I’am 38 yesterday.
Not young anymore.
But I feel more stable
and comfort at this age.
Thanks for all best
wishes.
Hope the goodness
becomes yours too....
Tulisan ini saya goreskan di akun instagram saya, tepat
sehari setelah usia saya menapak angka 38, pada 13 November lalu. Angka yang sudah
lumayan banyak. Dan secara usia, yes, I'm not young anymore.
Meski demikian, inilah kali pertama dalam sejarah
pengulangan hari lahir saya di usia yang sudah memasuki kepala tiga ini, saya
merasa sangat bahagia.
Kenapa?
Karena saat ini, saya merasa jauh lebih nyaman, lebih percaya
diri, stabil, dan hidup terasa lebih indah dibandingkan tahun-tahun yang
sudah saya lewati. In the other words, now is the best moment of my life at this age.
Tentu, bukan tanpa alasan jika hal ini baru saya rasakan di
usia yang sekarang. Bukan pula saya tak bersyukur atas segala karunia yang
telah diberikan Allah sejak hari pertama saya menatap dunia. Tetapi, karena
dalam setiap masa, kebahagiaan muncul dari
sebab yang berbeda-beda dan memberi kesan yang berbeda-beda pula. Dengan kata lain, setiap fase dalam kehidupan kita memiliki jenis kebahagiaannya masing-masing. Contohnya saja, saat saya masih berusia 17,
kebahagiaan terbesar saya adalah saat bisa berkumpul bersama sahabat-sahabat
dekat dan tertawa lepas, juga saat diam-diam bisa melihat wajah cowok idola
sepuasnya....upps!
Lantas, apa yang membuat saya merasakan bahwa usia ini
adalah momen terbaik saya saat ini? Usia yang juga disebut sebagai #usiacantik
bagi kaum wanita ini? Yuk, ikuti cerita
saya ini yuk :
Merajut kebahagiaan bersama keluarga
“Sebahagian dari kesempurnaan kebahagiaan di dunia,
adalah
memiliki keluarga yang bahagia.”
Inilah yang saya rasakan sekarang. Tanpa terasa, perjalanan
waktu telah mengantarkan saya pada tahun ke-14 pernikahan, di tahun ini. Telah
banyak warna hidup saya lalui bersama
keluarga – suami dan anak-anak. Pahit, getir, manis, suka, duka. Telah beragam
cara pula, pernah saya tempuh untuk
mengatasi berbagai masalah dalam keluarga. Tak semua cara yang saya lakukan itu
benar. Tak semua masalah berakhir dengan happy
ending. Tetapi, satu yang pasti : semua itu menjelma serangkaian proses
yang mendewasakan saya. Jiwa dan pikiran. Sikap dan perbuatan.
Tak saya
pungkiri, bahwa kedewasaan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah, berbanding lurus
dengan cara kita memandang arti bahagia dan besarnya porsi kebahagiaan yang
kita rasakan.
Semakin dewasa sikap dan pikiran kita, maka semakin mudah bagi kita untuk menemukan kebahagiaan meski di dalam ceruk terkecil sekalipun. Dan kedewasaan inilah, yang sangat membantu saya
dalam berpikir, bersikap dan bertindak saat menghadapi masalah dalam keluarga. Kedewasaan
juga membuat saya menyadari, bahwa kebahagiaan keluarga adalah prioritas. Saya
tak merasa bahagia jika belum berhasil membuat keluarga saya bahagia. Sebaliknya,
saat kita berhasil membuat keluarga bahagia, kita pun akan merasa bahagia. Oleh
karenanya, inilah momen ketika kedewasaan
diri membuat saya dapat berbuat lebih maksimal untuk membahagiakan keluarga,
dan kebahagiaan keluarga menjadi penyempurna kebahagiaan hidup saya.
Kebahagiaan menjalani profesi
Menjadi abdi negara sejak 17 tahun lalu, bukanlah sebuah
fase yang singkat. Berbagai macam pengalaman sudah saya lalui. Memulai
pekerjaan dari nol dan mengerjakan segala pekerjaan selayaknya seorang bawahan
di “kasta” terendah. Menyapu dan mengepel ruang kantor, membuatkan minum untuk
atasan, mencuci gelas dan piring, membuat amplop, dan sebagainya. Lalu perlahan
mulai mengerjakan tugas-tugas administrasi, hingga beranjak pada tugas-tugas
dengan porsi tanggung jawab serta tingkat kesulitan yang terus bertambah.
Jujur saja, dalam hal pekerjaan ini, saya pernah mengalami
titik terendah. Saya pernah merasa jenuh saat berhadapan dengan rutinitas yang
monoton selama bertahun-tahun, dan selama bertahun-tahun pula, saya mengalami pertentangan batin antara pekerjaan dengan hati nurani, hingga amarah yang mengendap terhadap ketidakadilan. Dan
terhadap semua itu, saya hanya punya dua pilihan : go on, or left.
Dan sampai hari ini, .......saya masih memilih yang pertama.
Saya tak ingin menyerah sebagai pecundang. Saya ingin keluar
sebagai pemenang atas semua problema yang saya hadapi di kantor. Karena buat
saya, menjadi (lebih) dewasa juga berarti siap untuk berjuang dan memenangkan
masalah.
Alhamdulillah, di usia saya yang sekarang, satu per satu
masalah pekerjaan telah saya lewati. Bukan berarti saat ini saya telah terbebas sepenuhnya dari masalah, bahkan permasalahan yang datang justru kian kompleks dan beragam. Namun, pengalaman yang diberikan oleh perjuangan tahun demi tahun saat mengatasi satu demi satu masalah, telah membangun pondasi kedewasaan saya selapis demi selapis untuk menghadapi persoalan yang lebih besar lagi.
Dan satu per satu pula, hal-hal yang pernah
saya cita-citakan dan saya pikir tak akan pernah kesampaian, menjelma kenyataan. Izinkan
saya bercerita sejenak.
Sejak jaman sekolah dulu, saya sering ditunjuk menjadi
pembawa acara. Hingga pernah terbetik cita-cita untuk menjadi seorang presenter
dan menekuni dunia broadcasting.
Tetapi, roda hidup kemudian menggiring saya ke putaran yang berbeda. Siapa menyangka,
keinginan itu justru terkabul saat saya telah menjadi seorang pegawai.
Menjadi MC di sebuah acara pemerintah |
Sampai hari ini, Alhamdulillah, telah puluhan kali saya dipercaya
menjadi pembawa acara pada acara-acara formil dan seremoni di kantor. Juga
acara-acara peringatan agama. Saya juga pernah meraih juara lomba MC antar
dinas dan organisasi wanita se-kabupaten. Saya juga pernah mengisi narasi dalam
bahasa Inggris untuk video promosi daerah. Terakhir, saya dipercaya untuk
menjadi MC berbahasa Inggris dalam acara investment
forum yang menghadirkan tak kurang dari puluhan investor asing.
Oh ya, bicara soal bahasa Inggris, setelah lulus SMA, saya
sempat mengenyam pendidikan bahasa Inggris di Singapore. Sayang, ilmu yang saya
dapat harus luntur pelan-pelan saat memasuki dunia kerja yang nyaris tak
bersentuhan dengan bahasa Inggris.
Namun, sekali lagi Allah menunjukkan kasih sayangNya kepada
saya. Tahun 2014, saya dimutasi ke dinas yang menangani promosi dan investasi.
Tahun berikutnya, saya juga menjadi anggota lembaga yang menangani hal serupa. Menjadi
bagian dari kedua lembaga pemerintah yang mengelola investasi ini, termasuk
investasi luar negeri, membuat pelajaran Bahasa Inggris yang pernah saya
peroleh dan sudah mengendap sekian lama akhirnya terpakai juga. Saya kembali memperoleh
kesempatan mengaplikasikan bahasa Inggris untuk tugas presentasi, terjemahan, pengerjaan
brosur dan narasi.
Selain bahasa Inggris, saya juga dipercaya menjadi penulis
konten untuk web lembaga tersebut. Dan ini sesuatu yang klik dengan passion saya sejak 8 tahun silam, yaitu
menulis. Akan saya ceritakan di poin selanjutnya ya tentang passion ini.
Sebuah penelitian mengungkapkan, bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi kebahagiaan dalam bekerja, diantaranya adalah gaji, prestise, pekerjaan yang
memberi manfaat, dan kesempatan untuk menjadi seorang pemimpin.
Alhamdulillah, semua faktor ini, telah pun saya peroleh.
Saat ini, saya telah memiliki gaji yang cukup untuk menopang hidup keluarga, pekerjaan yang saya
kerjakan memiliki nilai prestise dan manfaat, dan saya juga dipercaya menjadi
pemimpin meski masih di level bawah. Ditambah dengan semua pencapaian yang saya
ceritakan diatas, satu yang ingin saya katakan, bahwa di usia ini, proses
pendewasaan diri untuk mengupayakan hadirnya kebahagiaan dalam menjalani
profesi, merupakan pencapaian yang sangat saya syukuri setelah belasan
tahun menjalaninya dari nol.
Kebahagiaan dalam berkarya
“Follow your passion, and you will never work a day in your
life.”
Seperti yang sudah saya sebutkan, bahwa sejak tahun 2008,
saya memiliki passion di bidang
menulis. Kemunculan passion yang
menurut saya hadirnya agak terlambat. Karena saat itu saya sudah memasuki usia
kepala tiga. Untungnya, kesadaran ini ternyata cukup efektif mendorong saya berusaha
lebih keras agar “telat start” tak membuat saya ketinggalan dari yang sudah
memulainya lebih awal.
Alhamdulillah, kasih sayang Allah terus membersamai saya
dalam proses ini. Tanpa terasa, sampai saat ini saya sudah menerbitkan
16 novel, 4 buku nonfiksi duet dan puluhan antologi. Beberapa penghargaan
menulis tingkat nasional juga pernah saya raih. Setahun terakhir, bersama Leyla
Hana, saya juga membuka sekolah menulis online Smart Writer yang fokus pada
pelatihan menulis buku.
Diantara buku saya yang sudah terbit |
Saat menjadi pemateri workshop penulisan |
Dan proses ini – saya akui – memerlukan kesabaran tingkat
dewa, latihan prima dan mental baja. Tak jarang, saya mengalami lelah, sakit,
kecewa, saat dalam proses tersebut saya gagal meraih apa yang saya harapkan.
Saya juga kerap tergoda untuk mencoba berbagai jenis aktivitas menulis sehingga saya sempat mengalami hilang fokus untuk menekuni satu bidang dengan maksimal. Saya juga pernah mengalami ketersesatan ambisi untuk bisa mencapai segala yang berhasil digapai orang lain.
Namun, semua painful ini sangat
berkontribusi dalam menempa kedewasaan saya. Tak hanya dalam proses menulis itu
sendiri, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan. Kedewasaan
dari hasil tempaan itulah yang membuat saya kini lebih fokus pada pencapaian kebahagiaan, memelihara rasa syukur dan tak gampang tergoda dengan pencapaian orang lain. Saya tak lagi ngoyo ingin menjajal segala jenis aktivitas menulis. Saya lebih memprioritaskan pilihan pada aktivitas yang membahagiakan saya. Karena setinggi apapun
prestasi yang kita capai, sebanyak apapun karya yang kita torehkan, semuanya
tak akan berarti apa-apa selama kita gagal bersyukur dan tak jua menemukan dimana sesungguhnya kebahagiaan berada.
Selain menulis buku dan menjadi mentor, belakangan, saya
juga mulai menekuni dunia blogger. Dunia yang satu ini, kian melengkapi
kebahagiaan saya dalam menulis, karena didalamnya saya memperoleh lebih banyak
ilmu, teman, peluang menambah penghasilan dan juga membuat tulisan saya lebih terakses
oleh masyarakat luas.
Kebahagiaan oleh mature
beauty
Di usia yang sekarang, cukup banyak perubahan fisik saya
alami, diantaranya adalah kemunculan flek dan kerut-kerut halus di wajah.
Tetapi, Alhamdulillah, saya tidak mengalami rasa cemas yang berlebihan. Bahkan,
di luar dugaan saya, di usia ini, justru semakin banyak orang yang menyebut
saya ......cantik. (Ehm). Awet muda (Uhuk!) Dan lebih sering tersenyum (ehm
lagi).
Saya yang sekarang, lebih sering tersenyum di foto |
Saat reuni SMA. Am I looked younger? Iyain aja deh, hehe |
Saya juga tidak tahu kenapa. Mungkin, karena kecantikan di
usia ini tidak lagi didominasi oleh apa yang terpancar di wajah seperti halnya saat masih remaja dan berusia muda, tetapi terpancar dari hati yang bahagia dan aura kedewasaan yang sudah menyatu dalam diri. Dan
diantara semua pujian yang ditujukan kepada saya, inilah kalimat pujian yang
paling membuat saya berbunga-bunga :
“Mama sekarang tambah cantik. Papa kayanya ngalamin puber
kedua deh. Jadi tambah cinta sama mama.”
Oalaah, siapa orangnya yang nggak bahagia, saat mendengar
kalimat ini terucap dari bibir sang kekasih hati dengan mata berbinar penuh
cinta?
Buat saya, sudah menjadi kewajiban istri untuk turut
melindungi pandangan suami dari “pemandangan-pemandangan indah” di luar sana.
Salah satunya, adalah dengan merawat kecantikan agar suami betah memandang dan membuatnya
jatuh cinta lagi (ehm). Sehingga saat suami, unexpectedly mengalami puber kedua, pubernya juga dengan istri
sendiri, jatuh cinta (lagi)nya pun dengan istri sendiri.
Nah, kalau ditanyakan kepada saya, bagaimana cara merawat
kecantikan wajah di usia yang sebentar lagi bakal memasuki kepala empat ini? Yang
menjadi prioritas saya adalah (hanya) mengenakan produk perawatan kulit yang
tepat. Perubahan kulit pada usia 30an
umumnya ditandai dengan munculnya kerut, baik kerut statis maupun dinamis,
menurunnya kelembapan kulit dan munculnya masalah kulit seperti flek,
hiperpigmentasi dan jerawat.
Jadi, produk perawatan yang tepat tentunya adalah yang mampu
meregenerasi sel kulit wajah, membuat kulit terasa lebih lembap dan halus serta
menyamarkan kerutan.
Alhamdulillah, sejak sebulan lalu, saya menemukan “sahabat”
perawatan kecantikan yang mampu menjawab kebutuhan dan permasalahan kulit saya.
Terbukti, sejak hari pertama pemakaian, kulit saya terasa lebih lembap, kenyal
dan halus merata. Kerut-kerut dinamis juga mulai berkurang.
Pingin tahu sahabat baru saya itu?
Ini dia : Revitalift Night Cream.
Produk ini memiliki 8 (delapan) kandungan natural Lifter
atau perawat kekencangan alami yaitu Collagen I, III, VI. Juga mengandung
Fibrilin dan Elastin yang dapat membantu menjaga kekencangan kulit. Chondritin
S yang akan mengembalikan elastisitas kulit dari dalam. Collagen IV, Perlecan
dan Integrins untuk memastikan lapisan berbeda dalam kulit tetap menyatu. Formula
Pro Retinol A untuk menyamarkan kerutan. Dan Centella Asiatica untuk berfungsi
mencegah munculnya kerutan dari dalam serta memperbaiki kerutan dari luar.
Semua kandungan ini sangat efektif untuk menyamarkan kerutan
yang mulai muncul pada wanita di usia > 30an khususnya pada 8 (delapan)
titik kerutan : dahi, kelopak mata, sekitar mata, antara mata, kantung mata,
pipi, area di atas bibir dan juga leher. Itu sebabnya, dengan berbagai
kandungan yang istimewa ini, efek perubahannya pada kulit wajah bisa saya
rasakan dalam waktu yang instan. Ke depan, insya Allah saya akan tetap
bersahabat dengan produk yang satu ini juga melengkapi series-nya dengan produk perawatan yang lain.
Demikianlah kisah saya tentang menjadi dewasa dan bahagia
di #usiacantik, di angka yang juga nggak kalah cantik ini : 38. Bukan berarti
hidup saya saat ini melulu diisi oleh kebahagiaan semata, namun perjalanan
hidup dan kedewasaan yang terus bertumbuh, telah membentuk saya menjadi pribadi yang berusaha
untuk selalu bahagia, bersyukur atas pemberianNya,
memandang hidup dengan pikiran positif dan membahagiakan orang-orang yang saya
cintai. Karena kebahagiaan, sejatinya akan memancarkan aura kecantikan kita
dari dalam. Kebahagiaan akan membuat hidup terasa semakin indah meski usia
terus bertambah. Dan kebahagiaan jugalah .....yang membuat kita tetap percaya
diri untuk menapaki sisa usia dengan menjadikan hidup ini lebih bermakna.
“Lomba blog ini diselenggarakan oleh BP Network dan
disponsori oleh L’Oreal Revitalift Dermalift.”
38 ??? bener lah kata orang..masih cantik dan awet muda...
ReplyDeleteMakaciiih....
DeleteWuaaah lengkap artikel. Iya, semakin bahagia dan dewasa, kecantikan makin terpancar.
ReplyDeleteterpancar dari dalam ya, hehe
Deletekapan novelnya terbit lagi mbak? :)
ReplyDeleteDoain yaa segera terbit :D
Deleteketampol baca quote nya winners never quite, and quitters never win. Jadi semangat untuk terus menulis disaat lagi down nulis :D
ReplyDeleteSaya pun sering up n down mbak...selalu butuh suntikan semangat baru
DeleteSalut sama mbak Lyta. Banyak bgt bakat ya.
ReplyDeleteTerima kasih...gak terlalu berbakat sih..cuma slalu penasaran ingin nyoba macem2
DeleteMasya Allah pengalamannya luar biasa ya Mbk, semoga makin bahagia. Suka lihat foto Mbk yang tersenyum :) makin cantik
ReplyDeleteAamiiin....hehe..udh move on dr foto jutek 😊
DeleteWaaah, salut loh sama perjuangan kak Ria, dimulai dari nol, dari titik terendah sampai di posisi sekarang. Diundang dan menjadi MC berbagai acara, trus aktif menulis, udah nerbitin novel dan buku pula.
ReplyDeleteMakin cantik di usia menjelang kepala 4, sukses terus ya kak, dalam karir dan keluarga ^-^.