Ngeblog yang Bikin Happy
itu, ....seperti apa sih? Nggak dipungkiri, perkembangan era digital yang
begitu pesat membawa berkah tersendiri bagi sebagian kalangan. Salah satunya adalah
bagi para penulis blog atau blogger. Kenapa? Karena sekarang, para blogger udah
mendapat apresiasi lebih baik ketimbang beberapa tahun silam. Banyak brand atau perusahaan yang mempercayakan
blogger sebagai partner dalam strategi
promosi dan pemasaran mereka melalui kerjasama job review. Para blogger juga
punya peluang lebih luas untuk mendulang penghasilan melalui aktivitas ngeblog.
Apalagi, ditunjang oleh keberadaan media sosial dan sarana
komunikasi digital yang nyaris tanpa batas, membuat informasi tentang dunia
blog inipun berkembang dengan cepat dan mudah diakses banyak orang. Baik itu yang
melalui tulisan-tulisan di internet tentang blogging, ataupun melalui blow up para blogger itu sendiri di
media sosial tentang #berkahngeblog.
Nggak heran, banyak orang kemudian tertarik untuk menjadi
blogger. Sebagian mereka yang dulunya memanfaatkan blog semata-mata untuk curhat
dan tulisan personal, sekarang sudah lebih aware
dan berusaha lebih giat agar blognya nggak hanya sekadar jadi tempat curhat,
tetapi juga bisa menghasilkan (uang)
Tetapi, untuk bisa memiliki sebuah blog yang menghasilkan
uang atau istilah kerennya sekarang, blog
monetization, tentu dibutuhkan ilmu dan keterampilan yang cukup. Nah, ilmu
inilah yang dikupas tuntas oleh Carolina Ratri dalam buku terbarunya yang
berjudul Blogging : Have Fun and Get The Money.
Buku ini terbagi atas 7 (tujuh) Chapter. Diawali dengan Chapter 1 : Pendahuluan yang membahas kenapa kita harus blogging, hasil apa aja
yang bisa kita peroleh dari ngeblog, dan pengantar awal tentang bagaimana
ngeblog yang menghasilkan.
Pada sub bab pertama di Chapter ini : Why Blogging, ada 7
(tujuh) alasan yang dirangkum penulis dari para blogger aktif tentang alasan
mereka ngeblog, mulai dari sekadar buat gaya-gayaan, menyalurkan hobi, ajang
curhat, menambah penghasilan, sarana belajar, mengasah kemampuan dan untuk
eksistensi. Jujur aja, semua alasan ini pernah menjadi latar belakang saya buat
ngeblog. Awal saya bikin blog karena ikut-ikutan trend saat itu. Setelah punya
blog, saya lalu memanfaatkannya sebagai tempat “penampungan” curhat-curhat saya
yang sebelumnya saya tuangkan di catatan facebook, juga buat ikutan lomba dan sarana
menyalurkan hobi membaca dan meresensi. Dan makin kesini, Alhamdulillah
tujuan saya ngeblog kian terarah. Apa itu? Kita bahas nanti aja ya. Sekarang, saya mau mengulas buku ini dulu.:)
Pada sub bab berikutnya : Apa Sih, Hasil dari
Ngeblog?, kita akan mendapat informasi tentang hasil-hasil yang bisa diperoleh
dari ngeblog selain materi, seperti mendapatkan banyak teman, menemukan hobi
lain, become a better writer, dan
sebagainya. Selanjutnya, apa yang menjadi fokus bahasan buku ini, akan kita
temukan kisi-kisi awalnya di sub bab ketiga : Yuk, Ngeblog yang Menghasilkan!
Bagi para blogger pemula, khususnya yang ingin menjadikan
blognya lebih profesional, Chapter 2 : Let’s Blogging akan memberimu panduan
dasar yang lengkap. Mulai dari menentukan Niche, nama dan judul blog, Platform apa
yang akan digunakan, mendaftarkan blog ke search engine, dan tips dasar SEO.
Pada Chapter 3 : Blogging is Writing, penulis menekankan
pentingnya menjadikan aktivitas menulis sebagai passion, bagaimana teknik dasar menulis blog, kiat mencari ide
tulisan, warning terhadap plagiarisme,
dan bagaimana memelihara semangat ngeblog agar tetap terjaga.
Pembahasan pada Chapter 4 : Blogging For Job Review,
sepertinya menjadi pembahasan yang paling dinantikan oleh banyak blogger pemula,
karena inilah Chapter yang menyajikan secara lengkap tentang seluk beluk job review. Mulai dari pengertian Job Review, bagaimana cara
mendapatkannya, all about ratecard,
dan langkah-langkah yang harus dikerjakan mulai dari menulis artikel,
mempublikasikan dan melakukan bookmarking.
Chapter 5 : Apa Kata Para Blogger dan Advertiser? Merangkum pengalaman
para Headhunters dan Job Reviewers tentang aktivitas ngeblog mereka selama ini
dan apa aja yang udah mereka dapatkan dari ngeblog. Di deretan para
Headhunters, kita akan menemukan nama Aldi Terren Putra, Indah Julia Sibarani,
dan Isnuansa Maharani. Untuk para job reviewers, ada nama Elsa Situmorang,
Winda Krisnadefa dan Istiarina Putri. Tulisan tentang pengalaman mereka
disajikan dalam bentuk interview. Dan
dalam salah satu jawaban interview,
seorang blogger mengaku pernah mendapatkan Rp.10 juta dari aktivitas job review dan ngetweet. Wow! Siapa
orangnya, dan bagaimana prosesnya, silakan baca sendiri ya!
Chapter 6 : Cara Lain Menghasilkan Uang dari Blog, akan
menyajikan peluang lain memperoleh penghasilan dari ngeblog, yaitu melalui
Google Adsense dan Program Afiliasi.
Pembahasan buku ini ditutup dengan cantik oleh penulis di
Chapter 7 : Penutup yang menyajikan tentang pentingnya merawat blog selayaknya rumah,
pentingnya blogger melakukan 3K (Keep
Updated, Keep Learning and Keep Sharing), dan juga socialize and networking.
Judul :
Blogging : Have Fun and Get the Money
Penulis :
Carolina Ratri
Penerbit :
Stiletto Book
Tahun :
2015
Hal : 245 hal
------------------------------------------------------
Sebelum membeli buku ini, saya udah cukup banyak membaca
artikel-artikel penulisnya mbak Carolina di blognya www.carolinaratri.com yang memang fokus
pada creative writing. Banyak hal
baru saya peroleh tentang dunia blogging melalui artikel-artikel beliau, bahkan
pertama kalinya saya tahu web-web penyedia gambar gratis, juga dari blog ini.
Jujur, saya memang masih minim ilmu seputar blogging, juga
belum menjadikan aktivitas ngeblog sebagai aktivitas profesional (baca :
dijadiin profesi), tetapi, di era digital ini, mau tidak mau, saya harus memotivasi
diri untuk terus meng-update ilmu seputar blogging. Karena fungsi personal blog
buat saya sekarang, selain untuk sarana penyaluran hobi, juga untuk eksistensi
dan personal branding.
Yup. Sebagai seorang penulis buku, saya merasa penting untuk
memiliki blog yang baik dan representatif. Nggak hanya sekadar sebagai sarana
promosi, tetapi juga untuk memperkuat branding
dan membagikan hal-hal yang bermanfaaat tentang dunia kepenulisan.
Selain untuk menambah ilmu seputar dunia blogging, alasan
lain saya membeli dan membaca buku ini, karena saya termasuk pembaca setia blog
mbak Carolina. Asli, saya orangnya mudah lupa. Meskipun sebagian besar topik yang
ditulis oleh mbak Carolina di buku ini, sudah banyak bertebaran di internet, tetapi,
saya sering lupa mencatat atau menyimpan link blog yang berisi informasi
tersebut. Kecuali untuk beberapa niche blog, saya memang hampir nggak
melewatkan kesempatan untuk mampir, termasuk blog mbak Carolina, karena saya
tahu persis bahwa topiknya fokus membahas seputar creative writing termasuk blogging. Beberapa kali pula saya men-screenshoot tulisan mbak Carolina yang
saya anggap penting untuk saya simpan. Jadi, seperti yang dikatakan mbak
Carolina dalam buku ini bahwa blog ber-niche
cenderung mempunyai pembaca yang loyal, it’s
really true.
“Niche blog give you an audience that you understand, and that understand you.” (hal.28)
Tentang buku ini sendiri, berikut adalah beberapa kesan
positif yang saya dapatkan :
- Menyajikan info secara holistik dan sistematik
Selama ini, ilmu seputar blogging lebih
banyak saya peroleh di internet. Dan konsekuensinya, meskipun saya meng-update-nya secara rutin dari beberapa niche blog sekalipun, tetap saja
info-info tersebut tidak saya peroleh secara urut. Nah, dengan adanya buku yang
merangkum ilmu-ilmu seputar blogging secara lengkap dan runut seperti buku ini,
it’s very supportive and helpful, karena
saya nggak perlu browsing sana-sini untuk mendapatkan informasi-informasi seputar
blogging. Apalagi saat jaringan lemot, atau mata udah sepet karena kebanyakan
kerja didepan laptop, baca buku yang padat informasi seperti buku ini adalah
cara yang jauh lebih efektif ketimbang browsing.
Apalagi, tipe tulisan mbak Carolina sama
persis dengan tulisan-tulisan di blognya : santai, komunikatif dan mudah
dipahami. Jadi, saya juga nggak menemui kesulitan saat membaca dan mencerna tulisan mbak
Carolina yang tertuang dalam buku.
Ukuran kebaruan sangat relatif. Termasuk dalam
hal ilmu dan tips. Ilmu yang bagi blogger sekelas mbak Carolina, sudah hapal
luar kepala, buat saya justru lebih banyak yang benar-benar baru. Contohnya saja
tentang pentingnya mendaftarkan blog ke Search Engine, bookmarking, seluk beluk ratecard
dan juga google analytics. Jadi, baca
buku untuk nambah ilmu itu memang nggak ada ruginya deh.
Yup. Saya tipe yang cepat lupa. Semakin
banyak info yang saya baca di internet, biasanya semakin cepat pula berlalu
dari ingatan. Meskipun memori manusia punya kapasitas penyimpanan yang sangat
besar, tetapi, jika apa yang dibaca nggak sering-sering dipraktekkan ataupun
dibaca ulang, tetap aja sulit untuk mengingat semuanya. Nah, dengan adanya ilmu
yang terangkum di dalam buku seperti buku ini, sewaktu-waktu saya tinggal buka bagian mana yang saya butuhkan
dan membacanya ulang. Ini akan bikin ilmu dan informasi mudah terserap dan tinggal
lebih lama dalam ingatan sehingga mudah pula untuk “memanggilnya” kapan diperlukan.
Buku ini juga seperti asupan vitamin yang
memotivasi saya untuk tetap konsisten ngeblog. Meskipun pilihan niche blog saya
kurang potensial untuk diajak kerjasama oleh brand-brand yang ngasih fee gede
(saya memilih niche sebagai book-blogger, writer and book writing course),
tetapi ilmu-ilmu yang dibagikan dalam buku ini membuat saya yakin bahwa hal
terpenting dari ngeblog adalah konsistensi dan manfaat yang bisa kita bagikan lewat ngeblog.
Saya yakin, pilihan untuk menjadikan blog sebagai sarana branding and sharing
juga adalah pilihan yang baik. Saya juga nggak saklek-saklek amat. Saat-saat
tertentu, jika lagi bosen meresensi, saya juga menyediakan blog saya untuk – meminjam
istilah Langit Amaravati – untuk tempat kost-kostan alias content placement,
hehe. Saat tertentu saya juga mencoba peruntungan di even lomba dan giveaway atau nerima job review meski
frekuensinya tidak terlalu sering.
Seperti yang disarankan mbak Carolina dalam buku ini, bahwa sesekali kita boleh kok nulis yang di luar niche blog
kita, asal jumlah post-nya tetap dijaga agar nggak melampaui frekuensi tulisan kita
yang relevan dengan niche blog.
5.
Menambah dan memperdalam pengetahuan tentang
dunia blogging
Jujur saja, saya pernah mengalami masa baper saat rekan-rekan
blogger memamerkan penghasilan mereka yang “wah” dari job review. Kalo sekadar
pamer sih saya nggak terlalu ambil pusing, tetapi sampe ada yang
terang-terangan membandingkan penghasilan ngeblog dengan penghasilan yang bisa didapat dari menulis
buku, juga membandingkan hal-hal yang didapat dari ngeblog dengan apa yang
didapat dari nulis buku, sebagai penulis buku, di situ saya sempat merasa
sedih.
Kalo emang merasa dunia blogging lebih
menghasilkan, sok atuh dijalani dengan nyaman dan fun. Tetapi ‘kan, nggak perlu
jugalah membandingkan dengan profesi lain yang sacrifice-nya lebih besar tetapi
materi yang diperoleh terkadang lebih minim.
Nah, dengan membaca buku ini, saya jadi tahu
lebih mendalam tentang dunia blogging, khususnya bahwa blogging itu juga butuh
kerja keras dan konsistensi. Butuh kapasitas ilmu dan keterampilan yang cukup. Butuh
proses yang nggak sebentar. Bukan sebuah aktivitas yang ujug-ujug bisa
menghasilkan dalam waktu yang singkat.
Dan apa yang penting, baper saya yang Alhamdulillah
sempat muncul sekejap waktu itu (dan mudah-mudahan nggak pernah kambuh lagi,
hehe), jadi kian menjauh setelah baca buku ini. Juga yang nggak kalah penting, informasi
yang saya dapat dari buku ini jadi bekal berguna untuk membuat blog saya menjadi
lebih baik.
Pembahasan pada buku ini khususnya Chapter
3 : Blogging is Writing semakin memantapkan saya untuk ngeblog sesuai passion. Kita nggak perlu menjadi “orang
lain” hanya karena ikut-ikutan atau demi mengejar peluang mendapatkan job
review dari brand-brand yang lebih membidik niche blog tertentu. Karena toh ada
beragam manfaat yang bisa kita peroleh dari ngeblog selain materi. Mulai dari
menambah ilmu, jejaring pertemanan serta kebahagiaan saat berbagi. Dan
Alhamdulillah, saya merasa bahagia dengan pilihan saya sekarang. Saya bahagia
telah meleburkan sepersekian diri saya
dalam dunia blogging, saya bahagia menjadi penulis buku sekaligus blogger, dan saya bahagia untuk semua yang saya peroleh dari dunia
yang memberi saya kesempatan untuk berbagi.
Seperti yang dikatakan mbak
Carolina pada Chapter penutup bukunya ini :
“Saya juga percaya, saat kita memberikan sesuatu pada orang lain, di saat yang lain kita pun akan menerima sesuatu dari orang lain. dan itu juga berlaku dalam blogging.” (hal. 238).
Pingin ngeblog yang bikin happy? And also
get money? Baca buku ini deh!
Menang nih menang juara 1 resensinya baguuus deh, bikin mupeng bukunya
ReplyDeleteAmiiin....iya bagus untu blogger pemula
DeleteMeskipun tulisan di blog saya masih berantakan, tapi berharap segera terarah tidak seperti duluuuuu...
ReplyDeleteSemoga :)
DeleteMbak Riawani, makasih ya reviewnya :)
ReplyDeleteSemoga nggak pernah baper lagi, dan nggak perlu baper ya :D
Menulis buku dan blogging, sebenarnya nggak bisa dibandingin kalau buat saya, karena ada kepuasan masing-masing. Nggak bisa tergantikan satu sama lain.
Makasih sudah selalu mengunjungi blogku
Makasih sudah baca.
Makasih sudah ikutan lombanya :)
Best of luck.
Mba Lyta ini salah satu book blogger yg sering aku tengok review bukunya. Tapi aq nggak bisa ngreview buku selengkap Mb Lyta, kebanyakan hahahihi malahan di postingan nih :) Dan jujur aja mba, bikin postingan blog yg paling sulit itu adalah postingan review buku. Membaca buku sambil mencatat inti-inti yg mau ditulis itu yg kadang bikin aku merasa kalah sebelum berperang. Nyerah duluan ;) Padahal udah baca banyak novel, begitu mau dibikin postingan alamaaaakk... susahnyooo... Salut bener sama para book blogger yg rajin update. *eee maap malah komennya gak berkaitan sama bukunya Mba Carra :)
ReplyDelete