Ambigous Genitalia atau
disebut juga dengan alat kelamin ganda atau interseksual, adalah kelainan
dimana seorang bayi terlahir dengan jenis kelamin yang meragukan. Kasus ini
tergolong langka, dan bisa terjadi kepada satu orang dari 2000 bayi yang lahir,
dan si penyandangnya kerap disebut Ambigu. (Hal. 88).
Inilah yang dialami sang
tokoh cerita, Cassandra Louisa atau Louisa yang terlahir dengan kondisi Ambigous
Genitalia. Namun karena ibunya sangat ingin memiliki anak perempuan, dia
bersikukuh bahwa bayi yang dilahirkannya adalah seorang perempuan. Ibunya lalu membesarkan
dan memperlakukan Louisa sebagai seorang perempuan. Louisa kerap dipaksa ibunya
untuk berdandan selayaknya perempuan, bahkan bra Louisa selalu disumpal dengan
bantalan-bantalan saat dia tumbuh remaja untuk menyamarkan bentuk payudaranya yang
rata. Perlakuan ini menyebabkan dilema batin yang berkepanjangan dalam diri
Louisa. Karena secara genetis, dia tetaplah seorang laki-laki. Louisa memiliki
koromosom XY dengan kadar testosteron tinggi. (Hal. 91). Atau dengan kata lain,
dia adalah seorang laki-laki yang terpaksa menjalani hidup sebagai seorang
perempuan.
Louisa memiliki dua
sahabat akrab sejak kecil, yaitu Dimitri dan Jingga. Persahabatan mereka semula
berlangsung akrab dan harmonis. Namun saat Louisa memutuskan untuk berterus
terang akan kelainan yang dialaminya, situasi hubungan mereka sontak berubah.
Ini disebabkan diam-diam Dimitri mencintai Louisa sementara Louisa merasakan
perasaan yang ganjil terhadap Jingga. Pengakuan ini membuat Louisa menyesal. Ia
merasa lebih baik jika kedua sahabatnya itu tak pernah tahu akan keadaannya
yang sebenarnya lalu melupakannya untuk selamanya. (Hal. 112).
Bakat bermain biola
yang hebat mengantarkan Louisa menjadi seorang pemain biola terkenal. Namun kelainannya
itu memberi dampak terhadap karir Louisa. Saat Hans Jo, seorang aktor film yang
tengah naik daun jatuh hati padanya dan berusaha mendapatkannya, perasaan
Louisa kian dilanda gelisah. Terlebih-lebih ketika Susan Sie, manajer Louisa
justru memanfaatkan ketertarikan Hans Jo tersebut untuk mendongkrak popularitas
Louisa. Puncaknya adalah saat Hans Jo melamarnya, Louisa lari menghindari Hans
Jo, dan dia memutuskan untuk mengakhiri profesi yang telah memberinya
popularitas dan juga limpahan materi itu. (hal. 120).
Kehidupan menjadi kian sulit bagi Louisa
setelah ia memutuskan untuk berterus terang pada semua keluarga dan kerabatnya.
Kabar itu begitu cepat tersebar. Lingkungan sosial mencibirnya, menganggap
kelainannya sebagai kutukan karena guna-guna dan berbagai ungkapan lain yang
tak sesuai nalar. (hal. 170).
Namun halangan terbesar
bagi Louisa untuk kembali pada kodratnya datang dari ibunya. Sang ibu tak siap
dengan kenyataan yang menimpa Louisa. Ibunya bahkan sempat mengalami gangguan
jiwa dan kehilangan ingatan. Hal ini terpaksa membuat Louisa harus menunda
rencananya untuk melakukan operasi dan memilih untuk menemani ibunya di desa.
Bagaimana akhir kisah Louisa bersama kelainan yang dimilikinya?
Novel yang dituturkan
dengan alur maju mundur ini memberi pesan bahwa kelainan interseksual
sesungguhnya dapat dideteksi sejak dini pasca kelahiran seorang bayi, dan jika
menemukan keganjilan agar segera dilakukan pemeriksaan serta tindakan medis
yang tepat. Bagi para penyandang Ambigous Genitalia yang telah telanjur tumbuh
dewasa, sangat membutuhkan dukungan orang-orang terdekat sebelum mengambil
keputusan penting terkait perubahan jati diri sesuai kodratnya.
Judul : Namaku Loui (sa)
Penulis : Adya Pramudita
Penerbit :
Moka Media
Tahun : 2015
Hal : 240 hal
ISBN : 978-979-795-964-7
Resensinya bikin penasaran kuadrat pengen baca bukunya, mbake :((
ReplyDeletepenasaran juga
ReplyDeleteceritanya pasti seru
ReplyDeletesaya coba cari di toko
ReplyDeletePenasaran.....yukk cari di gramed terdekat
ReplyDeletenovel yang bagus
ReplyDeletesangat menyentuh
ReplyDelete