Saat
ini kita masih berjuang menghadapi pandemi Covid-19 yang disebabkan oleh virus
Corona. Kehadiran virus ini telah mengguncang hampir seluruh sendi kehidupan
dan telah melanda ke sebagian besar wilayah dunia. Berbagai upaya telah
dilakukan untuk mengurangi penyebaran dan memutus mata rantai penyebaran virus
yang terjadi sangat cepat. Hingga hari ini, lebih 2,2 juta
orang telah terinfeksi Covid-19 di seluruh dunia.
Seperti
diketahui, virus Corona adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit Middle East
Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Virus
Korona yang paling baru ditemukan, yaitu COVID-19 (Coronavirus disease
2019). Penyakit SARS pertama kali mewabah di Tiongkok pada tahun 2002,
sementara MERS pertama kali muncul di Timur Tengah pada tahun 2012. Pada akhir
tahun 2019, muncul penyakit baru yang bermula di Tiongkok yang dinamakan
COVID-19 (Coronavirus Disease 2019).
Di
Indonesia sendiri, penanganan penyebaran Covid-19 dimulai dari tingkat pusat,
pemerintah daerah, kabupaten/kotamadya, kecamatan, kelurahan, rukun tetangga
hingga ke rumah tangga.
Hanya
saja, di tengah upaya untuk terus memerangi penyebaran penyakit ini, masih
banyak informasi-informasi yang tak jelas asal-usulnya, tak jelas pula
kebenarannya yang kemudian beredar secara luas, berantai di banyak media sosial
sehingga menimbulkan kecemasan. Serangan kecemasan juga kepanikan, ditambah pula
situasi sosial ekonomi yang mengalami dampak besar, menambah persoalan baru
yang harus dihadapi oleh sebagian besar masyarakat kita.
Kecemasan
dan kepanikan ini ternyata berpotensi menurunkan imunitas tubuh. Padahal untuk
melawan penyebaran penyakit ini, imunitas tubuh yang baik sangat diperlukan.
Ibarat menghadapi musuh dari luar, maka tentara yang kita miliki haruslah kuat.
Tetapi bagaimana bisa kuat, jika tentara tersebut mengalami ketakutan dan kecemasan
untuk bisa melawan pasukan musuh.
Oleh
karena itu, kita harus berusaha untuk tetap memiliki pola pikir yang baik. Tetap
optimis dan selalu positif walaupun dalam situasi dan kondisi yang sangat berat
saat ini. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi dan menyaring
informasi-informasi yang kita dapatkan setiap hari. Tidak terlalu cemas tetapi
juga tidak terlalu cuek. Bersikaplah yang seimbang. Proporsional.
Berpikir
positif ini bisa didefinisikan sebagai cara pandang dalam melihat
dan menyikapi segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih baik. Beberapa
manfaat berpikir positif ini diantaranya adalah :
- memperkuat sistem imun tubuh
- memerangi depresi
- meningkatkan usia harapan hidup
- mengalahkan berbagai penyakit
- mengatasi stres dengan lebih baik
- menjadikan kita lebih tangguh
Sebuah
studi pada tahun 2003 yang dipublikasikan di New York Times menyatakan bahwa
berpikir negatif, - lawan dari berpikir positif - akan melemahkan respon
kekebalan tubuh terhadap flu. Hal ini terjadi karena aktivitas listrik yang
besar di bagian otak saat seseorang berpikir negatif melemahkan respon imun
terhadap flu yang diukur dengan antibodi tubuhnya.
Flu
disebabkan oleh virus. Analog dengan Covid-19 yang disebabkan oleh virus
Corona. Berpikir positif akan mampu membantu meningkatkan imunitas tubuh
sehingga mampu menahan serangan virus ini. Menurut Psych Central, sebuah
jaringan sosial kesehatan mental yang dioperasikan oleh kesehatan mental
profesional, menemukan bahwa orang – orang yang lebih optimis akan memiliki sel
– sel kekebalan tubuh yang lebih baik, lebih cepat pulih dari operasi dan dapat
mengatasi berbagai penyakit serius dengan lebih baik.
Dalam penelitian lain yang dilakukan
oleh Ohio State University College, pasangan yang bahagia dalam pernikahannya
memiliki sel – sel imun yang lebih baik dari pasangan yang bertengkar. Artikel
yang berjudul Emotion and Immune System yang dimuat oleh jurnal Healing and the
Mind menyebutkan bahwa stres, marah, perasaan terluka, kesedihan, pesimis,
kesendirian, memendam perasaan, kurang tidur dan lingkungan yang berisik dapat menyebabkan
turunnya daya tahan tubuh.
Penelitian
lain tentang berpikir positif juga menemukan bahwa orang yang optimis dapat
mengatasi kekecewaan yang mereka hadapi dengan lebih baik dan berfokus pada hal
– hal yang justru membuat kondisi diri mereka lebih baik. Penelitian juga
menemukan bahwa di tengah krisis, pikiran dan emosi positif akan mendorong perkembangan dan memberikan
tameng terhadap depresi.
Dengan memelihara emosi positif, bahkan
ketika menghadapi peristiwa mengerikan, orang bisa menuai manfaat baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk mengelola tingkat stres, mengurangi
depresi, dan membangun kemampuan untuk pulih yang dapat sangat bermanfaat di
masa depan.
Oleh karenanya, perkuatlah keyakinan
bahwa pandemi ini akan berakhir. Berdoa dan berharap, berprasangka baik, bertawakal
serta selalu dekatkan diri kepada Sang Khalik. Karena bergantungnya kita
sepenuhnya dengan Sang Maha Kuasa akan membuat kita mampu berpikir positif,
bahwa tak ada yang tak mungkin dengan kuasa-Nya. Dengan berpikir positif, maka
sel-sel tubuh akan bereaksi positif, imunitas tubuh meningkat dan tubuh menjadi
kuat untuk menghadapi gempuran segala macam penyakit termasuk yang kini sedang
kita hadapi bersama, Covid-19.
Bahan bacaan :
hellosehat.com
dianplantstation.wordpress.com
gelombangotak.com
kompas.com
news.detik.com
ayosemarang.com
jogja.tribunnews.com
freepik.com
Setuju banget, berpikir positif, happy sangat membantu kondisi saat ini agar bisa meningkatkan immunitas tubuh. Lagi selalu apgredd nih untuk selalu berpikir postif, tapi tetep menyiapkan diri untuk hal2 yang negatif .
ReplyDeletesetuju baget niiih, selain menjaga kebersihan badan dan kebersihan rumah, pola pikir positif juga membantu banget yaaa
ReplyDeletebetul sekali, makanya ada istilah di dalam jiwa yang sehat ada tubuh yang kuat ya mbak :) semua2nya tuh berasal dari pikiran
ReplyDeleteNah bener nih, dari pada makin khawatir dan dan bikin imun tubuh turun, mending berpikir positif dan lakukan kegiatan produktif selama masa pandemi ini
ReplyDeleteIyaaaa kudu bersiap-siap untuk yg terburuk kalau amit-amit terjadi. Tapi tetap harus optimis dan berpengharapan untuk yg terbaik yang akan terjadi ya mbaaa. Semoga wabah cepat usai :) aamiin....
ReplyDeleteInsya Allah aku percaya sepenuhnya pada takdirNya supaya tidak kehilangan harapan tapi juga nggak mau terlalu bergantung dg yg pasti-pasti menurut keinginan manusia karena takdir Allah itu pula yang menentukan. Implementasinya ya nggak bikin rencana apa2 menggunakan kalimat "jika wabah berlalu" melainkan mengubah ritme kehidupan sesuai kondisi sekarang karena kita harus saling jaga agar semua selamat dan melanjutkan ikhtiar sesuai dengan keadaan tersebut tanpa menunggu keadaan berubah lebih dulu.
ReplyDeleteSetuju mba, perbanyak berpikir positif, agar imunitas tubuh kuat untuk menahan gempuran virus apapun itu. Yang penting udah melakukan ikhtiar dengan menjaga kebersihan lingkungan, asupan makan juga harus konsumsi yang sehat, insyaallah bisa melalui pandemi
ReplyDeleteJaga imun dan jaga iman ya. Insyaallah semua ini segera berakhir.
ReplyDeletejadi inget kisah veteran usia 90an di Inggris yang sembuh dari corona. hebat banget dah mbak, kurasa salah satunya karena the power of positive thinking :)
ReplyDeleteAda penyakit yang disebabkan emang dari diri kita yah kak. Semakin kita pikirkan semakin berat hidup ini. ehst seperti ditengah pandemi ini semakin kita pikirkan peluang yerkwna virus makin besar loh soalnya omun kita bsa menurun
ReplyDeletekarena imun tubuh yang kuat bukan hanya dari makanan yang sehat, tapi dari pikiran yang sehat juga
ReplyDeleteIya nih mba dalam situasi yang seperti saat ini harus tetep berpikiran positif, klu gak yah sama aja menyiksa diri sendiri
ReplyDelete