gambar dari sini |
Untuk mulai menulis, kita pasti memerlukan ide. Tanpa ide,
apa yang mau ditulis? Sayangnya, ide tak selalu datang sendiri, lebih sering,
kitalah yang harus terlebih dulu berusaha mencari dan menjemputnya. Samalah halnya dengan rejeki,
kadang-kadang dia datang begitu saja dan menjadi surprise dari Allah, tetapi,
rata-rata harus diusahakan terlebih dulu, diiringi dengan doa, dan datangnya
pun tak melulu dari pintu yang sedang berusaha kita buka. Tetapi rejeki juga bisa datang
dari pintu yang lain. Tergantung kehendak Yang Maha Pemberi Rejeki.
Kembali ke topik ide. Teman-teman mungkin pernah mengalami
kebuntuan ide. Pingin nulis sesuatu, tapi belum ada ide untuk memulai. Saya sendiri
juga sering ngalamin demikian. Nah, ide ini sebenarnya bisa kita peroleh dengan banyak
cara, diantaranya :
- Baca buku, koran, majalah
- Nonton film
- Ngobrol
- Dengerin curhat teman
- Berselancar di media sosial
- Jalan-jalan
- Dan lain-lain
1.
Aktifkan panca indera, pikiran dan perasaan
Terhadap ide yang sudah ada di depan mata, mari kita kerahkan panca
indera, pikiran dan perasaan untuk menemukan sesuatu yang unik. Misalnya : saat dengerin curhat teman
yang mengaku baru patah hati, coba deh kita dengerin curhatnya sungguh-sungguh.
Dengerin nggak hanya dengan telinga tetapi juga dirasakan oleh hati. Barangkali saja, dia
sebenarnya tidak benar-benar patah hati, tetapi malah senang karena nggak
terikat lagi dengan orang yang sudah membuatnya patah hati. Karena tak ingin
orang lain tahu isi hatinya yang sebenarnya, jadilah dia berpura-pura patah
hati. Tuh ‘kan, dengan mengaktifkan panca indera, pikiran dan perasaan, ternyata kita
bisa menangkap sesuatu yang berusaha disembunyikan pemiliknya di permukaan,
bukan?
2.
Catat dan renungkan
Agar ide tidak hilang, kita sebaiknya mencatat ide yang datang dengan sarana
sesuai keinginan dan kebiasaan. Contohnya saja di dalam buku catatan, di file
laptop, di ponsel, di papan tulis, di potongan-potongan kertas lalu
digabungkan, dan sebagainya.
Lalu ambil waktu sejenak untuk merenungkan rencana pengolahan ide tersebut. Apakah
dari ide awal tentang patah hati, kita akan mengangkat topik tentang cara move
on dari patah hati, atau menganalisa mengapa cewek lebih gampang patah hati,
atau bagaimana seseorang harus patah hati dulu baru bisa merangkai tulisan yang
keren?:)
3.
Tentukan output dari ide
Saat telah menemukan dan mencatat ide, kita sebaiknya
langsung merencanakan hasil akhir dari eksekusi ide tersebut, sehingga kita pun
mudah untuk menentukan langkah selanjutnya. Saat kita ingin menulis
cerpen misalnya, curhat tentang teman yang patah hati di atas sudah cukup untuk
dijadikan ide dasar. Tinggal merencanakan siapa tokohnya, bagaimana alurnya dan
twist ceritanya. Tetapi kalau kita ingin membuat sebuah novel, ide tentang
patah hati saja tidak cukup. karena untuk menghasilkan novel yang tebalnya ratusan lembar, nggak mungkin 'kan kalau tiap lembarnya kita bercerita tentang patah hati melulu :). Jadi sang ide dasar harus dikembangkan lagi menjadi ide lanjutan dan
ide khusus, Nah, apa lagi tuh? Ups, khusus yang ini nggak akan dibagi di sini, penjelasan lengkapnya baru bisa kalian temukan di modul kelas novel saya
dan Leyla Hana. *modus banget yak :) biarin :p*.
Tanjungpinang,
19 Sep 2015
Penulis 14
novel dan 3 (duet) nonfiksi. Mentor Kelas Novel Online Smart Writer.
Kontributor Sayap Sakinah dan Admin grup Be A Writer
Community.
Terima kasih, Mbak. Insya Allah nanti diterapkan :))
ReplyDeleteWah, sharingnya ringkas tapi komplit juga. Pas ini, saya sedang butuh banyak sharing kepenulisan, makasih mbak :)
ReplyDeleteaseg..mantab n8h..bs aku praktekin n8h, tengkiu ya mak
ReplyDeleteLangsung masukin tipsnya ke otak hihii
ReplyDeleteoke juga nih idenya :D
ReplyDeleteOh gitu ya caranya. Sippp dipraktekkan :)
ReplyDeleteMakasi mak idenya..boleh juga
ReplyDeleteperbanyak pergi ke luar rumah,bisa dapat ide banyak
ReplyDeleteide itu bisa datang dari mana saja
ReplyDeleteWah, poin 1 bahaya hahaha
ReplyDelete