“Materinya nanti, kira-kira tentang
reportase murni atau reportase yang humanistik, Mas?”
“Reportase yang humanistik, mbak.”
Ini sepenggal obrolan saya dengan mas
Dudy, karyawan PT. Tunas Karya sekaligus pengelola tabloid Etos, beberapa hari
menjelang pelaksanaan training jurnalistik di PT. Tunas Karya, Batamindo.
Maka, pada hari Minggu kemarin, tepatnya
tanggal 20 April, dengan ditemani suami, saya menuju Batam dengan ferry Marina.
Sedikit telat, sesampai di Punggur, kami dijemput oleh mas Dudy, dan langsung
menuju lokasi Batamindo di kawasan Muka Kuning.
Di sana, sahabat FB saya yang juga
aktivis FLP Batam, Lina Sasmita ternyata sudah tiba, ditemani Ratih, yang juga
anggota FLP dari Yogyakarta.
Acara kemudian dimulai sekitar pukul
10.00 wib, bertempat di ruang pertemuan PT. Tunas Karya. Saya lupa menghitung
berapa peserta yang hadir, tetapi, sependek pengalaman saya mengisi acara
kepenulisan, ini adalah acara dengan peserta paling heboh dan interaktif. Dari dandanannya
saja sudah lumayan heboh, ada yang rambutnya dicat pirang, ada juga yang gimbal
seperti Bob Marley, namun yang paling berkesan adalah, suasana humor dan akrab yang
dibangun oleh peserta, yang dengan sendirinya, bikin semangat dan rasa kenyamanan saya juga bertambah.
Yup, secara pribadi, saya memang lebih
menyukai suasana training yang interaktif ketimbang yang pasif, dimana peserta hanya
diam mendengarkan, terkantuk-kantuk, atau satu-dua mulai gelisah dan
bolak-balik keluar ruangan.
Kali ini, saya memberi materi tentang Feature. Bagi saya, feature adalah jenis
tulisan yang menarik. Karena merupakan perpaduan antara peliputan
(reportase) dan penceritaan. Di dalam feature terdapat unsur humanistik, jadi
seorang penulis feature, dituntut untuk mampu membangkitkan sisi human
interest pembaca, baik itu dalam bentuk menghibur, menginformasikan, menggugah,
menginspirasi, menyentuh, dan sebagainya. Itu sebabnya, materi ini,
saya beri judul : ‘Feature, reportase yang “bernyawa”.
Saya mengisi materi sampai dengan waktu ishoma,
dilanjutkan dengan latihan menulis feature oleh peserta. Sejak awal pembicaraan, saya memang menginginkan short training ini ditutup dengan
praktek langsung, sehingga dapat diketahui sejauh mana peserta mampu menyerap
dan mengaplikasikan teori yang mereka peroleh, juga sejauh mana kapabilitas
peserta dalam menulis feature. Karena nantinya, output dari training ini, diharapkan
semua peserta bisa berkontribusi dalam mendokumentasikan kegiatan di unit
masing-masing pada tabloid Etos yang terbit per 2 bulan.
Sebagai tambahan informasi, terdapat
cukup banyak unit kegiatan di bawah Community Development PT. Tunas Karya,
diantaranya kegiatan Pramuka, fotografi, bahasa Inggris, PMI, dan lain-lain. Dan
semua unit aktivitas juga mempunyai agenda rutin setiap tahun, yang tentunya
sayang sekali jika tidak didokumentasikan dalam bentuk tulisan feature di
tabloid. Meskipun pada awalnya tabloid ini baru terbatas untuk kalangan
internal PT. Tunas Karya, tidak menutup kemungkinan, ke depan akan melahirkan
para penulis feature yang turut berkontribusi pada media-media cetak baik lokal
maupun nasional.
Saat sessi latihan berlangsung, di luar
dugaan saya, peserta ternyata masih antusias, dan dalam tempo sejam yang
diberikan, rata-rata mampu menulis feature, minimal memenuhi standar, bahkan
ada yang bisa menulis sampai berlembar-lembar.
Acara hari itu pun ditutup dengan
memberi reward hiburan kepada enam feature terbaik dan...foto-foto!
Terima kasih saya ucapkan kepada pihak
PT. Tunas Karya yang sudah berkenan mengundang, kepada Lina Sasmita yang udah
merekomendasikan pada panitia, dan tentunya kepada semua penyelenggara dan
peserta training jurnalistik.
Bagi rekan-rekan komunitas kepenulisan,
lembaga pendidikan, dan sebagainya, utamanya yang berada di wilayah Kepulauan
Riau dan sekitarnya, yang ingin mengadakan acara kepenulisan (training, bedah
buku, launching, seminar, dan lain-lain) dan ingin mengundang untuk menjadi pemateri,
silahkan mengontak saya melalui FB Riawani Elyta, twitter @RiawaniElyta atau
akun riawanielyta@gmail.com. Terima
kasih.
No comments