Sinopsis :
Ketika Rampak, lelaki yang sangat dicintai Rae mengalami
kejatuhan yang paling menyakitkan dalam hidupnya, Rae dipaksa untuk menghadapi
dua pilihan, tetap bersama Rampak dalam penderitaan atau pergi, meninggalkan Rampak
untuk menyongsong hidup yang lebih nyaman. Di tengah guncangan yang
melimbungkan, Rae memutuskan untuk menghadapi semuanya. Jika Rampak tak
menyerah, dia pun tak ingin kalah.
------------
Simpel, realistis dan sarat makna. Inilah tiga kata yang
paling pas untuk menggambarkan salah satu novel pemenang harapan LMNI 2014 ini.
Permasalahan rumah tangga yang dihadapi Rampak dan Rae, adalah permasalahan
yang kerap kita jumpai dalam kehidupan nyata. Dan di kenyataan, berbagai cara
pula kita saksikan bagaimana insan yang mengalaminya berusaha untuk bertahan,
mengatasi atau menyerah.
Dan di novel ini, penulisnya Maya Lestari GF menampilkan
sebuah potret pasangan muda yang memilih untuk bertahan di tengah badai.
Meskipun mereka punya alternatif untuk keluar dari persoalan dengan cara yang pragmatis
dan lebih mudah, mereka memilih untuk mengatasinya sesuai prinsip yang mereka
yakini dan demi menegakkan harga diri.
Lika-liku mereka dalam berjuang itulah, yang menjalin
rangkaian cerita dalam novel setebal 224 halaman ini. Didukung oleh writing
skill penulisnya yang memang sudah punya jam terbang tinggi, membuat story
telling novel ini menarik untuk diikuti, page turner dan berhasil menahan saya
untuk langsung menyelesaikannya dalam sekali duduk. Pesan yang termuat
didalamnya pun sangat kuat, mewarnai setiap pergerakan cerita tanpa harus
menyelipkan dialog dakwah yang menggurui dan berpanjang lebar.
Jika ada beberapa poin yang sedikit meleset dari
ekspektasi, adalah bab pembukanya yang bercerita sekilas tentang Rampak, Rae dan
Denia, yang jujur saja, sempat membuat saya terkecoh dan mengira kisah ini akan
berlanjut dengan kisah tentang perselingkuhan dan sejenisnya. Latar cerita di
Sumatera Barat, juga sempat membuat saya telanjur berharap bahwa kisah ini akan
memuat kultur dan setting lokasi ranah minang yang cukup kental, kalau perlu
dengan selipan dialog-dialog dalam bahasa daerah, ataupun ada konflik yang
terkait erat dengan sistem kekeluargaan dan harta di masyarakat minang, namun
novel ini ternyata memilih jalan tengah dengan menampilkan sisi-sisi yang
universal saja.
Terlepas dari hal tersebut, novel ini layak menjadi salah
satu pemenang harapan LMNI 2014, pantas dikategorikan sebagai novel inspiratif,
dan patut dibaca khususnya oleh pasangan muda yg tengah berjuang melewati
lika-liku kehidupan pernikahan dan rumah tangga.
Judul :
Cinta Segala Musim
Penulis : Maya
Lestari GF
Penerbit :
Indiva Media Kreasi
Tebal :
224 hal
Tahun :
2016
Saatnya giveaway!
Simak ketentuan dan pertanyaannya ya :
1. Pastikan
kamu udah memenuhi syarat-syarat mengikuti Campaign Giveaway #AkuCintaBuku2
#KekuatanKata ya (klik sini untuk infonya)
2. Tuliskan
pada kolom komentar di bawah postingan ini : 1 (satu) jenis problema atau
masalah yang kerap menjadi kerikil dalam pernikahan dan rumah tangga (boleh
disertai solusinya tetapi tidak wajib)
Contoh
:
Pernikahan jaman now kerap kali dihantui
ancaman perselingkuhan atau kehadiran orang ketiga. Tentunya, kedua pasangan
harus selalu memperbaharui komitmen dan menyalakan cinta mereka agar pernikahan
mereka tetap langgeng hingga akhir hayat.
3. Sertakan
juga nama akun sosial mediamu di kolom komentar
4. Bagikan
link postingan ini di akun socmedmu dengan tagar #Book8 #AkuCintaBuku2
#KekuatanKata, mention akun saya dan Penerbit Indiva :
Fanpage
FB :
Indiva
Media Kreasi
Riawani
Elyta
Twitter
:
@penerbitindiva
@RiawaniElyta
Instagram
:
@penerbitindiva
@riawani_elyta
(pilih dan mention di salah
satu akun saja sesuai yang kamu punya, tapi kalo mau share di semua akun juga boleh :D)
5. Jawaban
ditunggu sampai 18 Januari 2018 pukul 23.59 wib
6. Akan
dipilih 1 (satu) orang pemenang yang akan mendapatkan novel Cinta Segala Musim.
Buku dikirim ke alamat di Indonesia.
Ditunggu partisipasimu yaa.
Salam,
Riawani Elyta
Udah lama gak pernah baca novel, ternyata banyak penulis hebat2 ya di Indonesia, apalagi kalo kisahnya bisa terinspirasi dari kisah nyata.
ReplyDeletePerbedaan pemikiran menjadi salah satu kerikil dalam rumah tangga. Jika itu terjadi, hendaknya pasangan suami istri menjalin komunikasi yang baik melalui tukar pikiran dan memberikan penjelasan yang dapat diterima kedua pihak. Dan yang paling penting jauhkan ego, utamakan ikatan suci yang telah terjalin.
ReplyDeleteFb: Nia Hanie Zen
Ig & twitter: @nia_hnie
Perbedaan pemikiran menjadi salah satu kerikil dalam rumah tangga. Jika itu terjadi, hendaknya pasangan suami istri menjalin komunikasi yang baik melalui tukar pikiran dan memberikan penjelasan yang dapat diterima kedua pihak. Dan yang paling penting jauhkan ego, utamakan ikatan suci yang telah terjalin.
ReplyDeleteFb: Nia Hanie Zen
Ig & twitter: @nia_hnie
Kerikil bagi sebuah pernikahan adalah belum adanya buah hati. Tak pelak pasangan suami-istri dijejali dengan pertanyaan, "Kapan punya anak?"
ReplyDeletePercayalah, setiap pasangan pasti mengiginkan rumah tangganya utuh dengan kehadiran seorang anak. Pekerjaan yang mapan, ekonomi yang bagus kurang lengkap tanpa kehadiran dedek bayi. Perlukah orang-orang selalu bertanya?
Bagi pasutri yang belum dikaruniai buah hati, tetaplah berdoa dan berikhtiar, Allah tidak menguji hamba-Nya yang tidak mampu. Tetaplah bersyukur, barangkali memang belum saat yang tepat karena Allah selalu mendengar doa hamba-Nya yang bersungguh-sungguh.
Keep spirit! Kita bisa!
Fb : El Eyra
Ig : el_eyra
sudha lama nggak review buku :D
ReplyDeleteMasalah ekonomi, masalah keuangan kerap menjadi pemicu percecokan dan kerikil dalam rumah tangga. bisa karena gaji suami yang masih kecil, atau lebih kecil dari istri (ketimpangan penghasilan). Ketika beban kebutuhan makin banyak sementara uang dari suami hanya pas-pasan, bahkan kurang, utang seringkali jadi jalan keluar yang tidak menyelesaikan. hutang yang makin menumpuk atau kebutuhan yang tak terpenuhi seringkali membuat emosi memuncak, saling menyalahkan, dan terjadi pertengkaran.
ReplyDeletesolusi:
1. tentu bersyukur dengan rejeki yang didapat. syukur itu kunci, seberapa yang diterima kalau bersyukur pasti cukup dan akan ditambah oleh Allah
2. perketat pengeluaran dan skala prioritas. ibu-ibu seringkali terlena antara kebutuhan dan keinginan. ada barang bagus, ah mumpung diskon, kapan lagi, akhirnya tergoda beli padahal bukan hal yang dibutuhkan. uang yang sedianya bisa dipakai hal yang lebih penting terbuang utk barang nomer sekian. jadi mana kebutuhan yang benar-benar penting harus didahulukan dan disiplin. keluarkan uang sesuai kemampuan. jika tak perlu membeli sesuatu,tahan godaan. jika belum mampu membeli barang, menabung, tidak melakukan utang. banyak kasus, orang terjerat utang karena memenuhi kebutuhan di luar kemampuan.
3. mencari tambahan penghasilan bila memungkinkan dan mampu.
4. pandai memanfaatkan barang. barang yang bisa membuat sendiri, tak perlu beli
5. hemat... hemat... dan hemat... :D
FB Sayekti Ardiyani
Twitter @sayektiardiyani
semakin banyak penulis-penulis indonesia yang muncul dengan tema cerita yang beragam..
ReplyDeletePasangan yang terlalu cemburu.
ReplyDeleteKatanya cemburu itu tanda sayang. Tapi kalo keterlaluan kan bikin enek.
Solusinya sih komunikasi yang baik, saling percaya, dan saling terbuka. Aku percaya dia, dan dia percaya aku. Pasangan yang udah saling kenal tentu gak ada hal apapun untuk ditutupin, entah itu pernah punya masa lalu yang buruk. Saling berbagi cerita tentang hal apa saja yang udah dilewati satu harian. Dan kalo ada gosip yang menuduh gak baik tentang pasangan, bagusnya ditanya baik-baik secara langsung ke pasangan.
Twitter :: @fitt_rilaily
IG :: @fitt_rilaily
Himpitan Ekonomi, sebenarnya susah ya kalo harus menyebut satu hal sebagai pemicu keretakan rumah tangga. Akan tetapi alasan ekonomi biasanya lebih cenderung menjadi pemicu adanya KDRT dan bahkan perselingkuhan.
ReplyDeleteTerkadang seorang wanita yang tunduk pada ajaran agamapun lama-lama bisa khilaf karena himpitan ekonomi. Bukan tanpa upaya, sudah dibantu dalam mencari nafkah namun sang suami terkadang merasa malu akan hal itu. Ketika istri membantu dan pendapatan istri lebih besar darinya ketika itu ego sbg suami terluka dan menjadi mudah marah dan berujung KDRT. Karena masing-masing pihak merasa paling benar dan saling menyalahkan. Hingga terjadi perpisahan karena masing-masing pihak merasa terluka dan tak ada yang mau mengalah.
Solusinya ya, selalu ingat bahwa hidup hanya sementara, sebentar. Dan segala sesuatunya disaksikan oleh Tuhan. Jangan mau menjadi budak setan yang terkutuk itu, yang mencari celah kealpaan diri, agar melakukan hal yang Tuhan benci.
IG: @sukmanyamega
Perbedaan pendapat itu yang biasanya menjadi masalah dan sering terjadi . Tidak mengalah satu sama lain. Yang mengakibatkan percekcokan. Solusinya adalah harus ada salah satu pihak yang mengalah.
ReplyDeletefacebook Annisa Amalia Rosyida
ira belum nikah... tapi banyak belajar juga dari pengalaman orang dan sering baca buku tentang rumah tangga orang lain. setidaknya bakal diambil pelajaran dari cerita yang sudah didengar dan baca...
ReplyDeletenovel yang indah adalah novel yang menginspirasi, dari sini aku mendapat sentuhan rasa, yang terpendar, sehingga aku menginginkan untuk membaca buku ini lebih dalam
ReplyDelete