Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

[RESENSI] Novel Resign : Office Story about Love, Friendship and Fun


Beli buku ini setelah dapet referensi dari sahabat booklover paling trustable untuk genre metropop. Siapa lagi kalo bukan mbak Dhani Pratiknyo.

Jadi, pas meet up di IIBF dan mampir di stan GPU, atas endorse mbak Dhani, saya pun tanpa ragu membawa novel ini ke kasir. Daan....I have to admit that mbak Dhani's words is 100% right!

Novel ini berkisah tentang 4 sekawan atau penulis menyebutnya para cungpret : Alranita, Carlo, Karenina dan Andre yang saling taruhan dan 'berkompetisi' untuk resign paling duluan. Meski bekerja di sebuah kantor konsultan dengan penghasilan lebih dari cukup, memiliki boss muda seperti Tigran yang arogan, perfeksionis, punya mulut tajam (tetapi ganteng parah), tidak membuat keempat cungpret betah.

Tetapi, resign ternyata tak semudah diucapkan. Radar Tigran terlalu kuat untuk mendeteksi keinginan para cungpret. Maka, keempatnya pun berusaha setengah mati untuk bisa mendapat pekerjaan baru tanpa ketahuan si boss dan memenangkan taruhan. Juga ada tokoh Sandra si gadis muda yang bergabung belakangan dan sempat naksir berat sama si boss.

Membaca sekilas sinopsis novel ini, mungkin kamu bakal mengira kalo novel ini melulu berkisah seputar upaya resign para cungpret. Memang sih, cerita tentang ini cukup mendominasi, tetapi, kisah yang lebih punya magnet dan menarik buat saya untuk terus membuka lembarnya, apalagi kalo bukan kisah cinta kucing-kucingan antara si boss dan Alranita dan keseruan gossip para cungpret.

Kedua bagian ini sukses bikin saya senyum sampe ketawa ngikik hampir sepanjang cerita. Sempat terhenti sejenak gara-gara nggak sabaran pingin tahu endingnya, lalu saya membuka lembar-lembar terakhir untuk tahu apa si boss jadian sama Alranita atau enggak, dan setelah itu tertunda beberapa hari sebelum kemudian membacanya kembali dengan taat aturan alias runut tanpa skip.

Kisah aktivitas kantor dalam novel ini terdeskripsikan dengan detail dan mengasyikkan untuk dibaca.  (emang beda ya, penghayatan  dan penuturannya kalo yang nulis emang orang kantoran). Twist para tokohnya enak untuk dinikmati (dan ditertawakan), ditambah dialog-dialog yang konyol dan fresh (bukan guyon yang udah sering didengar, malah banyak yang bener-bener baru buat saya sehingga saya bisa spontan tertawa), membuat novel ini bisa banget jadi bacaan yang menghibur. 

Novel ini juga aman dari adegan dewasa. Tokoh-tokohnya terasa nyata. Dan interaksi mereka yang dibangun dengan baik oleh penulis, mampu membuat kita nggak terlalu mempersoalkan kisah keluarga dari masing-masing cungpret yang hanya muncul sekilas, juga ending yang cukup mudah ditebak.

Membaca novel ini, jujur, mampu membangkitkan kembali keinginan terpendam saya untuk menulis novel berlatar kisah seputar karir (dan asmara) di kantor. Tetapi, keberanian saya masih terbenam. Karena, berbeda dengan penulis novel ini yang mengaku kalo kisah ini murni fiksi, cerita yang udah berputar-putar di benak saya justru lebih cenderung base on true story.

Belum apa-apa, saya udah mengkhayal apa respon teman-teman di kantor saat baca : eh, si A ini maksudnya gue ya? Si B itu boss kita? Beneran ini si boss pernah naksir si C?
Alamak.... udah parno duluan saya, hehe.

By the way, saya berterima kasih sama Almira yang sudah menulis novel Resign. Akhirnya, saya bisa baca metropop dengan kisah kantoran yang membumi, terasa dekat dan nyata, nggak bikin saya ngerasa Aliens (saat baca metropop yang bertabur merk-merk branded dan kehidupan yang diluar jangkauan saya), dan udah bikin mood saya untuk baca novel  metropop bangkit kembali dari kubur.

Kritiknya? Kaya'nya kali ini saya lagi males deh mikirin kekurangan novel ini. Sebagai sebuah bacaan yang ringan dan ngepop, novel ini udah recommended lah sebagai sahabat yang menghangatkan hati.

Judul.  :  Resign
Penulis : Almira Bastari
Tahun.  : 2018
Tebal.   : 286 hal
Penerbit. : GPU

4 comments

  1. Jadi tertarik pengen baca juga Mbaak. :D

    ReplyDelete
  2. Saya sudah baca Novel ini..
    Sukaaa..

    ReplyDelete
  3. Pas ke toko buku kemaren, aku sempat ngintip-ngintip buku ini. Bahasanya menarik, tapi ya itu,, takut bukunya cepet habis dibacanya, jadi masih ragu beli. Hahaha

    ReplyDelete