Sobat
Nida, melanjutkan tulisan sebelumnya yang berjudul: Calon Jodoh Ideal,
yang Seperti Apa Sih? maka untuk mendapatkan jodoh terbaik, sobat Nida
nggak dilarang kok, merencanakan langkah-langkah yang tepat untuk
mendapatkannya. Ibarat orang yang akan menempuh ujian, jika menginginkan
nilai terbaik, tentunya harus dibarengi usaha dan doa pada level
terbaik juga bukan?
Apalagi,
sebagaimana halnya harapan yang berdentang dalam hati setiap calon
pengantin, sobat Nida tentunya menginginkan pasangan hidup kelak akan
menjadi jodoh seumur hidup. Jodoh yang akan setia mendampingi hidup kita
hingga hanya maut yang bisa memisahkan.
Jodoh yang dengannya kita akan membagi cerita, merancang masa depan dan
kelak membesarkan generasi dengan pola asuh dan pola didik yang sudah
disepakati bersama. Jodoh yang bersamanya kita bergandeng tangan untuk
mewujudkan keluarga yang samara dan kelak akan berkumpul di syurgaNYA.
Amin ya rabbal ‘alamin.
Untuk itu, ada beberapa langkah yang dapat sobat tempuh dalam upaya menemukan jodoh terbaik, antara lain :
Pertama
- perbaiki diri dan tingkatkan kualitas diri untuk menjadi insan kamil,
yaitu insan yang berakhlak dan berbudi pekerti mulia serta memiliki
kadar iman dan taqwa yang berkualitas. Karena,sesungguhnya jodoh yang baik hanyalah diciptakan Allah swt untuk anda yang memiliki akhlak dan ketaqwaan yang baik pula. Hal ini sebagaimana terungkap dalam firman Allah swt Surat An-Nur ayat 26 yang artinya :
“Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang
keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang
baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang
baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)”.
Dengan
kata lain, jika kita menginginkan seseorang yang ideal, hadapkanlah
diri kita ke cermin, lalu bertanyalah : Sudahkah diri ini pantas
menjadi calon pasangan hidup dari seorang pria atau wanita yang ideal?
Jika belum, pantaskah diri ini berharap akan mendapatkan jodoh yang
ideal, sementara usaha yang anda lakukan untuk menjadi seorang yang
ideal pun sangat minim atau bahkan sama sekali nol?
Jika
kita baru menyadarinya sekarang, dan kita pun baru sadari bahwa detik
ini usia sudah tak lagi muda, jangan langsung merasa panik dan putus
asa. Karena sesungguhnya tidak ada kata terlambat untuk berubah, apalagi
untuk berubah ke arah yang lebih baik.
Kalimat bijak ini mungkin bisa dijadikan renungan : Hidup
bukan tentang seberapa besar kesalahanmu di masa lalu, tapi tentang
bagaimana kamu memperbaiki diri dan kuat menjalani hari.
Kedua – bergaullah dalam lingkungan pergaulan yang baik-baik.
Sobat
mungkin akan bertanya, kalau begitu, saya harus pilih-pilih teman dong?
Dan nggak boleh bergaul sembarangan? Nanti kalau saya dicap sombong,
bagaimana?
Wahai
sobat, ketahuilah, bahwa sombong atau tidaknya kita, itu nggak diukur
dari bagaimana kita memilih teman bergaul dan siapa teman gaul yang kita
pilih, tetapi dari bagaimana kita bersikap kepada sesama.
Bahkan kita
dianjurkan untuk memilih teman pergaulan yang baik, agar efek yang kita
dapatkan juga adalah efek positif dan hubungan pertemanan kita akan
memberi manfaat yang baik pula.
Rasulullah
SAW bersabda,sebagaimana dalam Sunan Abi Dawud (no. 4833) dari hadits Abu
Hurairah ra meriwayatkan: “Seseorang itu sesuai agama temannya. Maka
hendaklah salah seorang di antara kalian melihat siapa temannya.”
Di
dalam Ash-Shohihain disebutkan dari hadits Abu Musa ra, Rasulullah SAW
bersabda, “Perumpamaan teman yang baik dan teman yang jelek itu seperti
penjual minyak wangi dengan pandai besi yang meniup alat peniup api.
Penjual minyak wangi akan memberikan minyak wangi kepadamu atau engkau
akan membelinya. Sedangkan tukang besi akan membakar bajumu atau engkau
akan mencium bau yang busuk darinya.”
Nah,
hal ini juga berlaku buat kita yang tengah mencari jodoh. Apakah kita
berharap akan menemukan seorang pria atau wanita yang sholeh dan
sholehah ketika nongkrong di tempat-tempat hiburan malam?
Bukankah
lebih baik kita meluangkan waktu untuk berada di lingkungan-lingkungan
yang positif, tempat ibadah atau majelis-majelis ilmu misalnya, tempat
yang sudah pasti menjadi “tongkrongan” orang-orang yang selalu ingin
mendekatkan diri kepadaNya dan haus akan ilmu? Selain kita akan
mendapatkan teman-teman yang “berhaluan” positif, dengan berada di
lingkungan yang positif, bukankah kita juga akan selalu termotivasi
untuk melakukan hal-hal yang positif pula?
Dengan
senantiasa berada dalam lingkungan yang positif, maka citra diri kita
pun akan terlihat positif di mata banyak orang, dan bukan tidak mungkin,
teman-teman kita yang berada di dalam lingkungan ini, juga tak merasa
ragu saat mengenalkan seorang calon jodoh yang baik dan berkualitas
kepada kita, karena mereka pun yakin, bahwa kita adalah orang yang tepat
untuk itu.
Ketiga – berdoa memohon jodoh yang terbaik.
Ikhtiar
sudah kita lakukan, maka langkah selanjutnya adalah menyerahkan
pengharapan hanya pada Allah Ar-rahman. Mintalah padaNya jodoh yang
terbaik bagi kita, bukan jodoh yang terbaik menurut kacamata orang lain.
Hanya Allah yang Maha Mengetahui, pria atau wanita mana yang kelak akan
menjadi jodoh kita, orang yang bersamanya kelak akan kita arungi
bahtera hidup berumah tangga dengan segala lika-likunya.
Barengi
pula doa kita dengan amalan-amalan yang baik, hindari melakukan hal-hal
yang dapat menghalangi doa anda dari diijabah, terakhir, luruskan
keyakinan kita bahwa Allah swt pasti akan mengabulkan doa setiap
hambaNya, sebagaimana janjiNya dalam Surat Al-Mukmin ayat 60 yang
artinya :
Dan Tuhanmu berfirman : “Berdoalah kepadaKu, nisacaya akan Kuperkenankan bagimu.”
Semoga saja,
untuk sahabatku yang masih sendiri dan saat ini tengah membaca artikel
ini, lalu tergerak hatinya untuk berusaha maksimal dalam mendapatkan
jodoh terbaik, akan segera dipertemukan dengan jodoh terbaik sesuai apa
yang diharapkan dan inginkan. Amiin ya rabbal alamiin.
Cuplikan tulisan saya dari Sayap-sayap Sakinah. Buku non fiksi saya bersama Afifah Afra (Indiva Media Kreasi : 2013).
Foto ilustrasi: google
No comments