Sobat
Nida, Mengapa seseorang kerap mengalami hal-hal yang bodoh bahkan tidak
masuk akal saat (merasa) jatuh cinta? Mulai dari nggak enak makan,
nggak nyenyak tidur, berdebar-debar setiap kali si “dia” menelpon atau
sekadar mengirim SMS, dan sebagainya.
Menurut Helen Fisher, seorang pakar biologi dari Rutgers University, terdapat tiga tahapan dalam cinta, yaitu : lust, attractiondan attachment.
1.Tahap lust,
ini ditandai dengan munculnya hasrat terhadap lawan jenis, dimana dalam
proses ini melibatkan hormon testosteron (lelaki) dan estrogen
(perempuan).
2.Tahap Attraction, di
mana terdapat tiga neurotransmitter yang terlibat, yaitu adrenalin,
serotonin dan dopamin, mengakibatkan terjadinya proses sebagai berikut:
Ketika seseorang jatuh cinta, akan terjadi peningkatan pelepasan
adrenalin. Ini kemudian akan memicu aktivasi kelenjar keringat dan
menghambat salivasi.
Itu
sebabnya, ketika seseorang bertemu dengan lawan jenis yang menarik
perhatiannya, atau seseorang yang ia taksir, jantung tiba-tiba saja
berdebar-debar tak keruan, lidah terasa kering, bahkan pori-pori
mengeluarkan keringat dingin dan lutut gemetaran. Tak heran, ketika
seseorang benar-benar jatuh cinta, mabuk kepayang oleh cinta, ia pun
akan kehilangan logikanya.
Orang
yang berada pada tahap ini juga akan mengalami penurunan kadar
serotonin dalam otaknya. Penurunan ini menimbulkan efek yang terkait
dengan obsesi. Jadi, ketika seseorang jatuh cinta, maka dia akan
mengalami obsesi untuk terus membayangkan wajah si dia dalam ingatan,
terobsesi untuk melakukan hal yang berulang-ulang dengan si dia, seperti
menelpon, mengirimi SMS atau BBM puluhan kali dalam sehari, dan
sebagainya.
Semua hal-hal “gila” yang hanya terjadi pada mereka yang jatuh cinta. (By the way, sobat Nida pernah ngalamin juga nggak sih? J)
3.Tahap attachment,
ini biasanya dialami oleh pasangan yang sudah menikah, yaitu adanya
keterikatan yang membangkitkan rasa kasih sayang, ketenangan dan
ketentraman antara kedua orang yang saling menyayangi.
Lantas,
haruskah (rasa) cinta dihindari? Tentu saja tidak, sobat. Karena cinta
adalah fitrah setiap manusia. Tetapi, yang kudu kita kenali,
identifikasi bahkan waspadai adalah: perasaan kita terhadap lawan jenis
itu adalah cinta ataukah ketertarikan dan hasrat semata?
Ini
dia cara gampang untuk mengidentifikasinya : apabila gejala itu muncul
setelah kita bertemu dan berinteraksi dengan seseorang (lawan jenis),
lalu berlanjut dengan munculnya ketertarikan secara fisik atau syahwat,
maka jelas, itu baru sekadar rasa ketertarikan belaka.
Jika
ditindaklanjuti dengan pertemuan atau obrolan yang dalam prosesnya
menimbulkan rasa nyaman antara satu sama lain, maka menurut Robert
Stenberg dalam teori segitiga cinta-nya, antara kita dengannya telah
tercipta keintiman / kedekatan (intimacy). Pada sebagian orang, dimensi
ini akan berlanjut dengan dimensi , yaitu komitmen yang ditandai dengan
perasaan terikat oleh tanggung jawab.
Lalu, perasaanmu sekarang, atau pun yang pernah kamu rasakan, kira-kira berada pada dimensi yang mana, sobat Nida?Untuk lebih detilnya, mari kita lihat jenis-jenis cinta berikut ini:
1.Suka
(liking). Umumnya terjadi pada sepasang sahabat atau keluarga, karena
didalamnya hanya terdapat perasaan akrab atau dekat secara emosi.
2.Cinta
karena hubungan sejawat (companionate love). Cinta yang umumnya terjadi
pada sahabat akrab, orang tua – anak, kakak – adik, dan sebagainya,
yang merupakan perpaduan unsur kedekatan dan komitmen.
3.Cinta
yang hampa (empty love). Cinta antara kedua pasangan yang sudah terikat
komitmen tetapi tidak ada lagi gairah dan keintiman.
4.Cinta
dungu (fatuous love), cinta perpaduan unsur hasrat dan komitmen.
Biasanya terjadi pada suami istri yang saling tergila-gila tapi tak
mencoba dekat secara hati.
5.Cinta
birahi (infatuation love). Cinta yang hanya mengandung unsur hasrat
belaka, yang dalam realisasinya mirip-mirip – maaf – hewan, setelah
berhubungan seksual, merasa puas, trus kabur....duh!
6.Cinta
romantik (romantic love). Perpaduan antara hasrat dan keintiman, tapi
ogah terikat komitmen. Ini biasanya terjadi pada mereka yang suka
putus-nyambung-bubar-cari ganti dalam proses pacaran. Termasuk di sini
mereka yang melakukan kumpul kebo tanpa ikatan pernikahan.
7.Cinta
yang sempurna (consummate love). Cinta yang menjadi gambaran ideal
sebuah pernikahan, dimana didalamnya terdapat perpaduan unsur hasrat,
kedekatan dan juga komitmen.
Dari
berbagai jenis cinta tersebut, kita tentunya sudah dapat mengenalinya
bukan? bahwa rasa cinta yang biasanya muncul pada kalangan remaja adalah
cinta romantik atau bahkan cinta birahi belaka. Cinta yang hanya
mengandung unsur hasrat ataupun perpaduan hasrat dan keintiman but say no to commitment.
Dua
jenis cinta yang pondasinya teramat rapuh, nggak punya unsur tanggung
jawab, dan dalam prosesnya cenderung merusak atau merugikan. Jadi,
daripada terlibat cinta yang merusak, mending manfaatin aja masa muda
ini dengan hal-hal yang bermanfaat, dan mempertahankan status jomblo
hingga hanya pernikahanlah yang akan mengakhirinya dengan indah.
TsaahJ ......
Cuplikan dari antologi saya Jomblo Prinsip atau Nasib (Indiva Media Kreasi : 2015)
Referensi : Sayap-sayap Sakinah. Buku non fiksi saya bersama Afifah Afra (Indiva Media Kreasi : 2013).
Foto: Google
Perempuan ke saya gak mungkin jatuh cinta gara-gara nafsu, karena saya jelek. Saya bersyukur punya wajah jelek...
ReplyDelete