gambar dari sini |
Berbicara tentang
hidrasi di bulan puasa, tak akan terlepas dari membicarakan berbagai jenis
minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat kita selama bulan puasa. Mengingat
berbagai jenis minuman inilah yang “dipercayai” oleh sebagian besar masyarakat
kita, dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuh di bulan puasa. Pada umumnya,
minuman yang paling banyak dikonsumsi masyarakat selama bulan puasa adalah : air
putih, teh dan kopi, minuman manis, dan minuman suplemen.
Meskipun semua jenis
minuman ini berujud cairan, pada kenyataannya tidak semuanya benar-benar optimal
dalam memenuhi kebutuhan hidrasi selama bulan puasa. Beberapa darinya malah
bisa menimbulkan gangguan hidrasi jika dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu,
masih terdapat sejumlah mitos atau kepercayaan yang berkembang seputar
jenis-jenis minuman ini, yang sayangnya tidak sesuai dengan fakta medis.
Di bawah ini adalah mitos
dan fakta seputar minuman yang banyak dikonsumsi masyarakat kita di bulan puasa, sebagai
berikut :
gambar dari sini |
- Air putih
Mitos
1 : air putih yang dimasak lebih baik dari air mineral dalam kemasan
Fakta : selama air putih yang dimasak berasal dari
sumber yang aman dan terjamin, maka tergolong baik dan aman dikonsumsi. Masalahnya,
tidak semua sumber air benar-benar aman dari pencemaran dan polusi. Diantaranya
pencemaran yang disebabkan oleh kadmium, timbal dan merkuri.
Kadmium
adalah logam berat yang sering digunakan dalam industri pipa PVC, pembuatan
karet dan kaca. Jika terserap tubuh, dapat merusak ginjal, hati, dan menyebabkan
gangguan pada pembuluh darah.
Merkuri
umumnya terdapat pada baterai, cat, plastik dan kosmetik. Terpapar merkuri
dalam konsentrasi rendah akan menimbulkan sakit kepala dan depresi. Jika terserang dalam jangka waktu lama
berisiko mengalami kerusakan ginjal, saraf dan jantung.
Timbal
terkandung dalam sampah kaleng dan pestisida. Timbal dapat berdampak keguguran
pada ibu hamil, cacat mental dan hipertensi.
Oleh
karenanya, kita harus lebih selektif dalam memilih sumber air yang aman untuk
dikonsumsi. Jika sumber air yang kita minum dicurigai telah tercemar, maka
alternatif yang paling aman adalah dengan minum air mineral yang berkualitas.
Dalam
hal ini, kita dapat memilih AQUA yang telah terbukti sebagai air mineral dengan
kualitas terjamin. AQUA berasal dari sumber mata air yang aman dan terlindungi,
diolah dengan seleksi ketat dan berstandar internasional serta menggunakan
manajemen sumber daya air yang canggih.
Untuk
mencukupi kebutuhan hidrasi di bulan puasa, kita dapat menerapkan pola minum AQUA
2+4+2 (2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam hari dan 2 gelas di saat sahur). Dengan
pola ini, kebutuhan hidrasi rata-rata manusia dewasa yaitu 8 gelas atau 2 liter
per hari akan terpenuhi.
Mitos
2 : tidak perlu minum air putih hingga 8 gelas sehari di bulan puasa asalkan cukup
mengonsumsi makanan yang mengandung cairan
Fakta
: makanan yang mengandung cairan seperti makanan berkuah (sup, sayur bening) dan
buah-buahan memang sangat baik dikonsumsi selama bulan puasa. Selain mengandung
vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh juga dapat membantu mencukupi hidrasi
tubuh. Namun jumlah 8 gelas air putih per hari sebaiknya tetap harus dipenuhi. Ini
mengingat tidak sedikit dari kita yang meski telah minum 2 liter air putih per
hari dan makan makanan yang mengandung cairan selama puasa, namun tetap
mengonsumsi minuman yang bersifat diuretik sehingga stok cairan tubuh pun akan terkuras
dengan cepat.
Mitos
3 : banyak minum air putih di bulan puasa akan membuat perut kembung dan mual
Fakta
: tubuh kita sebenarnya telah memiliki mekanisme pengendalian cairan di dalam
tubuh, mulai dari penyimpanan, distribusi dan pengeluaran lewat urine. Jadi, kembung
dan mual biasanya hanya bersifat temporer, ataupun karena kita baru minum di
saat merasa haus sehingga mendorong hasrat untuk minum dalam jumlah besar.
Hal
ini bisa disiasati dengan minum dengan pola 2+4+2 agar terhindar dari rasa yang
kurang nyaman pada lambung. Selain itu, kita juga tidak perlu menunggu haus
untuk minum karena air juga memerlukan waktu untuk berpindah dari lambung
menuju otot-otot tubuh.
gambar dari sini |
- Teh dan kopi
Mitos
1 : minum teh dan kopi di bulan puasa membuat perut lebih cepat kenyang
sehingga mencegah keinginan untuk makan berlebihan
Fakta
: rasa kenyang setelah minum teh atau
kopi adalah efek dari suhu hangat teh atau kopi yang masuk ke dalam tubuh. Namun
yang sebenarnya terjadi adalah bahwa minum teh dan kopi bisa mengurangi
keinginan untuk minum air putih. Hal ini justru bisa berdampak negatif
mengingat teh dan kopi bersifat diuretik. Kurangnya konsumsi air putih ditambah
kebiasaan minum teh atau kopi akan membuat tubuh secara perlahan-lahan
mengalami dehidrasi.
Selain
itu, bagi penderita penyakit maag yang langsung minum kopi pada saat berbuka, dapat
mengalami iritasi lambung, perut terasa perih dan justru merasa lebih lapar.
Jadi,
lebih baik jika kita minum air putih secara teratur dengan pola 2+4+2 dan tidak
mengonsumsi teh atau kopi secara berlebihan agar tidak mengurangi keinginan
kita untuk minum air putih secara cukup.
Mitos
2 : teh dan kopi juga berujud cairan, sehingga dapat “dilibatkan” untuk
memenuhi kebutuhan cairan 8 gelas per hari selama puasa
Fakta
:
sifat diuretik yang dimiliki teh dan kopi membuat kedua jenis minuman
ini tidak dapat dijadikan pengganti air putih. Bahkan kopi dapat mengeluarkan
air dari tubuh hingga dua kali lipat dari volume yang diminum, sementara teh
1,5 kali lipatnya. Jadi jika kita minum 100 ml kopi, tubuh akan kehilangan 200
ml air yang dikeluarkan lewat urine.
Oleh
sebab itu, kopi dan teh memang tidak disarankan untuk dikonsumsi saat bulan
puasa. Namun jika sulit menghentikan kebiasaan minum teh atau kopi, minumlah tidak
lebih dari 150ml atau sekitar satu cangkir dan tetap minum air putih dengan
pola 2+4+2 mulai dari berbuka hingga sahur.
gambar dari sini |
- Minuman manis
Mitos
: minuman manis baik dikonsumsi saat berbuka untuk memulihkan energi
Fakta
: minuman manis sesungguhnya adalah
karbohidrat sederhana, jadi jika dikonsumsi berlebihan akan dengan mudah
berubah menjadi lemak. Selain itu, minuman manis dapat menyebabkan lonjakan
gula darah yang memicu rasa lapar. Kadar gula yang tinggi dalam minuman manis juga
dapat memperberat kerja pankreas memproduksi insulin sehingga setelah berbuka
tubuh justru terasa lebih lemas.
Jadi,
lebih baik minum air putih saat berbuka dilanjutkan dengan makan buah-buahan
segar atau kurma untuk mendapatkan sumber energi. Air putih akan terserap dengan
cepat oleh tubuh serta dapat memperlancar sistem di dalam tubuh sehingga membuat
energi akan cepat pulih. Lalu lanjutkan mengonsumsi air putih dengan pola 2+4+2
untuk mencukupi kebutuhan hidrasi selama bulan puasa.
Kalaupun
anda tetap ingin menikmati minuman manis seperti es buah, es cendol atau es
sirup, minumlah selepas berbuka dan dalam porsi kecil.
gambar dari sini |
- Minuman suplemen
Mitos
1 :
minum minuman suplemen saat berbuka akan memulihkan energi dengan cepat
dan memenuhi kebutuhan vitamin tubuh
Fakta
:
minuman bersuplemen memerlukan waktu untuk bisa diserap oleh tubuh. Dan meskipun
disinyalir mengandung tambahan vitamin dan mineral tertentu, minuman
bersuplemen umumnya mengandung pemanis dalam kadar cukup tinggi. Sehingga efeknya
akan serupa jika kita mengonsumsi minuman manis secara berlebihan saat berbuka.
Jika pemanis yang terkandung di dalamnya adalah pemanis buatan seperti
aspartame, maka itu juga dapat menambah toksin dalam tubuh. Jadi, lebih baik mengonsumsi air putih atau air mineral
berkualitas saat berbuka puasa dan mencukupi kebutuhan hidrasi dengan pola
minum 2+4+2.
Mitos
2 : jika kita banyak berkeringat di siang hari bulan puasa, sebaiknya minum
minuman berion saat berbuka agar cepat mengembalikan mineral yang hilang
Fakta
: menurut Prof. Yoo Taiwoo, Kepala
Klinik Doctor U’s Body Mind and Life training Korea, minuman berion tidak lebih cepat diserap tubuh
ketimbang air putih biasa atau air mineral. Selain itu, dengan komposisi yang
sama dengan air putih, air berion memberikan lebih sedikit air bagi tubuh dan
merangsang buang air kecil. Dengan demikian, air berion juga tidak dapat menggantikan
air putih atau air mineral untuk memenuhi kecukupan 8 gelas per hari.
Tentang
fungsi minuman berion untuk mengganti mineral yang hilang saat berkeringat,
Prof. Yoo Taiwoo mengatakan bahwa hal ini berlaku untuk atlet yang tengah
berolahraga karena mereka berkeringat sangat banyak sehingga minuman berion
dapat membantu mengembalikan mineral dengan cepat.
Akan
tetapi orang-orang seperti kita pada umumnya tidak perlu melakukan hal yang
sama. Ini mengingat aktivitas olahraga kita tidak sebanyak atlet dan untuk
menjaga keseimbangan elektrolit saat berbuka sudah cukup digantikan dengan
sesendok nasi atau kuah sup.
Oleh
sebab itu, minuman berion sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan oleh orang-orang dengan
tingkat aktivitas normal. Dan mengingat minuman berion hanya menyumbang sedikit
cairan pada tubuh dibandingkan volume yang diminum, bagi kita yang tetap ingin
mengonsumsi minuman berion di bulan puasa, sebaiknya tetap mempertahankan komposisi
minum air putih atau air mineral berkualitas dengan pola 2+4+2 agar kebutuhan
cairan selama bulan puasa tetap terpenuhi.
Mitos
3 : rutin mengonsumsi minuman berenergi selama puasa akan meningkatkan energi
dan stamina juga mengatasi rasa lelah
Fakta
: pada
umumnya minuman berenergi mengandung kafein yang dapat merangsang otak agar
tetap bekerja dan mengandung efek stimulan. Itu sebabnya, orang yang minum
minuman berenergi akan merasa pikirannya mendadak cemerlang dan tubuh terasa
segar sesaat setelah mengonsumsinya. Namun kita juga tidak dianjurkan untuk
minum minuman berenergi secara terus menerus karena dapat menimbulkan efek
stimulasi dan depresi secara bergantian. Setelah meminumnya, pikiran dan tubuh
terasa segar sehingga mendorong kita untuk bekerja dan berpikir dengan aktif.
Tetapi
setelah efek kafein mulai berkurang, baik otak maupun tubuh akan mulai
kehilangan energi. Mereka yang sedang dalam kondisi harus menyelesaikan banyak
pekerjaan biasanya akan memutuskan untuk kembali minum minuman berenergi. Pola
ini pun kembali terulang, dan tanpa disadari, kebiasaan itu telah menguras
banyak energi dan membuat tubuh menjadi semakin lelah secara perlahan-lahan.
Minuman
berenergi sebenarnya tidak akan memberikan efek negatif jika dikonsumsi secara
wajar. Tetapi jika diminum secara terus menerus dan dijadikan stimulan di saat
tubuh sebenarnya membutuhkan istirahat, maka hal itu dapat menimbulkan gangguan
serius pada kesehatan.
Jadi,
ketika anda merasa lemas atau kelelahan karena aktivitas fisik di bulan puasa, sebaiknya
berbukalah dengan air putih atau air mineral berkualitas. Air putih adalah
sumber energi terbaik karena bersifat alami, cepat diserap tubuh, dan dapat
mengatasi dehidrasi. Selanjutnya anda dapat mengonsumsi buah-buahan sebagai
sumber energi yang sehat dan dilanjutkan dengan makan makanan sehat serta
seimbang.
-----------------------
Saat
ini, semakin banyak masyarakat kita yang telah beralih kepada air mineral dalam
kemasan sebagai pengganti air putih yang dimasak. Ini disebabkan semakin sulit
menemukan sumber air yang benar-benar terjamin dan bebas bahan berbahaya
terutama di kota-kota besar. Selain itu, air mineral dalam kemasan juga sudah
menjadi bagian dari hidangan dalam acara-acara besar sepeti resepsi dan
syukuran, acara-acara formil seperti seminar, rapat, saresehan, dan lain-lain.
Namun
demikian, tidak semua air mineral dalam kemasan benar-benar bersih dan terjamin.
Jadi, kita sebaiknya memilih air mineral dalam kemasan yang telah teruji dan
terpercaya, salah satunya adalah AQUA yang telah menjadi pelopor air minum
dalam kemasan sejak tahun 1973 dan sampai sekarang tetap menjadi pemegang
volume penjualan air mineral terbesar di dunia. Selain itu, AQUA juga berasal
dari mata air yang terlindungi dan telah melalui seleksi yang ketat dalam
produksinya.
Nah,
di bulan puasa ini, anda bisa menjadikan AQUA sebagai pilihan terbaik untuk
mencukupi kebutuhan hidrasi dengan minum sesuai pola 2+4+2. Jika anda malas menghitung
berapa gelas yang harus diminum selama bulan puasa, anda bisa melakukannya
dengan cara menyiapkan 4 botol AQUA kemasan 600 ml setiap harinya. (1 botol
ukuran 600 ml kira-kira setara dengan 2 gelas air). Minumlah 1 botol pada saat
berbuka, 2 botol saat makan malam hingga menjelang tidur dan 1 botol saat sahur.
Dan..... pola minum 2+4+2 anda pun sudah terpenuhi.
Demikianlah
artikel tentang fakta dan mitos seputar minuman favorit di bulan puasa. Semoga informasi
ini dapat menjadi bekal kita untuk lebih bijak dalam memilih sumber cairan yang
tepat untuk mencukupi kebutuhan hidrasi selama bulan puasa. Dan semoga dengan
menjalani rutinitas minum air mineral berkualitas sesuai pola 2+4+2, kesehatan kita
semua akan tetap terjaga dalam menjalani ibadah puasa dan berkontribusi positif
terhadap kesehatan kita kini dan nanti.
Referensi
:
- Taiwoo, Yoo. Menjadi Cantik dalam 2 Minggu dengan Air Putih. Bandung. Penerbit Qanita : 2015.
- www.jawapos.com
- Fakta Minuman di Bulan Puasa
Dulu aku juga gitu, menganggap bahwa buka itu pasti dengan minuman manis. Minimal 2 gelas sirop dingin... membayangkan rasanya segar gitu. Sekarang, alhamdulillah konsisten berbuka dengan air putih 2 gelas. Alhamdulillah, puasa kali ini bugar dan lebih optimal. Ya, kadang2 kalau lagi bukber, suka nggak konsisten juga sih, karena keadaan hehe. Masak lainnya minum es kelapa muda, es buah, es teler, akunya cuma minum air putih? kan nggak seru. Mudah tergoda juga hehe. Tapi, sesekali aja yang kejadian kayak gitu.
ReplyDeleteAq udah lama buka gak pake minuman dingin yg manis...biasanya ya dgn air putih sama teh hangat. Bedanya dulu minum teh bisa segelas poll...skrg paling bbrp teguk aja
ReplyDeleteLengkap kap kaaap :)
ReplyDeleteThanks for sharing artikel ini ya maaak :)
sama2 maak :D
ReplyDeleteJadi dengan Aqua 2+4+2 kebutuhan cairan 8 gelas per hari jadi tercukupi, tapi disarankan jangan minum teh atau kopi ya
ReplyDeleteEs teh, es kopi memang seger dan favorit banget. Tapi, mending minum air putih ya, Mak. Lebih sehaaat
ReplyDeletesegerrr minum air putih itu :-)
ReplyDeleteiya mbak melia, es segernya sampe di kerongkongan aja :)
ReplyDeletebunda shidqi : setujuu
ReplyDelete