“Virus” Korean wave fever sepertinya
masih menunjukkan taringnya di negeri ini, salah satunya terlihat dari tetap eksisnya
fiksi-fiksi populer yang mengadaptasi drama Korea atau kerap disebut fan
fiction. Dan novel debut Juliana Marshella yang diterbitkan dibawah lini Young
Adult ini adalah satu diantaranya.
Dikisahkan, Jesslyn dan ibunya
juga Fandy adiknya terpaksa pindah dari Jakarta ke Korea Selatan karena
kehidupan keluarganya yang hancur. Sebuah peristiwa kecelakaan jalan raya merenggut
penglihatan Jesslyn. Di Korea Selatan, tepatnya di kota Jeonju, Jesslyn
berkenalan dengan Mike, seorang pemuda tampan keturunan Amerika- Korea. Pria tampan
ini mau menerima kondisi Jesslyn yang buta dan berhasil menaklukkan hati
Jesslyn untuk menjadi kekasihnya.
Semuanya terasa indah bagi
Jesslyn hingga pada malam kelulusan Mike, sesuatu terjadi pada Mike saat
berusaha menyelamatkan Jesslyn dari tertimpa beton yang lepas tali pengaitnya. Mike
dikabarkan meninggal.
Jesslyn kemudian dioperasi hingga
ia bisa melihat kembali. Sementara itu Junho, lelaki yang sangat mencintainya saat
masih di Jakarta dulu, datang padanya dan membantu Jesslyn menata hidupnya
kembali. Jesslyn pun diterima bekerja di sebuah perusahaan sebagai desainer
perhiasan sesuai impiannya.
Namun, sesuatu yang aneh
terjadi. Setiap kali ia mendengar suara Junhyuk
atasannya, yang juga sahabat Junho, ingatannya pasti kembali pada Mike. Bukankah
Mike sudah meninggal? Lantas, siapa sebenarnya
Junhyuk?
Membaca novel setebal 232 halaman
ini, kita serasa tengah menikmati drama Korea yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Pergerakan plot dan adegan dikemas filmis dan lincah, juga para tokoh yang secara fisik dideskripsikan serba cantik dan tampan. Meskipun berada di bawah
lini Young Adult, cara bertutur novel ini lebih dekat pada novel-novel teenlit
yang ditandai dengan banyaknya penggunaan dialog ketimbang narasi, dan penggalian
konflik dilakukan dengan cara yang ringan. Penulis juga cukup lihai mengombinasikan
cerita berlatar masa kini dan masa lalu (flashback) hingga mampu menahan pembaca
untuk tidak membaca secara skip.
Meskipun saya bukan penyuka drama
Korea, gaya bertutur penulis yang manis dan lincah membuat novel ini cukup lovable
dan asyik dinikmati hingga akhir. Dan memang, cara terbaik untuk menikmati
novel-novel type ini, adalah dengan mengondisikannya sebagai bacaan yang
bertujuan untuk memberi hiburan semata. Karena jika digali lebih detail, akan kita
temukan beberapa kali adegan kebetulan yang membuat penyelesaian masalah terasa
mudah juga serangkaian plot yang kurang plausible. Selebihnya, bagi anda
penikmat drama Korea dan fan fiction, novel ini bisa dijadikan pilihan.
Judul : My Rising
Sun
Penulis : Juliana
Marshella
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Oktober
2014
Hal : 232
hal
Wow...fiksi Korea lagi :D
ReplyDeleteSejauh ini, buku fiksi bersetting Korea yang aku suka, adalah yang ditulis oleh Ilana Tan. Lagipula, dia menulisnya, dan bukunya terbit, bukan di waktu-waktu sekarang. Summer in Seoul misalnya, terbit 2006 kalo gak salah. Boleh dibilang, mungkin dia termasuk pelopornya kali ya, hehee.. sementara buku-buku yang hari2 ini adalah follower.
Sebenarnya, aku punya calon fiksi roman yang bersetting Korea, tapi tak jadi kuteruskan semenjak semakin menjamurnya bacaan ini, buahahaaa...
Benar2 novel untuk hiburan ya... aku udah males duluan baca novel "korea" :D
ReplyDeletesetuju dengan Ilana Tan, Korea nya nggak hanya tempelan. Ciri khas novel Korea itu tokohnya nggak ada yang jelek ya dik? trus ceritanya drama abis..
ReplyDeleteKorea yang kontroversial :D
ReplyDeletemendewakan kecantikan/ketampanan dan dramanya yang (masih) digandrungi.
Mbak eky : novel2 ilana , dimana pun settingnya , tetep berasa Korea, hehe
ReplyDeleteLeyla : awalnya juga gak tahu ini sejenis fan fiction , penasaran sama genre young adult yg dibilang mbak eni
Bener mbak dhani, melani , tp tetep aja byk peminatnya ya
Saya nggak begitu tertarik dengan FanFic, Mbak. Karena biasanya kebudayaan Korea atau Jepangnya tidak tereksplore dengan baik. Deskripsi tempat juga biasanya hanya jadi tempelan. (^_^)v
ReplyDeleteMbak Riawani Elyta, apa kita pernah bertemu ya? sepertinya saya pernah tau nama mbak Riawani Elyta...
ReplyDelete