Pada
tulisan sebelumnya, saya telah mengajak sobat Nida untuk Membangun
Motivasi untuk menjadi seorang penulis yang eksis. Nah, mulai dari
bagian ini, saya akan membeberkan motivasi apa saja yang bisa mendorong
sobat Nida untuk aktif menulis.
Motivasi
yang pertama, bahwa menulis dapat menjadi therapy jiwa. Menulis adalah
aktivitas yang sangat bermanfaat bagi kesehatan batin atau jiwa. Ini
bukan basa-basi, melainkan telah berhasil dibuktikan secara ilmiah dan
juga fakta.
Menurut Karen Baikie, seorang clinical psychologist
dari University of New South Wales, menuliskan peristiwa-peristiwa
traumatik, penuh tekanan serta peristiwa yang penuh emosi bisa
memperbaiki kesehatan fisik dan mental.
Salah satunya yang “berhasil” dibuktikan, adalah pada pengalaman Bapak BJ Habibie, mantan Presiden RI yang sempat mengalami down pasca ditinggal wafat istri tercintanya Ibu Ainun Habibie.
Waktu
itu, kondisi jiwa Pak Habibie sangat mengkhawatirkan, hingga tim dokter
yang merawatnya memberi tiga opsi bagi proses penyembuhannya : dirawat
di rumah sakit jiwa, dirawat di rumah dengan pendampingan tim dokter,
atau berusaha menyembuhkan diri sendiri. Pak Habibie memilih opsi yang
ketiga. Beliau berusaha menyembuhkan diri sendiri. Dan cara yang beliau
tempuh, adalah dengan menulis otobiografi pengalaman hidupnya bersama
mendiang istrinya.
Dan
hasilnya, seperti yang dikemukakan oleh Pak Habibie dalam sebuah
wawancara di televisi, bahwa setelah menuntaskan menulis buku
otobiografi tersebut, beliau merasa baru saja keluar dari black hole yang selama ini mengungkungnya dalam kesedihan mendalam pasca ditinggal pergi sang istri tercinta.
Di
dalam buku Sembuh dan Sehat dengan Motivasi Menulis, Jonru dan Dr. Dito
Anurogo mengemukakan beberapa contoh keberhasilan orang-orang yang
melakukan therapy menulis, diantaranya tentang seorang wanita penderita
kanker yang berangsur sembuh setelah rutin menulis di blognya, juga
tentang seorang wanita yang mengalami depresi karena cobaan hidup yang
dialaminya, berhasil bangkit dan optimis setelah menekuni therapy
menulis.
Masih dari sumber buku yang sama, menurut Baikie dan Wilhelm, bahwa manfaat jangka panjang dari menulis dengan metode expressive writing,
adalah untuk meningkatkan dan memperbaiki suasana hati, fungsi sistem
imun, fungsi paru-paru khususnya pada penderita asma, kesehatan fisik
dan nyeri terutama pada penderita kanker, fungsi hati, dan lain
sebagainya.
Jadi,
dari beberapa bukti, fakta dan penjelasan ilmiah ini, kita dapat
menarik kesimpulan bahwa aktivitas menulis bisa menjadi therapy bagi
jiwa. Dan jiwa atau batin yang kaya, hanya bisa dicapai oleh jiwa yang
berada dalam kondisi sehat juga terbebas dari penyakit-penyakit yang
dapat merongrong kesehatan jiwa. Setuju ‘kan, sob?
Foto ilustrasi:google
Foto ilustrasi:google
No comments