Sinopsis :
Gadis cilik miskin dari pelosok Madagaskar itu bernama
Mirindra. Di usianya yang ketujuh tahun, lengkap sudah kesendiriannya. Ditinggal
mati ibunya, juga ditinggal ayahnya menjadi penambang batu mulia di sebuah
pertambangan asing yang berjarak ratusan kilometer dari rumahnya.
Tak ada pilihan bagi ayahnya, kecuali menitipkan
sekaligus menyekolahkannya di Akany Tafita, sebuah sekolah dan asrama yang
menampung anak-anak miskin di sekitar perbukitan Sahasoa.
Mirindra miskin, tapi cerdas. Menguasai empat bahasa di
dunia. Tumbuh dengan mimpi-mimpi yang terus menerus dibenamkan oleh Tinah,
wanita pemilik Akany Tafita, dia menjadi sangat obsesif. Lupa bahwa dia miskin,
tak punya bekal apa-apa seperti yang dikatakan oleh Josse.
Benarkah dia tak akan bisa mewujudkan mimpinya? Ah,
sepertinya iya. Setiap pintu yang akan dia lalui tertutup semua. Lalu, untuk
apa selama ini dia memeras isi kepala demi memecahkan rumus-rumus dan membaca
buku-buku tebal? Untuk dilupakankah?
------------
Rasanya, sudah lama sekali sejak terakhir kali saya
membaca novel inspiratif yang memuat perjalanan hidup yang kompleks dari tokoh
utamanya. Dan novel ini, saya akui berhasil memenuhi ekspektasi dan harapan
saya akan sebuah novel inspiratif yang lebih dari sekadar menginspirasi, tetapi
juga kaya akan wawasan dan pengetahuan tentang Madagaskar, baik dari sisi
kehidupan sosial, budaya, profesi, maupun lingkungan.
Kalimat demi kalimat dalam novel ini tersusun rapi, padat,
mengalir, cerdas tanpa mengabaikan unsur keindahannya sebagai sebuah novel
populer. Memang beberapa kali terdapat "kegalauan" penceritaan sudut pandang yang menggunakan Pov 1, tetapi buat saya tidak sampai mereduksi kenikmatan membaca novel ini.
Saya benar-benar terbawa dan terhanyut oleh lika-liku perjalanan hidup
Mirindra, terkadang gregetan, sedih, emosi, bersemangat dan berbagai perasaan
lainnya. Sosok Mirindra seakan benar-benar nyata (atau dia memang nyata?), dan harus
saya akui, karakter Mirindra sangat mirip dengan saya, hehehe.
Saat usai menuntaskan novel ini pun, semua perjalanan
hidup Mirindra terasa masih tertinggal dalam ingatan saya, rasanya tak rela
kalau novel ini sudah berakhir. Saya masih ingin mengetahui kisah hidup
Mirindra selanjutnya. Dan, jujur saja, untuk selera saya sih, saya lebih suka
jika novel ini yang keluar sebagai pemenang 1 LMNI 2014. Bukannya pemenang 1
dan 2 nya tidak bagus, dari sisi keunikan tema dan penyampaian, Buku Ini Tidak
Dijual (juara 1) dan Bapangku Bapunkku (juara 2) memang lebih unggul, tetapi
dari sisi keutuhan semua unsur intrinsik dan ekstrinsik dari sebuah novel, saya
rasa novel ini lebih juara.
Saat menutup novel ini, ada sedikit rasa tertohok dalam
hati. Perjuangan dan batu sandungan yang pernah saya alami, rasanya belum apa-apa
dibandingkan dengan lika-liku hidup seorang Mirindra. Dari sosok ini saya
kembali merenungi makna perjuangan dan pentingnya bermimpi, dua hal yang
belakangan agak mengendor dalam hari-hari saya dan mulai bergeser kearah
rutinitas yang pragmatis. Dan jauh di lubuk hati, rasanya ingin sekali suatu
hari kembali menulis novel-novel dengan genre seperti ini. I think, that’s what
the inspirative novel are for. Mengetuk kesadaran pembacanya akan nilai
idealisme yang harus terus dipertahankan atau bahkan diperjuangkan, serta
mendorong untuk melakukan sesuatu yang positif.
Judul :
Sebiru Safir Madagaskar
Penulis :
Haya Nufus
Penerbit :
Indiva Media Kreasi
Tebal :
288 hal
Tahun :
2016
Saatnya giveaway!
Simak ketentuan dan pertanyaannya ya :
1. Pastikan
kamu udah memenuhi syarat-syarat mengikuti Campaign Giveaway #AkuCintaBuku2
#KekuatanKata ya (klik sini untuk infonya)
2. Tuliskan
pada kolom komentar di bawah postingan ini : 1 (satu) nilai inspiratif yang
pernah kamu dapatkan dari buku yang kamu baca. (judul bukunya boleh disebutkan)
Contoh
:
Nilai inspiratif yang pernah saya
peroleh dan sampai sekarang masih membekas, adalah pentingnya persahabatan yang
tulus. Hanya sahabat sejati yang selalu ada di sisi kita dalam senang maupun
susah, yang tak sungkan memberitahu kita saat salah arah, dan selalu menguatkan
kita saat lemah.
3. Sertakan
juga nama akun sosial mediamu di kolom komentar
4. Bagikan
link postingan ini di akun socmedmu dengan tagar #Book6 #AkuCintaBuku2 #KekuatanKata,
mention akun saya dan Penerbit Indiva :
Fanpage
FB :
Indiva
Media Kreasi
Riawani
Elyta
Twitter
:
@penerbitindiva
@RiawaniElyta
Instagram
:
@penerbitindiva
@riawani_elyta
(pilih dan mention di salah
satu akun saja sesuai yang kamu punya, tapi kalo mau share di semua akun juga boleh :D)
5. Jawaban
ditunggu sampai 31 Desember 2017 pukul 23.59 wib
6. Akan
dipilih 1 (satu) orang pemenang yang akan mendapatkan novel Sebiru Safir
Madagaskar. Buku dikirim ke alamat di Indonesia.
Ditunggu partisipasimu yaa.
Salam,
Riawani Elyta
Sebenarnya setiap buku yang saya baca pasti memberikan banyak pesan moral dan kisah-kisahnya berisi nilai yang sangat inspiratif.
ReplyDeleteSalah satunya terdapat pada kumpulan cerpen Surat yang Berbicara Tentang Masa Lalu karya Ade Ubaidil. Dalam salah satu cerpennya yang berjudul Sepasang Sandal di Depan Pintu Neraka, saya menyimpulkan dan mendapatkan nilai inspiratif seperti ini:
Jangan terlalu cepat menilai dan menghakimi seseorang. Keburukan pada diri sendiri tidak dipedulikan, tapi terlalu peduli pada keburukan orang lain. Buruk bagimu belum tentu buruk bagi Tuhan. Baik bagimu belum tentu baik bagi Tuhan. Jadi jangan merasa menjadi hakim untuk orang lain.
IG : @fitt_rilaily
Twitter : @fitt_rilaily
Nilai inspiratif dalam sebuah buku? Bukan hanya bukunya sih sebenarnya, tapi penulisnya juga.
ReplyDeleteBuku yang sangat inspiratif bagi saya adalah Jejak Pejalan Sunyi terbitan Grasindo yang ditulis dengan tulus oleh Mukhanif Yasin Yusuf.
Menceritakan tentang perjalanan seorang anak dengan difable rungu yang berhasil mematahkan pagar kesunyian dengan keriuhan prestasi.
Ceritanya mengalir dan based on true story. Memberi saya pelajaran berharga bahwa tiada kematian dalam hidup selama ada orang-orang yang menguatkan kita. Tuhan, keluarga, sahabat, mimpi, membawa tokoh Ishaq mencapai kecemerlangan kehidupan. Siapa yang menyangka?
Fb : El Eyra
Ig : el_eyra
Salah satu inspirasi dari buku yang paling ngena di hatiku adalah inspirasi dari buku yang berjudul Episentrum dari Adenita. Inspirasi yang kudapatkan dari buku tersebut adalah keberanian bermimpi dan kerja keras tiada henti. Tiga tokoh utama yang ada di dalam novel tersebut sukses mengajariku banyak hal. Dari kegigihan bekerja keras untuk membayar utang, memperjuangkan passion, hingga pencarian hakikat kehidupan.
ReplyDeleteIG: @rindangyuliani
Twitter: @Ryu_keren
Buku yang masih membuat saya terpana hingga saat ini adalah tetralogi dari Pramudia Ananta Toer. Dimulai dari Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca. Menceritakan tentang Minke, Annelies dan Nyai Ontosoroh. Berlatarkan Wonokromo di abad 18. Membacanya seolah saya berada dalam masa kolonial belanda, deskripsi setiap tokohnya dan latar sangat memukau. Waktu mendeskripsikan kecantikan Annelies yang melebihi kecantikan ratu belanda, membuat saya berimajinasi dan benar2 terasa nyata kecantikannya dalam benak saya. Kisah cinta Minke dengan Annelies, serta perjuangan Nyai Ontosoroh dalam memgelola perkebunan dan peternakan sangatlah memukau.
ReplyDeleteDalam Bumi Manusia Pramudya menggambarkan Nyai Ontosoroh, Nyai = Gundik memiliki kualitas diri yang lebih baik jika dibandingkan wanita pribumi terpelajar bahkan Nyonya Eropa totok sekalipun. Pelajaran yang bisa diambil bahwa semua manusia di dunia ini sama, entah itu eropa ataupun pribumi,pria atau wanita, nyonya atau nyai, semua mempunyai hak yang sama. Tidak ada alasan untuk memandang orang dengan sebelah mata.
IG : @sukmanyamega
nilai inspiratif yang aku dapatkan setelah membaca buku.
ReplyDeletesetelah membaca buku "Cinta Segala Musim" karya Maya Lestari GF yang terbit di Penerbit Indiva.
Kisah Rampak dan Rae. dari buku dan cerita mereka aku tahu bahwa Rumah atau hunian bukan hanya sekedar rumah tapi lebih dari itu, Rumah adalah Nyawa, rumah adalah identitas dan Rumah adalah surga.
twitter ; @farida_271
Saya ikut lagi ya...meramaikan biar tambah ramai...
ReplyDeletenovel yang membekas, Novel Sebiru Safir Madagaskar ini pernah saya baca dan sangat membekas, dari segi settingnya benar-benar wawasan baru buat saya. Dari segi tokohnya, inspiratif. Dari alur ceritanya,geregetan karena tak banyak penulis yang menuliskan kisah-kisah dari tempat-tempat yang 'asing' seperti ini.
n#Novel yang baru-baru ini menyita perhatian saya dan meninggalkan kegalauan adalah Bapangku Bapunkku. Saya galau sebagai guru karena tidak bekerja di sekolah yang didirikan Bapang. Coba ada sekolah semacam itu. Saya galau jika anak saya juga belajar di sekolah yang mencetak generasi yang hanya menjadi 'pesuruh'. Konsep kurikulum pendidikan yang digagas oleh bapang sangat membekas dan memberi saya masukan sebagai guru.
Sayekti Ardiyani
FB Sayekti Ardiyani