Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Resensi Novel Priceless Moment : Perjuangan dan Pengorbanan sang Orang Tua Tunggal



Tidak ada orang tua yang menginginkan menjadi orang tua tunggal, kecuali jika disebabkan oleh alasan yang sangat memaksa dan tak terhindarkan, seperti perceraian, kematian, atau mengalami musibah. Karena menjadi orang tua tunggal pasti akan berhadapan dengan berbagai konsekuensi, seperti masalah ekonomi, pola pengasuhan anak, psikologi anak yang hanya dibesarkan oleh satu orang tua, dan sebagainya.

Demikian pulalah yang dihadapi Yanuar saat ditinggal wafat istrinya Esther. Yanuar tidak pernah menduga akan kehilangan Esther secepat ini, dengan cara sepahit ini. Esther menjemput Hafsha dan Feru, memarkir mobil di seberang sekolah karena parkiran penuh. Saat dia menyeberang, mobil berkecepatan sangat tinggi menabraknya. (hal. 12).


Maka, hari-hari Yanuar sebagai orang tua tunggal terhadap Hafsha dan Feru yang masih berusia anak-anak pun dimulai. Bukan hal mudah bagi Yanuar yang selama ini terlalu sibuk dengan pekerjaan, untuk menjadi ayah sekaligus ibu bagi Hafsha dan Feru. Dia kerap kebingungan saat harus menghadapi kedua anaknya. Selama ini dia telah begitu bergantung kepada Esther, namun disinilah dia sekarang. Duduk diantara dua anaknya tanpa tahu harus bersikap bagaimana (hal. 23).

Selain itu, Yanuar juga harus berjuang keras mengatasi kesedihannya pasca ditinggalkan oleh Esther. Ketika Esther meninggal, Yanuar merasakan kekosongan hebat yang sebelumnya tak pernah dia alami. Bahkan saat orang tuanya tiada pun rasanya tidak seperti ini. Seolah jiwanya disedot hingga ke akar-akar. Dia yakin tidak akan pernah lagi merasa bahagia. (hal. 29).

Namun demikian, Yanuar berusaha keras untuk melupakan kesedihannya dan belajar mengasuh anak-anaknya. Ia belajar pada Wira adiknya yang pernah bekerja sebagai pendongeng, tentang bagaimana cara mendongeng yang baik. Ia juga berusaha keras membuat makanan untuk anak-anaknya dan absen dari rapat penting di kantor demi bisa menjemput anak-anaknya. Semua yang tak pernah Yanuar lakukan selama ini saat Esther masih ada. Selama ini, dia terlalu mementingkan pekerjaan. Menawarkan diri untuk terikat penuh pada perusahaan furnitur Ebony & Ivory, memberikan banyak hal, menyerahkan segalanya (hal. 53).

Sementara itu, perusahaan Ebony & Ivory kedatangan karyawan baru, seorang wanita berdarah Jerman bernama Lieselotte. Kehadiran Lieselotte langsung menarik perhatian karena sikapnya yang egois, suka menyendiri, namun desainnya untuk furnitur kamar anak sangat menarik. Dan Yanuar, diam-diam mulai sering memerhatikan Lieselotte. Saat Lieselotte melakukan presentasi, Yanuar terpana menyadari dirinya tidak mampu melepaskan pandang dari wanita itu (hal. 136). Pada sebuah momen tahunan dimana seluruh karyawan Ebony & Ivory bersama keluarga berkumpul di kediaman direktur mereka, Lieselotte yang penyendiri, diluar dugaan ternyata cepat akrab dengan anak-anak Yanuar.

Entah apakah ini bisa disebut cinta, masih terlalu cepat untuk menyimpulkannya. Meskipun begitu, Yanuar tak bisa memungkiri, dia merasakan sesuatu terhadap Lieselotte (hal. 170). Namun, belum lagi perasaan itu sempat terungkap, Lieselotte sudah berpamitan untuk kembali ke Jerman dan menetap di sana untuk selamanya.

Kisah ini mengalir lewat penuturan yang sangat menyentuh emosi, diperkaya dengan pengetahuan tentang seluk-beluk perusahaan furnitur dan diperindah oleh nuansa dongeng anak-anak. Melalui kisah ini, pembaca akan diajak menyelami lika-liku seorang pemimpin keluarga saat harus menjadi ayah sekaligus ibu untuk anak-anaknya. Menjadi orang tua tunggal bukanlah hal mustahil untuk dilakukan sepanjang seseorang mau belajar dan berupaya keras menjalankan dwifungsi tersebut, serta menjadikan keluarga sebagai prioritas hidup yang utama.

Selain nama Lieselotte yang susah dilafalkan, dan rentang masa 11 tahun yang menurut saya sangat panjang untuk sebuah pembuktian kesetiaan, I have no complain to this very heartful story. Sekali lagi saya harus bilang salut pada tulisan Prisca yang kian matang. Novel bertema keluarga ini adalah pembuktiannya :)


Judul                    : Priceless Moment
Penulis                  : Prisca Primasari
Penerbit                : Gagas Media
Tahun                   : 2014
Hal                       : 298 hal
 

4 comments

  1. baca resensinya aja dah menyentuh.. apalagi baca novelnya.. huhuu.. pingin bacaa..

    ReplyDelete
  2. Kovernya unik. Tahun ini aku mau beli buku2nya Prisca ah, nambahin timbunan :D

    ReplyDelete
  3. Sepertinya bakal banjir air mata kalau baca buku ini :) *noted masuk wish list

    ReplyDelete