Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Resensi Buku Escape, Please! ; Si Kecil Ringan yang "meringankan" Hidup

Buku ini saya terima persis saat saya baru usai berlibur, disertai secarik pesan yang cukup menggelitik : Riawani Elyta, escape, please! Seakan mengisyaratkan saya untuk kembali berlibur. Saya sih senang-senang aja pergi liburan. Hanya belum terpikir nih, mau liburan kemana lagi pas tanggal merah nanti :D


Baiklah, sepertinya saya langsung aja mengulas buku perdana karya penulisnya, Rindang Yuliani ini. Buku setebal 130 halaman yang Alhamdulillah langsung khatam in one sitting saat nungguin anak-anak berenang.


Buku ini terbagi atas 5 bab, yang oleh penulisnya disebut Etape. Menurut PUEBI, etape bisa diartikan sebagai jarak, tahap atau fase. Etape 1 s/d 3 secara umum memiliki satu benang merah yang sama, yaitu bagaimana mengubah mindset para workaholic tentang pentingnya untuk sejenak hidup santai, melarikan diri dari kesibukan dan bahwasanya "pelarian" itu bisa meningkatkan produktivitas sekaligus membuat kita lebih bahagia.

Pada etape 4 pula, penulis menguraikan 19 aktivitas yang disebut sebagai escape activity, yaitu aktivitas yang dapat kita lakukan saat menepi dari kesibukan. Diantaranya : travelling, menonton film, mewarnai, berenang, tidur, berdonasi dan juga merawat diri.

Buku ini ditutup dengan uraian singkat pada etape 5 tentang pentingnya kebahagiaan. Secara lugas penulis mengungkapkan, bahwa semua yang kita lakukan tidak ada artinya jika kita tidak bahagia.

Melihat dari ukuran buku ini yang hanya 2/3 dari buku biasa, dan lembar halamannya yang tergolong tipis, buku ini bisa dikategorikan sebagai buku saku. Cocok dibaca oleh siapa saja khususnya para workaholic yang sebagian besar waktunya habis untuk pekerjaan dan rutinitas mengejar satu deadline ke deadline berikutnya. Tulisan Rindang yang to the point dan mudah dicerna, bikin pembaca nggak perlu susah mikir dan bahkan bisa langsung berbuat sesuai tips yang dianjurkan begitu buku ditutup. Dengan kata lain, buku ringan ini memang mengingatkan kita agar membuat hidup jadi lebih ringan.
Kalau untuk saya sendiri dan untuk saat ini sih, sepertinya tips-tips dalam buku ini kurang cocok, hehe, karena saat ini pekerjaan saya memang lebih banyak santai ketimbang sibuknya. Nggak tahu deh kedepannya nanti. Selama kurang lebih 20 tahun berkarir, aktivitas saya memang mengalami fase naik turun, kadang padat kadang longgar, kadang hectic kadang santai. Jadi, saat santai seperti sekarang, saya nikmati aja. Baru deh saat sudah memasuki fase padat, sepertinya saya bakal buka kembali buku ini untuk menemukan beragam pilihan escape activity.

Ada satu pembahasan menarik nih tentang less gadget di etape 4. Yaitu tentang aktivitas mengurangi penggunaan gadget atau gawai yang disinyalir dapat mengurangi stress. Bahkan sebuah penelitian menunjukkan, pengguna internet yang sangat aktif bisa lima kali lebih rentan terhadap depresi. Jadi, jika ada yang menjadikan gawai sebagai sarana untuk bersantai, sepertinya harus dievaluasi deh tentang waktu penggunaannya. Jangan sampai terlalu lama berkutat dengan gawai yang justru malah berefek sebaliknya. Dan sepertinya, saya mau nyoba tips yang satu ini.

Sebagai penutup ulasan singkat ini, buat saya, buku ini - secara bobot dan isi - memang pas banget untuk millenials yang selalu serbacepat, serbainstan dan nggak suka bertele-tele. Kedepan, entah kenapa saya memberanikan diri memprediksi, bahwa buku-buku pengembangan diri sejenis ini bisa merebut hati millenials untuk kembali membeli dan membaca buku di tengah "perampokan" besar-besaran yang dilakukan oleh gawai, termasuk terhadap minat membaca buku. Wallahu'alam.

Oh ya, boleh tahu nggak nih, escape activity versi kalian?


-------------------------------------------------

Judul   : Escape, Please!
Penulis : Rindang Yuliani
Penerbit : Sanggar Caraka
Tebal  : 130 hal
Tahun  : 2019

16 comments

  1. Buku yang bagus nih mbak, singkat tapi bermakna. Tentang gawai rasanya benar sih bikin stress kalau lama2 berinteraksi dengannya. Contoh nyata sih saat berinteraksi melalui WhatsApp. Aku pernah merasakan hati yang campur aduk antara marah dan mau nangis manakala dimaki-maki orang lewat WhatsApp, akhirnya data internet kumatikan dan gadget kutinggalkan di ruang yang jauh dari pandanganku. Disitulah aku jadi merasakan tenang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya mbak, kebanyakan mengakses gawai, terutama socmed kadang bikin 'penuh' dengan hal2 yang menyita hati

      Delete
  2. wuih gila baca cepat banget mbak 130 halaman beberapa jam itu? pasti kan ga lama nemenin anak berenang. Kalau saya bacanya pelan-pelan kadang suka ke distract ama noise

    ReplyDelete
  3. Escape Activity ala aku:
    -ikut kajian di masjid
    -Nge-mall (tapi ga boleh sering2 cek gadget qiqiqiqiq)
    -Shopping ke Superindo, tapi kudu jalan kaki dari rumah :D

    ReplyDelete
  4. Setuju sekali bahwa apapun aktivitas kita tak ada artinya jika kita tak bahagia. Ya karena hanya jika kita bahagia maka kita akan bisa membahagiakan org lain.. Salam utk Kak Rindang Yuliani..

    ReplyDelete
  5. Bukunya mesti dibaca nih ya mbak sama milenial. Apalagi aku suka sekali sama buku pengembangan diri. Dan aku kagum sama mbak Ria karena bacnya cepat banget sembari nunggu anak berennag.

    ReplyDelete
  6. Kadang perlu memang kita less gadget ya apalagi kalo lagi liburan sama anak. Tapi, nanti jadi gak terekam dong memori kita bareng anak. *haha modus sebagai emak-emak, memang perlu kita escape plan sejenak ya dari rutinitas.

    ReplyDelete
  7. Escape activity-ku kalau bisa nonton film dengan tenang mba :)

    Ternyata menghibur diri dengan gadget memiliki efek negatif juga ya. Duuhh.. sebagai pengguna gadget level galaksi, aku harus mulai memikirkan untuk mengurangi tingkat ketergantungan dengan gadget nih. Mau nyoba untuk less gadget seperti anjuran buku dari Rindang ini.

    ReplyDelete
  8. Escape activity-ku biasanya ngemall meski cuma jalan aja, facial, ngumpul dan jalan bareng teman bisa datang ke kajian, tempat wisata, makan-makan atau nobar film horor....intinya sejenak melepas kepenatan dari urusan dapur, tapi keluarga tetap nomor satu lho. Artinya ketika aku ingin me time, di rumah sudah beres semuanya, baik menyediakan makanan, nyapu rumah, nyuci dan lain-lain....jadi saat pulang ke rumah pun tinggal bobok manis hehehehe

    ReplyDelete
  9. kadang kita terlalu fokus dg kerjaan yang terus2an ada. lupa buat santai barang sebentar. bukunya kaya perlu di cari nih. jadi penasaran bisa membuat orang ga ngoyo terus2an dg kegiatannya

    ReplyDelete
  10. Kayaknya kalau baca ini juga cocok buat remaja atau generasi skarang yang memang suka sesuatu yang instan dan terkesan to the point ya

    ReplyDelete
  11. Setuju dengan poin pengurangan penggunaan gadget. Saya baru satu poin mengurangi notifikasi dari medsos. Alhamdulillah nggak kepo dan waktu produktif tidak terbuang percuma.

    ReplyDelete
  12. Menarik yaaa mba.. it’s about time to escape from the daily trap

    ReplyDelete
  13. saya g srg baca buku krna orgnya ga sabaran baca buku berhalaman smpe ratusan wkkw

    tpi buku ini keknya cocok buat generasi serba instan kek aku ya kak, wkwkw abis baca ini bisa mkin sadar kli ya klo byk waktu terbuang krna fokus ke gadget mulu

    ReplyDelete
  14. Bagus sepertinya, ringan tapi aplikatif ya mbak. Escape ku sih baca, wkwk

    ReplyDelete
  15. Escape kayaknya pernah lihat kemarin di toko buku mbak, penasaran juga mau baca. Tapi keren juga kalau bisa menarik hati millenial jaman now.

    ReplyDelete