kalau ditambahkan es, hehe
Saya suka males ribet ngerebus jahe. Memang enakan langung minum Herbadrink aja. Khasiatnya udah berasa
ReplyDeleteMak, dirimu sungguh inspiring, dan cantiikkk dan ya ampyuun bangga banget akutuu. Produk Herbadrink favorit kita semuaaaa
ReplyDeleteKeren banget kembaran Nia Ramadhani yang satu ini *mukanya mirip Nia* hahaha...dan minumannya aku suka juga karena praktis
ReplyDeleteJahe memang banyak khasiatnya. Pas kemarin-kemarin nyeri haid aku langsung gunakan jahe. Qodarullah langsung gak nyeri lagi.
ReplyDeleteJahe itu enak bgt buat menghilangkan masuk angin, minum yg alami2 aja biar sehatnya long lasting hehehe
ReplyDeleteAku jadi doyan minum rendeman jahe + kunyit nih. Enak dan bikin badan seger
ReplyDeleteAku paling suka sama Herbadrink sari jahe mbak, memang yang alami ini selain baik untuk tubuh juga menyegarkan.
ReplyDeleteSehat selalu dan tetap produktif menulis, Mbak
ReplyDeleteKarena keabadian hanyalah dengan karya bukan sekadar harta
Wah profesinya banyak juga, pasti sibuk ya, Mbak. Salut dengan cara membagi waktunya hingga bisa seproduktif itu. Saya belum bisa seperti itu, Mbak hihihi
ReplyDeleteWah, luar biasa banget Mbak, menulis 27 bukuuuuu. Kereeeeen!!! Dan memang aku setuju, adakalanya tubuh perlu disupport minuman kesehatan ya Mbak. Jahe, kencur dan kunyit itu favorit saya!
ReplyDeleteHerbadrink dengan bahan alami, saya suka mbak bawa kemana-mana. Apalagi akhir2 ini sering masuk angin minum sari jahe dan temulawaknya sepertinya asik banget.
ReplyDeleteJadi makin cinta deh sama jahe. Btw, saya sudah lama suka minum air hangat jahe atau teh jahe di pagi hari gegara menemukan ayat dalam Al Qur'an bahwa minuman di surga nanti adalah terbuat dari jahe.
ReplyDeleteAku juga lagi mudah mengantuk nih, enaknya minum minuman herbal yang praktis kaya herbadrink nih supaya lebih fit lagi. Aku masih punya stok yang lidah buaya di rumah
ReplyDeleteIya memang zaman skrg asyiknya back to nature aja ya..biar sehat hehe...
ReplyDeleteWah, Sari Jahe ini andalanku sejak zaman kuliah. Dulu kalo pulang malem, trus hujan-hujanan, pasti dikasih Sari Jahe sama alm. Bapak. Badan seger, anget, dan bikin gak gampang sakit. Dulu bikin manual. Seneng deh sekarang mah ada Herbadrink. Praktis dan sama enak serta khasiatnya :)
ReplyDeleteSalut deh dengan perempuan yang produktif kayak Mbak Riawani ini, menulis buku lancar, menulis blog juga. Dan benar juga kesehatan tetap harus jadi yang utama ya, karena klu kondisi tubuh terganggu tentunya kita juga gak bisa produktif
ReplyDeleteLuar biasa mba, kalau menurutku sih Mb Lyta itu produktif dan sibuk banget. Aku seneng lho baca buku karya Mba Lyta. Nungguin buku baru dooonkk... ;)
ReplyDeleteMasyaAllah... Mba Ria salah satu penulis kesayanganku...
ReplyDeleteSari jahe juga jadi andalanku banget saat masuk angin atau badan drop. praktis ya kalau minum yang sudah tinggal seduh seperti Herbadrink ini. AKu belum pernah nyoba yang lidah buaya... keknya seger dijadikan es
Akupun pecinta jahe loh mbaa. Enak aja rasanya di badan, hangat dan bikin tenang gitu.
ReplyDeleteBtw bukunya banyaaaaaak sekali mbaa