[FINANCE] Mendengar kata utang atau
terlibat di dalamnya tentu bukan hal yang menyenangkan. Saat utang belum lunas,
wajar saja kalau kita merasa cemas. Hidup tidak tenang seakan ada yang
menghantui. Walaupun, nyatanya ada juga yang menganggap sepi arti utang.
Tidak ditagih, nggak punya inisiatif untuk
mengembalikan. Pas diingatkan, jawabannya nanti-nanti melulu. Bahkan ada yang
lebih parah, utang digunakan untuk berfoya-foya dan giliran ditagih malah
marah. Pernah ‘kan, ketemu tipe begini?
Baiklah.
Mari sejenak kita tinggalkan kasus orang yang berutang. Mari kembali pada topik
utama, yaitu tentang bagaimana mengatasi utang. Memang, sangat tidak
menyenangkan ketika kita harus bersentuhan dengan urusan utang – piutang.
Jangankan utang konsumtif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, utang produktif
yang notabene masih menghasilkan saja sudah membuat kita kelimpungan.
Utang pun tak selalu berupa
uang. Utang juga bisa berupa janji dan kewajiban yang harus dipenuhi. Mungkin, diantara
kalian saat ini ada yang masih terlibat dengan utang. Nah, tips berikut ini
bisa kalian coba agar hidup tetap nyaman walaupun masih memiliki utang dan
janji yang harus dipenuhi, dan utang tersebut dapat segera dilunasi :
Secara umum, utang bisa dibagi menjadi utang
konsumtif dan produktif. Utang konsumtif adalah utang yang digunakan untuk
membeli barang – barang konsumtif, biasanya identik dengan barang yang nilainya
akan terus turun seperti peralatan elektronik dan kendaraan bermotor.
Sementara utang produktif adalah hutang yang
diharapkan memberi pendapatan di kemudian hari, misalnya pembiayaan bisnis,
membeli aset seperti tanah dan rumah yang cenderung mengalami kenaikan harga.
Buatlah daftar semua utang dan evaluasi. Jika
ternyata kita terlalu banyak berutang untuk kebutuhan konsumtif, maka yang perlu
kita lakukan adalah mengubah gaya hidup dan pola pandang. Kebutuhan dan
keinginan adalah hal yang berbeda. Kita tak perlu berutang jika ternyata hanya
untuk memenuhi keinginan semata.
Buatlah daftar utang berdasarkan prioritas
pelunasan jika ternyata kita memiliki beberapa jenis utang. Pengklasifikasian utang
hampir sama dengan pengklasifikasian masalah. Ini akan membuat kita lebih mudah
memilah mana yang harus diselesaikan terlebih dulu dan menimbulkan semangat
baru bahwa – at least – kita telah memulai langkah untuk menyelesaikan semua
masalah dalam hidup termasuk utang.
Jangan pernah menghindari pemilik piutang
apalagi bersikap defensif kepadanya. Karena itu hanya akan menimbulkan rasa
bersalah dan memperburuk hubungan. Bersahabatlah dengan mereka, buat
kesepakatan bagaimana utang tersebut dilunasi dengan target yang realistis.
Tepati janji dan jangan mengumbar janji. Percayalah, saat kita membina hubungan
baik dengan mereka, mereka juga tidak akan keberatan untuk memperpanjang masa
pelunasan.
Sejenak, rasakanlah bagaimana seandainya kita
berada di posisi mereka yang harus bersabar dengan cicilan kita sementara
mereka memberikan utang kepada kita secara langsung bahkan mungkin saja dalam
jumlah yang besar.
Tidak semua pemilik piutang hidup
berkecukupan. Mungkin saja hidup mereka juga pas-pasan. Namun karena rasa
simpati yang besar, ataupun atas nama persahabatan, persaudaraan dan
sebagainya, mereka tak merasa berat saat meminjami kita uang.
Nah, kita tentu enggak tega, bukan, membebani
orang yang sudah menolong kita dalam kesusahan dengan menunda-nunda mengembalikan
uang mereka?
Satu hal yang perlu dicatat, jangan pernah berutang
pada rentenir. Ini hanya akan menimbulkan masalah baru disamping masalah utang
itu sendiri.
Selanjutnya, yang perlu kita lakukan adalah menghitung
setiap detil pemasukan, kebutuhan bulanan, lalu merencanakan berapa yang bisa kita
sisihkan untuk membayar utang. Jika kita mendapatkan penghasilan bulanan,
misalnya gaji, akan lebih baik jika disisihkan untuk utang terlebih dahulu
sebelum mengatur untuk pos-pos yang lain. Pangkas pos pengeluaran yang tidak
penting misalnya makan di restoran, membeli baju baru hingga jalan – jalan ke
mall. Singkirkan ego dan keinginan pribadi agar tak terjebak dengan godaan
untuk berutang dan utang yang terus menumpuk.
Jika dirasa penghasilan sekarang tak
mencukupi semua kebutuhan plus untuk membayar cicilan, maka saatnya untuk kreatif
dengan mencari alternatif tambahan penghasilan.
Selagi masih memiliki hutang, jangan terjebak
untuk memiliki utang yang lain. Misalnya ada tawaran kartu kredit tanpa bunga,
memiliki barang dengan 0% DP dan sebagainya. Tekan semua keinginan yang
berpotensi mengacaukan rencana pelunasan utangmu.
Jangan menggunakan skema tutup lubang gali
lubang. Karena ini hanya akan menambah daftar keruwetan hidup. Selesaikan utang
satu – persatu selayaknya kita mengerjakan dan membagi tugas secara sistematis.
Dan yang paling penting adalah memiliki
keyakinan bahwa kita mampu dan wajib melunasi semua utang. Dekatkan diri dengan
Allah Yang Maha Kuasa. Tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Berdoalah dan
lakukan ibadah tambahan di luar kewajiban utama agar Allah mempermudah langkah
kita dalam melunasi utang. Jangan pernah berputus asa dalam setiap usaha
melunasi utang, karena selama kita bersandar kepada-Nya, sebesar apapun utang
kita, tidak ada kata tidak mungkin bahwa itu kelak akan terbayarkan dengan
tuntas.
Di sini, kami memang sengaja tidak menyinggung-nyinggung soal utang bank. Karena
sesuai ajaran Islam yang kami anut, utang bank mengandung riba. Jadi tidak
adalagi perdebatan tentangnya selain hanya satu kata : meninggalkan. Bagi teman-teman yang saat ini masih memiliki
utang bank, yang bisa kami sarankan adalah berusaha untuk segera melunasinya
(silakan coba tips-tips diatas, semoga dengan izin Allah dapat membantu), dan
jangan lagi membuka utang bank yang baru.
Memiliki rencana yang jelas terhadap
penanganan utang, membuat kita secara
tidak langsung telah memegang kembali kendali atas hidup kita. Dan ini juga membuat
kita menjadi lebih bertanggung jawab, memiliki keberanian baru dan mengubah
cara berpikir tentang betapa tak mengenakkannya hidup dalam gelimangan utang. Tetapi,
lari dari utang justru membuat hidup bertambah runyam.
Maka, hadapilah utang tersebut, bersahabatlah
dengan ketidaknyamanan selama proses pelunasan tersebut berlangsung dan
ambillah hikmah dan pelajaran darinya. Bahwasanya hidup dengan hutang itu
bukanlah pilihan bijak. Manakala kita masih mampu mengusahakan untuk memenuhi
kebutuhan tanpa berutang, itulah pilihan hidup yang harus kita ambil. [Lyta & Risa]
setujuuu sekali. dulu aku sempet memakai CC dan tiap bulan gaji kayaknya abis kesana. akhirnya mulai mikirin pas tau tabungan kenapa ga banyak2. lgs aku ngerubah mindset utk melunasi tagihan dgn uang bonus. CC yg aku pake ada yg aku close setelah lunas, tp ada jg yg ttp aku pertahanin, hanya saja bukan utk nambah hutang. hanya utk pembayaran seperti tiket pesawat, hotel, yg mana lbh mudah kalo pakai CC. dan itupun lgs aku byr lunas. udh ga kepengin lg berhutang, trmasuk hutang kpr. alhamdulillah rumah ada walo kecil dan pemberian ortu. aku ga tertarik utk beli lg tp dgn cara kredit. ga tenang hidup dgn punya hutang. tp aku jg mnghindari memberi pinjaman. bukannya kenapa2.. tp ga mah aja malah merusak pertemanan ato sodara kalo sampe yg meminjam ga bisa bayar. mnding jgn dikasih sekalian.
ReplyDeleteAlhamdulillah satu2 langkah solutif diambil ya mbak
DeleteYuk cari tau 17 Fakta Nama Domain Unik yang Wajib Anda Ketahui
ReplyDeletePas lihat judulnya, langsung klik. Karena memang saya dan suami terjebak utang bank konsumtif, huhuhu. Tapi kami berteka d melunasinya lebih cepat. Dari tips di atas ada poin yang sudah dilakukan, ada yang belum. Doakan ya mbak semoga segera selesai. Nggak mau rasanya mati meninggalkan utang.
ReplyDeleteAamiin...semoga cepat kelar mbak utang2nya
DeleteSaya masih punya utang cicilan rumah dan kendaraan, Mba. Memang sih selama ini masih bisa terjangkau bayar tiap bulan. Tapi tetep aja pengen segera terbebas dari utang.
ReplyDeleteAamiin....semoga cepat selesai utangnya mbak
DeleteHutang memang membuat kita susah tidur...sepertinya kita harus hati2 kalau berhutang, biar nyenyak tidur. Mendingan ngak usah hutang kalau sulit membayarnya. :)
ReplyDeleteBersahabat dengan pemilik piutang ini menurut saya bikin deg-degan... Begitu juga sebaliknya....hahahaha.... Kalau terlalu dekat, ntar jadi sungkat nagih utangnya. Dan, kalau terlalu dekat dengan si pemberi utang, jadi sungkan kalau tidak tepat waktu... hahahaha serba salah deh...
ReplyDelete