Sinopsis
[sumber : www.arulchandrana.wordpress.com] :
Pada dekade 90an ke belakang, di Bawean
pengobatan dokter bukanlah pilihan pertama. Hampir semua orang yang sakit akan
dibawa ke dukun atau kyai. Pengobatan ini selalu
menjadikan setan sebagai biang kerok setiap penyakit. Dan ketika sebuah
penyakit tak bisa disembuhkan, atau ketika muncul suatu penyakit yang demikian
aneh dan mengerikan, penderitanya harus rela menjalani pengucilan dan
pengasingan. Lebih buruk lagi, pengusiran. Tema inilah yang diambil oleh Arul
Chandrana dalam buku terbarunya, Sang Penakluk Kutukan.
Adalah Ranti, seorang gadis SD yang menjadi
tokoh utama novel ini, pada suatu hari sedang pergi menuju lautan. Dia harus
melewati hutan dan menempuh perjalanan sejauh beberapa kilometer dari rumahnya.
Ranti sendirian, bernyanyi kecil sepanjang jalan, kemudian sekuntum bunga liar
di tepi jalan mencuri perhatiannya, Ranti menepi untuk memetik bunga yang harum
itu, tiba-tiba, di balik sebatang pohon tak jauh dari situ… pertemuan
pertamanya dengan si makhluk kutukan terjadi. Pertemuan yang akan menjungkir
balikkan kehidupannya dan kehidupan semua orang di desanya. Pertemuan yang
menyebabkan kehebohan luar biasa sehingga semua orang di desa berdiri rapat
dengan permusuhan semakin membengkak. Makhluk kutukan itu sudah sepuluh tahun
diusir dari desa, dan kini seorang bocah kecil melanggar pantangan terbesar
bagi semua orang.
Kisah yang disuguhkan Sang Penakluk Kutukan
tidak hanya berpusar di konflik makhluk kutukan, tapi juga menampilkan kisah
persahabatan, ikatan keluarga, sifat masyarakat yang picik dan mudah menuduh,
perdukunan, juga sekelumit ilmu pengobatan tradisional.
Di sekolahnya Ranti harus menghadapi
permusuhan beberapa siswa lainnya karena ayahnya yang berprofesi sebagai
herbalis. Bocah-bocah usil itu tidak henti-hentinya menjahili Ranti. Untunglah
Ranti memiliki seorang sahabat yang senantiasa menemaninya menghadapi
siswa-siswa tengil itu. Masalahnya, bukan hanya sesama siswa yang memusuhi
Ranti, salah satu guru pun memusuhi Ranti sekeluarga.
Setelah pertemuan tidak sengaja dengan si
makhluk kutukan, Ranti sama sekali tidak mengira jika akan ada beberapa
pertemuan berikutnya. Pertemua yang membuka matanya, membuatnya mengerti banyak
hal yang tidak dipahami orang-orang di desanya. Ranti pun mencari tahu sejarah
si makhluk kutukan, sejarah yang campur baur antara mitos raja jin dan
kebenaran yang disembunyikan. Sehingga akhirnya, Ranti memiliki persahabatan
yang tidak dimiliki oleh siapa pun di Bawean: persahabatan dengan si makhluk
kutukan. Hanya saja, sebagian persahabatan adalah rahasia yang semestinya
disembunyikan.
*********
Sang
Penakluk Kutukan, adalah novel kedua karya Arul Chandrana. Buat saya, novel ini
telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dibandingkan novel perdananya dulu. Saya
ingin terlebih dulu mengomentari penampilan
novel ini. Saya menyukai covernya yang didominasi warna ungu dan oranye, warna
favorit saya. Begitu pula pilihan font dan penyuntingan yang bebas typo.
Seperti
juga status-status penulisnya di facebook, novel ini menyuguhkan tema yang antimainstream. Berkisah tentang
kekolotan masyarakat setempat yang menganggap penyakit sebagai kutukan dan
lebih mempercayai mitos ketimbang fakta.
Penokohan dalam novel
ini cukup natural, khususnya tokoh utamanya Ranti, seorang gadis kecil yang
bersekolah di Madrasah Ibtidaiyah. Bukan hal mudah menjadikan anak kecil
sebagai tokoh utama dalam novel dewasa, namun Arul mampu menampilkan unsur ini
dengan baik.
Peristiwa
demi peristiwa mengalir lancar, sesekali diselingi kejutan, sehingga cerita
yang didominasi narasi ini tidak terasa membosankan. Plot cerita membuka unsur kejutannya sedikit demi sedikit, konflik
dan klimaks baru dihadirkan menjelang akhir, dan pola ini cukup berhasil
menjaga novel ini tetap page turner.
Kelebihan
lain dari novel ini terletak pada deskripsi
lokalitasnya yang kental. Arul berhasil menampilkan latar yang kuat, baik
latar tempat, waktu maupun sosial dari pulau Bawean yang menjadi latar novel
ini berikut kultur masyarakatnya pada jaman itu.
Memang,
fakta akan terjadinya tsunami pada latar waktu yang dipilih, berpotensi
menimbulkan pertanyaan : benarkah tsunami pernah terjadi di Bawean pada awal
tahun 90-an? Tetapi, mengingat ini sebuah fiksi, hal tersebut tak
perlu menjadi polemik panjang.
Sejujurnya,
saya sulit menemukan kekurangan dari novel ini, karena saya pun tidak tertarik untuk
menemukannya. Hehe. Ketika sebuah cerita berhasil menarikmu untuk terus membaca
dan kau pun menyukainya, maka kau pun tak lagi tertarik untuk mengulik-ulik kekurangannya. Jadi kesimpulannya : saya menyukai novel ini.
Hanya
saja, bagi kalian yang lebih suka novel dengan banyak dialog, novel ini mungkin
akan terasa sedikit membosankan karena lebih didominasi oleh narasi. Epilognya juga
tergolong cukup panjang dan lebih menyerupai reportase. Dan saya lebih suka
jika arti kata dalam bahasa Bawean langsung ditaruh sebagai footnote ketimbang menyertakannya di
bagian belakang buku.
Novel
ini memang bukan type novel yang akan membuat hatimu berbunga-bunga dan
diliputi kebahagiaan, bahkan kisah tentang derita Akdong dan Aknang dalam novel
ini membuat hati saya perih, tetapi, novel ini akan membuatmu merenung dan
menyadari, bahwa kebohongan dan fitnah adalah dosa yang sanggup membunuh, dan
betapa kita sangat memerlukan ilmu pengetahuan agar tak mudah terjerumus pada
kekuatan kebohongan yang menyesatkan.
Bukankah
di jaman ini, kita pun sesungguhnya tengah hidup dalam lingkaran kebohongan dan
kepalsuan yang mengaburkan kebenaran?
Beberapa
quote menarik :
- Tekanan yang tidak meruntuhkan seseorang, justru akan berubah menjadi pengalaman yang menguatkan (hal. 64).
- Terkadang kebenaran terlalu membingungkan sehingga kebohongan tampak lebih nyata dan bisa diterima (hal. 75).
- Di dunia ini selalu ada dua hal yang terlambat disadari : keteledoran dan masa depan (hal. 211).
Judul : Sang Penakluk Kutukan
Penulis : Arul Chandrana
Penerbit : Republika
Jumlah : 289 hal
Tahun : 2016
-----------------------------------------
Kalian
tertarik ingin memiliki novel ini? Ikuti giveawaynya yuk. Syaratnya mudah saja
:
- Follow blog ini, like FanPage facebook Riawani Elyta, follow IG riawani_elyta dan twitter @RiawaniElyta (disesuaikan dengan akun yang kamu miliki).
- Follow twitter : @arulight, facebook : Arul Chandrana
- Daftarkan nama akun facebook atau twittermu di kolom komentar beserta jawaban atas pertanyaan ini : Mengapa kamu ingin memiliki novel Sang Penakluk Kutukan?
- Bagikan url link giveaway ini di twitter, mention @RiawaniElyta, @arulight dan @bukurepublika dengan hestek #GAPenaklukKutukan. Jika tidak punya akun twitter, boleh membagikan di facebook.
- Giveaway dibuka mulai tanggal 12 - 17 Maret 2016.
Mudah
bukan?
Hadiahnya
:
1
orang pemenang akan mendapatkan 1 eks
novel Sang Penakluk Kutukan dari penulisnya Arul Chandrana dan 1 eks novel Nun
karya Afifah Afra [finalis IBF kategori fiksi 2016] dari saya.
Selamat
mengikuti :D
Twitter : @hndiniptrind
ReplyDeleteFacebook: Handini P. Indriawan
Kenapa aku ingin memiliki Novel Sang Penakluk Kutukan ini?
Seperti yang dikatakan kak Ria diatas, pasti sangat sulit menjadikan anak SD dalam novel dewasa ini. Aku pengen tau, gimana perjuangannya Ranti yang harus nahan setiap kebencian dari temen-temennya bahkan gurunya sendiri. Gimana cerita Ranti sama si makhluk kutukan itu. Dan apa aja yang diliat Ranti semenjak ketemu sama si Makluk kutukan itu.
Dibaca dari sinopsisnya, bulu kuduk aku udah merinding disko(?)seru, menarik. Apalagi diambil dari jaman 90-an, dengan konflik-konflik yang diambil dari masyarakat yang picik. Jaman-jamannya masih percaya dukun dan Ilmu hitam.
Juga aku seneng sama covernya. Sedikit bikim merinding sih, tapi warna dan desainnya antimainstream. hehehe..
Bismillah, wish me luck^^
Twitter:@ndiawati
ReplyDeleteFacebook :nurdianawati hutabarat
Kenapa saya ingin novel ini?
Saya sangat menyukai karya lokal apalagi yang mengakat budaya semoga makin banyak penulis daerah yang bisa menuangkan dalam karyanya,judul bukunya pun menarik membuat bertanya bagaimana kisah Rianti dalam persahabatan yang tak biasa dengan mahluk lain juga kisah nya di desa di mana ia tinggal.
Twitter : @ratna@Shinju2chi
ReplyDeleteFacebook : Ratna Hana Matsura
Kenapa ingin membaca novel ini?
Setelah membaca reviewnya, saya akan menjabarkan alasan kenapa saya sangat ingin memiliki membaca novel ini :
1. Masalah cover dan judul yang menarik. Jujur cover dan judul itu selalu menjadi pertimbangan awal ketika mau membeli buku. Saya selalu bertanya-tanya, ada cerita apa sih di balik cover dan judul novel itu? Kenapa covernya begini? Kenapa judulnya begitu?
2. Tema-nya yang antimainstream. Saya sangat suka tema-tema seperti ini. Membahas kutukan, berarti akan mengikutkan pada mitos pada suatu daerah. Dan mitos atau kutukan itu identik dengan misteri atau berhubungan dengan hal-hal gaib gitu. Dan saya termasuk penikmat cerita seperti itu. Dan kebetulan juga sering mengalami kejadian gaib. Mungkin karena itu cerita-cerita yang berhubungan dengan hal semacam itu, selalu membuat saya tergelitik. Penasaran dan ingin tahu.
3. Penasaran dengan ceritanya. Dari reviewnya langsung membuat tertarik. Bagaimana kisah Ranti, tokoh utama yang masih MI. Ini satu lagi keunikan novel yang semakin membuat saya ingin segera melahap novel ini. Ketika banyak novel yang selalu memilih tokoh utama itu remaja menginjak dewasa atau dewasa, penulis malah menjadikan sosok anak kecil sebagai tokoh utama. Mengingat novel ini bukanlah cerita anak. Karenanya novel ini pasti beda dan unik. Lalu penasaran alasan warga melakukan hal seperti itu. Bagaimana persahabatan Ranti dengan teman-temannya, termasuk makhluk kutukan itu? Baper jadinya :3
4. Penasaran ingin tahu bagaimana seorang Mas Arul mengemas cerita ini. Baik dari gaya bahasa, penokohan, setting dan eksekusi cerita. Apalagi dikatakan bahwa dalam novel ini lebih banyak narasi daripada dialog.
5. Pengen nambah koleksi buku. Karena memang maniak buku. Selalu ingin menambahk buku siapa tahu kedepannya bisa menjadikannya perpustakaan di rumah. Jadi bisa bermanfaat untuk orang lain juga.
6. Trus bisa dijadikan list buku yang akan saya resensi. Saya senang bisa berbagi info tentang buku-buku. Biar banyak orang yang ikut tertarik membaca juga.
7. Karena saya memang hobi membaca dan butuh bacaan keren yang bisa menambah gizi pengetahuan saya. Dan novel ini sangat cocok untuk dijadikan list buku baru.
Twitter: @APradianita
ReplyDeleteMengapa kamu ingin memiliki novel Sang Penakluk Kutukan?
KARENA:
Saya beserta keluarga pernah beberapa kali berlibur ke pulau Bawean yang menjadi latar belakang novel Sang Penakluk Kutukan. Jadi, begitu mengetahui Kak Arul Chandrana mengeluarkan novel Sang Penakluk Kutukan yang memiliki latar belakang pulau Bawean maka otomatis saya langsung penasaran ingin membaca novel tersebut. Hmmm Pulau Bawean..dimana itu? Mungkin begitulah kira-kira reaksi orang-orang ketika pertama kali mendengar pulau itu. Tak banyak orang yang familiar dengan nama Pulau Bawean. Bawean, bagi saya adalah pulau dengan segudang potensi wisata serba ada. Mulai dari gunung, danau, pantai pasir putih, air terjun, sampai air panas pun ada disana.
Bagus banget, itulah kata-kata yang terlontar dari bibir saya ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di Pelabuhan Sangkapura. Pelabuhan Sangkapura adalah pelabuhan di Pulau Bawean. Turun dari kapal saya langsung disambut angin semilir nan segar. Mata saya pun langsung berkeliling melihat kanan kiri. Rupanya air laut di Laut Jawa ini masih bersih. Warnanya hijau, sungguh segar sekali dipandang mata. Awannya juga bersih. Mungkin karena belum ada polusi udara di tempat ini. Ingin rasanya segera berlibur ke pulau Bawean lagi beserta keluarga.. :)
Facebook: Handrianita Mekuo
ReplyDeleteTANYA: Mengapa saya ingin memiliki novel Sang Penakluk Kutukan?
JAWAB: Mengapa tidak?
1. Kutukan. Mengundang rasa ingin tahu. Percaya atau tidak, saya sebenarnya adalah Sang Penakluk Kutukan, di dunia yg lain, sebagaimana saya pun ahli merapalnya *ngarang*
2. Quotes. Menginspirasi. 2 dari 3 quotes di atas, apa lagi yang lain?
3. Kisah 'kutukan' ini mengingatkan saya pada kisah-kisah 'kutukan' di kampung saya, dalam versi yg berbeda ...
P.S. Saya layak mendapatkan giveaway ini, karena, stok buku ini di bookstore di daerahku tidak ada.
P.P.S. : saya sudah berjanji pada penulisnya, jika saya memiliki buku ini, saya bersedia ber-selfie ria, jadi, bantu saya memiliki buku ini, agar saya bisa memenuhi janji tersebut.
😊
Facebook : Ratna Farida
ReplyDeleteKenapa saya ingin memiliki Buku ini?
Hmmm... dari awal saya sering baca Up Date Status Bang Arul di FB. Saya berpikir kalau tokoh Ranti itu sosok gadis cantik tapi ternyata anak SD. Hehehe..
Suka dengan warna cover bukunya yang beda a.k.a Unyu.. Ungu.
Review Mba Lyta yang detail dan penasaran dengan negeri Bawean milik Bang Arul.
Kira-kira kayak gimana seh cara bercerita Bang Arul dalam novel ini. Karena jujur saya belum baca buku pertamanya tapi sering baca review temen-temen.
Dan saya juga jadi penasaran, Bang Arul yang itu.. suka sekali nulis status lucu dan menggelitik dan bahkan bikin geleng kepala setiap baca. Bukunya kayak apa yaaahh...
Pliissss... pilih aku yah (ngerayu.com)
Twitter :@anik_nuraeni
ReplyDeleteFb :anik nuraeni
Kenapa saya ingin memiliki novel ini? 1. Saya kenal penulisnya. Seorang ustad jenius yang seringkali pemikirannya anti mainstream namun tak keluar dari logika dan nalar. Penulis novel "pemburu rembulan" ini juga nggak pelit berbagi ilmu, santun, dan rendah hati, meski suka bercanda.
2. Penasaran sama latar novel. Seringkali beliau ceritakan bawean. Betapa eksotisnya pulau itu dengan segala kultur dan kekayaan alamnya.
3. Penasaran sama novelnya tentu saja. Novelis cantik sekelas mbk riawani elyta aja bisa bilang novel ini bagus. Gimana saya nggak 'mupeng'.sneakpeak mbak lyta bikin makin penasaran. Kudu punya!
@yutakaNoYuki
ReplyDeleteAku tertarik sama novel Sang Penakluk Kutukan karena review dari mbk Riawani di atas. Cerita novelnya kompleks ya, dan sepertinya bisa buat aku sedih waktu membacanya. Setting ceritanya juga unik, yaitu di Bawean yang aku sendiri gak pernah dengar nama daerah itu. Dan yang aku cari pesan moral yang mau disampaikan oleh si penulis. Biasanya kalau udah baca buku dengan tema sosial gini lebih membekas di pikiran ..
Fb : Rohaya al Suhaimi
ReplyDeletekenapa saya ingin memiliki Novel Sang Penakluk Kutukan tersebut,?
krna sya penasaran dg smua yg tlh trjd d Bawean trmsuk d kmpung hlamnQ yg sma dg penulis buku trsebut. saya merasa terharu dg anak SD yang menjdi latar dlam novel di atas, itulah yang mnjdi drongan bgi saya untuk sgera ingin mmliki buku itu
FB: Mugniar Bundanya Fiqthiya
ReplyDeleteTwitter: @Mugniar
Saya tertarik memiliki novel ini karena saya suka dengan materi novel pertama Arul dan buku solo keduanya. Saya sebenarnya bukan penikmat fiksi. Namun ada kecualinya. Saya suka dengan fiksi yang punya daya tarik kuat bagi saya. Dan daya tarik kuat pada diri Arul di novel sebelumnya adalah FAKTA MENGENAI BAWEAN. Adapun bumbu2 lain yang fiksi, bukan hal yang bisa bikin saya tidak tertarik.
Novel ini bercerita tentang FAKTA mengenai TRADISI dan kondisi masyarakat Bawean. Saya tertarik dengan itu. Selain itu, Arul menulis dengan gaya yang unik. Terkadang malah antimainstream. Dan itu, sungguh sesuatu yang menarik buat saya :)
Moga2 saya yang dapat bukunya ....
Aamiin
Nama: Nyi Penengah Dewanti
ReplyDeleteTwitt : @nyipenengah
Link Shared: https://twitter.com/NyiPenengah/status/709239319077232648
Mengapa kamu ingin memiliki novel Sang Penakluk Kutukan?
Karena saya kenal penulisnya yang heboh bin ajaib itu, pastinya saya yakin isinya lebih heboh, apalagi review di atas memberikan gambaran.
Wish me luck, aamiin.
Fb : Umminya Umar
ReplyDeleteTwitter : @Eyiaz_AB
Mengapa saya ingin memiliki novel Sang Penakluk Kutukan?
Jawaban : Setelah membaca review Mbak Riawani di atas, saya menyimpulkan bahwa buku ini menjadi sebuah buku yang direkomendasikan dan layak untuk dibaca. Saya sangat menyukai buku hasil tulisan penulis tanah air, apalagi seperti novel ini yang kental dengan nilai lokalitasnya. Buku yang seperti ini sangat layak dibaca, dikoleksi untuk kemudian diwariskan sebagai bahan bacaan untuk generasi berikutnya, jangan sampai menghilang. Intinya, saya ingin memiliki novel ini untuk saya baca, saya tempatkan di salah satu deretan novel koleksi di perpustakaan pribadi karena pelan-pelan Insya Allah saya ingin merintis taman baca untuk masyarakat di kampung saya nanti. Jadi, buku-buku sarat nilai seperti ini sangat saya butuhkan.
Nama Akun FB : Maya Madu
ReplyDeleteNama Page FB : MAYA MADU
Alamat Blog : www. mayamadu. blogspot. com (tanpa spasi)
■ Mengapa saya menginginkan novel ini?
Sebab novel yang bergenre supranatural memang sedang saya pelajari. Antara logic and fakta, sehingga bagaimana mengemas suatu cerita untuk tidak out of the box. Hal Ghoib memang ada disekitar kita, namun bagaimana kita bisa menarik garis untuk tidak bersinggungan dengan adanya iman dan taqwa.
Saya sedang menggarap novel MATA KETIGA, semoga novel ini bisa menambah wawasan saya terhadap hal-hal di luar batas akal manusia. Dan semoga novel ini bisa sebagai referensi tambahan terhadap novel yang saya kembangkan.
Terima kasih.
Salam Maya Madu
Twitter: @DiddySyaputra
ReplyDeleteSederhana saja, jelas karena kisah yang disuguhkan penulis sangat menarik terutama sangat membumi dan dekat dengan kehidupan sehari-hari, terbukti dengan kemasan yang digagas merupakan polemik nusantara mengenai mitos dan sebagainya, nggak dapat dipungkiri Sang Penakluk Kutukan ini bisa dikatakan karya yang memiliki nilai keakraban tinggi dengan pembacanya. Sehingga nggak heran jika saya langsung jatuh cinta dengan cuplikan dan clue-clue kisah yang disajikan direview. Selain itu kutipan dalam kisahnya juga sangat realitas, seperti "Terkadang kebenaran terlalu membingungkan sehingga kebohongan tampak lebih nyata dan bisa diterima (hal. 75)." Satu kutipan yang menurut saya benar-benar ril, bahkan memang seringkali kebohongan yang tercipta lebih terasa mengakar di kehidupan jika dibandingkan dengan kebenaran (kejujuran). Dan bahkan nggak jarang kebenaran akan lebih terkesan mengada-ada daripada kebohongan. Saya sangat tertarik dengan kutipan ril Sang Penakluk Kutukan yang sebagian besar kisahnya berbentuk narasi ini. Saya sangat penasaran bagaimana penulis mengemas kisahnya dengan kisaran ini (narasi). Tokoh utamanya juga sangat mencuri perhatian saya, mengedepankan seorang tokoh yang masih duduk di jenjang pendidikan dasar yang menurut saya nggak mudah dengan kisah yang bukan terkhusus dikisaran umur tersebut. Terakhir, sebagai pembaca yang notabene-nya Mahasiswa juga perantau tentunya untuk memenuhi hasrat baca saya, maka sangat dibutuhkan bahan bacaan yang nggak hanya berkualitas dan berkelas seperti Sang Penakluk Kutukan ini, namun juga nggak bikin kantong terkuras alias gratis. Hihi. So, untuk memilikinya sangat dapat dipastikan saya akan berada diposisi terdepan, meski nyatanya nggak bisa karna sudah keduluan ;D. Keseluruhan, saya sangat berharap bisa mencicipi karya Mas Arul ini.
Terima kasih ;D
Aku ingin baca novel ini karena temanya yang antimainstream. Dari paparan review Mbak Ria, aku jadi makin tertarik karena di sini bercerita tentang mitos di desa yang misterius dan relevan dengan masyarakat di desa hingga saat ini. Ah, jangankan untuk yang di desa ya, di kota besar saja masih ada yang percaya dengan hal demikian.
ReplyDeleteAku menangkap ada sisi horror juga di sini. Sepertinya si penulis sangat pandai menggabungkan bumbu-bumbu yang dapat membuat novel ini semakin kaya. Tidak hanya seputar misteri, mitos, perdukunan, tetapi unsur lain seperti masalah sosial, jalinan persahabatan dan ikatan keluarga juga diikutsertakan. Aku sudah bisa membayangkannya cerita di novel ini akan menjadi lebih apik. Ada emosi yang ditambahkan sehingga ceritanya tidak berlalu begitu saja.
Ditambah lagi karena tokoh utamanya cuma seorang bocah SD. Tentunya akan tersaji pikiran-pikiran polos dari anak kecil ketimbang spekulasi berlebihan yang biasanya timbul dari orang dewasa. Aku rasa hal ini bisa menggiringku untuk bersikap innocent selama membaca ini. Ehehee *mudah-mudahan kesampaian*
Dan tentu saja aku ingin membaca novel ini untuk menjawab pertanyaan besar yang ada di benakku, "siapa makhluk yang dikutuk itu? Kutukan tentang apa? dan siapa penakluk kutukan tersebut? Ranti kah?"
Semoga aku bisa menemukan jawabannya :)
Twitter: @chynrm
Mau novel ini, karena tokoh utamanya seorang anak SD yang terlibat banyak sekali konflik. Siapa yang dikutuk? seperti apa mahluk yang dikutuk? siapa sang penakluk kutukan? apa yang dilakukannya? wuiih....pertanyaan-pertanyaan begitu ingin dijawab. Cerita yang akan membawa pembaca sangat larut dalam kisah yang seru, menegangkan dan pastinya mengharukan.
ReplyDeleteLina herlina
twitt @tehlina_lina
Fb : Linda Satibi
ReplyDeletetwitter : @LindaSatibi
Kenapa saya ingin memiliki novel ini?
Karena saya kenal sama penulisnya. Tulisannya selalu cetar dan bikin wow. Idenya antimainstream. Gaya nulisnya bisa lucu dan bikin tergelak, bisa pilu mengharu biru, bisa seram mencekam, dan bisa juga membuat hati meleleh karena romansanya.
Jadi penasaran banget lah sama si penakluk ini.
Nama : Whella Nurlela
ReplyDeletelink share : https://twitter.com/whella_ND/status/710463016014319616
karena saya sangat ingin menambah bacaan buku pribadi saya. karena saya tidak diizinkan ortu untuk membeli novel, hanya boleh buku pelajaran-_- T_T. jadi saya hanya memiliki 5 buku novel dari hadiah GA jugaa.. semoga saya mendapatkan buku ini.. amiinnn
dan kedua.. dari review yang saya baca, itu terletak di Bawean, dan ingin tahu kelanjutan Ranti gadis yang masih berjenjang Sekolah Dasar menghadapi segitu rumit cobaan hidup
i want it so bad.......... Ranti
Fb : Naqiyyah Syam
ReplyDeleteTwitter : @Naqiyyah_Syam
Aku pengen buku ini karena teman yang tidak biasa. Ide yang cetar dan kaya perenungan. Membuat saya penasaran ingin membaca dan menuliskan resensinya di blog atau di media massa. Lalu, tema yang diangkat sangat lokalitas dan tema kemanusiaan sehingga aku sangat tertarik untuk saya sumbangkan ke taman baca keliling FLP Lampung. Taman baca ini dibuka setiap hari Ahad dan banyak sekali pengunjungnya. Pembaca boleh meminjam atau baca di tempat. Saya yakin buku ini akan lebih bermanfaat jika dibaca banyak orang.