Ketika mendengar
kata juara, orang selalu berasumsi dengan sosok pemenang atau keberhasilan
memenangkan suatu perlombaan atau kompetisi. Padahal, juara juga bisa dimaknai
dengan definisi yang lebih luas, dan ruang lingkup kompetisi itu tidak hanya
sebatas pada perlombaan semata. Karena kehidupan ini sendirilah, pada
hakikatnya merupakan medan kompetisi yang berlangsung sepanjang masa.
Berangkat dari
sini, penulis kemudian merumuskan definisi juara sebagai berikut : Seseorang
yang berhasil membangun keunggulan yang unik, sesuai potensi dirinya.
Keunggulan itu membuat ia berhasil menyelesaikan target-target hidupnya,
sehingga ia berhasil memenangkan sebuah pertandingan yang tergelar sepanjang
masa. (hal.8).
Dari definisi
ini, terdapat tiga poin yang kemudian menjadi bagian dari bahasan dalam buku
ini, yaitu bagaimana membangun keunggulan yang unik sesuai potensi diri,
bagaimana menyelesaikan target-target hidup yang nantinya akan menuntun
pelakunya berhasil menjadi pemenang atas kompetisi dalam kehidupan.
Bab awal buku
ini dibuka dengan definisi juara dan mentalitas juara, yang memberi penekanan
penting pada mental positif yang harus dimiliki oleh seorang calon juara. Pada bab-bab
selanjutnya, penulis menguraikan enam tahapan untuk menjadi juara sejati, yaitu
Berpikir aku bisa (membangun persepsi positif), Bagaimana agar aku bisa
(mengenali diri sendiri dan membangun kebiasaan positif), Berusahalah menjadi
beda, Self Grand Design, Bertekun dengan proses dan Meredam mentalitas
pecundang.
Jadi,
berdasarkan enam tahapan ini, pondasi awal yang harus dibangun adalah persepsi
positif terhadap diri sendiri. Ketika kita berpikir bahwa kita bisa, maka kita
akan bisa, tetapi ketika kita berpikiran gagal, maka kita akan gagal.
Langkah selanjutnya
adalah dengan mengenali potensi diri dan membangun kebiasaan positif
sebagaimana dibahas pada bab Bagaimana agar Aku bisa? Potensi diri bisa kita
kenali melalui teori tipe kecerdasan, tipe belajar, tes potensi akademik dan
melalui hobi. Dari pengenalan ini, diharapkan kita dapat membangun kebiasaan
positif yang dapat mengasah potensi diri tersebut, di mana kebiasaan ini
digambarkan penulis sebagai irisan dari pengetahuan, keahlian, dan keinginan.
Pada bab
selanjutnya, Berusahalah menjadi Beda, penulis menekankan pentingnya memiliki
kreativitas dan berpikir kreatif, karena kreativitas akan menghasilkan
inovasi-inovasi baru yang bermanfaat. Ada empat tahapan dalam berpikir kreatif,
yaitu persiapan, inkubasi, iluminasi dan verifikasi. Digambarkan bahwa ketika
seseorang berhasil melewati keempat tahapan ini, maka proses kreativitas akan menghasilkan
sebuah karya yang baik.
Pentingnya memiliki
visi dan bagaimana usaha mewujudkannya menjadi giliran bahasan selanjutnya
dalam bab berjudul Self Grand Design. Di sini, penulis berangkat dari beberapa
teori yang sudah jamak, yaitu analisis SWOT dan tahapan POAC (planning,
organizing, actuating dan controlling).
Tidak hanya
menguraikan teori, penulis juga menganjurkan agar para pembaca Bertekun Dalam
Proses, karena tidak semua proses berjalan mulus dan lancar, bahkan tak jarang
dihadang oleh serentetan kegagalan.
Buku ini ditutup
dengan beberapa karakter buruk pecundang yang harus dihindari, yaitu mudah
puas, sombong, demam panggung, suka menunda pekerjaan dan tidak memperhatikan
kebugaran fisik.
Sebagai sebuah
buku yang ditujukan untuk segmen remaja, buku ini dituturkan dalam bahasa
obrolan yang lincah, dan diselipi humor. Mungkin, lay-out buku ini bisa menjadi
lebih menarik jika diperkaya dengan ilustrasi yang cocok untuk remaja, misalnya
dalam bentuk karikatur. Untuk analisis SWOT sendiri, menurut Agus M. Irkham
dalam sebuah ulasan resensinya di sini, bahwa metode ini sudah mulai ditinggalkan, karena
didasarkan pada asumsi bahwa hidup adalah masalah.
Secara keseluruhan,
buku ini sangat direkomendasikan kepada semua golongan, khususnya pembaca muda
yang membutuhkan asupan bergizi untuk memacu diri menjadi insan yang
berprestasi dan menjadi juara sejati.
Judul : Ya Aku Bisa! Juara Sepanjang Masa
Penulis : Afifah Afra
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Tebal : 134 hal
Jenis : Non Fiksi
Terbit : Maret 2012
ISBN : 9786028277600
Makasih ya... atas review-nya. Metode SWOT memang sudah mulai ditinggalkan di kalangan profesional, tetapi sy kira masih bisa dipakai untuk 'sekadar' self management atau small organisation management.
ReplyDeletepastinya proses tdk akan berjln mulus sesuai harapan kita. Tapi tekun dlm proses sebenarnya sudah menjadi juara
ReplyDeleteresensinya bagus.. pengen baca bukunya kayak apa ya? aku malah belum tau metode swot itu apa.. harus cepet2 gugling nih.. :)
ReplyDeleteYeni : dalam diklat2 birokrat tahap basic juga masih dipake kok, analisis SWOT
ReplyDeleteSanti : setuju :)
Riski : bagus kok bukunya :) selamat googling :)
halo kak, reviewnya menarik. kakak juga bisa lho membuat buku karangan sendiri menjadi audiobook bersama Listeno, aplikasi buku suara bikinan anak negeri. Silakan distalking di mari http://j.mp/BikinBukuSuara atau cek aja situsnya listeno.com
ReplyDeleteSaya tertarik dengan tulisan anda mengenai Psikologi. Perkembangan psikologi manusia sekarang ini harus sangat diperhatikan agar mereka tidak berkembang dengan mental yang salah. Saya memiliki beberapa tulisan sejenis mengenai psikologi yang dapat dilihat di www.ejournal.gunadarma.ac.id
ReplyDelete