Assalamualaikum wr.wb.
Haai, ketemu lagi nih di quiz giveaway berhadiah novel saya, dan kali ini hadiahnya adalah novel duet saya yang berjudul A Cup of Tarapuccino dan novel-novel lainnya persembahan dari Indiva Media Kreasi. Novel ini pernah terbit pada akhir 2009 dengan judul Tarapuccino. Kemudian mengalami cetak ulang, ganti cover dan tentu saja penambahan dan penyempurnaan isi sehingga pada kemasan yang baru ini, insya Allah lebih baik. Novel terbitan Indiva Media Kreasi ini bercerita tentang bisnis bakery, juga perdagangan illegal, issue bahan makanan haram dan tentunya....kisah cinta yang dibalut nuansa Islami :)
Nah, ini dia ketentuan quiznya. Gampang koq :)
- Follow akun twitter @RiawaniElyta dan FB Riawani Elyta, buat kamu pemilik blog, juga dianjurkan untuk join blog ini
- Bagikan info tentang kuis ini di dinding FB atau timeline twittermu dengan menyertakan link info lomba dari blog ini, jangan lupa mensyen @RiawaniElyta dan @penerbitindiva
- Like fanpage Tarapuccino di sini
- Tuliskan jawaban kuis langsung di kolom komentar di bawah ini dengan menyertakan nama akun twitter dan FB kamu
- Bunyi pertanyaan kuisnya : buat flash fiction (FF) yang di dalamnya terdapat kata 'Cinta, Rindu, Harapan', (boleh salah satu, salah dua atau ketiganya :)), jumlah kata tidak lebih dari 200 kata, dan tulis 1 (satu) kalimat berisi harapan kamu tentang novel Islami (contoh : saya menginginkan novel Islami yang universal dan dekat dengan kehidupan sehari-hari)
- 1 (satu) orang peserta boleh menyertakan lebih dari 1 (satu) flash fiction dan tidak diwajibkan menuliskan harapan terhadap novel islami pada flash fiction kedua, ketiga dan seterusnya yang diikutsertakan
- Periode kuis adalah dari tanggal 28 Agustus - 15 September 2013
- Tersedia 3 (tiga) paket novel senilai @100 ribu rupiah untuk 3 (tiga) orang pemenang yaitu :
Tuh, keren 'kan hadiahnya? Ayo buruan ikutan :)
Salam,
Riawani Elyta
Nama : Annur El Karimah
ReplyDeleteTwitter : @annur_el_kareem
udah di share di twitter
https://twitter.com/annur_el_kareem/status/372615596883443712
sudah like juga di Fbnya
Flash Fiction 1
Cinta dan Harapan
Namanya Cinta, Ia adalah gadis yang menjadi buah bibir di desa Renggandani. Gadis yang memang selalu ada di bibir pantai Ia duduk di dekat batu besar yang sembari menikmati angin yang menghampar wajah ayunya dan membuat rambutnya berayun-ayun manja.
“masih sama? Dalam waktu dan yang tak terduga. Tak usah menanti disini. Ia pasti akan datang tanpa terduga” kataku mendekatinya.
“biarlah, aku biasa begini. Aku tak peduli dengan ucapan orang-orang di luar sana” katanya membenarkan rambutnya yang menutupi matanya.
Aku menyeringai kesal mendengar jawabannya “jika harapanmu ada pada bang Tino, kenapa kamu harus menunggu bang Rusydi?”
“Bang Rusydi adalah cinta dan rinduku yang sudah lama ku nanti sejak dulu. Dan kini hanya ada sebuah kepastian menunggunya atau aku harus menyongsong masa depan bersama bang Tino, harapanku satu-satunya. Karena Ia adalah lelaki yang setia, meski cintaku berlabuh pada lelaki lain. ”
Aku tersenyum getir. “Mimpiku mungkin kandas, bahkan hilang sekejap” kataku pelan seraya membalikkan badan.
“kenapa?”
“Karena lelaki yang ku cintai begitu setia pada wanita yang tak mencintainya. Yang hanya bisa memberi harapan”
End
Harapan pada novel Islami (Cerita yang mengedepankan tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah dan kehidupan sehari-hari yang sebenarnya luas dan kaya akan ilmu).
Syukron. Yang kedua menyusul besok bolehkan mba?
Bismillah...
ReplyDeleteNama : Aisyah Sariasih
Twitter : @aisya_rai
Akhir sebuah harapan
“aku tak tahu ke mana harus membagi beban ini” ucapnya lirih.
“melankolis”. Sergahku.
“masa ini, adalah masa terberat dalam hidupku selama 23 tahun aku hidup. Dan kau ada menemaniku” ucapnya.
“sudahlah”. Aku mulai jengah.
“kau yang lebih memahamiku, bukan mereka yang bahkan tidak mau mendengarkan ceritaku” lanjutnya.
Kalimat-kalimat itu, seperti godam yang menghancurkan dinding pertahananku selama ini. Kebersamaan kami sejak SMA, tidak pernah sampai menyentuh ranah perasaan, kecuali sebatas pertemanan.
Aku bergeming, menatap kilauan air sungai yang memantulkan sinar matahari pagi.
“kau mendengarku?”
Aku selalu mendengar, merasakan, dan bingung setiap kali kau menceritakan kisahmu. Siapalah aku? Tempat sampah dimana kau bisa membagi beban semaumu ketika beban itu tak lagi muat kau tanggung? siapalah aku? Kamus berjalan yang asyik menjadi teman diskusi. Sadarkah kau? Tetes-tetes kisahmu telah menciptakan ruang harapan di hatiku, sedikit rasa rindu saat kau tak ada.cinta kah ini? Sisi hatiku berdialog sendiri.
“aku lelah”. Ucapku sambil beranjak dari posisi duduk.
“tidak dapatkah kau bersabar dan membersamaiku?” setengah berteriak dia mengucapkan.
“aku tidak mau terus menerus membangun harapan atas sikapmu, karena kerinduan ini butuh kepastian”.
#Selesai
harapan terhadap novel islami (nilai-nilai alqur'an dan sunnah diterjemahkan melalui aktivitas kepecinta alam an, tentang hutan, gunung, pantai, tumbuhan, dan hewan-hewannya)
Twitter: @lely_winda
ReplyDeleteFacebook: Leli Erwinda
Perawan Cinta
Aku tak pernah menyalahkan CINTA. Meski seringkali aku dibuat rapuh karenanya. Jatuh hati pada lawan jenis, adalah hal yang lumrah, kan? Tapi bila terus-terusan bertepuk sebelah tangan, tidakkah menyakitkan?
Telah kucoba berpaling dari satu lelaki ke lelaki lainnya. Dan, hasilnya tetap sama. Kasihku tak pernah bersambut. Adakah lelaki lain yang mencoba mendekatiku? Ada. Namun hatiku tak berpihak padanya. Selalu seperti itu. Bahkan hingga detik ini.
Perawan cinta. Ya, mungkin ini julukan yang tepat untukku. Di dalam kesunyian, diam-diam memagut RINDU. Kepada siapa? Kepada ‘dia’ yang kutaruh HARAPAN.
Setelah kupikir-pikir, mungkin ini kehendak Tuhan. Ia sengaja mengulur waktu untuk mempertemukanku dengan lelaki yang tepat. Tidak mau terburu-buru.
Ia ingin membuatku paham apa arti cinta yang sesungguhnya. Bahwa cinta, tak sekadar keinginan untuk memiliki. Bahwa cinta, bukan sekadar mengedepankan ego. Bahwa sebenarnya cinta, punya artian yang jauh lebih mendalam dan mengagumkan. Ya, aku meyakini akan hal itu.
-End-
Harapanku tentang novel islami, lebih luwes, tidak terkesan menggurui, namun nilai pencerahannya dapat terserap dengan baik oleh pembaca. :)
Nama : Dyah Muawiyah
ReplyDeleteTwitter : @dyahmuawiiyah
FB : Dyah Muawiyah
FLASH FICTION :
Matahari tampak bekerja keras di atas langit kota Solo. Aku mendengar keriuhan teman-teman kost ku di luar sana. Mereka kepanasan. Seharusnya aku juga merasakannya. Namun aku merasakan sebaliknya, kedinginan.
Siang ini, seperti biasa. Aku kembali mengingat masa laluku dengan seseorang yang sangat mengenal dan mengerti tentangku. Memahami sifat pemarahku, egoisku, cengengku, bahkan mampu membaca pikiranku tanpa harus aku ceritakan.
Orang yang selalu memarahiku, namun peduli ketika aku sakit meskipun hanya batuk dan pilek. Orang yang tidak pernah meninggalkanku meskipun aku berada jauh darinya.
Aku mencintainya. Aku rindu padanya. Ada secercah harapan besar di dalam hatiku untuk segera bertemu dengannya. Aku ingin memeluk dan mengatakan satu hal padanya. Aku sayang Mama.
*ini FF pertamaku, maaf ya mbak kalo nggak jelas hehe*
HARAPAN TENTANG NOVEL ISLAMI
Dekat dengan kehidupan sehari-hari dan memberikan contoh yang mudah dimengerti :)
Nama : Jiah Al Jafara
ReplyDeleteTwitter : @jiahjava
FB : Jiah Al Jafara
TELAT
Jam seolah berhenti bergerak. Antara rindu, cinta dan harapan kini merekah menjadi satu.
Para undangan sudah memenuhi ruangan. Penghulu dan semua keluarga calon suamiku sudah datang. Mataku menjelajah ke segala arah. Sudah waktunya akad nikah, tapi kenapa Yusuf belum juga datang? Semoga tidak terjadi apa-apa dengannya.
Aku melihatnya sedikit tergesa saat mengetuk pintu. Matanya beredar kesegala arah hingga mata kami bertemu. Kutundukkan pandangan mataku.
Setelah beberapa menit, dengan mantap Yusuf menjabat tangan Ayah.
"Sah"
Doa menggema. Kelegaan memenuhi relung hatiku. Aku melihat gerak tubuhnya. Aku yakin Yusuf juga merasakan hal yang sama.
“Yusuf, mau kemana?” tanyaku sebelum dia beranjak pergi.
“Aku, aku mau keluar sebentar. Aku banyak berkeringat, lagi pula disini tidak ada AC.”
“Maaf sudah merepotkanmu, rumahku ini memang tidak ada AC. Terimakasih atas bantuannya ya. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu ini.”
“Iya sama-sama, bolehkan aku keluar sebentar?”
“Iya silakan.”
Yusuf pergi bersama rasa cinta ini. Harapan kehidupan baru. Kelegaan karena dia yang mengqobulku meskipun itu hanya perwakilan qobul Fathi kakaknya yang sedang berjuang di Afganistan yang kini sah menjadi suamiku.
Harapan tentang novel islami :
Semoga makin banyak novel islami yg layak baca dan dilengkapi dg sumber2 valid tentang keislaman. Semoga juga FF yang kutulis ini menemukan jalannya heheh
Ada versi cowoknya di sini http://jiahjava.blogspot.com/2013/02/prompt-3-telat.html
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteNama : Annur El Karimah
ReplyDeleteTwitter : @annur_el_kareem
FB : Ukhti Muslimah https://www.facebook.com/rana.g.hafiza
udah di share di twitter
https://twitter.com/annur_el_kareem/status/372615596883443712
sudah like juga di Fbnya
FF #KEDUA
Cinta itu pilihan
Berat rasanya menjawab pertanyaan yang satu ini. Terdengar helaan nafas yang berat juga di ujung sana. Ibu.
“siapa? Mengapa? Kenapa? Tidak ada pilihan lainkah?”
Bingung yang luar biasa menyergapku bertubi-tubi.
“ayah, Lana tak bermaksud mengecewakan ayah. Tapi ini pilihan terakhir Lana. Lana sudah sangat mencintainya”
“cinta?! Mau diberi makan cinta? Lelaki yang mapan dan berpendidikan tinggi itu syarat mutlak dan utama sebagai mantu ayah!”
“ayah, cinta itu penting! bukankah ketika kita mulai mencintai lalu kita akan meraih cita-cita? Bagi Lana cinta tetap nomor 1, cinta bagi lana adalah kekuatan untuk merasakan kenyamanan dan saling berbagi serta memahami”
“iya, Yah berikanlah dia kebebasan dalam memilih. Cinta itu pilihan, pilihan untuk sebuah harapan dan masa depan anak kita. Tidak mungkin pula lelaki itu mau menikahi anak kita jika ia tidak mampu bertanggung jawab sepenuhnya” sang ibu membela putri semata wayangnya.
138 Kata.
Nama : Dedul Faihful
ReplyDeleteFB : Dedul Faithful
Twitter: @dedulfaithful
[FF] Dialog Terakhir
"Daun, apakah kau percaya Tuhan mencintai kita?" Ranting bertanya.
Jujur, aku tak mengerti pertanyaannya. Kucoba memikirkannya sejenak, sembari membiarkan Angin meliuk-liukan tubuhku.
"Cinta Tuhan pada kita terlalu rumit untuk dilukiskan. Kita hanya perlu bersyukur."
Aku melihat Ranting semakin serius, "Lalu, kenapa ia memberikan kita cobaan yang tak mudah kita lalui?"
Aku tersadar, sekujur tubuh Ranting mulai memucat. Meski tak separah keadaanku, bukan berarti ia merasa lebih bersyukur.
"Agar jika suatu saat kita terlahir kembali, kita bisa lebih siap menghadapi semuanya dengan lebih baik. Mungkin nanti, kita akan dihidupkan lagi di sebuah padang yang lebih tandus daripada ini, rencana Tuhan selalu misterius ..."
Aku tahu Ranting lelah hidup seperti ini. Menjalani kehidupan membosankan di tengah gurun pasir yang tandus bersamaku, daun-daun yang lain, dan ranting-ranting yang lain.
"Kita adalah dua bagian terakhir dari pohon ini, yang lain telah pulang entah ke mana terlebih dahulu. Aku mohon maaf jika selama ini aku bersalah padamu ...."
Tanpa Ranting tahu, aku pun sebenarnya ingin mengucapkan itu. Karena suatu hal yang tak pernah kuduga, aku dengan terpaksa harus meninggalkannya. Aku menyesal tak buru-buru membalas kata-katanya. Hingga semilir Angin tak membuatku menari lagi, melainkan membuatku terlepas dari genggaman Ranting, untuk selamanya. Mafkan aku Ranting .... []
200 words without title.
Harapan pada novel islami (dalam negeri tentunya) berharap konten ceritanya diperkaya dan tidak klise lagi, harus bisa membawa sudut pandang dan pencerahan-pencerahan baru, setidaknya selevel dengan kualitas karya kang Abik atau mbak Asma Nadia, bisa tetap santu meskipun modern, dan tentu saja membawa pesan-pesan dakwah yang mumpuni yang membuatnya berbeda dari novel-novel genre lainnya.[]
Nama: Dede Sri Mulyati
ReplyDeleteTwitter: @DedeSM20
Facebook: Dede Sri Mulyati http://facebook.com/dede.srimulyati2
JAM: Masih ada namamu
Tepat seribu tujuh ratus tujuh puluh empat jam kita tak bertemu. Banyak yang ingin kusampaikan padamu; tentang cinta, rindu, dan harapan. Aku membatu, tertunduk, dan tak ada yang bisa kulakukan saat di hadapanmu. Bodoh! Bahkan aku sampai lupa untuk mengeja senyumku sendiri. Aku menjauh, meninggalkan kerinduanku di sana, namun harapan dan cinta masih menjadi milikmu. Dan untuk kesekian kalinya pun aku meninggalkan ruangan ini, penuh sesak bahkan selalu bayangmu yang menghiasiku. Klik di sana, klik di sini, tetap hanya namamu.
Kelas masih ramai dengan kerinduan mereka sendiri. Bagaimana kabarmu? Sebenarnya itu yang ingin kutanyakan padamu. Namun aku lebih baik duduk memeluk lutut, dan bersenderkan dinding depan kelas sembari memandang daun yang berserakan di hadapanku. Kering dan menumpuk.
Kamu dengan yakinnya duduk di sampingku. Aku memandangimu. Lama. Kutatap matamu yang sejernih telaga dan senyummu yang menghangatkan jiwa. Namun, sosok perempuan di sampingmu memaksaku menahan sesak. Kami hanya terdiam.
Dia kekasihmu? Pertanyaan itu kian memutari kepalaku dan memenuhi isi otakku. Pisau, belati, pedang, kian menusuk-nusuk hatiku. Aku bangun dan berlari meninggalkan cinta, rindu, dan harapanku di sana, di sosok lelaki yang telah menemaniku selama tiga belas ribu seratus dua puluh delapan jam.
Semoga bahagia, kataku dalam hati.
Harapanku terhadap novel Islami yaitu bahasanya ringan, isinya tidak menggurui, banyak memberikan pencerahan, dan semoga novel-novel Islami lebih banyak lagi, serta ceritanya bukan sekadar cinta-cintaan tapi juga memperbanyak dakwahnya.
FB:Harie Khairiah
ReplyDeleteTwitter "@Hariekhairiah
"Ketika"
"Papa memang nggak pernah cinta sama mama, yang ada di kepala papa cuma papa sendiri, pergi sana, memang itukan mau papa?. Papa sadar nggak?, sekarang Papa berubah, pulang kantor marah-marah, nggak ada waktu untuk untuk keluarga".
Suamiku hanya terdiam, melihatku menanggis, dia tak menyangka, kenaikan pangkatnya di kantor mempengaruhi keharmonisan rumah tangga kami, belum lagi pekerjaannya yang mengharuskan dia harus lama bertugas ke luar kota.
"Ma, maafkan Papa"cuma itu kata yang keluar dari mulutnya. Aku hanya menanggis tanpa berkata-kata sambil merapikan pakaian yang akan dibawa nya dinas ke luar kota besok.
Aku menggantarkan suamiku ke airport, kami saling diam disepanjang perjalan, hanya canda tawa Rangga anakku yang mencairkan suasana.
"Ayo Rangga salim sama papa"ucapku pada si sulung
"Papa kapan pulang?"tanya Rangga, "Secepatnya sayang, Rangga jangan nakal yaa jaga mama"Jawab suamiku sambil mencium pipi Rangga.
"Papa berangkat yaa maa"
" mmm hati-hati"jawabku dingin
Akhirnya pesawat suamikupun take off. Aku berbalik arah sambil memegang tanggan Rangga,Kuambil kunci mobil disaku bajuku,
hei apa neh sebuah amplop, rasanya tadi tak ada amplop disakuku. Ku buka segera isi amplop itu.
Dear Mama
Maafkan papa, yang kurang perhatian dan suka marah-marah belakangan ini. Mungkin papa nggak romantis, tapi papa ingin mama tahu, di hati papa cuma ada mama seorang, sekarang dan selamanya. Tunggu papa pulang yaa sayang, Papa janji sepulangnya papa dari sini, papa akan ambil cuti kita akan habiskan waktu bertiga.
Yang selalu mencintaimu
Papa
Terasa bergetar didalam dada, Papa lekaslah pulang jerit suara hati meneriakan rindu.Secercah harapan baru menunggu.
Harapanku terhadap novel Islami yaitu, banyak mengisahkan kisah sehari-hari sehingga mudah diresapi/dihayati tanpa terasa digurui, bahasanya yang mudah dimengerti
Nama: Rulia
ReplyDeleteTwitter: @Lia_nded19
Fb: Nabilah Adani
"Kak Awan, aku belum selesai bicara!" Aku sedikit mempercepat langkah kakiku, menyesuaikan dengan iringan langkah kakinya yang jenjang itu.
Malam ini tak seindah dan secerah malam biasanya, malam ini begitu kelam tanpa bintang dan bulan. Rinai hujan yang turun sejak tadi seakan mewakili isi hatiku saat ini. Bukannya aku sedih dan ingin menangis, tapi yang ingin ku lakukan saat ini hanyalah berteriak didalam hati, berteriak atas rindu akan dirinya.
"Apalagi? udah aku bilang 'kan jangan ngikutinku lagi! Kamu itu udah aku anggap adik aku sendiri, Wi."
Sontak aku langsung menghentikan langkahku. Tariakan didalam hati pun tak sanggup kutahan lagi.
"Aku gak perduli kakak ngomong apa, udah lebih dari seratus kali kakak ngomong kayak gitu, sampai rasanya kuping aku mau copot, kak!" Sejenak aku menoleh dan melihat bahwa ia ikut menghentikan langkahnya. "Aku tahu umur kita berbeda 10 tahun, tapi bukan berarti kakak harus menjauhi aku kayak gini dan menganggap aku gak lebih kayak anak SD. Aku mencintai kakak karena aku tulus, aku capek kalau harus gini terus kak, apa perlu aku...."
Tap. Tiba-tiba aku merasakan tubuhku begitu hangat, seperti dipeluk. Apa? Aku dipeluk?
"Udah, jangan nangis lagi. Ayo, kita pulang." Ahh, ternyata benar bahwa aku tidak sedang bermimpi berada didalam pelukan orang yang aku cintai. Apa ini artinya dia telah membalas cintaku?
Harapanku hanya 1, walaupun nanti hujan akan berhenti, tapi saat-saat seperti ini tak akan pernah berhenti terjadi.
END..
Harapan aku tentang novel islami yaitu untuk kedepannya novel islami bisa menyajikan cerita yang gak kalah wah dengan novel2 umum lainnya, cerita yg ttp melekat dengan dunia remaja dan ttp menanamkan nilai2 islami didalamnya..
Assalamualaikum.....
ReplyDeleteikutan lagi ya mbak semoga menang
Nama : Evita Andryani
Fb: Evita Andryani Jazz
Twitter : @evita andryani
Flash Fiction (FF)
Rindu Cinta Keluarga dan Harapan
Entah apa yang sudah terjadi, semuanya begitu cepat. Kedatangannya menghancurkan kebahagiaanku. Cinta dalam keluarga ini pun sirna untukku karena dia. Dia datang dengan rasa tidak berdosa mengambil semua milikku, mengambil semua kasih sayang yang seharusnya untukku. Kehangatan cinta dalam keluarga ini pun aku tidak rasakan lagi. Aku sangat rindu cinta dalam keluarga ini, rindu canda tawa dalam keluargaku sendiri. Kini aku tersisih dari keluarga menghabiskan waktu diluar rumah, karena kini rumah tidak senyaman dulu. Aku rindu Mama, aku rindu Bapak dan aku rindu saudara. Aku tidak tahu sudah berapa kali aku menangis karena ini semua. Kini aku hanya punya harapan semoga secepatnya keadaan itu kembali. Aku sudah lelah menangis untuk ini semua, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain berdo’a kepada Allah semoga keluargaku sadar bahwa aku telah mereka singkirkan. Tidak ada tempat mengadu selain kepada Allah. Hanya bertemankan kesepian, bersahabat dengan air mata itulah kini keseharianku. Merenung apa yang sudah terjadi mencari kesalahku sendiri, dan selalu membayangkan aku ada ditengah mereka walaupun itu hanya khayalan. (Cuma ini saja isinya karena ini adalah curahan dari hati)
Harapan untuk novel islami:
Saya berharap akan novel islami yang isinya bisa menjadi pedoman untuk kehidupan sehari-hari yang mengatur kehidupan manusia sesuai dengan syariat islam. NOvel islami yang akan menjadi pembangun jiwa pembacanya serta bisa menjadi novel yg dibaca semua kalangan
Assalamu'alaikum Wr Wb
ReplyDeletesaya ikutan GA nya ya mbak, semoga menjadi pemenang
Nama : Muryani
Fb : MuR.MuRy.MuRya
Twitter : @MuryCraft
no 1, 2, done dan sudah saya share di https://twitter.com/MuryCraft/status/377980721245065216
(FF) Penghianatan
“Biarkan saja aku mati.” Tiba-tiba air mata Rara jatuh berderai menganak kali di pipi.
“Bodoh! Kamu pikir dengan mati semua akan selesai.” tegas Asih.
Rara diam, masih nanar.
“Kematianmu hanya akan menambah derita ibu.” ucap Asih lembut
“Peduli amat dengan ibu! Dari awal memang ibu tidak pernah menganggapku ada!”
Tangan Asih berusaha menyentuh tangan Rara, namun serta merta Rara kibaskan.
“Kamu salah. Ibu sangat mencintaimu. Itulah sebabnya ibu menaruh harapan besar padamu agar kamu mendapat gelar sarjana.”
“Omong kosong! Kamu bisa saja menolak!”
“Aku tahu, kamu marah. Kita sudah sama-sama dewasa dan aku juga tidak bisa melawan kehendak ibu.”
“Kamu munafik!”
“Tentang cintamu …. Aku akan bicara lagi dengan ibu.”
“Harusnya itu yang kamu lakukan sejak awal. Dan memang seharusnya, sejak awal aku membunuhmu.” Kata Rara datar.
Asih, gadis bermata lentik itu menunduk pilu, mengingat semalam baru saja ia menerima lamaran Arman, anak majikan ibunya, laki-laki yang dicintai adik kesayangannya.
-end-
Saya menginginkan agar cerita dalam novel islami mampu memberikan gambaran yang nyata tentang kehidupan islam itu sendiri, bukan hanya sekedar lebel islami tetapi isinya sama sekali tidak islami.
Twitter : @Parlinawi
ReplyDeleteFB : Wiwin Parlina
Uda di share info ini via twitter, uda like Fanpage Tarapuccino, uda juga mention mba @RiawaniElyta dan @penerbitindiva
#Flash Fiction
Pahatan Luka
Dalam sepasang mata itu ada pahatan luka. Aku kerap memintanya berbicara tentang lukanya, memohon agar ia mau membaginya dengan seseorang. Namun ia memilih bersembunyi dalam senyum, lalu buru-buru menunduk menyembunyikan saput dalam tatapnya, takut seseorang yang awas menemukan remah-remah cinta dan pahatan luka di sepasang bola matanya.
Namun, jika beruntung memandang matanya lebih lama, selain remah-remah cinta dan pahatan-pahatan luka, akan kalian temukan sebuah harap yang tetap hidup. Aku tahu benar tentang harapan itu, ia kerap babak belur namun anehnya, walaupun kecil ukurannya, redup nyalanya, ia tetap saja hidup…
Setiap kali kuceritakan kisah ini, orang-orang akan bertanya bagaimana aku bisa tahu tentang luka gadis itu, bagaimana mungkin aku bisa paham tentang harapnya yang tetap hidup kendati menyalapun tak pernah benderang.
Kubiarkan mereka berbisik membuat jawaban dan terkaan sendiri. Mereka bilang aku pastinya seorang alim yang bisa menelisik bathin seseorang, ada lagi yang bilang aku pastilah petapa sakti yang telah mencapai tarap waskita.
Aku hanya menjawab “ya, aku melihat jelas gadis itu dan aku menatap langsung sepasang matanya”. Namun, tak pernah kuungkap pada siapapun bahwa aku pun melihat jelas saat bibirnya mengucap do’a yang samar. Dan…
Bahwa aku melihat gadis itu dalam cermin.
#Harapan untuk Novel Islami
Saya berharap novel islami hadir dengan tema yang mengangkat permasalahan dalam bidang tertentu, seperti arsitektur, fashion, bisnis dan lainnya. Namun sisipan islamnya soft dan tidak menggurui :)
#Note:
Jumlah kata dalam FF saya di atas adalah 192 kata
Assalamu'alaikum Wr Wb
ReplyDeleteWidya ikutan GA nya ya kak Ria :)
Bismillah pasti menang aamiin ^^
Nama : Widya Neva
Fb : Widya Neva
Twitter : @widyaneva2
Follow twitter, blog dan fb kak Riawani Elyta : Sudah
Share ke twitter ,fb dan blog : Sudah
FF
Lelaki Sepi
Apa kau pernah di khianati? Berkali-kali gagal dalam CINTA. Laki-laki yang hanya memberi harapan palsu beterbangan layaknnya daun-daun melayang saat badai. Sungguh ternyata nyata. Semua itu ada di sekeliling kita. Hingga satu titik, engkau berpikir akan melakukan hal yang sama pada lelaki lainnya.
Aku sadar. Gadis yang serba kekurangan, mana ada yang mau? Jika pun ada, aku yakin hanya pemberi harapan semu seperti delapan laki-laki sebelumnya. Tentang RINDU? Untuk apa rindu pada sang penipu? Aku sungguh muak dengan semuanya.
Namun HARAPAN selalu ada. Di suatu hari yang tak terduga, datanglah seorang lelaki. Dia mau mengajariku banyak hal. Memasak, meniup seruling, naik motor, ah yang satu ini sungguh memalukan. Di usiaku yang ke 25, aku tetap anak manja yang tak bisa apa-apa. Hingga aku harus merantau ke sebuah pulau dekat provinsi Lampung. Menjadi guru honor disebuah sekolah.
Dan laki-laki kesepian itu mewarnai hari-hariku. Namun aku sadar. Dia lelaki orang.
“Aku…, menCINTAimu, Nindya”
“Terima kasih”
“Aku ingin menjadikanmu yang kedua”
“Siapa yang mau?”
“Apa aku salah?”
“Ya, karena kau berkhianat’’
“Kau juga membantuku? Kau perhatian”
“Aku hanya ingin di ajari banyak hal”
“Kau tega, Nindya”
“Aku nyaman denganmu. Tapi aku tak bisa…,”
Dia meneriakkan namaku. Namun aku tak pernah
melihat ke belakang.
SELESAI
Harapan tentang novel Islami
-Novel islami yang tidak menggurui namun mudah di cerna bagi para remaja
-Bergenre teenlit namun kental akan pesan-pesan islami
- berkaitan dengan kehidupan remaja seperti di selipi dengan kegiatan pecinta alam atau yang lainnya jadi tetap terkesan menyenangkan
- tokoh-tokohnya sangat berkarakter dan mudah di ingat serta berkesan dalam benak pembaca.
Terima kasih ya kakak. semoga sukses selalu aamiin :)
Oh ya kak, ada yang ketinggalan
ReplyDeletelike fanspage Tarapuccino juga sudah , terima kasih kak :)
Nama: Fardelyn Hacky
ReplyDeleteFb : Fardelyn Hacky
Twitter: @fardelynhacky1
***
Flash fiction
Rencana untuk hidup bersama sedang mantap mereka dijalani saat tiba-tiba laki-laki itu mulai menunjukkan sikap yang berbeda dari hari-hari sebelumnya. Ini membuatnya bingung. Rasanya dia sudah bersikap sangat hati-hati ketika berinteraksi dengan teman-teman lelakinya selain laki-laki itu. Semua dilakukannya karena ingin memberikan sebuah cinta yang terbaik untuk laki-lakinya.
Ada apa dengan dirinya? Mengapa sekarang jadi berbeda? Namun jawaban laki-laki itu membuat hari-harinya semakin kacau. "Aku tidak apa-apa."
Kalau tidak ada apa-apa, lantas kenapa laki-laki itu sekarang menjadi seperti tidak mengenal dirinya?
”Maafkan saya, sudah lama tidak memberi kabar. Sungguh saya tak tahu harus memulai darimana untuk mengatakan ini padamu,” laki-laki itu memulai percakapan pada pertemuan itu. Dia berusaha keras menahan airmata ketika itu.
”Kakak tidak cinta sama saya?” tanyanya.
Laki-laki itu menggeleng. ”Kamu salah kalau berpikir saya begitu. Demi Tuhan, sejak awal saya serius ingin memulai proses ini. Saya tidak main-main. Tapi...”
Laki-laki itu dengan serius berkata serius, tapi mengapa dia berkata tapi.
Beberapa hari lalu ibunya datang ke kota ini. Laki-laki itu memberitahu tentang dirinya sementara ibunya memberi tahu tentang seseorang yang lain. Gadis yang lain.
”Sebelumnya ini pernah terjadi pada abang saya ketika dia menikah dulu. Ibu tidak setuju. Maafkan saya. Bisakah kita berteman saja?”
Oooh... mengertilah dia sekarang!
***
Harapan saya untuk novel Islami:
- Tidak terlalu menggurui
- Tidak melulu dengan tokoh yang berjilbab atau berjenggot.
- Akan lebih banyak novel-nevel islami bergenre epik
Nama: Rulia
ReplyDeleteTwitter: @Lia_nded19
Fb: Nabilah Adani
* ini FF aku yg e 2 ya mbak:) *
-CAHAYA HIDUP-
Cukup! Aku merasa sudah sangat lelah menjalani hidup seperti ini. Air mataku pun seakan tak mampu untuk menetes lagi, hanya isakan kecil yang kini terdengar lirih dari telingaku. Sekali lagi aku membetulkan posisi dudukku, masih sama, dengan posisi tangan memeluk erat kedua kakiku diatas tempat tidur tua ini.
Rasanya aku ingin sekali mengulang hidupku 2 tahun kebelakang. Disaat keadaan rumah masih hangat akan keharmonisan rumah tangga. Aku RINDU akan buaian lembut dari ibu, rindu setiap kali ayah memberikan pencerahan akan nilai-nilai islami. Tapi apa yang terjadi sekarang? Mereka sudah seperti tom & jerry, tiada hari tanpa bertengkar. Ibu yang kini sudah terlalu asik dengan dunianya, membuat ayah terus dan terus dilanda frustasi.
Isakan tangis tertahanku semakin sulit untuk kuhentikan ketika suara pecahan gelas terdengar begitu nyaring dari ruang tamu.
"Sudahlah, aku capek bertengkar terus kayak gini, terserah kamu maunya apa! Mau pergi, silahkan!" suara ayah meninggi. Dan sedetik kemudian terdengar suara pintu yang dibanting keras, aku yakin itu pasti ibu yang sudah pergi lagi.
Dengan gontai aku berjalan keluar menuju ruang tamu. Kulihat wajah ayah begitu lesu duduk diatas sofa, merenung dalam diamnya.
Aku menepuk ringan pundak ayah, memberi ketengangan.
"Indah, ayo, kita shalat isya berjamaah, kita berdo'a untuk kehidupan kita kepada Allah." Ucap ayah seraya tersenyum lemah, terselip sebuah HARAPAN didalam sana.
-END-
Nama: Rulia
ReplyDeleteTwitter: @Lia_nded19
Fb: Nabilah Adani
*Ini FF aku yang ke 3 ya, mbak ;;)*
-FLOWER GIRL-
Hi, perkenalkan, aku Yuditya Devan, lebih akrabnya panggil aja aku Yudit. Menurut survei pribadiku sejak 8 tahun yang lalu, sekitar 85.72 % perempuan yang berada disekitarku mengatakan bahwa aku adalah cowok yang mempunyai tingkat kegantengan melebihi garis normal cowok biasanya. Dapat disimpulkan bahwa aku adalah cowok tampan yang super duper kece, CATET!!
Tapi, apa gunanya kece kalau sampai sekarang gak ada 1 pun cewek yang mampu memikat hatiku. Bukan, bukan karena apa-apa, tapi hanya karena aku masih tetap yakin bahwa suatu saat aku pasti bisa bertemu dengan CINTA pertamaku, Mawar.
Aku menepikan mobilku dipinggir jalan, turun untuk membeli sebuket mawar kuning ditoko bunga itu.
"Ah, ternyata kamu lagi. Ada yang bisa aku bantu?" Sapa perempuan itu ramah. Tapi, untuk kesekian kalinya, setiap kali aku melihat wajahnya mengingatkanku kepada seseorang yang sangat aku kenal.
"Maaf, kalau aku lancang. Kalau boleh tahu, nama kamu siapa?" tanyaku sangat penasaran.
Perempuan itu diam sejenak.
"Namaku ... Mawar"
Hatiku langsung berdebar saat itu, menahan RINDU terhadap, mawar.
-END-
Nama : Muryani
ReplyDeleteFb : MuR.MuRy.MuRya
Twitter : @MuryCraft
--Ini FF-ku yang ke 2--
SALAH
“Percayalah padaku, aku selalu memegang erat janji itu sejak pertama kali aku mengkhitbahmu.”
“Kamu yakin dengan ucapanmu Mas Hanif? Kamu sedang tidak berbohong, kan?”
“Tentu saja, aku selalu berusaha untuk jujur.”
“Ya sudah, assalamu’alaikum.” ucapku datar sambil menurunkan handpone dari telinga.
Langit seakan runtuh.
Beberapa puluh meter dari tempatku berdiri, kulihat Mas hanif sedang makan siang dengan seorang perempuan cantik. Telingaku bisa saja dibohongi, tapi mataku tidak. Barangkali inilah cara Allah menunjukkan siapa sebenarnya Mas Hanif.
***
“Kamu yakin nduk?”
“Iya ayah, aku berusaha mempercayainya, tapi mataku tidak bisa dibohongi.”
“Apa kamu sudah tanya langsung.”
“Tidak perlu ayah, fakta sudah bicara. Aku ingin mengakhiri ini saja. Aku sudah cukup stress.”
“Baiklah, kita tunggu Hanif datang. Sebaiknya kamu masuk dulu, nanti ayah beri kode dan keluarlah dengan membawa minum.”
Yang ditunggu akhirnya datang juga. Aku menguping pembicaraan mereka dari balik pintu, tapi tidak bisa mendengar apa-apa.
Ayah berdehem cukup keras, tanda aku harus keluar. Betapa terkejutnya aku ketika mendapati sosok perempuan ada di samping Mas Hanif. Perempuan yang sama seperti waktu itu.
“Kenalkan, ini adikku yang baru pulang dari Turki.”
Gleg. Harapan itu bersemi kembali. Dan tidak bisa kupungkiri, diam-diam aku telah jatuh cinta.
-end-
Nama : Uniek Kaswarganti
ReplyDeleteTwitter : @UniekTweety
FB : Uniek Kaswarganti
[FF] ABANG
Buih capuccino yang lembut itu kugoyang-goyang dengan ujung jariku, yang entah telah berapa lama bermain-main di bibir cangkir kopi kegemaranku itu. Aroma wangi uap yang terbang dari permukaan cangkir itu terus kuhirup. Sesekali kulirik jam tangan merk terkenal yang dulu kauberikan padaku di ulang tahunku yang ketujuh belas, Bang.
Sudah hampir pukul sembilan menjelang. Tapi mengapa Abang tak kunjung datang? Aku amat rindu padamu Bang. Bertahun-tahun sudah engkau pergi, mencoba menghindar dariku, namun tak pernah ada satu lelaki pun yang bisa menggantikanmu di hatiku. Kau harus kembali Bang, ke sisiku, dimana cinta dan harapanku tak pernah padam padamu.
Derum suara mobil terdengar mulai mendekat, sepertinya suara taxi yang mengantarkanmu kembali ke sini, Bang. Langkah tegap gagahmu terdengar di sepanjang lorong masuk rumah. Ayah dan ibu berhamburan keluar untuk memelukmu. Hanya aku yang tetap tinggal di meja, sembari memandang ganteng wajahmu dari balik cangkir capuccino yang isinya kini tinggal setengah saja.
“Hai Elena, apa kabarmu adekku yang cantik. Ini Abang bawakan cincin indah, hadiah dari Kak Revita, istri Abang,” ucap abangku tanpa perasaaan sembari menggamit seorang perempuan berambut hitam indah dan cantik untuk diperkenalkannya padaku.
Hancur hatiku berkeping-keping.
--------
Harapan saya untuk novel Islami itu yang bisa membuat kita penganutnya makin mencintainya, bukan malah makin takut kepadanya. Islam itu bukan sekedar harus ini harus itu, ada hukuman ini ada sanksi itu. Kesannya kok kejam sekali. Yang lebih hakiki adalah hubungan kita dengan Allah SWT yang bisa ditempuh melalui jalan yang amat manis kapan pun dan untuk siapa pun.
Twitter : @youandwed
ReplyDeletefacebook : You andWe
___________________
Adanya Mun Dan San
Sebenarnya kamu ingin suasana terang benderang atau gelap pekat? San bertanya penuh tekanan pada Tirta. Sedang yang ditanya riuh sendiri, selanjutnya diam tenang tanpa menghiraukannya.
Mereka dibutuhkan untuk memberikan kesejukan, Sang Bayu lewat dengan kata-kata yang mesti dicerap maknanya. Semisterius kehadirannya yang tiba-tiba namun entah dimana sosoknya.
San meradang karenanya, seolah semua bersembunyi demi menutupi pandangan darinya.
Yakinlah bahwa semua tidak mengharapkan kehadirannya namun sesuatu yang membuatnya bertahan. Cinta baginya adalah ketaatan. Sedikit kelegaan mendengar kidung anak-anak Bumi untuknya. Menyirai kasih bunda dalam syair sederhana namun begitu akrab di telinga.
Ternyata, Mun di saat yang berbeda merasakan hal yang sama. Berbalik seratus delapan puluh derajat pada keadaan bersamanya yang hitam kelam. Serasa semua menatap takjub, memujinya dan menanti kemunculannya. Mungkin pula dongeng pendekar wanita bersama Pangeran Bertopeng takkan pernah tercetus tanpa keberadaannya. Hanya lautan yang gelisah dengan daya tariknya. Kumpulan air itu sering meruah.
Sesuatu yang membuatnya bertahan. Cinta baginya adalah ketaatan.
Mereka berdua tak mungkin menautkan rasa bersama. Manzilah mereka berbeda. Bukannya rindu saat pertemuan itu tiba. Bukan! Hanya seutas harapan, semua yang mensyukuri keberadaan mereka apa adanya ‘selamat’.
***
Harapanku untuk Novel Islami itu penuh hikmah dan mengingatkan kita pada ayat-ayat ALLAH baik dalam bentuk bacaan [kitab Al Qur’an] maupun berupa alam semesta beserta isinya.
Nama: Nurul Maulidia
ReplyDeleteAkun twitter: @y_fantazer
FB : Nurul 'Ruru' Maulidia
-KESATRIA, PUTRI, DAN PANGERAN-
“Jahat banget lo! Masa nggak dateng ke pernikahan sahabat sendiri?”
“Iya! Tiba-tiba mutusin buat kuliah di luar negeri. Udah gitu nggak nyempetin dateng ke pernikahan kita! Sok sibuk!”
Aku tertawa saat mendengar dua suara bernada ngambek bersahutan di seberang telepon. Sejujurnya ingin kukatakan bahwa aku sangat merindukan mereka. Bahwa aku sangat ingin kembali berada di antara mereka.
Bersama dengan mereka selalu membuatku merasa nyaman. Mereka selalu mengandalkanku, membuatu selalu merasa dibutuhkan. Mereka memperlihatkan sisi lemah mereka kepadaku, membuatku ingin melindungi mereka. Mereka selalu membuatku besar kepala, merasa seperti kesatria.
Tetapi, sedekat apa pun dengan sang putri dan sang pangeran, seorang kesatria hanyalah kesatria.
Saat putri bersanding dengan pangeran, tugas kesatria hanyalah melindungi mereka.
Lalu, salahkah jika sang kesatria tiba-tiba ingin menjadi sang pangeran? Salahkah sang kesatria jika ia mencintai sang putri?
“Sori, deh. Gue lagi sibuk banget. Anyway, selamat ya atas pernikahannya. Kado dari gue sampe, nggak?”
Sesaat setelah aku bertanya, kedua suara itu kembali saling berebut untuk bicara.
Ah, baru tiga bulan aku meninggalkan mereka dan aku sudah serindu ini.
Harapanku, semoga segera tiba saatnya aku bisa mendampingi mereka lagi. Tanpa keinginan mengambil posisi pangeran.
Mendampingi mereka sebagai kesatria sejati.
=END=
Harapan untuk novel Islami:
Semoga banyak bermunculan lagi novel Islami untuk remaja, yang tidak terkesan menggurui, seperti di masa-masa Aisyah Putri.
Nama : Andalia Ayu Putry
ReplyDeleteTwitter : @AndaliaAyuPutry
Facebook : Andalia Ayu Putry
Benarkah Tidak Mungkin?
Dia datang lagi. Kali ini dengan kaos coklat pekat dan jeans yang membuatnya semakin terlihat lebih muda. Meskipun sedikit kabur karena terhalang oleh jarak yang cukup jauh namun aku tetap menikmati pemandangan ini. Malam ini terasa lebih dingin dengan kostumku yang seperti ini.
Aku membayangkan bagaimana bahagianya jika jarak aku dan dia hanya berselang beberapa sentimeter saja. Berbicara banyak dengannya, menghabiskan malam dengan senda gurau, apapun itu asalkan bersamanya. Betapa bahagianya hidupku jika saja itu benar terjadi. Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu, mereka yang selalu menghakimiku atas cinta ini. Mereka bilang tidak akan mungkin. Mereka bilang harusnya aku lebih tahu diri. Mereka bilang harapanku terlalu tinggi. Berbagai hujatan kuterima atas rasa cinta ini. Tidakkah mereka sadar bahwa tak ada yang boleh melarang seseorang untuk mencintai, tak terkecuali aku.
Salah seorang temanku mulai mendekat dan sepertinya ingin berbicara sesuatu denganku, “Tince alias Tono, yuk capcus cari pelanggan.”
Harapan untuk novel islami :
Semoga novel-novel islami bisa dikemas dengan lebih menarik dan gak ngebosenin biar anak-anak muda yang sekalipun gak hobi baca buku, bisa ikutan baca juga.
Nama: Luckty Giyan Sukarno
ReplyDeleteTwitter: @lucktygs
Facebook: https://www.facebook.com/luckty
URL Share:
Twitter: https://twitter.com/lucktygs/status/378560182881492992
Facebook: https://www.facebook.com/luckty/posts/10201900173166329
Blog: http://catatanluckty.blogspot.com/2013/09/quiz-ga-berhadiah-novel-cup-of.html
*************************************************************
#Flash Fiction: Memotret Sejarah
Sudah tujuh tahun aku bekerja menjadi fotografer. Tujuh tahun pula tumbuh cinta sejak pertama kali mengenalnya. Hubungan kami layaknya air mengalir yang mengikuti arus. Dia meninggalkanku. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Tidak pernah ada komitmen di antara kami. Wajar, bila dia pergi begitu saja.
“Datang ya ke pernikahanku. Pokoknya aku mau kamu jadi fotografer di pernikahanku.”, bujuknya beberapa hari yang lalu sembari memberikan undangan pernikahannya. Senyumnya merekah, terlihat sekali dia bahagia, tak sabar menunggu hari yang dinanti tiba.
Perih. Itu sungguh perih. Dulu aku selalu bilang, mana mungkin aku memotretmu. Aku akan menjadi pendampingmu. Dia tertawa, aku juga tertawa. Sekarang lelucon itu tidak lucu lagi. Sungguh tidak lucu.
Besok, adalah hari pernikahannya. Seorang teman menggantikan tugasku yang akan memotret pernikahan mereka. Harapan bersanding dengannya telah pupus.
Aku memilih di sini. Memilih memotret peristiwa gempa berskala 7,6 skala Ritcer yang meluluhlantakkan ranah minang. Jeritan para korban gempa. Bangunan-bangunan roboh. Pohon-pohon tumbang. Hujan deras mengguyur Padang. Padang menangis, aku pun menangis. Namun aku ingin seperti Jam Gadang, saat angin kencang menerpaku , tetap tegar berdiri tegak.
Memotret para korban gempa memang sungguh pedih, tapi lebih menyakitkan bila aku memotretnya bersama yang lain. Cinta lebih berarti di sini.
*************************************************************
Harapan tentang novel islami:
1. Tidak hanya habis sekali baca, ada petikan pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya tanpa terkesan menggurui
2. Bisa menunjukkan Islam itu indah, menghilangkan image bahwa Islam itu kaku dan konvensional.
3. Tema yang diangkat seputar hari-hari para remaja, jadi novel Islmai cepat menyentuh kalangan remaja.
4. Temanya lebih variatif, menghilangkan image Ayat-ayat Cinta wannabe. Soalnya sering banget menemukan novel-novel Islami yang ujung-ujungnya mirip ama Ayat-ayat Cinta. Padahal kan ada banyak tema yang bisa diangkat.
Nama : Annur El Karimah
ReplyDeleteTwitter : @annur_karimah
FB1 : Ukhti Muslimah https://www.facebook.com/rana.g.hafiza
FB2 : Karimah Annur
# (FF KE 3)
Kesalahan Terindah
Ketika rindu, urat-urat syarafku seperti mengilu bahkan aliran darahku seperti meradang. Gudah gulana serasa menyergapku. Dan kini kakiku bertumpu di kedai kopi Lanang.
Keraguan masih membekas di hatiku, meski begitu aku berharap dia bisa berubah hingga ku bisa menerimanya dengan baik.
Suara sepatu pontefol terdengar begitu renyah di telingaku. Sapanya begitu hangat sembari tersenyum.
“apa kabar?”
“baik” jawabku sembari menundukkan wajahku.
“satu bulan aku menunggu jawaban darimu, lalu setelah itu baru ku temui sekarang”
“maaf, tapi”
“cukuplah, kini saatnya ku harus menyerahkan ini padamu”
Mataku terbelalak lebar, bibirku terkunci rapat seolah tak pernah tahu apa yang terjadi. Buku diaryku berada di genggamannya. Buku diary yang menghilang satu bulan yang lalu itu.
Gusar sudah, nafasku menyesak beriringan berbalas senyuman dari wajah teduhnya.
Lelaki itu tersenyum sembari menyerahkan buku diaryku. Lalu matanya menatapku dengan sendu.
“maaf terlalu lancang. Meski begitu aku tetap akan menjaga perasaanmu pada kakak iparku”
Deg!!
Air mataku meleleh seketika, rasanya jantungku seperti mau lepas. Haruskah ku mengiba sesalku kini?
“Tapi mau kaukah menjadi isteriku?”
Wajahku pun mendongak, seketika itu aku tersenyum menyadari dia memang tercipta untukku bukan cinta pertamaku.
END.
181 word
Nama: Nurdiani Sofa
ReplyDeleteTwitter: @SoffaKim9
FB: Soffaa CloudSomnia
Flash Fiction (ku pilih tema 'Cinta dan harapan')
~Cindy’s Boots~
“Eh! Jangan! Jangan!”
Tak peduli dengan teriakan gadis culun itu. Mereka semua justru tertawa terbahak-bahak melihat wajah mirisnya.
“Hentikan! Jangan di tendang-tendang!” Cindy berusaha menaikkan suaranya beberapa oktaf. Namun, tetap saja para gadis itu tak menggubrisnya.
“Cepetan! Tendang lagi nih!”
Salah seorang gadis menendang sepatu itu dengan kencang dan sepatu itu tepat menabrak pemilik sepasang sepatu converse hitam. Orang itu menatap bingung benda yang menabrak sepatunya. Para gadis itupun segera melancarkan aksinya, yakni melarikan diri.
Hanya ada gadis culun itu dengan sebelah sepatunya yang tersisa. Ia berdiri di tengah puluhan bangku dan meja kosong.
Tamatlah riwayatku,batinnya. Apa yang harus ia katakan dengan pria di hadapannya? Pria yang ia suka semenjak kelas X SMA.
Pria itu membungkukkan dirinya dan mengambil benda yang masih menempel di depan sepatunya.
“Ini sepatumu?”
Cindy mengangguk.
Bukannya marah atau kesal seperti yang dipikirkan Cindy, pria itu justru terkekeh.
“Kenapa?”
“Nggak apa-apa. Baru kali ini aku liat ada cewek yang make sepatu gede kaya gini. Ini kan cocoknya buat cowok.”
Sontak pipi Cindy merona.
Tetap dengan wajahnya yang cool, pria itu melayangkan tangannya di udara— hanya untuk sekedar menyeka poni Cindy yang jatuh.
“REY!!”
Sontak ia menjatuhkan tangannya dan bergegas pergi.
Apa dia menyukaiku? Batinnya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Harapan saya tentang novel islami, saya ingin baca novel islami yang benar-benar mengedepankan masalah akhlak. Meski novel islami tersebut dibalut permasalah cinta, tapi konfliknya jangan lepas dari kaidah islam. Akan lebih baik juga, jika berdasrkan kehidupan di sekeliling. Dan satu lagi, jangan berkesan melebih-lebihkan konflik dan selalu menyangkut pautkan dengan islam.
Nama : Hanifah Putri
ReplyDeleteTwitter : @hanifahae
FB : Hanifah Putri
Like FB Tarapuccino => Udah
Add Riawani Elyta => Udah
Follow @RiawaniElyta dan @penerbitindiva => udah
Assalamualaikum, aku ikutan ya mba :)
Flash Fiction #1
Hari ini, entah mengapa kakiku enggan melangkah untuk sekedar menyapa sinar matahari seperti biasanya. Aku hanya duduk, memandang asap kopi yang mengepul di cangkir putih sambil memandang ke arah jendela. Sepi. Hanya beberapa dedaunan yang berjatuhan tertiup angin. Meninggalkan ranting pohon yang senantiasa menjadi tempat ia bersandar. Pohon itu...
Kau ingat, pohon tua yang menjulang di depan rumah kita?
Pohon dengan serat kayu yang mulai rapuh dan tua. Pohon yang pernah melindungi kita dari derasnya hujan saat itu. Dan juga, pohon yang menjadi saksi degupan jantungku saat menatap matamu. Mata sayu dengan tatapan yang sangat indah. Aku menyukainya.
“Pagi, Bayu....”
Mataku menangkap sosokmu berlarian mengelilingi pohon itu. Hatiku mendadak berbunga. Kau sangat cantik, aku menyukai senyum manismu merekah.
Tetapi itu hanya sesaat, kenyataan telah menyadarkanku dari bayanganmu. Kosong. Ya, pohon itu hanya berdiri sendiri. Tidak ada dirimu yang berdiri di sana. Tidak ada senyum yang menyapaku secara berkala. Dadaku sesak, perih, bahkan aku telah lupa cara untuk tersenyum.
Kenapa takdir seolah mempermainkanku?
Saat ini atau bahkan seterusnya aku tak mampu memandang senyummu. Kau telah pergi, pergi sangat jauh. Meninggalkanku ke dimensi lain yang tak akan terjamah oleh akal manusia. Apa kau bisa mendengar jeritan RINDU ini?
“Vina, aku merindukanmu....”
END
Harapan untuk novel islami, lebih mudah dipahami. Jangan terkesan menggurui dan tidak memakai bahasa yang membosankan. Pembaca akan lebih suka kalau bacaannya itu santai tapi ngena maksud isinya. Harus memiliki makna dan manfaat bagi pembacanya :)
Flash Fiction #2
ReplyDeleteSeperti biasa, sepulang dari kantor, Rey dan Sandra bergandeng tangan menyusuri taman kota seraya saling melempar senyum. Keduanya, seakan memancarkan gempita CINTA lewat manik indah mereka. Membiarkan diri mereka hanyut bersama jutaan warna CINTA yang merekah di sudut hati mereka.
Tak lama kemudian, manik Sandra membulat saat memandang jutaan bintang yang berhamburan di antara pekatnya malam.
“Bintang! Ah, mereka benar-benar cantik,” Sandra tersenyum seraya berdiri. Ingin melihat benda berkedip itu lebih jelas. Ia sangat menyukai bintang. Terlebih, ini pertama kalinya ia melihat bintang, setelah keluar dari perawatan rumah sakit selama 2 bulan. Rey berpindah posisi tepat di samping Sandra. Mereka memandang bintang. Rey tersenyum, lalu menautkan jemarinya di antara celah jemari Sandra. Sandra mengulum senyum manis.
“Kamu suka bintang?”
Sandra mengangguk senang, tanpa mengalihkan perhatiannya dari objek di langit.
“Kenapa?”
“Bagiku, bintang seperti menyiratkan banyak HARAPAN pada berkas cahayanya. Ia tetap terlihat indah meskipun jauh. Aku menyukainya....”
“Kamu seperti bintang, memancarkan sinar pesonamu hingga membuatku terjatuh dalam telaga cintamu,”
“Kamu ngegombal?”
“Nggak. Itu kenyataan. Bahkan matamu jauh lebih indah daripada jutaan bintang....”
“Rey, berhenti gombal!” Sandra menyembunyikan semburat merah di wajahnya. Rey tertawa seraya membelai rambut Sandra. Keduanya kembali berjalan sambil bergandeng tangan.
END
Flash Fiction #3
Nina masih berdiri, menatap kosong tepi jalan yang sepi. Ia menghela nafas lemah. Baginya, terlalu cepat ia merasakan kehilangan yang bahkan tidak terpikirkan olehnya. Tepat 3 bulan silam, garis kuning polisi membentang angkuh di area ia berdiri saat ini. Mobil pemadam telah dikerahkan untuk menjinakkan si jago merah yang hampir melalap habis mobil sedan hitam yang mengalami kebocoran gas saat itu. Seorang pria bersimbah darah pada bagian kepalanya, tergeletak lemah pada troli pasien yang membawanya masuk pada sebuah mobil bersirine. Kendaraan roda empat itu melaju cepat, berharap dapat membawa korban itu dengan selamat. Tetapi kenyataan berkata lain, korban telah menghembuskan nafas terakhirnya dalam perjalanan ke Rumah sakit.
Kaki Nina semakin lemas, sesak di antara tangis pilunya membuat ia terjebak pada perasaan rindu yang kian membuncah. Ia menangis. Beberapa saat kemudian, ia mendapati kakaknya berjalan mendekatinya,
“Kenapa ke tempat ini lagi, hah?!”
Gadis berparas manis itu menundukkan kepalanya lemah,
“Kak, ak...ku meRINDUkan...nya,” Kilahnya sesegukan. Reno tersenyum miris,
“Jangan menangis, aku yakin Rian juga merindukanmu. Tapi kumohon jangan seperti ini,”
Nina semakin mebenamkan siri dalam pelukan Reno. Meluapkan semua kesedihan yang menjeratnya cukup lama. Reno mengusap punggung Nina, mencoba memberi ketenangan pada adiknya yang sedang terpuruk, seperti saat ini.
END
Terimakasih mba, cukup 3 aja Flash fictionnya. semoga berkesan :)
nongol hari ini di http://www.lombaapasaja.com/ thanks :)
ReplyDeleteAssalamu'alaikum, bismillah semoga menang
ReplyDeleteNama: Ikayanti
Twitter: @Iyka_swand
FB: Iyka Swand ThequeenOfdolphiend
Judul : Lelaki Itu!
FF ke-1
Aku menatap tajam lelaki paruh baya yang sedang duduk dihadapanku. Baru saja lelaki itu mengutarakan keinginannya dengan sikap angkuh, seperti bukan lelaki yang selama duapuluh tahun ini kukenal.
“Aku ingin menikah lagi.” Katanya.
Untuk sesaat kami semua terdiam mendapati pernyataannya itu. Kuperhatikan satu persatu anggota keluargaku yang lain, menanti reaksi mereka. Tetapi mereka semua hanya diam. Dadaku sesak mendapati kenyataan ini.
Sebenarnya, beberapa waktu lalu aku telah memergokinya pergi dengan wanita lain. Aku hanya diam, kupikir keutuhan keluarga kami masih bisa dipertahankan dengan aku menasehatinya. Tapi ternyata tidak, dia sungguh-sungguh dengan wanita itu.
“Diam berarti kalian setuju.” Kembali ia membuka suaranya.
Seseorang terisak dan berlari menuju kamarnya. Aku tahu ia pasti sangat terluka. Lelaki dihadapanku hanya memandangnya sesaat, tidak berusaha menyusulnya. Aku tidak tahan.
“Ayah kejam! Tidakkah ayah sadar telah melukai ibu. Apa yang sebenarnya ayah cari? Tidak cukupkah cinta dan kasih sayang dari kami?” Air mataku menetes bersamaan dengan berhentinya ucapanku.
Lelaki itu tidak menanggapiku sama sekali, ia bangkit dari kursinya dan berlalu, meninggalkan aku bersama seorang gadis yang hanya beda satu tahun denganku.
“Biarlah. Masih ada kita yang siap menerima serta memberikan cinta kepada ibu. Lelaki memang seperti itu, tidak bisa diberi harapan.” Katanya tabah.
End.
Harapan buat novel islami: tidak hanya fokus pada romansa percintaan orang dewasa, tetapi juga bisa membungkus kisah islami dengan genre yang lain seperti komedi, science fiction, teenlit,PL, dll. Dan satu lagi, diselipkan dengan hadist-hadist rasul.
Notes :
1. Berteman dan follow mba @riawanielyta, serta like fanspage Tarapuccino udah
2. Share info juga udah via twitter dan FB
3. panjang FF 199 kata beserta judul
Nama: Ikayanti
ReplyDeleteTwitter: @Iyka_swand
FB: Iyka Swand ThequeenOfdolphiend
Judul : Kamu
Aku tersenyum sendiri ketika merefresh kejadian beberapa waktu lalu. Kamu menggenggam erat tanganku untuk yang pertama kalinya setelah dua tahun lebih kita bersama. Walaupun aku tahu itu dosa, aku tidak sanggup melepaskannya. Aku begitu senang saat itu, rasanya nyaman, dan hanya gara-gara hal kecil itu, kamu sukses membuat aku deg-degan. Menurut pengakuanmu, kamu juga merasakan hal yang sama. Aku selalu menantikan saat-saat itu, saat-saat berdua saja denganmu. Aku bisa merasakan sedih juga rasa sakitmu. Aku selalu saja memaafkan kesalahanmu, meskipun terkadang itu masih meninggalkan luka dan kecewaku. Aku juga begitu takut kehilanganmu. Kata orang itu namanya cinta.
Dibalik kata ajaib itu, aku menyimpan sesuatu. Sesuatu itu berbentuk sebuah perasaan ingin selalu tahu kabarmu, bertemu kamu, menikmati senyummu. Satu jam saja aku tidak tahu kabarmu, aku resah. Satu hari tidak mendengar suaramu, aku bimbang. Satu minggu tidak bertemu kamu, aku kebingungan. Selalu saja pertanyaan itu muncul, kapan kita bertemu? Kata orang itu namanya rindu.
Ada cinta juga rindu, tapi bukan hanya itu.
Aku menyelipkan sesuatu disetiap doaku yang semoga bisa terwujud. Aku ingin kamu menqobulku dihadapan orangtuaku. Aku ingin kamu menjadi imamku. Aku ingin kamu menjadi ayah dari anak-anakku. Bisakah? Dan kata orang itu namanya harapan.
End. Jumlah 196 kata beserta judul.
Permisi, saya ikutan kuisnya ya, Mbak :) karna saya bikin 3 FlashFict jadi komen jawabannya ngak cukup, saya lanjutkan direplay-nya ya, Mbak.
ReplyDelete1. Follow twitter dan blog = sudah. Akun twitter : @MiaCd2 akun follow blog, menggunakan Gmail
2. Sudah membagiakan info kuis di timeline twitter : https://twitter.com/MiaCd2/status/379143447904395264
3. Sudah me-like FP Tarapuccino dengan akun FB Mia Candra Sasmita Aktf
4.
a.
Meniup-niup pelan kopi, membuat asap kecil dari dalam cangkir berhambur melilit disertai wangi harum yang semakin mengguar memang telah menjadi hobiku. Aku memang tak suka menyeruput kopi yang panas, meski selalu menyeduhnya dengan air yang lebih dari mendidih. Karena selain meminum kopi bersama orang yang kau CINTA bisa membuat kopi terasa lebih enak, cara pembuatan seperti ini juga akan menimbulkan kenikmatan yang super.
“Mengapa tidak dihabiskan lagi kopinya, Bu? Apa terlalu manis?” Tanya Dilla yang mulai memberanikan diri menghampiriku di teras. Aku tahu dia telah mengamatiku yang sejak satu jam lalu hanya dua kali meneguk kopi buatannya dari dalam.
“Ibu takut, kalau ayahmu datang, ia juga kehausan. Kau tahu kan? Ayahmu sangat menyukai minuman ini?”
Aku tersenyum. Mengingat-ngingat sosok suamiku yang menyerupai kopi. Ketika diseduh air panas, dengan eksistensi dirinya, ia tak berubah sekalipun beban penderitaan dan masalah menghampiri dan menekannya sedemikian rupa. Ketika masuk dalam putaran arus adukan sendok, ia justru mampu memberikan warna dan keharuman bagi lingkungannya.
Dilla tersenyum juga, namun sangat kaku. Dapat kuraba kesedihan dan RINDU yang terukir di wajahnya mencuat kembali, bahkan terasa lebih nyata saat HARAPAN bodohku yang meyakini bahwa ayahnya akan menjemputku untuk menghadap Tuhan kembali terucap.
b.
ReplyDelete"Nduk..." suara yang sangat kuRINDUkan, menyeruak masuk dan menggema melalui celah jendela kamarku. Aku tersenyum lebar, kini tiba masanya sakit yang tercipta dari rasa sesak akan terobati segera. Kupastikan semua penghuni rumah tanpa CINTA ini sudah terlelap habis dalam gelap lampu ruangan. Kukunci pintu kamarku dari dalam agar tiada akan ada orang yang masuk. Aku mengendap hebat, langkah terhenti di jendela pencerah hidupku. Ku dapati sosoknya. Beliau nampak kedinginan dalam balutan hangat jaket yang dikenakannya. Bibir yang membiru itu melengkungkan senyum bak pelangi.
Aku terbangun dari indah mimpi yang Tuhan berikan semalam. Sorot mentari pagi yang harusnya menghangatkan malah seolah menatapku nyalang, menembus tirai yang masih tertutup. Ku regangkan otot-otot kakuku guna mencapai sedikit kenyaman, sedikit melirik jam dinding yang bertengger indah dihadapan. Rupanya aku terlalu berburuk sangka pada mentari. Pantas saja, sudah jam sepuluh pagi sekarang.
Ku buka jendela besar itu. Pandanganku tertuju pada kulit apel yang berserakan dibawahnya. Ternyata ini bukan mimpi atau HARAPAN yang sia. Ibu datang menemuiku dan melakukan hal manis yang biasa kami lakukan sebelum perceraian itu merenggut semua kebahagianku.
c.
Bendera terkutuk itu menyambut kedatanganku. Sejenak lalu masih terekam bayang indah sosoknya yang tersenyum penuh cinta, melambaikan tangan kanannya untuk mengantarkan kepergianku dalam berjihad untuk mencari nafkah di jalan-Nya. Senyumya bahkan lebih cantik dibanding dengan senyuman ketika ia mencium tanganku selepas kuucapkan ijab qobul.
Wush ...,
Ranting-ranting kecil pohon mangga terombang-ambing di muka rumahku. Tiupan angin itu menandakan kehadirannya. Ia masih ada, ia masih menemaniku di sini.
Angin itu memutar ingatanku kembali padanya. Ia pernah bicara padaku, ingin menjadi angin yang bebas memelukku dan bersamaku kapanpun. Konyol memang, tapi aku percaya, angin itu bentuk kemenangan jiwanya. Kemengan jiwa yang bebas melakukan apapun, tanpa takut khilaf dan dosa lagi.
Selamat jalan, maafkan aku yang sempat mengairi Nil kering di mataku. Semuanya sudah ku hapus. Tunggulah sejenak! kita akan menjadi angin yang saling memeluk, meneduhkan fana Mesir menjadi sejuk New Zealand.
“Biarkan selanjutnya RINDU yang menemanimu sampai waktu aku menjemput. Terus bertahan dengan HARAPAN yang kaupercayai.”
Suara itu melenakanku dalam lamunan, sampai sebuah tepukan menguatkan hinggap di bahuku.
Saya menginginkan novel Islami yang seolah bercerita tanpa menggurui dengan ajaran kemanfaatan di dalamnya sehingga pembaca bukan hanya mampu menarik amanah dari isi novel tersebut, tapi juga mau dan mampu mengmalkannya dengan keihlasan yang terjalin lewat kesenangan dan keinginannya sendiri.
Assalamualaikum Mbak Ria :)
ReplyDeleteThanks sudah ngadain GA ya. Salam kenal :D
Akun twitter: @417154
FB: Anisa Listya
Sudah share di twitter info kuisnya & like FB page Tarapuccino.
Harapan yang Rindu akan Cinta
“Nak, kapan kamu akan menikah?”
“Kalau sudah ada jodohnya Har pasti akan menikah, Bu.”
Har menghela nafas panjang. Ibu tentu menginginkannya segera menikah dan menimang cucu. Har sudah mapan, usianya 34 tahun. Bukannya dia tidak ingin menikah. Belum ada gadis yang menyentuh hatinya, setelah sebelumnya gagal menjalin hubungan.
Ingatannya kembali pada sepuluh tahun silam. Kala itu usianya 24 dan Fatimah 17. Har sangat mencintai Fatimah dan sebaliknya. Har berencana melamar setelah Fatimah berusia 20 tahun. Namun rencana tinggal rencana. Cintanya harus patah karena Fatimah dikirim ayahnya ke Mesir untuk kuliah. Berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun Har menunggu tapi tidak ada kabar dari Fatimah. Rindu mengoyak hatinya. Tersiar kabar Fatimah telah dijodohkan dan dilarang berhubungan lagi dengan Har. Betapa hancur hati Har. Penantiannya sia-sia.
Senja itu, sepulang kantor Har menemukan amplop putih. Hasan, adik tirinya, mengirimkan surat. Walau hubungan mereka tidak dekat, Har berusaha menerimanya.
"Kak Harapan, lama tidak bersua. Bersama surat ini kukirimkan fotoku bersama keluarga. Semoga kakak dan Ibu selalu sehat."
Har belum selesai membaca surat. Matanya beralih pada foto keluarga bahagia. Hasan bersama istri dan kedua anaknya. Darahnya berdesir. Wajah itu walau ada sedikit kerutan dan bertambah gemuk, senyumannya tidak berubah. Senyum yang sama dengan wanita yang selama ini dirindukannya...
*Saya menginginkan novel Islami yang sesuai dengan realitas yang sering dihadapi sehari-hari, tidak dibuat-dibuat, tidak 'sok suci' dan 'munafik' seolah tokohnya suci 100% tanpa cela. Manusia tentu tidak ada yang sempurna. Nah itu tugas sang penulis untuk menyampaikan nilai moral dan agama tanpa terkesan sok tahu & menggurui.
Terima kasih ;)
Nama: Ikayanti
ReplyDeleteTwitter: @Iyka_swand
FB: Iyka Swand ThequeenOfdolphiend
Judul: Dia, Cinta!
FF ke-3
Namanya Cinta. Datang ke dalam hidupku dengan sangat t idak terduga, membawa beribu macam kebahagiaan, menghapus berbagai jejak kesepian. Memekarkan benih-benih harapan.
Sebelumnya aku juga pernah mengenal cinta, tapi berbeda. Cinta itu sakit, pergi dengan semaunya. Awalnya aku pikir cinta pertama itu yang terbaik, tapi salah. Apa yang salah? Caraku mendapatkannya yang salah. Mataku terpesona, selalu ingin memandangnya dan berada didekatnya. Mata memilih, logika setuju, kupikir itulah cinta, tapi bukan. Itu nafsuku belaka, aku membenarkan yang salah, membelakangi yang benar, juga tidak menanggapi dosa.
Tapi ternyata Rabbku masih menganggapku hamba, Dia kembali mengenalkanku pada cinta. Cinta yang sesungguhnya. Cinta itu didatangkanNya ketika aku sudah miskin segala-galanya. Miskin jiwa, hati, dan harta. Ya, hartaku direnggut semuanya oleh cinta yang pertama. Aku pasrah dan ketika itu…
“Abi.” Seseorang memanggilku lembut dengan sebuah nampan berisi dua teh tawar hangat di atasnya, mengalihkan perhatianku yang tertumpu pada ingatan-ingatan masa lalu.
Aku menyambutnya dengan senyum mengembang. Dialah Cinta Maisyara, istriku. Cinta yang dihadirkannya begitu tulus, semata-mata karena Allah, meskipun aku sekarang tidak memiliki apa-apa.
“Rejeki, jodoh dan mati sudah diatur, jadi tak perlu terlalu bersusah payah.” Katanya sambil tersenyum.
Ah benar, terutama jodoh. Dan cara Allah menghadirkan Cinta begitu indah.
End. 196 kata beserta judul.
Judul: Secangkir Teh Saja.
FF ke-4
“Diminum kopinya, sebentar lagi dingin!” Rana menegurku dengan sedikit keras.
Aku menatapnya sesaat, lalu mengalihkan pandanganku pada sebuah cangkir berisi kopi hangat. Hari ini aku tidak menginginkan kopi itu, tapi Rana terlanjur membuatkannya. Kuangkat cangkir itu, dan meminumnya dua tegukan.
Mendadak perutku bergolak. Aku segera ke kamar mandi untuk menuntaskan pergolakan itu.
Aku kembali dengan tubuh lemas, perasaanku tidak enak kali ini.
“Kenapa?” Tanyanya.
“Sepertinya ibu benar, maagku bertambah parah. Besok-besok buatkan teh saja.”
“Bukankah kamu tidak suka teh, lalu untuk apa sedus kopi di dalam sana?”
“Kata ibu teh baik untuk menetralkan asam lambung.”
“Ibu lagi, ibu lagi! Ibu tidak pernah menuruti keinginan kamu. Ibu melarangmu minum kopi, merokok, pulang tengah malam, menikah dengan aku, bekerja keras, semua ibu larang.”
Aku diam, tidak menjawab. Benar yang dikatakan Rana, ibu selalu melarangku. Tapi, setelah hidup dengan Rana dan meninggalkan ibu, aku jadi tahu kalau semua larangan ibu itu demi kebaikan.
“Aku ingin pulang, aku rindu ibu.” Sahutku pada akhirnya.
Rana memelototiku, seperti ingin menerkam. Dia terlalu sentimental dan egois. Aku tidak peduli sekarang, aku hanya ingin pulang.
Aku berlalu dari hadapannya. Rana mungkin memang sangat mencintaiku, tapi, cinta dan kasih sayang ibu tidak ada duanya.
End. 198 kata beserta judul.
Nama: Ikayanti
ReplyDeleteTwitter: @Iyka_swand
FB: Iyka Swand ThequeenOfdolphiend
Judul: Harapan Terakhir
FF ke-5
Aku meneliti tulisan di layar laptopku dengan hati-hati. Malam ini pengumuman kompetisi menulis yang sudah kuikuti, aku berharap namaku tercantum sebagai salah satu dari nominasi terpilih. Ya cukup dengan nominasi saja, tidak perlu sebagai peserta terbaik.
17, nomor urut yang terakhir. Aku menghembuskan nafasku yang sedari tadi cukup tertahan, aku kecewa. Tidak ada namaku disana.
Lagi,lagi dan lagi. Sudah cukup puas rasanya aku kalah dan kecewa. Banyak sudah kompetisi menulis yang aku ikuti sampai aku tidak sanggup menghitung, juga beberapa cerpen kukirim ke redaksi, tapi tidak ada satupun yang membuahkan hasil. “Sudahlah.” Batinku. Mungkin benar yang dikatakan mereka aku tidak punya kemampuan.
***
Langkah pertama yang kulakukan adalah membersihkan emailku dari pesan-pesan lama. Pesan-pesan berisi naskah yang kuajukan. Aku ingin benar-benar menghapus jejak tentang mimpiku sebagai penulis, walaupun aku sempat jatuh cinta dan menggilainya. Aku akan fokus pada kuliahku saja, meneruskan apa yang ada.
Tinggal satu klik saja sebelum semuanya musnah. Dung, bunyi email baru masuk. Aku membukanya dan betapa terkejutnya aku mendapat sebuah email balasan dari redaksi yang menyatakan bahwa naskahku diterima dan akan segera dimuat.
Harapanku kini terjawab. Aku kembali bersemangat. Menulis, aku kembali jatuh cinta.
End. 190 kata beserta judul.
Judul: Cinta Pertama
FF ke-6
Aku menatap pepohonan rimbun di belakang sekolah. Hampa. Kenapa aku diberikan rasa cinta dan sakit yang bersamaan? Padahal mereka selalu menceritakan kisah cinta pertama yang akhirnya selalu saja bahagia.
Bodoh! Aku memukuli kepalaku sendiri. Aku yang salah. Kenapa aku jatuh cinta pada dia yang mencintai orang lain? Banyak cowok lain di sekolah ini bukan! Ahh, tapi dia yang lebih dulu menawarkan cinta.
Tes, satu air mata jatuh ke pipiku saat terlintas bayangan dia bersama seorang cewek manis menggandeng sebelah tangannya. Tes, satu air mata lagi saat aku mengingat perhatian yang diberikannya. Kubenamkan kepalaku di atas lutut untuk membendung air mata. Tes, lagi saat dia tersenyum ke arah ceweknya. Tes, dia juga pernah tersenyum kepadaku, bahkan lebih lebar.
Bel berbunyi. Kuangkat kepalaku, ternyata rokku basah.
“Wah basah tuh!” Sahut seseorang dari arah samping.
Aku menoleh.
“Nangis sendirian di antara pepohonan begini salah satu penyebab orang kesurupan.” Katanya lagi sambil menyodorkan satu lembar tissue, dia tersenyum penuh arti.
Aku cepat-cepat mengelap air mataku dengan kedua telunjukku, mengabaikan tissue pemberiannya.
“Ngapain kamu disini?” Tanyaku.
“Mau menyusul cinta pertama aku.”
Keningku berkerut. Sama sekali tidak mengerti.
“Aku juga cinta pertama kamu kan!” Katanya sambil mengambil sebuah notes kecil dari sakunya.
Notesku.
End. 199 kata beserta judul.
bismillah lagi, ini yang terakhir mba. Silahkan dipilih salah satu dari ketujuh ceritaku. Semoga salah satunya menang. Aamiin ya Allah.
ReplyDeleteNama: Ikayanti
Twitter: @Iyka_swand
FB: Iyka Swand ThequeenOfdolphiend
Judul: Terakhir
FF ke-7
Handphone Rindu bergetar. Pesan masuk. Rindu tidak membuka pesannya karena ia sedang sibuk bekerja. Jika ia ketahuan membawa handphone ketika bekerja, majikannya akan marah. Barulah ia membuka pesan itu ketika semua pekerjaannya telah selesai.
Cepat pulang nak, bapakmu sakit keras. Sms dari ibu.
Segera ia membalasnya.
Tak biselah bu. Kontrak Rindu belum tiba masanya. Satu pekan lagi.
Berat Rindu mengirim pesan itu. Ia juga sangat ingin cepat pulang. Tidak terbendung lagi rasanya rindu terhadap bapak, ibu dan adik-adiknya.
***
Satu minggu kemudian.
Sebentar lagi kereta yang ditumpangi Rindu tiba di stasiun, dan sebentar lagi pula Rindu akan bertemu dengan keluarganya.
Diperiksa lagi barang-barang bawaannya. Takut ada yang ketinggalan, terutama oleh-olehnya buat bapak. Pas.
Rindu teringat sms beberapa hari lalu, semoga bapak baik-baik saja, toh tidak ada sms lagi dari ibu.
Di stasiun, tidak ada yang menjemput. Aneh.
***
Di rumah, bendera kuning dikibarkan. Rindu terkapar ketika tiba di depan pintu mendapati ayahnya terbujur kaku. Ia masih setengah sadar saat itu. Terngiang-ngiang di kepalanya dialog terakhir dengan bapak, lima tahun yang lalu.
“Bapak sebelum pergi, aku masih penasaran, kenapa nama aku Rindu?”
“Agar setiap orang selalu rindu padamu.”
Andai ia tahu itu yang terakhir, ia pasti segera pulang.
End. 198 kata beserta judul.
Wassalamu’alaikum mba