Hari
Lebaran merupakan hari yang dinanti setelah berpuasa selama satu bulan lamanya.
Ada kesedihan meninggalkan Ramadhan dan harap untuk bertemu bulan mulia
penuh keutamaan tersebut tahun depan. Ada kegembiraan manakala Ramadhan menjadikan kita
hamba yang lebih baik dalam memaknai kehidupan.
Lebaran
tidaklah identik dengan berfoya – foya, barang – barang baru, ajang pamer
pencapaian pribadi saat bersilaturahmi dan balas dendam dengan makan dan minum
sepuasnya. Lebaran yang hakiki adalah manakala kita mampu mengendalikan diri
dengan baik, tetap melaksanakan kebaikan dan amal ibadah yang biasa kita
lakukan di bulan suci Ramadhan dan menjadi muslim yang lebih baik lagi.
Puasa
Ramadhan merupakan ajang latihan yang sangat tepat untuk membiasakan kita
melakukan berbagai hal sesuai dengan tuntunan Islam yang mulia. Pola hidup
teratur dan disiplin, menahan diri dari berbagai hal yang dilarang Allah, tidak
berlebih – lebihan dan memperbanyak amal shalih menjadi keutamaan yang ada di
bulan suci ini. Diharapkan dengan kebiasaan – kebiasaan baik yang terbangun selama bulan Ramadan,
maka di luar bulan suci Ramadan pun, kita tetap mampu
mengendalikan hawa nafsu terhadap kehidupan dunia yang fana ini.
Selain
itu, dengan melaksanakan puasa dengan benar dan baik, maka kita akan memperoleh
manfaat yang luar biasa bagi fisik kita untuk menjalani hari – hari pada bulan – bulan
selanjutnya. Kesehatan yang lebih prima, tubuh yang lebih bugar, otak yang
lebih meningkat konsentrasinya, kulit yang lebih berseri dan kesehatan mental
dan jiwa yang lebih meningkat.
Agar
suasana Ramadhan yang indah ini terus terjaga, kita sangat dianjurkan untuk berpuasa
selama enam hari di bulan Syawal dan melaksanakan puasa sunnah setiap Senin dan
Kamis setiap minggunya dan puasa Ayyamul Bidh tiga hari setiap bulannya.
Introspeksilah diri, jika kita justru merasa tertekan manakala harus menjalankan ibadah puasa dan
bergembira dengan berakhirnya puasa. Sebaliknya, justru kita seyogyanya merasa sedih manakala bulan
mulia ini dengan cepat berlalu. Orang – orang salaf terdahulu bahkan senantiasa
berdoa agar mereka mampu dipertemukan lagi dengan bulan Ramadhan di sepanjang
sebelas bulan di luar bulan Ramadhan.
Maka,
jadilah diri yang semakin baik, kembali ke fitrah sebagai hamba di hari
lebaran, sesuai namanya, Hari Raya Idul Fitri. Dalam surat Ar Rum ayat 30,
Allah menjelaskan tentang fitrah,
“Maka, hadapkanlah wajahmu
dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah
menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan
Allah. (Ituah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahuinya”.
Fitrah
manusia secara umum diartikan sebagai penciptaan manusia yang diberikan dua
potensi, yakni potensi untuk berbuat baik dan berbuat buruk. Maka sebaik
– baiknya jalan adalah dengan terus berbuat baik. Oleh karena itu, kembali ke fitrah
manusia di saat lebaran adalah ketika manusia kembali ke jalan Allah yang
lurus. Agar kelak bisa menghadap Allah dengan penuh kebahagiaan. Dan mendapat
ganjaran terbaik dari Allah berupa surga nan abadi.
Selamat menyambut Idul Fitri 1440 H. Taqabbalallahuminna waminkum, taqabbal ya kariim. Shiyamana wa shiyamakum.
Sumber
:
mediamuslimah.com
No comments