Meski
judulnya ditujukan untuk eksekutif, tetapi secara muatan dan penyampaian, buku
ini cocok buat siapa saja yang butuh ketrampilan berbicara di depan umum.
Termasuk penulis, yang di masa kini juga dituntut untuk (sebaiknya) menguasai
ilmu public speaking.
Satu
hal penting disampaikan penulis pada bab awal, bahwa masalah utama yang
dihadapi setiap orang adalah kurangnya rasa percaya diri sebagai dampak dari
sugesti negative seseorang terhadap kemampuannya. Jadi sebagai langkah awal,
yang harus kita lakukan adalah membangun rasa percaya diri dan memberi sugesti
positif pada diri bahwa kita mampu melakukannya.
Pada
bab selanjutnya, penulis membeberkan beberapa langkah penting dalam persiapan
penyajian. Satu fakta yang sedikit mengejutkan, bahwa pendengar pada umumnya
hanya mampu mengingat sepuluh persen dari isi materi dalam rentang seminggu
setelah penyampaian. Maka, tips penting yang dapat dilakukan untuk menguatkan
ingatan pendengar adalah : pengulangan (semakin sering diulang, semakin mudah
diingat), dekatnya (pesan yang mengandung kebaruan), kesan (semakin kuat kesan
atau emosi yang diperoleh pendengar) dan kesederhanaan (penyajian yang
sederhana lebih mudah dimengerti).
Dalam
mempersiapkan penyajian, penulis menyarankan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Membuat sasaran penyajian (apakah untuk keperluan menjual, menginformasikan,
mendidik, memotivasi, dsb) 2. Kenali
pendengar (usia, profesi, jenis kelamin, dll)
3. Siapkan rencana penyajian (terkait
konsep yang kita inginkan pendengar memahaminya) 4. Memilih sumber materi 5. Susun materi 6. Praktekkan penyajian 7. Siapkan alat pendukung.
Bab
selanjutnya berisi tips penyusunan penyajian. Di sini, kita dianjurkan untuk
menampilkan pembukaan yang menarik perhatian. Ini bisa dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan yang menantang, menyajikan contoh ilustrasi, atau
sejumlah gambar yang relevan, atau langsung menarik pendengar ke pokok
pembicaraan. Isi penyajian pula tergantung pada sasaran penyajian, ini bisa
mencakup fakta, data, riset, analogi, anekdot atau campuran dari berbagai unsur
tersebut. Dan pada bagian penutup, penulis menganjurkan agar kita tak lupa
merangkum materi, lebih baik lagi jika mengandung seruan untuk melakukan suatu
tindakan, atau menyertakan cerita atau ilustrasi yang relevan dengan topik
pembicaraan.
Ada
beberapa skema dikemukakan penulis dalam hal penyampaian. Saya hanya akan
menampilkan satu skema yang menurut saya paling aplikatif, yaitu AIDA :
A
– Rebutlah Atensi (perhatian)
I
– Bangkitkan Interest (minat)
D
– Ciptakan Desire (hasrat)
A
– Doronglah Action (tindakan)
Nah,
untuk bisa melaksanakan skema ini, dan juga skema-skema lainnya, penulis
membeberkan tips-tips pemilihan dan penggunaan alat peraga, bagaimana
memaksimalkan bahasa non verbal (ekspresi, gesture, emosi, dsb) untuk mendukung
bahasa verbal dalam penyampaian.
Penampilan
juga menjadi unsur penting dalam penyampaian. Tak heran kalau penulis
menggunakan satu bab khusus untuk mengulas masalah penampilan mulai dari
pemilihan jenis pakaian, warna, asesoris dan dandanan.
Kiat
berbicara pada saat menghadapi wawancara ataupun pada momen mendadak turut
diutarakan penulis pada bab-bab selanjutnya. Sebagai penutup, penulis
memberikan latihan yang dapat dipraktekkan pembaca selama kurun waktu empat
minggu sehingga dapat melakukan penyampaian dengan baik.
Kesimpulannya,
bahwa kemampuan berkomunikasi di depan umum bukanlah sesuatu yang turun dari
langit, melainkan diperoleh melalui persiapan yang matang dan latihan secara
terus menerus. Pada gilirannya, kemampuan ini juga akan menguatkan rasa percaya
diri dan menunjang keberhasilan seseorang dalam profesi.
Judul : Kiat
Berbicara di Depan Umum untuk eksekutif
Penulis : John
W. Osborne
Penerbit : Bumi
Aksara
Tahun : Agustus
2000 (cet.3)
Hal : 136 hal
No comments