Saat "gangguan" itu datang...
"Mbak penulis ya?"
"Iya."
"Sudah nulis berapa buku mbak?"
"Alhamdulillah 32 buku."
"Wah. Keren ya. Bukunya banyak."
Ini adalah komentar yang kerap saya terima, saat lawan bicara mendengar jumlah buku yang saya tulis. Sekilas, ini terkesan hebat. Namun, tentu saja, tanpa izin Allah, jumlah tersebut hanyalah mimpi. Apalagi, proses menghasilkan 32 buku tersebut, diwarnai dengan berbagai kendala yang cukup berat. Termasuk salah satunya, kesehatan mata saya yang terganggu.
![]() |
Buku-buku saya |
Awalnya saya tidak merasa ada yang salah. Saya rutin menulis setiap larut malam tiba, dan biasanya menuntaskan 2-3 lembar tulisan setiap harinya. Sampai suatu ketika, saat tengah menatap layar laptop untuk membaca hasil ketikan, tiba-tiba kedua mata saya terasa sepet, seakan ada yang menariknya dengan kencang dari kedua sisi. Saya mengedip-ngedipkan mata, namun terasa pedih dan gatal. Akhirnya, saya mematikan laptop, dan mencoba mengistirahatkan mata sejenak. Namun, saat memejamkan mata, rongga mata terasa panas.
Hal ini berulang kali terjadi setiap saya menatap laptop dan mulai mengetik. Saya pernah membaca bahwa mata yang lelah bisa disegarkan dengan kompres es. Saya kemudian mencoba cara ini. Saya menduga, mata saya kelelahan. Saya bungkus es batu dengan tisu lalu saya tempelkan pada kelopak mata selama beberapa menit.
Alhamdulillah, mata saya lumayan segar setelahnya. Namun ternyata, "kesegaran" ini tidak berlangsung lama. Setiap kali saya kembali mengetik, gejala yang sama kembali berulang. Mata seperti terasa ditarik, kering dan gatal.
Saya ingat, suatu ketika saya tengah mengikuti lomba menulis novel. Deadline lomba hanya tinggal dua bulan. Namun mata saya sulit sekali diajak kompromi. Baru menulis sebentar, rasanya seperti seluruh stok air yang mengisi rongga mata ditarik dengan paksa. Mata pun terasa sepet, atau orang melayu menyebutnya "perit".
Namun, karena keinginan mengikuti lomba sangat kuat, saya tetap memaksakan diri menulis. Untuk mengatasi rasa sepet dan pedih pada mata, saya "mengakalinya" dengan menulis tanpa melihat laptop. Pandangan saya sepenuhnya tertuju pada huruf yang berbaris di keyboard laptop. Menekan dengan hati-hati agar tidak banyak membuat kesalahan. Demikian seterusnya hingga novel saya akhirnya selesai. Saya baru berani melihat layar laptop kembali saat memeriksa keseluruhan hasil tulisan saya. Itupun dengan memicingkan mata dan banyak berkedip.
Akhirnya, saya pergi juga ke dokter mata. Dokter bilang kalau mata saya kelelahan karena terlalu banyak bekerja. Saya memang tidak memberitahu dokter kalau selain bekerja di kantor, saya juga menulis buku. Dokter kemudian menyarankan saya untuk banyak melihat tanaman dan pepohonan hijau, serta mengistirahatkan mata setiap beberapa menit sekali saat membaca atau menggunakan laptop.
Walaupun dokter tidak menyebutkan hal-hal yang fatal atau berbahaya, sejujurnya saya mulai mengkhawatirkan kesehatan mata saya. Stamina visual saya mulai menurun. Yang awalnya saya kuat bergadang dan menulis hingga berjam-jam, semakin lama durasinya kian berkurang. Satu jam saja fokus menulis di depan laptop, mata saya mulai "protes" dan mengirim sinyal minta istirahat.
![]() |
Artikel di surat kabar tentang aktivitas menulis saya |
Hal ini tentu saja cukup mengganggu. Beberapa kali deadline menulis harus saya kejar dengan susah payah. Sejujurnya saya belum ingin berhenti menulis. Saya harus segera mencari solusi agar tetap bisa menulis tanpa menyebabkan kesehatan mata terganggu, juga tanpa harus bolak balik konsultasi ke dokter.
Gejala Mata Kering
Saya kemudian mencari informasi dari beberapa referensi terpercaya tentang kesehatan mata, khususnya mata kering.
Salah satu referensi dari alodokter.com menyebutkan, bahwa gejala mata kering dapat bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Gejala ini dapat memengaruhi satu atau kedua mata.
Beberapa gejala yang umumnya muncul dan dialami penderita mata kering adalah :
• Mata merah
• Mata terasa panas
• Mata terasa seperti berpasir atau ada yang mengganjal
• Mata berair karena iritasi pada mata
• Sensitif terhadap sinar matahari
• Penglihatan buram dan membaik setelah berkedip
• Lendir di dalam atau sekitar mata, terutama saat bangun tidur
• Mata terasa cepat lelah
Masih dari alodokter.com, disinyalir bahwa Sindrom mata kering adalah kondisi ketika mata tidak mendapatkan pelumasan yang cukup dari air mata. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman di mata, bahkan bisa merusak lapisan bening di bola mata yang berakibat pada gangguan penglihatan.
Air mata berfungsi untuk melumasi dan membuat permukaan mata tetap halus. Air mata juga berperan melindungi mata dari benda asing, unsur yang mengganggu, atau kuman penyebab infeksi.
Normalnya, air mata akan mengaliri permukaan mata ketika mata berkedip. Akan tetapi, pada mata kering, produksi atau komposisi air mata mengalami gangguan. Akibatnya, permukaan mata tidak terlumasi dengan baik. Kondisi ini menimbulkan sindrom mata kering atau keratoconjunctivitis sicca.
Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan mata kering, yaitu:
A. Penurunan produksi air mata
Terjadinya penurunan produksi air mata dapat disebabkan oleh beberapa kondisi :
• Usia tua
• Penyakit atau kondisi tertentu, seperti sindrom Sjogren, diabetes, rheumatoid arthritis, lupus, skleroderma, gangguan hormon tiroid, dan kekurangan vitamin A
• Konsumsi obat-obatan, seperti antihistamin, dekongestan, antidepresan, obat hipertensi, obat jerawat, obat penyakit Parkinson, atau obat terapi pengganti hormon
• Kerusakan kelenjar air mata akibat terapi radiasi atau operasi laser mata
B. Peningkatan penguapan air mata
Air mata terdiri dari berbagai komposisi. Jika salah satu komponen air mata tersebut tidak cukup atau tidak diproduksi sama sekali, terutama minyak, air mata akan lebih cepat menguap. Hal ini menyebabkan mata menjadi cepat kering.
Umumnya, peningkatan penguapan air mata disebabkan oleh :
• Blefaritis posterior
• Kondisi yang membuat pasien jarang berkedip, misalnya ketika membaca dan bekerja terlalu lama di depan layar komputer, atau karena menderita penyakit Parkinson
• Gangguan pada kelopak mata, yaitu kelopak mata yang berbalik ke luar (ektropion) atau berbalik ke dalam (entropion)
• Alergi pada mata
• Cuaca kering atau berangin
• Polusi udara
• Defisiensi vitamin A
Dari referensi tersebut, ditambah beberapa referensi pendukung lainnya, saya menyimpulkan bahwa gejala yang saya alami adalah gejala mata kering. Ini ditandai dengan mata terasa sepet, perih dan lelah. Penyebabnya dipicu oleh kebiasaan jarang berkedip saat di depan laptop, dan fokus menatap layar laptop hingga berjam-jam. Maklum sajalah. Saat tengah fokus menulis dan membaca ulang hasil tulisan, saya sering lupa mengedipkan mata. Ketika kebiasaan ini berlangsung lama dan terus menerus, akhirnya berakumulasi dan menimbulkan gejala mata kering.
Insto Dry Eyes, sang "hero" untuk Mata Kering
Setelah mendapatkan informasi yang lumayan detil, selanjutnya saya mencari tahu tentang obat yang aman untuk mengatasi gangguan mata kering. Sampai akhirnya saya menemukan informasi tentang mengatasi mata sepet, perih dan lelah dengan INSTO DRY EYES. Obat tetes mata yang diformulasikan khusus untuk mengatasi mata kering dan gejala-gejala yang menyertainya. Termasuk rasa sepet, pedih dan gatal.
Merk obat mata yang satu ini sebenarnya sudah cukup familier. Sejak kecil, Insto selalu ada dalam kotak P3K kami di rumah. Saya dan keluarga selalu mengandalkan Insto saat mengalami mata merah atau gatal. Namun, selama ini kami memang lebih sering menggunakan yang reguler, karena belum tahu banyak tentang gejala mata kering. Kami berpikir, semua jenis obat tetes mata bisa digunakan untuk mengatasi gejala apa saja, hehe.
Insto Dry Eyes sendiri mengandung Hydroxypropyl Methylcellulose 3.0 mg dan Benzalkonium Chloride 0.1 mg, dengan manfaat sebagai berikut :
- Efektif mengatasi Mata Kering
Insto Dry Eyes bekerja dengan memberikan efek pelumas seperti air mata yang mengatasi gejala kekeringan pada mata
- Membantu meringankan iritasi mata
Insto Dry Eyes juga mengandung bahan aktif yang dapat meringankan iritasi mata yang disebabkan oleh kekurangan produksi air mata. (Biasanya pada penderita rheumatoid arthritis, keratoconjunctivitis dan xerophtalmia), juga digunakan sebagai pelumas pada mata palsu.
Insto Dry Eyes tersedia dalam kemasan 7,5 ml yang mungil sehingga bisa dibawa saat bepergian atau sebagai stok di rumah. Harganya juga sangat terjangkau. Insto Dry Eyes ini menurut saya sangat direkomendasikan untuk mereka yang :
- aktif bekerja menggunakan gawai (ponsel, laptop)
- banyak membaca dan menulis
- bekerja di luar ruangan (outdoors) yang terpapar debu dan sinar matahari
Tentu saja, pemakaiannya harus sesuai dosis dan kebutuhan. Disarankan untuk digunakan 1 - 2 tetes pada setiap mata, 3x sehari. Dan setelah dibuka, obat tetes mata hanya boleh digunakan maksimal 1 bulan, karena rentan terkontaminasi.
Selain cara penyimpanan, selama ini banyak juga yang keliru dengan cara menggunakan obat tetes mata yang benar. Kesalahan yang paling sering ditemukan, adalah meneteskan cairan di tengah bagian mata. Padahal seharusnya, obat mata diteteskan pada kelopak mata bagian bawah. Berikut ini cara menggunakan obat tetes mata yang benar :
• Pastikan obat belum masuk masa kedaluwarsa, dan belum disimpan lebih dari satu bulan setelah dibuka. Obat tetes mata harus steril sebelum digunakan.
• Cuci tangan dengan benar sebelum mulai meneteskan obat mata.
• Kemudian, dongakkan kepala dan tarik kelopak mata bagian bawah sebelum meneteskan cairan.
• Secara perlahan, tekan kemasan obat tetes mata dan arahkan cairan ke kelopak bagian bawah mata. Ingat, bukan di bagian tengah mata.
• Setelah itu kedipkan mata agar obat yang masuk dapat menyebar dengan sempurna ke seluruh bagian mata.
• Pastikan pula ujung botol kemasan obat tetes tidak menyentuh ke bola mata. Karena hal itu malah bisa menyebabkan bakteri masuk ke dalam mata dan memperparah iritasi.
Berikut video saya tentang penggunaan Insto Dry Eyes :
Mungkin, ada yang bertanya, bagaimana kondisi mata saya sekarang? Apakah saya masih aktif menulis?
Alhamdulillah, kondisi mata saya saat ini sehat. Ketika mengalami gejala mata kering yang cukup parah dulu, saya tengah menyelesaikan buku yang ke-12. Buku itu, Alhamdulillah kemudian meraih penghargaan lomba novel yang diselenggarakan sebuah penerbit ternama.
Berbekal semua informasi seputar kesehatan mata dan obat tetes mata Insto yang saya gunakan saat diperlukan, saya terus menulis buku. Alhamdulillah, sampai hari ini, saya sudah menulis dan menerbitkan 32 buku, puluhan antologi dan ratusan artikel di blog. Saya juga mulai merambah ke dunia konten dengan membuat video-video promosi produk.
Saya selalu mengingatkan diri sendiri untuk nggak terlalu ngoyo, dan rutin mengedipkan mata saat menulis.
Buat teman-teman yang aktif bekerja dan menggunakan mata secara intens, tips berikut ini bisa kita lakukan dalam menjaga kesehatan mata :
Dari secuplik kisah ini, saya dapat menarik hikmah dan kesimpulan yang mudah-mudahan berguna bagi yang membaca tulisan ini :
- kesehatan mata yang sempat terganggu jangan menjadi penghalang untuk terus berkarya. Yang penting kita segera berikhtiar mencari solusi penyembuhannya dan lebih optimal menjaga kesehatan mata.
- Bagi seorang penulis, mata adalah aset dan karunia Allah yang wajib dijaga. #MataKeringJanganSepelein , agar kondisi tidak terlanjur memburuk hingga mengganggu aktivitas. Segera waspadai sebelum gejala mata kering datang melanda, dan pastikan stok #InstoDryEyes selalu ada.
- Perbanyak referensi tentang kesehatan mata dari sumber yang valid
- Gunakan Insto Dry Eyes dengan cara yang tepat saat diperlukan. Dengan menggunakan Insto Dry Eyes secara tepat dan sesuai kebutuhan, insya Allah gejala mata kering akan segera teratasi dan aktivitas kita tetap berjalan dengan baik.
Jadi, jangan lupa untuk selalu stok Insto Dry Eyes ya.
Sungguh enak si nasi rames
Dimakan dengan emping krenyes
Pakai Insto Dry Eyes,
bye bye mata kering yes!
Referensi :
www.alodokter.com
www.insto.co.id
No comments