Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Interview with RRI Pro 1 Jakarta : Behind the Scene Gerbang Trinil (Saturday, 1st Nov 2014)


Alhamdulillah, kali ketiga saya berkesempatan ngobrol dengan RRI Pro 1 Jakarta seputar novel yang baru terbit. Setelah sebelumnya, saya pernah ngobrol bareng mereka untuk novel Yang Kedua (Bukune) dan Ping (Bentang Belia).

Dan kali ini, topik obrolan kami adalah tentang novel duet sci-fi saya dan mbak Syila Fatar yang baru terbit : Gerbang Trinil (Moka Media). Setelah sedikit miskom (dari RRI ke Moka bilangnya pukul 19.30, dari Moka ke saya infonya pukul 18.00 wib :p) Inilah ringkasan obrolan saya (S) dan penyiarnya mas Yudhi (Y) dalam interview via telpon selama lebih kurang 15 menit itu :


Y   :  Darimana awalnya ide untuk menulis novel ini secara duet?
S   :  Yang pertama mengajak adalah mbak Syila, dan ide utama novel ini juga asalnya dari mbak Syila. Ketika diajak, awalnya saya juga sedikit bingung, karena belum pernah menulis genre ini. Tetapi setelah membaca sinopsis yang dibuat mbak Syila, saya langsung bilang : Wah, cerita ini kayanya asyik dan seru banget! Saya pun setuju, dan proses menulis pun resmi kita mulai.

Y  :  Apa ada kesulitan dalam proses menulis, dan seperti apa kesulitannya?
S  :  Kalo untuk proses menulisnya sendiri, Alhamdulillah tidak terlalu banyak kesulitan, karena saya dan mbak Syila terus berdiskusi secara intensif dan saling memberi masukan, hanya saja, proses menulisnya memang makan waktu cukup lama, kira-kira satu tahun. 
Kesulitan justru terasa saat mengirimkan naskah ini ke penerbit. Sebelum ke Moka Media, naskah ini sudah kami kirimkan ke beberapa penerbit, tetapi belum ada yang mau menerbitkan, dengan alasan, untuk saat ini, khusus genre sci-fi, fokus mereka adalah pada novel sci-fi luar negeri atau terjemahan. Tetapi, kami tak lantas patah arang dan putus asa, dan terus mencoba, sampe akhirnya, Alhamdulillah diterbitkan oleh Moka Media.

Y  : Kalo boleh tahu, seperti apa cara penulisannya? Apa masing-masing mengerjakan part tertentu?
S  : Cara penulisannya, karena ide utama novel ini adalah dari mbak Syila, jadi mbak Syila yang menulis per bab, selesai 1 bab, terus dikirim ke saya, lalu saya koreksi, saya edit dan benerin, mbak Syila kirim lagi bab 2, dst sampe selesai.

Y  : Cerita ini berkisah tentang apa sih?
S  :  Ini berkisah tentang Areta, seorang gadis remaja yang punya minat berbeda dari gadis remaja seusianya. Dia menyenangi segala sesuatu tentang fosil termasuk pythecanthropus. Rasa penasaran akhirnya membawanya ke Trinil. Di sinilah petualangan berbahayanya bermula. Areta diculik oleh makhluk asing yang tak lain adalah bangsa Pythe. Bangsa ini kembali ke bumi untuk menginvasi bumi. Maka tak ada jalan lain buat Areta, selain berusaha meloloskan diri dan menyelamatkan planet bumi.

Y  : Kenapa memilih Trinil? Juga pythecanthropus?
S  :  Karena Trinil adalah tempat penemuan terbanyak fosil pythecanthropus. dan kita ingin menampilkan kisah sci-fi yang bercitarasa Indonesia. Karena pada dasarnya Indonesia itu negeri yang kaya dengan bahan, sumber dan referensi yang bisa dieksplor untuk menjadi sebuah kisah fiksi termasuk yang bergenre sci-fi. Selain itu novel ini juga punya pesan tentang pentingnya menyelamatkan lingkungan. Jika manusia lalai dalam menjaga lingkungan, maka dampaknya akan menimpa manusia itu sendiri.

Y  :  Ada kendala dalam proses penerbitannya, mengingat penulis dan penerbit, tinggalnya saling berjauhan?
S  :  kalau kendala sebelum penerbitan, Alhamdulillah tidak terlalu banyak, kecuali dalam proses revisi, karena kita harus memangkas panjang novel ini yang semula mencapai lebih dari 200hal A4 menjadi hampir separuhnya. Dan memangkas isi novel tentunya nggak boleh asal tebang, tetapi kita harus bisa menyingkirkan bagian yang tidak berkontribusi terhadap jalinan cerita tanpa merusak alur dan esensi cerita.
Juga kendala saat ini adalah kita belum berkesempatan me-launching novel ini bersama penerbit karena domisili yang berjauhan. Semoga suatu hari kami bisa me-launching bersama :)

Y  :  Ini covernya keren banget ya, kesannya elegan, emang pas banget dengan genrenya, pinter banget nih Moka mendesainnya
S  :  Saya malah belum lihat, mas. :D
Y  : Lho? Jadi...?
S  : Iya, masih belum nyampe novelnya :)
Y  : Wah, berarti duluan saya yang megang ya...
S  :  (.....nyambung) duluan dari penulisnya :D
(kita ketawa bareng)

Y : Kayanya keren nih kalo ada sineas kita yang bisa mengangkatnya jadi film. Nurut mbak gimana?
S  : Wah, harapan saya juga begitu, mas. Semoga kelak novel ini bisa jadi pilot project untuk film sci-fi pertama di Indonesia yang diadaptasi dari novelnya. Amiiin. Untuk sementara bisa nonton book trailernya dulu deh di youtube yang dibuat oleh mbak Syila fatar disini :)

(Kita sempet ngobrol ringan tentang hal lain, setelah itu interview pun selesai)

Terima kasih Moka Media dan RRI Pro 1 Jakarta juga mas Yudhi atas kesempatannya.

Buat pembaca semua, happy hunting novel Gerbang Trinil ya, novel ini udah beredar di toko-toko buku seluruh Indonesia ;) Buat yang penasaran, bisa simak resensi perdana untuk novel ini :


3 comments