Tahun 2015 udah mau pamitan. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya,
beranda sosial media saya mulai penuh dengan link blog teman-teman penulis yang
berisi catatan pencapaian mereka selama 2015 juga resolusi 2016.
Jujur aja, untuk tahun ini, saya pingin banget menulis hal
serupa, karena tahun-tahun sebelumnya memang tidak pernah. Paling-paling hanya
sekadar nyetatus di facebook atau twitter, lalu jejak status itupun berlalu
dengan cepatnya. Saya jadi nggak punya catatan khusus yang mendokumentasikan
perjalanan hidup dan pencapaian saya selama setahun. Padahal, catatan itu penting banget, bukan? Sebagai bahan evaluasi kita untuk melangkah lebih baik
lagi?
Jadi, supaya tahun ini jangan sampai kelewat lagi, dan kebetulan
ada even giveaway Tinta Perak, saya mau terlebih dulu memulai kaleidoskop saya
dengan menuliskan target atau keinginan yang gagal saya penuhi di tahun 2015
ini.
Ya. Saya memang tidak menggunakan istilah resolusi. Karena saat
saya flashback artikel blog saya setahun lalu, ternyata saya memang tidak
mencatat resolusi saya secara khusus. 'cause I really understand who I am. Meskipun
sudah bikin rencana ini-itu untuk direalisasikan, tetapi kalau di tengah jalan
muncul hal baru yang lebih menarik dan menantang, ya udah, rencana ditunda
dulu, dan saya pun memilih berbelok untuk mencoba hal yang menantang tersebut. Apalagi,
jika peluang itu belum tentu muncul di tahun-tahun yang akan datang.
Tetapi, meski tidak menulis resolusi secara khusus, bukan berarti
saya nggak punya annualy target atau target tahunan lho. Nah, untuk tahun 2015
ini, ada beberapa target terkait upaya peningkatan kesehatan jasmani dan
rohani, yang belum berhasil saya penuhi. Ya. Buat saya, menjaga kesehatan
jasmani dan rohani itu sangat penting. Juga harus seiring sejalan. Jika jasmani
kita sehat, insya Allah kita juga bisa lebih mudah merealisasikan rencana-rencana
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Punya rencana ingin jadi traveller
sepuluh tahun lagi, tapi sekarang baru naik kendaraan sebentar udah teler,
gimana kondisi sepuluh tahun yang akan datang? Ya nggak?
Begitu juga kesehatan rohani. Rohani yang sehat akan
membangun mental yang kokoh sehingga kita pun nggak gampang down atau putus asa saat
dihadapkan dengan rintangan dan kegagalan. Rohani yang sehat akan selalu mendekatkan kita kepada
Allah. Dan rohani yang sehat, juga nggak gampang terserang penyakit-penyakit
hati : iri, dengki, sombong, egois, dan sebagainya.
Pingin tahu target apa aja yang gagal saya penuhi? Saya ceritakan
satu-satu ya.
Pertama, kesehatan jasmani. Sejak awal tahun, saya sudah
memasang target untuk berolahraga secara rutin agar tubuh saya nggak gampang
sakit dan lebih bugar. Asli, saya ngiri dengan tante saya.
Meski usianya sudah di atas 70, beliau masih kuat mengerjakan semua pekerjaan
rumah, mulai dari mencuci, menyetrika, memasak hingga beres-beres rumah.
Sedangkan
saya, di usia yang baru kepala tiga ini, udah gampang flu dan masuk angin. Dan karena
saya bekerja di kantor, otomatis lebih banyak waktu saya habiskan dengan duduk
di belakang meja. Kalau jarang olahraga, apa jadinya kesehatan otot dan tulang belulang
saya sekian tahun ke depan? Jangan-jangan udah selembek ubur-ubur.
Target saya juga sebenarnya nggak muluk-muluk. Kebetulan, saya punya alat olahraga style glider di rumah. Ini nih alatnya :
gambar dari www.olx.co.id |
Jadi, saya menargetkan bisa rutin
berolahraga dengan alat ini selama minimal 30 menit, tiga kali seminggu. Pada bulan-bulan
pertama, Alhamdulillah rutinitas ini masih terjaga. Tetapi, saat menjelang
bulan puasa hingga sekarang, duh, asli keteteran. Jangankan mau olahraga
tiga kali seminggu, mau dilakuin dua minggu sekali juga rasanya udah beraaat.
Kok bisa gitu?
Penyebab utamanya, karena saya terbiasa tidur larut malam. Rata-rata
saya baru bisa tidur di atas pukul sebelas malam setiap hari. Maka pagi
harinya, usai sholat shubuh, badan rasanya lemes mau dibawa olahraga. Mau olahraga sepulang
kantor, badan juga udah capeeek banget. Ketimbang olahraga, lebih baik
istirahat. Itupun jarang-jarang banget bisa istirahat dengan baik. Karena anak bungsu
saya udah minta diajak main.
Tetapi untuk tahun depan, saya nggak boleh kompromis lagi
untuk urusan olahraga. Soalnya punggung saya sekarang gampang pegal karena
banyak duduk. Juga gampang capek karena otot-otot tubuh kurang terlatih
sehingga peredaran darah pun jadi kurang lancar.
Jadi untuk solusinya, mulai tahun depan saya berencana untuk
menata ulang jam tidur saya. Sekurang-kurangnya tiga kali seminggu saya harus “memaksa”
diri untuk bisa tidur lebih cepat dan bangun lebih pagi agar tubuh juga siap
untuk diajak berolahraga. Saya juga berencana untuk memberi hadiah atau reward
untuk diri saya setiap bulan jika saya mampu menjalankan rutinitas berolahraga selama
sebulan penuh. Apa bentuk hadiahnya? Saya belum tahu. Lihat nanti, tergantung mood,
keinginan dan kondisi budget waktu itu, hehe.
Kedua, kesehatan rohani. Untuk yang ini, sebenarnya saya rada
malu buat cerita. Tapi demi tercapainya target ini tahun depan, malu nggak
malu, saya harus cantumkan di sini supaya lebih termotivasi. Ya. Saya sebenarnya
punya target untuk rutin menunaikan sholat tahajud. Diantara banyak jenis
ibadah sunnah, sholat tahajud ini tergolong yang paling sulit saya kerjakan. Penyebabnya
juga masih erat hubungannya dengan kebiasaan saya yang sering tidur larut
malam. Meskipun saya sudah pasang alarm untuk bangun dini hari, kerap kali
alarmnya doank yang bunyi, sayanya tetep molor sampe shubuh. Walhasil, hanya di bulan Ramadhan aja saya bisa rutin sholat
tahajud, selebihnya? Hiks. Menyedihkan.
Jadi, mulai tahun depan, saya memasang target untuk bisa
beribadah tahajud secara rutin. Mungkin nggak akan langsung bisa rutin setiap
malam, paling enggak 1-2 kali seminggu dulu. Biar sedikit tetapi konsisten. Baru
setelah itu ditingkatkan pelan-pelan. Dan
untuk mencapainya, selain menata ulang jam tidur, saya juga harus lebih menguatkan
niat dan komitmen untuk melakukannya.
Untuk target yang ini saya nggak merencanakan reward apa-apa
untuk diri saya, karena efek yang saya rasakan pada hati dan jiwa saya setiap
kali usai menunaikan sholat tahajud, itu terasa jauh lebih membahagiakan dan
menenteramkan ketimbang reward dalam bentuk materil
apapun.
Ya. Sholat tahajud adalah salah satu ibadah paling tokcer
untuk meningkatkan kesehatan rohani kita, selain juga merupakan ibadah sunnah
yang paling disukai Allah. Itu sebabnya, sholat tahajud sangat dianjurkan oleh
Rasulullah dan punya banyak keutamaan dibandingkan ibadah sunnah lainnya.
Semakin bertambah usia, saya sadari bahwa keinginan saya
akan pencapaian prestasi-prestasi dunia mulai berkurang. Sebaliknya, dorongan
untuk meningkatkan prestasi ukhrawi justru kian menggedor-gedor dengan kencangnya.
Seakan ada suara dalam hati saya yang terus mengingatkan bahwa sejatinya, tujuan
utama hidup kita adalah untuk mengabdi kepada Allah dan mempersiapkan bekal
sebaik mungkin untuk kehidupan di akhirat nanti.
Selain sholat tahajud, target lain yang gagal saya capai terkait
kesehatan rohani ini adalah pada kuantitas buku yang saya baca dan resensi. Ya.
Membaca buku juga bermanfaat untuk kesehatan rohani lho. Karena buku bisa
memberi kita ilmu, wawasan, inspirasi, pencerahan sekaligus membangkitkan kontemplasi.
Di awal tahun, saya menargetkan membaca dan meresensi 50
buku. Dan target itu juga saya cantumkan di goodread. Ternyata oh ternyata,
saya hanya mampu membaca dan meresensi 13 buku (aslinya 15, tetapi 2 judul
nggak terdaftar di goodread).
pencapaian 2015 saya untuk jumlah buku yang dibaca dan diresensi di goodread |
Lumayan sedih rasanya. Karena pada tahun
sebelumnya, adanya challenge berhasil mendorong saya menuntaskan 111 jumlah buku yang
dibaca dan diresensi. Dan Alhamdulillah, saya dapet reward dari penerbit berupa
Laptop, piagam dan paket buku.
reward Indiva reading and reviewing challenge 2014 |
Tapi tahun ini? Merosot jauh deh.
Kalau dikaji penyebabnya, selain karena nggak ada challenge
untuk memotivasi, tahun ini saya juga lebih fokus ke aktivitas menulis, baik
menulis artikel untuk media online dan blog pribadi, juga menulis buku. Nah,
untuk tahun depan, saya ingin lebih rajin membaca buku dan
meresensi. Karena aktivitas membaca dan menulis itu seperti dua sisi mata uang.
Bagaimana mau menghasilkan tulisan yang baik dan berbobot kalau jarang membaca,
ya nggak?
Dan kenapa harus plus meresensi? Karena aktivitas meresensi
akan mendorong kita untuk membaca dengan lebih saksama disertai proses
pemahaman dan analisa, sehingga isi buku pun akan lebih lama nempel di kepala
dan membekas di hati kita. Karena tahun ini pencapaian saya hanya 13 buku,
untuk tahun depan saya nggak mau muluk-muluk, cukup 20 buku aja.
Nah, itu tadi target yang gagal saya penuhi tahun ini dan
insya Allah ingin saya realisasikan di tahun yang akan datang. I wish to change this year failure into a-next-year achievement. Buat kalian yang
mampir di tulisan ini, saya minta doanya supaya resolusi ini tercapai ya. Saya juga
mendoakan tahun yang akan datang akan membawa kebaikan, keberkahan, kesuksesan
dan kebahagiaan serta kesehatan jasmani dan rohani untuk kita semua. Amiin.
Waduh belum buat resolusi untuk tahun 2016. Eh iya aku lihat mbak sekarang (tahun ini) malah kurang banyak menerbitkan novel. Beda dgn tahun 2014 yang hampir tiap bulan ada terus lahiran novel.
ReplyDeleteGolden time novel udah turun drastis 2 tahunan ini. Seiring pasar buku yg lagi lesu
Deletewaktu awal tahun 2015 aku berkeinginan mau menerbitkan novel lagi krn tahun 2014 aku fokus haml, ternyata...lebih fokus baby. Hehehe..nikmati saja ya mba, Insallah 2016 pengen nulis novel lagi
ReplyDeleteaamiin untuk semua pengharapan mba
Iya mbak tahun depan juga sy mau nulis novel lagi. Amiin. Makasih yaa
DeleteSetuju, sehat itu penting.
ReplyDeleteIya mak...
DeleteMoga tercapai targetnya
ReplyDeleteAmiin
DeleteKalo buku-buku yang ga ada di GR kan bisa dimasukkin secara manual mbak. Aku aja banyak juga baca buku yang ga terdaftar, alhasil aku masukkin manual sendiri :D
ReplyDeleteGoodread suka lelet pas masukin data buku
Deleterencana yang berhasil saya wujudkan di tahun 2015 ini adalah berhasil membeli ranjang & lemari yang lebih besar dari kepunyaan saya sebelumnya, yeay :D :D
ReplyDeletesemoga target yang ditetapkan di tahun 2016 nanti bisa tercapai yah Mbak, amin..
ia, resolusi saya 2016 juga pengen hidup sehat dengan olahraga dan jaga makan, semangat ya mbaa...
ReplyDeleteTerimakasih sudah ikut GA mbak Riawani, tulisan yg menarik, semoga tahun ini resolusinya tercapai semua ya :-)
ReplyDelete