Bulan
puasa, selain menjadi momen yang tepat untuk meningkatkan amal ibadah dan
ketakwaan, juga adalah masa paling tepat untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Ini disebabkan pada bulan puasa, tubuh memiliki waktu istirahat yang panjang
dari menerima asupan makanan dan minuman. Hal ini memungkinkan proses
pembuangan sampah sisa metabolisme di dalam tubuh pun bisa berlangsung optimal.
Atau dengan kata lain, puasa sangat bermanfaat untuk membantu proses detoksifikasi
di dalam tubuh kita.
Namun,
proses ini tidak akan berlangsung efektif jika kita tidak mencukupi asupan
cairan selama bulan puasa. Mengapa? Karena cairan berfungsi penting bagi kelangsungan
seluruh proses di dalam tubuh. Diantara fungsi cairan adalah sebagai pelarut,
sebagai media transportasi dan juga sebagai media eliminasi toksin dan sisa
metabolisme. Tanpa asupan cairan yang cukup, proses metabolisme dan
detoksifikasi tidak akan berlangsung optimal. Jika asupan cairan berada di bawah
standar kecukupan per hari dan berlangsung dalam jangka panjang maka dapat menyebabkan
dehidrasi. Pada tingkat dehidrasi yang parah, seseorang dapat mengalami kejang,
berhalusinasi, kegagalan ginjal hingga penurunan volume dan tekanan darah.
Oleh
sebab itu, pemenuhan kecukupan cairan tubuh selama bulan puasa menjadi hal yang
mutlak. Apalagi selama bulan puasa, kesempatan untuk makan dan minum hanya
terbatas mulai dari berbuka hingga terbit fajar. Jika kita lalai memenuhi
kebutuhan cairan pada waktu yang terbatas ini, maka kita bisa saja mengalami
dehidrasi yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.
Hal
lain yang perlu kita perhatikan terkait pemenuhan kebutuhan cairan ini, adalah
seputar mitos dan fakta tentang hidrasi selama bulan puasa. Karena pada kenyataannya,
tak sedikit informasi yang kita dapatkan selama ini hanyalah mitos belaka. Lebih
disayangkan lagi, justru mitos itulah yang telanjur kita percayai dan kita terapkan
setiap kali bulan puasa tiba. Oleh karenanya, pada artikel ini penulis telah
merangkum 8 (delapan) mitos, fakta, dan solusi tentang hidrasi selama bulan
puasa, sebagai berikut :
Mitos
1 : kebutuhan cairan tubuh lebih sedikit pada bulan puasa
Fakta
: Air merupakan komponen utama dalam tubuh manusia. Pada pria dewasa, 55% - 60%
berat tubuh adalah air, dan pada wanita dewasa kadarnya adalah 50% - 60%.
Dengan demikian, secara kuantitas, kebutuhan cairan yang diperlukan tubuh pada
bulan puasa sama dengan kebutuhan cairan di hari biasa atau ketika sedang tidak
berpuasa. Yang berbeda hanyalah waktu pemenuhannya. Jika di hari biasa kita
bisa minum kapan saja untuk mencukupi cairan tubuh, maka pada bulan puasa, kita
hanya bisa minum sejak matahari terbenam hingga terbit fajar.
Solusi
: untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh pada waktu yang terbatas selama bulan puasa,
kita dapat menerapkan pola minum 2+4+2, yaitu minum 2 gelas air putih pada saat
berbuka (1 gelas mengawali berbuka dan 1 gelas sebagai penutup berbuka), 4
gelas di malam hari (1 gelas sebelum makan malam, 1 – 2 gelas setelah makan
malam, 1 gelas sebelum tidur) dan 2
gelas pada waktu sahur. Pola ini akan mencukupi kebutuhan cairan rata-rata manusia
dewasa yaitu 8 gelas atau 2 liter per hari.
Mitos
2 : minum cukup kita lakukan saat terasa haus
Fakta
: Air memerlukan waktu untuk berpindah dari lambung menuju otot-otot tubuh
selama proses metabolisme berlangsung. Karena itu, sebaiknya kita tidak hanya
minum pada saat tubuh merasa haus. Selain kecukupan cairan menjadi sulit
terpenuhi jika kita baru minum saat haus, kita juga akan cenderung minum dalam
jumlah besar saat haus sehingga setelahnya lambung akan merasa kurang nyaman. Hal
penting lainnya yang perlu kita ketahui, bahwa jika rasa haus cukup kuat, maka
itu adalah pertanda bahwa tubuh kita telah mengalami kehilangan 1-2% cairan
tubuh. Jika tidak segera dipenuhi, maka persentase kehilangan cairan ini bisa
saja meningkat dan memunculkan gejala-gejala lain yang lebih parah.
Persentase
kehilangan cairan tubuh berikut tanda-tandanya dapat kita simak pada Tabel di
bawah ini :
% kehilangan berat badan karena air
|
Tanda-tandanya
|
1 – 2
|
Rasa
haus yang kuat, kehilangan citarasa, perasaan tidak nyaman
|
3 – 5
|
Mulut
kering, pengeluaran urine berkurang, bekerja dan konsentrasi lebih sulit,
kulit merasa panas, gemetar berlebihan, tidak sabar, mengantuk, muntah,
ketidakstabilan emosi
|
6 – 8
|
Peningkatan
suhu tubuh, peningkatan denyut jantung dan pernapasan, pusing, sesak napas,
bicara tak lancar, otot lemah, bibir membiru
|
9 – 11
|
Kejang,
berhalusinasi, lidah bengkak, keseimbangan dan sirkulasi lemah, kegagalan
ginjal, menurunnya volume dan tekanan darah
|
Sumber
: Thomson Janice, Manore Melinda, Vaughan Linda
Solusi
: minumlah air putih dengan pola 2+4+2 (2 gelas saat berbuka, 4 gelas di malam
hari, 2 gelas di waktu sahur) selama bulan puasa untuk mencukupi kebutuhan
cairan tanpa harus menunggu haus. Pola minum yang teratur ini juga membuat
lambung kita akan tetap terasa nyaman dan frekuensi berkemih juga akan lebih
teratur. Jika pada siang harinya kita banyak berkeringat karena ekstra aktivitas
fisik, kita bisa menambahkan 1-2 gelas air putih lagi di malam hari.
gambar dari sini |
Mitos
3 : sebaiknya mengawali berbuka dengan minum teh atau kopi agar tubuh terasa
segar
Fakta
: kopi dan teh mengandung kafein sehingga jika dikonsumsi dalam keadaan perut
kosong dapat memicu penyakit maag.
Solusi
: lebih baik mengawali berbuka dengan segelas air putih pada suhu ruang bersama
beberapa butir kurma atau beberapa potong buah segar. Air putih dapat membantu
proses pencernaan dan mendorong pelaksanaan fungsi tubuh lebih baik. Selain
itu, air putih juga adalah jenis cairan yang paling aman dan paling mudah
diterima oleh tubuh setelah tidak makan dan minum selama lebih kurang 14 jam. Selanjutnya
anda dapat mengonsumsi beberapa butir kurma atau beberapa potong buah segar
yang dapat membantu memulihkan energi dalam waktu cepat tanpa menimbulkan
gangguan pencernaan.
Jika
tetap ingin minum air teh atau kopi, anda dapat melakukannya 1-2 jam setelah
makan malam agar tidak menimbulkan gangguan pada lambung. Itu pun sebaiknya
tidak berlebihan karena teh dan kopi bersifat diuretik sehingga dapat
meningkatkan pengeluaran urine tubuh.
gambar dari sini |
Mitos
4 : banyak minum minuman manis pada saat berbuka baik untuk mengembalikan
energi
Fakta
: minuman manis adalah karbohidrat sederhana yang mampu meningkatkan kadar gula
darah. Jika dikonsumsi secara berlebihan, hal ini akan mengakibatkan lonjakan
gula darah yang memicu rasa lapar. Akibatnya, kita akan makan dalam porsi besar
usai berbuka puasa. Selain itu, kelebihan asupan gula juga dapat dengan mudah disimpan
tubuh sebagai glikogen dan lemak. Jika hal ini terus berlangsung, maka kenaikan
berat badan setelah bulan puasa akan sulit dihindarkan.
Solusi
: air putih adalah pilihan ideal untuk mengawali menu berbuka puasa. Untuk
mengembalikan energi secara cepat dan aman, lebih baik mengonsumsi buah-buahan
segar atau 1-2 butir kurma. Kalaupun ingin minum minuman manis, sebaiknya tidak
mengonsumsinya secara berlebihan agar tidak terjadi lonjakan gula darah.
Mitos
5 : berolahraga pada bulan puasa dapat menyebabkan tubuh lemas dan mengalami dehidrasi
Fakta
: kenyataannya, berolahraga secara teratur di bulan puasa dapat menjaga
kebugaran tubuh dan mencegah timbulnya rasa lemas saat berpuasa. Hanya saja,
kita sebaiknya melakukannya pada waktu menjelang berbuka. Sebaliknya pula, jika
kita bermalas-malasan atau membatasi aktivitas fisik di siang hari bulan puasa,
maka kadar gula darah akan lebih cepat turun dan oksigen tidak masuk ke dalam
sel-sel tubuh. Hal inilah yang kemudian menyebabkan tubuh terasa lemas, loyo
dan tidak bertenaga.
Solusi
: agar kebugaran tubuh tetap terjaga, lakukan olahraga dalam intensitas ringan
atau sedang kira-kira 1 - 2 jam menjelang waktu berbuka puasa. Jangan melakukan
olahraga di siang hari apalagi di bawah terik sinar matahari karena kehilangan
cairan tubuh yang tidak cepat tergantikan dapat menyebabkan dehidrasi.
Selanjutnya, minumlah air putih secara teratur sejak berbuka hingga sahur
dengan pola 2+4+2 agar kebutuhan cairan tubuh terpenuhi.
Mitos
6 : saat terjadi gejala dehidrasi, kita bebas mengonsumsi cairan jenis apapun,
yang penting kebutuhan cairan tubuh segera terpenuhi
Fakta
: minuman terbaik untuk mengatasi gejala dehidrasi adalah air putih. Ini dikarenakan
air putih mudah diterima oleh tubuh dan dapat memperlancar sistem di dalam tubuh.
Sebaliknya, mengonsumsi minuman yang mengandung pemanis apalagi pemanis buatan
justru dapat menambah beban racun dalam tubuh. Kopi dan teh juga bukan pilihan
yang baik untuk mengatasi dehidrasi. Perpaduan gula dan kopi menciptakan
lingkungan asam dalam tubuh sehingga membebani kerja ginjal karena ginjal harus
membersihkan tubuh dari kelebihan asam. Selain itu, minuman mengandung kafein
seperti teh hitam dan kopi yang bersifat diuretik juga dapat menguras cairan
tubuh.
Solusi
: minumlah air putih secara teratur dengan pola 2+4+2 sejak berbuka hingga
sahur selama bulan puasa agar tidak terjadi gejala dehidrasi. Hindari melakukan
aktivitas fisik secara berlebihan di siang hari apalagi di bawah terik matahari
karena akan membuat tubuh banyak berkeringat dan kehilangan cairan tubuh
tersebut tidak dapat cepat tergantikan saat kita berpuasa.
Mitos
7 : minuman bervitamin atau minuman berenergi baik dikonsumsi saat berbuka untuk
mengembalikan stamina dan mencukupi
kebutuhan vitamin tubuh
Fakta
: minuman dalam kemasan yang sudah ditambahi vitamin, sama halnya dengan
suplemen, memerlukan waktu untuk bisa diserap oleh tubuh sehingga pemulihan
energi pun tidak akan berlangsung secara instan. Selain itu, pada umumnya
minuman bervitamin atau minuman berenergi juga mengandung kadar gula yang cukup
tinggi sehingga kurang baik jika dikonsumsi berlebihan.
Solusi
: minuman bervitamin atau berenergi boleh dikonsumsi dalam bulan puasa sepanjang
tidak berlebihan. Namun sebaiknya kita meneliti terlebih dulu kandungannya
untuk menghindari gangguan kesehatan yang tidak diinginkan. Contohnya, minuman
dengan kandungan vitamin C tinggi kurang baik dikonsumsi secara terus menerus
oleh penderita penyakit maag. Teliti juga kandungan pemanis buatan dan
komposisinya di dalam minuman. Kadar pemanis buatan yang tinggi tidak
dianjurkan karena dapat menambah toksin dalam tubuh. Lebih baik minum air putih
dengan pola 2+4+2 untuk mencukupi cairan tubuh selama berpuasa karena air putih
mudah diterima tubuh tanpa menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan.
Mitos
8 : minum kopi atau teh di waktu sahur dapat membuat stamina meningkat di siang
hari dan terhindar dari rasa kantuk
Fakta
: seperti telah disebutkan sebelumnya, bahwa kopi dan teh bersifat diuretik
sehingga justru akan menguras stok cairan tubuh. Gula di dalam teh atau kopi
juga akan membuat kadar gula darah naik seketika namun turun dengan cepat
hingga tubuh justru lebih cepat merasa lemas.
Hal
ini sempat dialami penulis beberapa tahun lalu saat terbiasa minum teh di waktu
sahur. Akibatnya justru tubuh terasa lemas dan cepat merasa haus pada siang
hari bulan puasa.
Solusi
: jika ingin minum teh atau kopi sebaiknya dikonsumsi di malam hari usai makan
malam dan porsinya cukup secangkir saja. Untuk menjaga stamina di siang hari
bulan puasa, kita sebaiknya mencukupi cairan tubuh dengan pola 2+4+2,
mengonsumsi makanan yang sehat dan seimbang serta istirahat yang cukup agar
terhindar dari rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari.
gambar dari sini |
Agar kesehatan tetap prima selama bulan
puasa, pastikan juga bahwa air yang kita konsumsi adalah air dengan kualitas
terbaik. Dalam hal ini air mineral AQUA sebagai produk yang telah teruji
kualitasnya dan telah menjadi sahabat keluarga Indonesia selama puluhan tahun,
adalah pilihan tepat untuk memenuhi kebutuhan hidrasi selama bulan puasa dengan
menerapkan pola 2+4+2. AQUA adalah air mineral yang berasal dari sumber mata
air terlindungi, telah melalu seleksi yang ketat berstandar internasional dan
telah meraih berbagai penghargaan sebagai produk air kemasan terbaik.
Bersama AQUA, mari kita penuhi kebutuhan
cairan tubuh selama bulan puasa dengan pola 2+4+2 disertai pengamalan pola
hidup sehat dan seimbang. Semoga upaya ini akan meningkatkan derajat kesehatan
kita selama bulan puasa seiring dengan meningkatnya derajat keimanan dan ketakwaan
kita. Amin.
Referensi :
- www.m.detikcom
- www.republika.co.id
- www.portalsatu.com
- www.aqua242.com
- Fakta Minuman di Bulan Puasa
No comments