Belum lama ini, publik tanah air dikejutkan dengan kabar
akan rahasia masa lalu seorang motivator handal yang konon dihembuskan oleh
darah dagingnya sendiri. Terlepas dari benar tidaknya kabar tersebut, satu hal
yang dapat kita jadikan pelajaran, bahwa sesuatu yang menjadi “aib” masa lalu,
tetaplah menjadi bagian dari kehidupan manusia sampai kapan pun.
Manusia memang tak lepas dari salah dan khilaf. Namun, kita
harus senantiasa menjaga diri dan memohon perlindungan kepadaNya agar kesalahan
dan kekhilafan kita tidak menjelma aib yang mencemarkan nama baik. Oleh
karenanya, ada beberapa hal penting tentang aib yang harus kita ketahui, agar
kita tak mudah terjebak dalam kekhilafan besar yang pada gilirannya akan mendatangkan
aib didalam kehidupan kita :
1.
Saat kita
dipuji dan disanjung banyak orang atas kebaikan dan prestasi yang kita miliki,
sadarilah, bahwa itu bukan semata-mata karena kebaikan dan prestasi kita,
tetapi karena Allah swt selalu merahasiakan aib kita sehingga orang-orang di
sekitar kita hanya mengetahui sisi-sisi kebaikan yang kita miliki.
Cobalah bayangkan, andaikan Allah swt
membukakan semua aib yang pernah kita lakukan di masa lalu dengan kekuasaanNya,
apa yang akan terjadi? Sedangkan satu aib yang terbuka saja sudah cukup untuk
membuat banyak orang memalingkan muka? Bagaimana pula jika tak ada aib yang
bisa kita sembunyikan?
Oleh karenanya, janganlah kita mengumbar
aib diri sendiri yang telah ditutup oleh Allah swt. Begitu pula aib
saudara-saudara kita. Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa yang menutupi aib saudaranya
muslim, Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat, dan barang siapa mengumbar
aib saudaranya muslim, maka Allah akan mengumbar aibnya hingga terbukalah
kejelekannya walau ia di dalam rumahnya.” (H.R. Ibnu Majah).
2.
Aib mungkin hanyalah setitik noda di masa lalu.
Namun aib adalah noda yang permanen. Ia akan terus membayangi hidup kita meski
dalam ujud paling samar sekalipun. Jika kita merupakan “pelaku” aib tersebut,
maka aib itu akan ujud dalam rasa bersalah. Sesekali ia akan menghampiri kita
di masa ini lalu mengepung kita dengan perasaan gelisah. Jika kita merupakan korban
dari aib tersebut, maka aib akan muncul dalam bentuk trauma. Kadarnya bisa
ringan, sedang atau berat, tergantung seberapa parah aib yang menimpa kita di
masa lalu, dan seberapa kuat kita berhasil mengatasinya.
3.
Jika aib di masa lalu disebabkan oleh dosa dan
kekhilafan yang kita lakukan, dan kita memilih untuk mengabaikannya atau
berpura-pura lupa, maka percayalah, cepat atau lambat, aib itu akan kembali
memantul didepan kita. Boleh jadi pantulannya akan langsung mengenai kita, atau
kepada keluarga kita, atau justru aib yang sama akan dilakukan kembali oleh
anggota keluarga kita.
Saya mau sedikit bercerita kisah nyata
tentang seorang lelaki yang terbiasa menyewa jasa perempuan seks komersil.
Suatu hari ia datang ke sebuah hotel dan seperti biasa, ia meminta dicarikan
perempuan untuk menemaninya bermalam di hotel tersebut. Tak lama kemudian,
“pesanan”nya pun datang. Dan....betapa terkejutnya ia karena sang perempuan
“pesanan” itu, ternyata adalah putri kandungnya sendiri!
Kita mungkin tak lagi mengingat persis akan
aib yang pernah kita torehkan, tetapi, tak ada satupun aib yang luput dari
pengawasanNya. Jadi, sebelum aib di masa lalu menampakkan wajahnya kembali dalam
ujud yang tak disangka-sangka, senantiasalah bertaubat dengan
bersungguh-sungguh dan memohon ampun kepada Allah untuk semua dosa dan khilaf
yang pernah kita lakukan.
4.
Diantara dosa yang paling sulit kita hindarkan,
adalah membicarakan aib orang lain dibelakangnya atau menggunjing. Padahal,
perumpamaan menggunjingkan orang lain samalah halnya dengan kita memakan
bangkai saudara kita sendiri. Lebih dari itu, bukan hal mustahil bahwa aib kita
akan dibukakan pula melalui pergunjingan orang lain.
Simaklah hadits berikut ini :
“Janganlah kamu mengumpat kaum muslimin dan
janganlah mengintip aib mereka, maka barang siapa yang mengintip aib
saudaranya, niscaya Allah akan mengintip aibnya dan siapa yang diintip Allah
akan aibnya, maka Allah akan membuka aibnya meskipun dirahasiakan di lubang
kendaraannya.” (HR. at-Tirmidzi)
Jadi, walaupun lidah tidak
bertulang, dan menggunjingkan aib orang lain sudah sama ringannya dengan kita
sekadar “say hello”, berusahalah untuk menghindarinya, karena tak ada manfaat
yang bisa kita dapatkan dari saling membuka aib. Sebaliknya, ancaman dosa dan
ganjaran buruklah yang sudah menanti kita.
Makasih udah diingatkan mbak ria
ReplyDeletesama2 :)
Deletebener ya, banyak orang suka buka aib orang lain ya dan sepertinay suka banget dan tampak puas gitu, padahal kalau kita merasakan bagaimana kalau aib kita dibuka orang lain kan sedih juga
ReplyDeleteMembuka aib jadi semacam hiburan ya
DeleteJaman sekarang malahan aib jadi sumber rejeki lho Mak... Coba lihat saja infotainmaent dan tabloid-tabloid yang tidak malu-malu lagi membuka aib para tokoh terkenal. Dan kita pun seakan mengaminkan dengan membaca dan memberikan komentar-komentar padahal belum tentu kebenarannya.... semoga kita dijauhkan dari dosa yang tak terasa ini ya Mak....
ReplyDeleteIya....kadang cuma nonton dan baca sekilas pun kita nggak sadar jd ikutan ngomongin
DeleteSebenernya ringkas saja ya Mbak, "berkata baik atau diam", tapi ini pun suliiit sekali dilakukan. Apalagi sekarang jamannya jaman medsos, makin gampang orang membully, dan menyimpulkan macem-macem serta berpendapat sendiri :(
ReplyDeleteMedsos malah terkadang jadi sarana untuk membesar2kan aib
Deletesangat menarik mbak tulisannya..tfs ya mbak saya setuju dengan komentar mbak junita aib sekarang sering diumbar2 demi segepok uang.
ReplyDeleteSama2...uang memang punya power yg dahsyat ya...dosa pun bisa dikemas sedemikian rupa demi uang
DeleteSayangnya justru sekarang yang lebih disukai adalah aib orang lain tanpa pernah merasakan gimana perasaan orng yg dihujat :) makasih remindernya Mba ^^
ReplyDeleteSama2...iya orang mudah banget men judge orang lain tanpa peduli perasaan orang yg dibicarakan
Deletemakasih remindernya mba :D
ReplyDeleteSama2
DeleteAstaghfirullah, aib akan terus membayangi orang walaupun dia menghindar ya mba, intinya kalau nggak mau terbuka jgn membuka aib orang
ReplyDeleteNice sekali, saya setuju aib orang jangan diumbar didepan orang lain, terima kasih
ReplyDeleteKunjungi yuk yang harus anda ketahui tentang hukum menikahi sepupu