Apa
yang terbetik dalam pikiran anda saat mendengar kata mining atau pertambangan? Serangkaian proses eksploitasi sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui? Proyek besar yang berdampak serius
pada kerusakan lingkungan? Ataupun sektor industri yang menjadi perpanjangan
tangan kekuasaan asing di Indonesia?
Berbicara
tentang pertambangan, tak ubahnya membincang tentang pisau tajam bermata dua.
Di satu sisi, terdapat berbagai dampak negatif yang tak terelakkan dari
eksistensi industri pertambangan. Dampak negatif yang menyangkut keselamatan
lingkungan, masalah sosial, dan juga kepentingan politis. Namun di sisi lain, tak
dipungkiri, pertambangan memberi kontribusi sangat besar terhadap kehidupan, mendongkrak
penerimaan negara dari sektor tambang dan menopang beragam aktivitas vital
manusia seperti ketersediaan sarana transportasi, alat komunikasi, piranti
elektronika, keperluan memasak, dan lain sebagainya.
Tetapi,
pernahkah kita berpikir, bahwa apa yang kita ketahui tentang pertambangan
selama ini, baru sebatas pada apa yang tampak di permukaan? Atau sebatas
“taqlid” buta pada berita-berita yang dihembuskan media? Atau memang benarlah
bahwa kita adalah saksi hidup terhadap semua proses yang terangkai dalam siklus
penambangan?
Jujur
saja, sejak kecil, saya sudah begitu familier dengan kata “penambangan”. Karena
saya lahir dan besar di pulau yang didalamnya terdapat sumber daya bauksit dan
perusahaan penambang bernama PT. Aneka Tambang (Antam). Tetapi, jika ditanyakan
apa yang saya ketahui tentang PT. Antam dan penambangan bauksit di daerah saya
(Pulau Bintan – Provinsi Kepulauan Riau), hanya hal-hal inilah yang terekam di
benak saya : a) Teman-teman SMA anak karyawan Antam yang bergaya hidup khas
orang berada, b) fasilitas-fasilitas umum yang dibangun PT. Antam seperti
gedung serbaguna, rumah sakit dan sekolah, c) lahan-lahan bekas galian yang kini
kondisinya seperti gurun pasir, d) rumah-rumah bekas karyawan Antam dengan
model rumah-rumah lama, dan e) peninggalan PT. Antam berupa patung prasasti dan
relief Antam setelah mereka tak lagi beroperasi.
lahan bekas tambang yang mirip gurun pasir di P. Bintan [doc. Asad Saputra] |
Jangan
tanyakan pada saya tentang sejauh mana kontribusi PT. Antam kepada masyarakat
sekitar, apa program-program CSR yang pernah mereka lakukan, dan bagaimana pula
upaya mereka dalam reklamasi lingkungan, karena sungguh, saya tidak tahu banyak
tentang ini. Jadi, sejujurnya saya akui, apa yang bisa saya katakan tentang PT.
Antam dan penambangan yang mereka lakukan di pulau kelahiran saya, hanyalah
sebatas apa yang terlihat di permukaan.
Maka,
sungguh tepat kiranya upaya PT. Newmont Nusa Tenggara (NNT) melalui program
“Sustainable Mining Bootcamp”, yaitu dengan mengundang masyarakat umum mengunjungi
lokasi tambang Batu Hijau di Sumbawa dan melihat langsung praktik-praktik
penambangan yang mereka lakukan. Melalui program ini, PT NNT mengajak para
peserta memberi penilaian objektif, apakah persepsi publik selama ini sesuai
realita atau tidak (hal. 8).
Ada
16 peserta yang terpilih untuk mengikuti Newmont bootcamp yang digelar pada tanggal 18 – 25 Januari 2015 itu.
Peserta datang dari beragam tempat dan memiliki latar belakang profesi yang
berbeda. Apa yang menarik, ada satu benang lurus yang menghubungkan ke-16
peserta ini : mereka semua, adalah penulis blog atau blogger.
Sebagaimana
dikatakan Dr. Rulli Nasrullah, M.Si (blogger dan media consultant) pada kata
pengantar buku ini, bahwa di era digital, blogger yang menggunakan perangkat
pintar dan mempublikasikan tulisannya di blog, merupakan pesaing para jurnalis
yang masih menggunakan praktik konvensional dan didukung media mainstream (hal. 11).
Menurut
Dr. Rulli, ada 3 (tiga) alasan kenapa blogger “layak” disebut sebagai pesaing
dan (mungkin) atas alasan itu pulalah, maka semua peserta Newmont bootcamp kali ini adalah para blogger,
yaitu : 1. Peristiwa yang ditulis di blog lebih detail dan beragam, sementara
media tradisional memiliki banyak batasan dan selektif, 2. Sudut pandang
personal lebih mengandalkan pengalaman pribadi blogger itu sendiri, 3. Ada
semacam pergeseran kepercayaan terhadap sumber informasi dari media tradisional
ke media alternatif digital, seperti blog atau media sosial. (hal. 12).
Untuk
membuktikan pendapat Dr. Rulli tersebut, berikut ulasan saya untuk
artikel-artikel yang ditulis ke-16 blogger di dalam buku Buka-bukaan Dunia
Tambang ini, dari pengalaman mereka selama mengikuti Newmont bootcamp :
Karakterisasi
Buku
ini memuat 31 artikel dengan panjang tulisan relatif sama, namun dapat kita
lihat perbedaan berdasarkan karakterisasi berikut ini :
a. Lokus
Meskipun
lokus utama adalah pada aktivitas penambangan PT. NNT di Batu Hijau (Sumbawa), masing-masing
blogger mengambil lokus yang spesifik. Sebagai contoh, pengenalan lebih dalam
terhadap dunia tambang khususnya “isi dalam” PT. NNT yang selama ini jarang terekspos
akan kita temukan pada artikel berjudul Menilik
Dalaman Newmont Nusa Tenggara (Titiw Akmar), dan tulisan M. Zacky S
berjudul Wisata Tambang (Ndasmu Mlocot).
Tulisan
tentang desa-desa lingkar tambang akan kita temukan pada artikel berjudul Lingkar Tambang Newmont Nusa Tenggara
(Cumi Lebay), Bootcamp Batu Hijau 3 :
Maluk, Dari 36 Menjadi Puluhan Ribu (Farchan Noor R), dan Mengenal Maluk dan Sekongkang (Ibnu
Budiman).
Artikel
yang menulis tentang Teluk Buyat akan kita temukan pada 4 (empat) tulisan
terakhir. Masing-masing berjudul Menikmati
Kekayaan Bahari Tiada Dua di Teluk Buyat (Subhan Azarullah), Reklamasi Tambang Newmont di Buyat
(Unggul Sagena), Buyat : Riwayatmu Kini
(Diah Setiawaty) dan Menengok Teluk Buyat
(Fafa Firdausi).
Sejalan
dengan lokus, para blogger juga mengambil fokus bahasan dengan sudut pandang yang
berbeda-beda. Tulisan yang memaparkan keberhasilan PT. NNT berikut
program-program yang dijalankannya untuk masyarakat akan kita temukan pada
artikel Eko Budi W berjudul Sustainable
Mining Bootcamp sebagai Media Coverage PT Newmont, artikel Menjalin Asa Serabut Kelapa (Daniel
Mashudi), artikel Alfonsius Billy J berjudul Menengok Proses Produksi Pupuk Kompos di
Desa Aik Kangkung, Sumbawa dan lain-lain.
Tulisan
yang bernada proporsional (cover both
side) pula akan kita temukan pada artikel berjudul Merenung Tambang, Memahami Harga Kehidupan dan Nilai Penghidupan (Unggul
Sagena), Bersikap (adil) pada Perusahaan
Tambang (Muhammad Roghib) dan Bicara
Tambang, Bicara Lingkungan (Fafa Firdausi).
Dari
ke-31 artikel, 29 artikel ditulis dalam bahasa Indonesia, dan 2 artikel berbahasa
Inggris, yaitu yang berjudul Indonesia’s
Mining Industry Through Young Eyes (Andhtya Firselly Utami) dan NNT Bootcamp, Sumbawa – Minding a Mine Site
(Murni Amalia).
Masing-masing
blogger menampilkan kekhasan tulisan yang berbeda-beda. Namun terdapat beberapa
tulisan dengan gaya penuturan yang menonjol. Misalnya penuturan yang santai dan
humoris pada artikel berjudul Saya Tidak
Lulus Saja (Raiyani Muharramah) dan Tambang
Itu Seksi! (Ilmi Mayuni Bumi), tulisan bernuansa ilmiah pada artikel
berjudul Dutch Disease, Penyakit Tambang
yang Harus Dilawan (Denny Reza Kamarullah), juga gaya tulisan sedikit
sarkastis pada artikel Regy Kurniawan berjudul Cerita Pak Kades.
Buku
ini juga dilengkapi beberapa lembar dokumentasi kegiatan peserta, foto area
bekas tambang yang sudah direklamasi dan juga foto kondisi Teluk Buyat sekarang.
Khusus tentang Teluk Buyat, anda mungkin pernah mendengar kasus pencemaran
Teluk Buyat yang dituduhkan kepada PT. Newmont Minahasa Raya (NMR). Pada April 2007, PT. NMR dinyatakan tidak terbukti bersalah, karena memang tidak terbukti ada pencemaran secara sistematis yang dilakukan perusahaan.
Kelebihan
Terhadap
kumpulan tulisan oleh para blogger ini, ada 5 (lima) poin kelebihan yang layak
untuk dikemukakan, yaitu :
1. Spesifik
Saya tidak tahu apakah sebelumnya para peserta telah membagi tugas
tentang tema yang akan ditulis ataukah spontanitas belaka. Yang pasti, tidak ada
kemiripan tulisan antara satu dengan yang lain meski mengambil lokus yang sama.
Dengan kata lain, semua penulis menyajikan kisah dengan kekhasan masing-masing dan
sudut pandang berbeda-beda sehingga menghasilkan sebuah kumpulan tulisan yang
variatif dan menarik.
Salah satu “kekuatan” tulisan para blogger adalah pada sisi
orisinalitasnya. Cerita dari 16 peserta bootcamp
ini seperti menyajikan menu hidangan yang berbeda-beda. Para blogger bebas
menulis tanpa belenggu pakem-pakem tertentu termasuk kaidah tata bahasa baku.
Ini membuat tulisan mereka terasa segar dan mengasyikkan untuk dinikmati seolah-olah kita
tengah mendengar mereka berbicara langsung di depan kita.
Saat melihat judul buku terbitan Pastel Books ini dan sinopsisnya,
anda boleh jadi akan mengira bahwa buku ini semacam “pesan terselubung” atau
“tulisan bersponsor” yang ditujukan untuk mengangkat citra PT. NNT. Namun,
percayalah, dugaan itu akan sirna begitu anda membuka lembar demi lembar buku
ini dan menikmati “sajian” demi “sajian”.
Para peserta sangat menjunjung prinsip keterbukaan dan
objektivitas serta mematuhi pesan sederhana dari mereka yang ada di tambang :
“Yang baik-baik kalian bawa pulang, yang buruk berikan pada kami untuk
perbaikan. Lalu, informasikan apa yang ada di sini ada apa dan apa yang terjadi
tanpa harus ditutup-tutupi.” (hal. 108).
Jadi, tak akan anda jumpai tulisan-tulisan yang bernuansa
propaganda, sebaliknya, anda bisa melihat “wajah” PT. NNT dari berbagai sisi
secara utuh dari keberagaman opini dan sudut pandang para blogger tanpa ada intervensi
dari PT. NNT terhadap informasi yang disampaikan.
Sejalan dengan poin 4, perbedaan sajian demi sajian yang termuat
dalam buku ini berhasil merangkai informasi yang detail, padu dan holistik
tentang apa sesungguhnya yang dilakukan oleh PT. NNT, baik yang terkait operasional
penambangan maupun aksi-aksi nyata mereka dalam melakukan kegiatan tanggung
jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.
Jujur, saat pertama melihat sampul buku ini dan membaca judulnya,
saya menduga akan menemukan artikel-artikel serius dan kental muatan ilmiah tak
ubahnya gaya tulisan essai dan opini di media-media cetak. Namun, dugaan saya
langsung terpatahkan begitu membaca artikel pertama, kedua dan seterusnya.
Buka-bukaan Dunia Tambang, dengan gaya penuturan para blogger yang variatif,
santai namun detail dan mudah dipahami, berhasil menyedot rasa penasaran dan antusiasme
saya untuk terus mengikutinya sampai akhir.
Saya tak ragu mengatakan, ini adalah kumpulan kisah inspiratif
yang tak bosan untuk dibaca berulang-ulang dan membuat saya berandai-andai :
jika saja semua buku pelajaran dan diktat kuliah saya dulu, gaya penuturannya
sama mengasyikkan dengan buku ini, maka proses belajar dan mengulang pelajaran pasti
akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.
Dari kelima
poin di atas, dapatlah dikatakan, bahwa analisa Dr. Rulli pada kata pengantar
buku ini terbukti tepat. Dan strategi perusahaan untuk melibatkan para peserta
yang sekaligus adalah blogger, juga tepat. Karena hasilnya pasti akan jauh
berbeda jika para peserta adalah mereka yang tidak punya kapasitas menulis atau
tidak terbiasa menulis.
Kesan
positif
Dari ke-31
tulisan yang terangkum, ada banyak hal saya peroleh, dan sejujurnya berhasil
membuka wawasan, menambah pengetahuan serta meluruskan persepsi saya tentang
dunia tambang selama ini khususnya tentang apa yang dilakukan oleh PT. NNT di
Sumbawa dan terhadap daerah Sumbawa itu sendiri. Berikut diantaranya :
1. Industri
mineral dan pertambangan adalah sebuah proyek raksasa yang memerlukan sumber
daya manusia sangat berkualitas dan kompeten, sarana prasarana canggih, serta manajemen pengelolaan yang berstandar tinggi. Betapa
tidak? Industri ini tak hanya harus memastikan keseluruhan proses pengambilan
sumber daya alam dan pengolahannya berjalan baik dan memberi hasil yang maksimal,
tetapi juga wajib menjaga kelestarian dan keselamatan lingkungan dari dampak
penambangan dan tentu saja, kewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial
terhadap masyarakat sekitar tambang secara konsisten, berdaya guna, adil merata
dan diharapkan dapat memberi multiefek terhadap kemandirian dan kesejahteraan
masyarakat meski penambangan sudah berhenti beroperasi.
2. Ada banyak
sekali wujud nyata dari program pengembangan masyarakat yang telah dilakukan
oleh PT. NNT. Diantaranya pembentukan yayasan-yayasan yang berbasis penguatan
ekonomi maupun pelatihan teknologi, Bank Sampah, Comdev Center, pengolahan
coconet, fasilitas kesehatan, pendidikan (sekolah), beasiswa, instalasi air
bersih, dan lain-lain.
program budidaya rumput laut oleh PT. NNT di desa lingkar tambang [doc. www.ptnnt.co.id] |
3. Untuk
meminimalisir dampak limbah, PT. NNT melakukan proses pembuangan limbah
menggunakan sistem Penempatan Tailing Laut Dalam. Penempatan tailing ini telah
mendapat persetujuan Menteri Lingkungan Hidup dan Pemerintah Indonesia, telah
melalui pertimbangan kenapa ditempatkan di laut dalam yang hanya dihuni
macrobenthos serta dilakukan pengawasan secara kontinyu sehingga dampak
terhadap ekologi dan lingkungan dapat diminimalkan.
4. Masih dalam
rangka pelestarian lingkungan, PT. NNT juga telah melakukan reklamasi kawasan
hutan yang terkena dampak operasional tambang seluas 800 – 2000 Ha. Berdasarkan
pengamatan beberapa peserta, proses reklamasi ini dapat dikatakan berhasil. Ini
bisa dilihat pada area bekas tambang yang sudah kembali hijau, dan menurut
penilaian pemerintah, nilai keberhasilan reklamasi PT. Newmont mencapai 93,
lebih tinggi dari standar pemerintah di angka 80.
5. Meskipun
berbagai upaya maksimal dan aksi nyata telah dilakukan PT. NNT dan telah pula
menunjukkan hasilnya, masih saja terdapat beberapa permasalahan dan opini
negatif yang belum teratasi. Misalnya saja, kecemburuan sosial masyarakat
sekitar area tambang terhadap karyawan perusahaan yang bergaya hidup mewah,
kesenjangan pemberian bantuan antara satu desa dengan yang lain, bantuan yang
tidak tepat sasaran sehingga hasilnya pun kurang optimal, hingga ketergantungan
masyarakat yang sangat besar kepada perusahaan. Meskipun perusahaan telah
memberikan bantuan beasiswa dan pelatihan, sebagian besar masyarakat tetap
merasa hal itu kalah “berarti” dibandingkan dengan peluang untuk bekerja di
Newmont.
Anda mungkin akan tersenyum miris atau tertawa geli melihat
bagaimana Regy Kurniawan mengungkapkan hal ini dalam tulisannya yang berjudul Cerita Pak Kades. Berikut cuplikannya :
“Menurut Pak Kades, Newmont memang memberi beasiswa untuk siswa
berprestasi. Ada juga beasiswa untuk kuliah di luar. Tapi, apa yang terjadi
ketika mereka lulus? Tidak ada jaminan bahwa mereka akan diterima Newmont
sebagai karyawan. Mereka hanya dibiayai kuliah plus biaya hidup hingga lulus.
Setelah itu disuruh nyari kerja sendiri. Kan, kasihan.
Newmont pernah mengadakan training perbengkelan. Ada juga yang
dikirim ikut pelatihan skill lainnya di luar daerah. Tapi kan itu bukan pelatihan
untuk memenuhi kualifikasi menjadi karyawan Newmont. Harusnya, Newmont melatih
mereka agar memenuhi kualifikasi itu, bukan melatih mereka untuk berwiraswasta
secara mandiri.” (hal. 82-83).
Dari cuplikan di atas, menurut anda, apakah upaya perusahaan dalam
memberi pelatihan yang belum tepat sasaran, ataukah masyarakat yang terlalu
penuntut?
6. Daerah
Sumbawa Barat, tempat PT. NNT beroperasi ternyata menyimpan pesona alam yang
luar biasa, diantaranya keindahan pantai dan air terjun sehingga dapat
diberdayakan sebagai daerah dengan destinasi wisata potensial.
Kesimpulan
dan Saran
Berikut
adalah rangkuman opini, saran dan masukan saya terhadap buku ini, juga terhadap
PT. NNT dan pihak-pihak yang terkait dengan industri pertambangan, yaitu :
- Saya sangat mengapresiasi program Sustainable Mining Bootcamp yang diadakan oleh PT. NNT, begitupun tindak lanjutnya berupa publikasi pengalaman para peserta di blog secara jujur dan terbuka tanpa ada rekayasa serta dituangkan di dalam buku. Cara ini dapat menambah pengetahuan masyarakat awam lebih dalam tentang industri pertambangan, upaya-upaya konstruktif yang telah dilakukan perusahaan juga pandangan masyarakat lingkar tambang terhadap perusahaan tambang. (Lebih jauh tentang aktivitas PT. NNT berikut tulisan para blogger juga dapat diakses di www.ptnnt.co.id.)
- Saya berharap program ini dapat terus dilaksanakan dan dapat menjadi contoh bagi perusahaan-perusahaan tambang lainnya di Indonesia dalam upaya mengedepankan keterbukaan dalam komunikasi dan komunikasi dua arah.
- Melakukan eksploitasi sumber daya mineral tanpa memberi dampak apapun terhadap lingkungan adalah hal yang mustahil. Oleh sebab itu, hal lain yang tak boleh diabaikan adalah adanya analisis dampak lingkungan untuk meminimalisir dampak tersebut, analisis terhadap kesiapan perusahaan juga dampak sosial. Jika hasil analisis menunjukkan bahwa dampak kerusakan lingkungan sulit untuk diminimalisir, ataupun sumber daya manusia dan sarana prasarana yang dimiliki perusahaan kurang memadai, ataupun kemungkinan terjadinya konflik dengan masyarakat sekitar cukup besar, maka hal-hal tersebut hendaknya menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan sebelum memulai operasi penambangan.
- Kebijakan pemerintah memainkan peranan penting untuk menjaga sinergitas antara perusahaan dengan masyarakat, oleh karenanya, segala aturan yang terkait industri tambang harus dipertimbangkan secara cermat dengan melihat kondisi sesungguhnya sebelum ditetapkan, agar tidak membawa konsekuensi yang menimbulkan kerugian besar pada kedua belah pihak.
- Salah satu opini negatif terhadap perusahaan tambang adalah besarnya kekuasaan asing didalamnya. Namun di sisi lain, ketergantungan masyarakat terhadap perusahaan tambang juga sangat besar. Terbukti, saat Newmont sempat berhenti beroperasi pada tahun 2014 karena pajak progresif yang memberatkan, kondisi tiga desa di area lingkar tambang langsung menurun drastis tak ubahnya desa mati. Selain itu, meski sudah mendapat beragam bantuan dari Newmont, tetap saja keinginan masyarakat untuk bekerja di Newmont tidak dapat “ditukar” dengan segala bentuk bantuan tersebut.
- Saya selalu memegang prinsip “ambil yang jernih, buang yang keruh”. Jadi, daripada sibuk mengembangbiakkan opini negatif terhadap perusahaan tambang dan mengeluhkan hal-hal yang tak bisa terpenuhi, bukankah lebih baik kita mempelajari hal-hal positif yang sudah dilakukan Newmont? Apalagi, program Newmont Bootcamp ini sudah menunjukkan komitmen Newmont atas prinsip keterbukaan, jadi, kenapa keterbukaan ini tidak dimanfaatkan untuk mempelajari rahasia kesuksesan Newmont dan aksi-aksi nyata Newmont terhadap masyarakat? Contoh sederhana saja, tentang pengelolaan Bank Sampah. Saya membayangkan, jika banyak daerah mampu membuat dan mengelola bank sampah secara konsisten, hal ini sangat berkontribusi pada penjagaan lingkungan dan membantu ekonomi masyarakat.
Demikian
ulasan saya untuk buku Buka-bukaan Dunia Tambang, buku yang sangat direkomendasikan
untuk membuka wawasan tentang seluk-beluk pertambangan, upaya optimal perusahaan
dalam hal ini PT. NNT untuk tetap menjaga keberlangsungan operasi penambangan yang
sejalan dengan upaya penjagaan lingkungan, ujud nyata pertanggungjawaban sosial PT. NNT
terhadap masyarakat lingkar tambang, hasil-hasil yang telah dinikmati oleh
masyarakat lingkar tambang pada khususnya dan warga negara ini pada umumnya,
serta hal-hal yang masih memerlukan evaluasi dan perbaikan di masa yang akan
datang.
Judul : Buka-bukaan Dunia Tambang
Penulis : 16 peserta Sustainable Mining Bootcamp
Penerbit : Pastel Books
Jenis : Kisah Inspiratif
Tebal : 190 hal
Terbit :
Februari 2016
Beberapa kali baca postingan blogger tentang Bootcamp Newmont ini.. Pengin ikutan. Hehehe... Sepertinya seru.. Ternyata tulisannya jg dibukukan ya :D
ReplyDeletememang benar mba.. kebanyakan masyarakat masih bergantung pada pertambangan,padahal usaha PT. NNT dalam memberikan beasiswa justru supaya masyarakat bisa melakukan inovasi dan tidak bergantung pada pertambangan.
ReplyDelete