gambar dari sini |
Menjelang dateline
kompetisi blog Ramadhan 2+4+2, saya menyempatkan diri menulis artikel berikut yang
mengungkap testimoni atas perubahan
nyata yang saya peroleh setelah rutin mencukupi kebutuhan hidrasi selama bulan
puasa kali ini.
Sedikit flashback,
seminggu jelang puasa, saya mengalami demam tinggi diikuti vertigo yang cukup
parah. Meski telah mengonsumsi obat dan antibiotik secara rutin, suhu tubuh saya tak kunjung
turun. Dan itu adalah pertama kalinya saya mengalami vertigo. Lantai yang saya
pijak terasa bergoyang, semua yang saya lihat seperti terus berputar dan
berputar, dan seperti ada yang mendesis di dalam kepala sehingga saya pun lebih
banyak berbaring di tempat tidur.
Ketika itu, saya sempat
berpikir tidak akan sanggup menjalani ibadah puasa. Apalagi, di hari pertama
puasa, saya gagal menuntaskannya karena tubuh yang terasa lemas luar biasa. Meskipun
panas tubuh dan gejala vertigo saya berkurang setelah minum obat lain yang
diresepkan dokter, saya tidak berani melanjutkan minum obat karena efek obat
tersebut membuat jantung saya berdebar, lidah terasa kering dan mengalami insomnia.
Saya kemudian memutuskan
untuk menjalani terapi minum air putih. Saya juga tidak tahu mengapa memilih
terapi ini diantara pelbagai alternatif recovery yang ada. Mungkin, karena saat
itu saya menyadari bahwa di bulan puasa, kebutuhan hidrasi mutlak terpenuhi
agar ibadah puasa dapat terlaksana dengan baik. Atau juga karena tubuh saya tengah
mengirim sinyal bahwa selama ini saya memang lalai memenuhi kebutuhan hidrasi
setiap hari. Saya kerap alpa mencukupi jumlah 8 gelas sehari, juga masih rutin
minum minuman yang bersifat diuretik. Jadi, ketika terkena serangan penyakit
yang tidak pernah saya alami sebelumnya, boleh jadi, salah satunya adalah dipicu
karena kurangnya asupan air dalam jangka waktu cukup lama.
Saya sampai pada hipotesis
ini setelah merangkum rangkaian informasi berikut : Air adalah komponen utama pembangun tubuh. Semua
bagian tubuh kita terdiri atas sel dan tujuh puluh persen bagian sel adalah
air. Sebagaimana diungkapkan oleh Dr. Yoo Taiwo, Kepala Klinik Doctor U’s Body Mind
Life and training Korea, apabila air tersebut berkurang, tidak ada satu aspek pun
dalam tubuh dapat terbebas dari pengaruhnya. Pengaruh ini memang tidak langsung
dirasakan, tetapi menggerogoti kondisi tubuh secara perlahan-lahan. Hingga di
satu titik kritis ketika kita mengalami kelelahan atau stress, tubuh yang
kurang terhidrasi akan jatuh sakit secara mendadak dan butuh waktu untuk
pemulihan. Ini disebabkan kekurangan air dalam jangka waktu lama dapat
menurunkan kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap lingkungan termasuk terhadap
serangan penyakit.
Lebih lanjut Dr. Yoo
mengatakan, bahwa kondisi kekurangan air kurang dari 2% yang terjadi dalam waktu
lama, akan menyebabkan seseorang mengalami dehidrasi kronis. Hal inilah yang akan
mereduksi kondisi tubuh seseorang termasuk dalam hal daya tahan, stamina,
vitalitas, adaptasi dengan lingkungan dan tingkat kerentanan terhadap serangan
virus, bakteri, perubahan iklim dan cuaca, dan sebagainya. Barangkali, kondisi itulah
yang terjadi pada saya di awal puasa.
Kondisi ini sesungguhnya
bisa “diselamatkan” dengan cukup minum air putih sekurang-kurangnya 2 liter per
hari secara rutin. Dr. Yoo bahkan menjanjikan bahwa dengan menjalani pola minum
air putih 2 liter sehari selama 2 minggu, akan memberi efek nyata pada perubahan
kondisi fisik dan kecantikan.
Kembali pada therapi minum
air putih yang saya lakukan di awal puasa, saya ingat, ketika itu saya membeli
beberapa botol AQUA kemasan 600 ml dan berusaha menghabiskan minimal satu botol
di waktu sahur. Selebihnya, saya berusaha mencukupi kebutuhan minum saya hingga
mencapai 8 gelas per hari. Saya juga membatasi asupan minuman lain seperti teh,
kopi dan minuman manis agar tidak mengurangi kecukupan 8 gelas air putih sehari
serta banyak mengonsumsi buah-buahan yang kaya air seperti pepaya dan melon.
Dan Alhamdulillah.....inilah
perubahan positif yang saya alami dalam minggu-minggu selama bulan puasa setelah
menjalani therapi air putih :
Minggu 1 : saya masih
merasa lemas dan aktivitas fisik pun sangat terbatas, tetapi saya sudah mampu
menuntaskan puasa hingga tiba waktu berbuka.
Minggu 2 : tubuh yang
terasa lemas mulai berkurang, namun saya masih sering merasa mengantuk dan lebh
banyak beristirahat.
Minggu 3 : stamina
tubuh mulai membaik. Saya sudah mampu berpuasa dan menjalani aktivitas seperti
hari-hari biasa.
Minggu 4 : kondisi
tubuh saya kian membaik. Saya juga tidak pernah mengalami sakit kepala dan sakit maag seperti yang sering saya alami di hari-hari biasa, dan saya juga dapat
kembali menulis. (saya nyaris berhenti total menulis terhitung sejak mengalami
sakit di awal puasa).
Berkaca dari perubahan-perubahan
ini, saya mengambil kesimpulan bahwa therapi air putih dapat memberi efek nyata
yang positif terhadap peningkatan kesehatan dan kondisi fisik. Ditinjau dari
sisi kesehatan, perubahan ini sangat erat hubungannya dengan fungsi dan keutamaan
yang terkandung di dalam air putih, sebagai berikut :
- Fungsi
Air
putih mempunyai fungsi penting bagi tubuh manusia yaitu :
a) Sebagai
pembentuk sel dan cairan tubuh
b) Sebagai
pengatur suhu tubuh
c) Sebagai
pelarut
d) Sebagai
pelumas dan bantalan
e) Sebagai
media transportasi
f) Sebagai
media eliminasi toksin dan produk sisa metabolisme
Dengan demikian, jika kebutuhan hidrasi
terpenuhi, maka semua fungsi penting air terhadap tubuh manusia ini pun akan bekerja
dengan optimal dan mendukung kesehatan tubuh.
- Sifat
Menurut
dr. Sri Sukmaniah Msc, SpGK, Ahli Gizi Departemen Gizi FKUI, dalam diskusi Asupan Nutrisi yang Tepat
saat Berpuasa, air putih adalah cairan paling alami untuk memberikan hidrasi
pada tubuh karena tidak mengandung pemanis, pengawet dan pewarna. Air putih
juga cepat diserap oleh tubuh sehingga dapat mendukung sistem di dalam tubuh
dan memulihkan energi secara cepat. Hal inilah yang membuat air putih menjadi
sumber hidrasi terbaik selama bulan puasa sehingga memberi manfaat terbaik pula
bagi tubuh kita dibandingkan jenis cairan lainnya.
- Kandungan
Air
putih terutama air mineral mengandung zat-zat mineral yang dibutuhkan oleh
tubuh. Diantaranya :
-
flourida yang penting menjaga kekuatan
gigi
-
natrium yang penting menjaga cairan
dalam tubuh
-
kalsium dan magnesium untuk tulang
-
kalium untuk mekanisme transfer syaraf
-
silika untuk menjaga keutuhan kulit
-
zat besi yang merupakan kebutuhan
coenzim
Maka pemenuhan kebutuhan hidrasi dengan
minum air putih yang cukup selama bulan puasa juga akan mencukupi kebutuhan
mineral bagi mendukung kesehatan tubuh kita.
Nah, untuk mendapatkan manfaat maksimal hidrasi
bagi kesehatan tubuh di bulan puasa dengan therapi air putih, ada 3 (tiga) hal
yang perlu kita perhatikan, yaitu :
- pola
asupan
Para ahli hidrasi Indonesia (Hardinsyah
dkk, 2010) merekomendasikan pola minum 2+4+2, yaitu dengan minum 2 gelas air
putih saat berbuka, 4 gelas saat makan malam hingga menjelang tidur dan 2 gelas
saat sahur.
gambar dari sini |
Mengapa harus 2+4+2?
Pertama - karena selama bulan puasa, waktu kita untuk
memenuhi kebutuhan hidrasi sangat terbatas, yaitu mulai dari matahari tenggelam
hingga terbit fajar. Oleh karenanya, kita perlu mengatur pola minum air putih
agar tidak kurang dari kebutuhan per hari dengan cara yang mudah. Dan ini dapat
kita lakukan dengan pola 2+4+2, di mana waktu yang paling panjang (malam hari) kita
gunakan untuk minum lebih banyak (4 gelas), dan sisanya dipenuhi pada waktu
berbuka dan sahur (masing-masing 2 gelas).
Kedua – karena pola 2+4+2 akan membuat
asupan air putih selama bulan puasa berlangsung secara teratur dan mendorong
frekuensi berkemih secara teratur pula. Bayangkan jika kita baru minum saat
terasa benar-benar haus dan langsung minum dalam jumlah banyak, maka lambung
akan terasa kembung, mual dan tidak nyaman. Ujung-ujungnya, kita akan
menganggap keharusan mencukupi hidrasi di bulan puasa adalah sesuatu yang “menyiksa”.
Ketiga – pola ini membuat kita lebih
mudah untuk mengukur apakah asupan cairan kita selama bulan puasa sudah cukup
atau belum. Kita akan terhindar dari kebiasaan memenuhi kebutuhan cairan secara
sekaligus yang menyebabkan ketidaknyamanan lambung ataupun justru kekurangan
asupan karena tidak memenuhi standar pemenuhan yang tepat.
Dr. Jack Pradono Handojo MHA, Health
Marketing Director PT. Tirta Investama (Danone AQUA) mengatakan, bahwa kita
bisa mengetahui apakah tubuh kita cukup terhidrasi dengan melihat warna urin. Jika
warna urin terlihat cerah, berarti tubuh cukup terhidrasi, tetapi jika warnanya
kuning pekat, maka itu menunjukkan bahwa tubuh mengalami dehidrasi. Untuk menghindari
gejala dehidrasi, maka minum air putih dengan pola 2+4+2 harus kita terapkan
setiap hari selama bulan puasa.
- Jenis cairan
Selain mencukupi kebutuhan hidrasi, kita
juga harus memilih jenis cairan yang tepat. Dalam hal ini, air putih adalam
sumber pemenuhan hidrasi terbaik. Namun kita juga perlu memperhatikan kondisi
air putih yang kita minum. Jika menunjukkan gejala tercemar, seperti berwarna
keruh, mengeluarkan bau atau terdapat bintik-bintik, maka sebaiknya kita
memilih sumber hidrasi yang lebih terjamin dan berkualitas. Diantaranya yaitu
air mineral AQUA yang telah terbukti teruji, terjamin dan terpercaya.
gambar dari sini |
AQUA telah menjadi pelopor air minum
dalam kemasan sejak tahun 1973 dan menjadi bagian tak terpisahkan dari pola
hidup sehat masyarakat Indonesia selama lebih dari 30 tahun. AQUA juga berasal
dari sumber mata air terpilih dan terlindungi, telah melalui proses seleksi
yang ketat berstandar internasional, dan
telah meraih berbagai penghargaan kepuasan konsumen. Ini membuat AQUA tetap menjadi
produk air mineral dalam kemasan terdepan hingga kini dan layak kita jadikan
bagian pola hidup sehat termasuk dalam pemenuhan kebutuhan hidrasi bagi tubuh.
- Menghindari atau mengurangi jenis cairan
yang dapat mengganggu pemenuhan hidrasi
Selama bulan puasa, kita sebaiknya
membatasi asupan teh dan kopi yang bersifat diuretik dan dapat menguras cairan
tubuh. Begitu juga asupan minuman manis yang berpotensi menambah cadangan lemak
serta dapat mengurangi keinginan untuk minum air putih. Menjaga kestabilan
pemenuhan hidrasi dengan pola 2+4+2, akan lebih baik hasilnya jika dibarengi
dengan upaya menghindari kebiasaan yang dapat mengganggu kestabilan tersebut.
Selain hal-hal terkait hidrasi di atas,
kita juga dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat selama bulan puasa,
diantaranya dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, tetap melakukan
olahraga dalam intensitas ringan atau sedang 1-2 jam sebelum berbuka untuk
menjaga kebugaran tubuh, beristirahat yang cukup dan menjaga pikiran agar tetap
tenang.
Saya telah membuktikan bahwa memenuhi
kebutuhan hidrasi selama bulan puasa telah memberikan perubahan nyata terhadap
proses recovery dari sakit dan peningkatan kondisi kesehatan dari minggu ke
minggu. Kenyataan ini sekaligus membuktikan bahwa menjalani pola minum air
putih 2+4+2 selama bulan puasa untuk memenuhi hidrasi tubuh bukanlah sekadar jargon,
melainkan merupakan solusi paling efektif dan terpercaya untuk meningkatkan
derajat kesehatan.
Sebagai penutup, ijinkan saya mengutip
ucapan Dr. Yoo Taiwoo, “ Jika tubuh manusia diibaratkan sebuah pabrik, air
adalah tanah yang menopang pabrik tersebut. Amblasnya tanah ibarat dehidrasi
kronis pada manusia.”
Kita semua tentu tidak menginginkan kondisi
kesehatan yang menopang tubuh menjadi “amblas” karena kekurangan cairan dalam
waktu panjang tanpa kita menyadarinya. Oleh karenanya, marilah kita
memanfaatkan bulan puasa tahun ini sebagai momentum pengamalan pola minum air
putih 2+4+2 untuk memenuhi kebutuhan hidrasi, dilanjutkan dengan tetap memenuhi
kebutuhan 8 gelas per hari pasca bulan puasa ditunjang pola hidup sehat dan
seimbang. Insya Allah..... perubahan nyata terhadap peningkatan kondisi fisik
dan derajat kesehatan pun akan kita rasakan dari waktu ke waktu.
Referensi :
Taiwoo, Yoo. Menjadi Cantik dalam 2 Minggu dengan
Air Putih. Bandung. Penerbit Qanita : 2015.
Lembar Fakta – Asupan Gizi yang Tepat saat Berpuasa
Kalau saya bandingkan dengan merek lain, memang Aqua yang paling enak dan menyegarkan. Makanya saya memilih berlangganan Aqua galon ;)
ReplyDeleteWoaaaaa....mbak Lyta keren dan lengkap banget ini mah ulasannya. Disertai pengalaman pribadi menjadi Terapi Air Putih.
ReplyDeleteAlhamdulillah ya mbak, cukup mudah obat segala penyakit, yaitu air putih.
Iya mbak eky....puasa thn ini dapet pelajaran baru sy...jgn pernah lalai minum air putih...krn efeknya bisa dtg tiba2
ReplyDeletepernah denger tentang terapi air putih...lengkap banget mak artikelnya...
ReplyDelete