Saat pertama membaca judul buku ini, saya sempat mengira
kalau ini adalah versi republish dari buku Indiva yang berjudul Jangan Jadi
Perempuan Cengeng. Namun, saat membuka halaman pertamanya, dan meneruskan
membacanya, perkiraan saya keliru.
Secara jenis, memang sama. Sama-sama antologi yang memuat
kumpulan kisah nyata tentang wanita-wanita tegar. Namun, muatannya berbeda. Di
buku ini tidak hanya berisi kisah-kisah nyata, tetapi juga tulisan non fiksi
yang membahas tentang manfaat menangis, menangis yang diperbolehkan dan
dilarang, baik dari tinjauan agama maupun psikologis ilmiah.
Saat membuka lembar demi lembar buku ini, bermunculanlah nama-nama
penulis yang sudah tak asing lagi buat saya. Diantaranya Ifa Avianty, Afin
Yulia, Arinda Shafa, Irhayati Harun dan Arinda Shafa. Masing-masing
mengantarkan kisah yang mampu membuat saya merasa tertampar, tertegun dan
terharu. Ternyata, di sekleiling saya ada begitu banyak wanita dengan kisah
hidup yang jauh lebih dipenuhi batu ujian namun mampu mereka hadapi dengan
tabah.
Kisah yang diceritakan Yusi Yusuf adalah kisah favorit
saya, karena Yusi mampu menceritakan kisah sedih dengan gaya humor. Kisah teh
Ifa mampu membuat saya beberapa kali berdecak kagum campur haru, atas kesabaran
seorang wanita (yang saya yakin teh Ifa sendiri) menghadapi seseorang yang
sudah berkali-kali menyakiti hatinya hingga akhirnya menjadi teman. Sungguh,
ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Kisah yang dituturkan Afin Yulia pula
sempat membuat saya dilanda dejavu, karena beberapa hari sebelumnya, saya
memang sudah membaca sepotong kisah dari versi lebih lengkap yang dituturkan
Afin di buku ini, tentang lika-liku perjuangannya sebagai penulis.
Tentu, akan terlalu panjang kalau satu per satu kisah
saya uraikan di sini. Yang jelas, buku ini sangat saya rekomendasikan untuk
kaum wanita sebagai bacaan bergizi sekaligus sahabat yang menguatkan. Buku yang
akan membuka mata dan hati bahwa perempuan, meski identik dengan air mata, tak
berarti harus cengeng saat berhadapan dengan ujian dan cobaan hidup. Air mata
boleh jatuh, namun kejatuhannya harus berlandas pada ketegaran, bukan
kelemahan.
Judul : Aku Bukan Perempuan Cengeng
Penulis : Ifa Avianty, Aisyah Nurcholis dkk
Tebal : 184 hal
Tahun : 2017
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Saatnya giveaway!
Simak ketentuan dan pertanyaannya ya :
1. Pastikan
kamu udah memenuhi syarat-syarat mengikuti Campaign Giveaway #AkuCintaBuku2
#KekuatanKata ya (klik sini untuk infonya)
2. Tuliskan
pada kolom komentar di bawah postingan ini : 1 (satu) kalimat yang menggambarkan
ketegaran, kekuatan atau kesabaran seorang wanita.
Contoh :
Seorang wanita sanggup menahan laparnya
saat makanan yang ada hanya cukup untuk diberikan pada anak-anaknya, dan ia
tetap mampu tersenyum didepan mereka meski rasa lapar telah menyiksa lambungnya.
3. Sertakan
juga nama akun sosial mediamu di kolom komentar
4. Bagikan
link postingan ini di akun socmedmu dengan tagar #Book11 #AkuCintaBuku2
#KekuatanKata, mention akun saya dan Penerbit Indiva :
Fanpage
FB :
Indiva
Media Kreasi
Riawani
Elyta
Twitter
:
@penerbitindiva
@RiawaniElyta
Instagram
:
@penerbitindiva
@riawani_elyta
(pilih dan mention di salah
satu akun saja sesuai yang kamu punya, tapi kalo mau share di semua akun juga boleh :D)
5. Jawaban
ditunggu sampai 18 Februari 2018 pukul 23.59 wib
6. Akan
dipilih 1 (satu) orang pemenang yang akan mendapatkan buku Aku Bukan Perempuan
Cengeng. Buku dikirim ke alamat di Indonesia.
Ditunggu partisipasimu yaa.
Salam,
Riawani Elyta
Ketahuilah sesibuk apapun wanita pada pekerjaan nya. Tapi ia tetap memprioritaskan keluarga nya. Karena bagi seseorang wanita keluarga lah yang selalu membuat hari-hari menjadi berwarna. Ia bahkan rela di marahi atasan nya karena lebih memprioritaskan keluarga nya.
ReplyDeleteFb : Annisa Amalia Rosyida
Seorang wanita, lumrah jika takut dengan hewan melata yang disebut Ular. Namun ketika ular itu terjatuh dari pohon mangga depan rumah dan langsung siaga mengangkat kepala hendak menyerang putri-putrinya. Entah keberanian dan ketegaran darimana, saat dia mengayunkan bambu mengenai kepala ular. Membunuhnya dengan sekali pukul. Dan itu pernah saya lakukan meskipun setelahnya seperti kehilangan seluruh energi. Gemetaran sambil terus bersyukur, semuanya selamat.
ReplyDeleteWanita selalu punya sisi strong, meskipun lembut tutur katanya.
IG : @sukmanyamega FB : Sukma Meganingrum II Twitter :@sukmanyamega
Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah menjadi medan pertempuran; sesudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar dan batu-batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami dengan tulang-tulang dan tengkorak-tengkorak, ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi.
ReplyDeletetwitter: @asepnanang59
fb: Asep Nanang
Quote dari Kahlil Gibran
DeletePerempuan itu bergelar ibu, ia dianugrahi Tuhan untuk mengandung dan melahirkan. Ia bisa berubah menjadi boneka porselen yang rapuh. Namun lebih banyak berubah menjadi zirah yang melindungi.
ReplyDeleteFb : el eyra
Ig : el_eyra
Belum lagi matahari bangun di ufuk timur, wanita itu sudah sibuk di pasar menjajakan sayur-mayur hasil kebun sendiri demi mendapat beberapa lembar rupiah untuk kesembuhan anaknya.
ReplyDeleteTwitter : @fitt_rilaily
IG : @fitt_rilaily