Judul : Mencintai Tak Bisa Menunggu
Penulis : Brili Agung Zaki Pradika
Penerbit : Quanta
Tebal : 215 hal
Genre : Non Fiksi
Terbit : 2013
ISBN : 9786020206080
Resensi :
Membaca judulnya
saja, pembaca bisa dibuat terkecoh, mengira kalau buku ini hanya berkutat pada
masalah cinta afeksi belaka, yaitu cinta yang berdasar ketertarikan antar lawan
jenis. Sepertinya, memang sudah menjadi strategi pemasaran dari buku-buku non
fiksi motivasi dewasa ini, untuk selalu menonjolkan kata “cinta” yang
berkonotasi afeksi pada judulnya meski
isinya merepresentasikan cinta dalam bentuk yang universal. Salah satunya
sebagaimana dipaparkan oleh buku bersampul kuning ini.
Buku ini terbagi
atas tiga bagian. Bagian Pertama berjudul Cintai Tuhanmu, Cintai Dirimu. Ada 15
catatan dalam bagian ini, terdiri atas kunpulan kisah-kisah ringan inspiratif,
baik yang bersumber dari pengalaman pribadi maupun orang lain, ataupun sekadar
catatan yang berisi penggugah semangat. Catatan-catatan pada bagian ini berfokus
pada bagaimana meningkatkan kualitas hidup melalui berbagai langkah, dimulai dengan
berani bermimpi, membuat rencana dan target hidup dalam rangka mewujudkan mimpi
tersebut, membina mental yang kokoh, menghimbau akan pentingnya aktivitas
membaca, menulis dan mendidik, juga menggugah kesadaran akan rasa syukur
terhadap anugerah Tuhan yang luar biasa.
Disini, kita
akan membaca catatan berisi daftar impian sang penulis, apa pula daftar rencana
dan target serta bagaimana ia merealisasikannya, serta beberapa kisah
inspiratif tentang orang-orang yang memperoleh anugerah Allah sebagai buah
keikhlasan dan kerja kerasnya.
Bagian kedua
berjudul Cinta Tak Bisa Ditunda. Berisi 13 catatan tentang cinta dari dan
kepada orang-orang yang kita sayangi. Cinta kedua orang tua kepada kita dan
bagaimana semestinya kita menunjukkan cinta dan bakti kepada mereka, termasuk
tips-tips menata hati dan bangkit dari masa lalu menuju perubahan hidup yang
lebih bermakna.
Bagian ketiga
pula yang berjudul From Twitter With Love, berisikan kultwit atau kompilasi
sharing bermanfaat yang diambil dari twitter, diantaranya kultwit tentang pria
sejati, memilih jodoh, perempuan terbaik, dan sebagainya.
Membaca buku
setebal 215 halaman ini, kita seakan disajikan dengan serangkaian catatan
berpola acak, semua tersusun tanpa urutan yang pasti antara kisah pengalaman
pribadi, pengalaman orang lain, opini dari penulisnya sendiri, ataupun sekadar
catatan ringan berisi definisi dari kata tertentu dan obrolan yang bersifat guyon.
Sebagai contoh
pada bagian pertama, setelah disuguhkan dengan catatan-catatan berisi impian,
target dan realisasi impian dari si penulis, catatan dilanjutkan dengan sebuah
surat guyon tentang kriteria cowok kere di mata wanita, catatan tentang
pengalaman menggugah seorang tukang becak yang tulus, lalu tiba-tiba
dilanjutkan dengan catatan berisi kriteria tentang mahasiswa yang luar biasa
yang disajikan dalam rangkaian kalimat nasehat serupa gurindam.
Ini contohnya :
Jadilah
mahasiswa yang rajin berdoa. Disitulah kamu memahami kalau Tuhanmu itu ada.
Jadilah
mahasiswa yang anti meminta-minta. Harga dirimu diatas segala-galanya.
Jadilah
mahasiswa yang tidak sempurna. Karena dari situlah kamu belajar pada siapa
saja.
Dan seterusnya.
Dilihat dari
konten dan cara penyajiannya, ini adalah non fiksi motivasi bersifat ringan,
yang bisa ditulis oleh penulis tanpa latar belakang pendidikan khusus, yang
penting punya kemampuan menulis yang baik, peka terhadap lingkungan, mampu
membaca hikmah dibalik peristiwa, berwawasan luas serta memiliki pengalaman
pribadi ataupun orang lain yang menarik dan punya nilai inspiratif untuk
diceritakan. Kita tidak akan menemukan adanya analisa teoritis dari sisi
manapun dari buku ini, baik dari sudut pandang psikologis, empiris, ilmiah,
filosofis, dan sebagainya. Semua semata-mata berisi penyajian kisah dan opini
sang penulis, yang dipercantik dengan taburan kalimat-kalimat motivasi pada
hampir setiap catatannya.
Dan, saya juga
tidak melihat adanya esensi yang benar-benar penting dari kompilasi sharing
dari twitter atau kultwit yang menjadi penutup buku ini, selain hanya untuk
menambah ketebalan, ataupun untuk dijadikan kutipan bagi pembaca yang
memerlukannya sebagai pemercik inspirasi di waktu senggang.
Secara
keseluruhan, buku ini adalah buku motivasi yang cocok dibaca untuk segala
kalangan, baik remaja maupun dewasa, dengan bahasa dan penyajiannya yang ringan dan santai.
Sebagai penutup,
saya kutip beberapa kalimat motivasi dari buku ini :
Solusi semua
masalah di dunia adalah....mendekat pada Tuhan (hal. 31)
Jangan tertarik
dengan kesuksesan seseorang, tertariklah dengan air mata yang menetes kala dia
memperjuangkan kesuksesannya itu – Andrie Wongso – (hal. 38)
Ini negeri besar dan akan lebih besar. Sekedar
mengeluh dan mengecam kegelapan tidak akan mengubah apapun. Nyalakan lilin,
lakukan sesuatu (hal.51)
Mendidik memang
tugas konstitusional negara, tapi sesungguhnya mendidik juga tugas moral setiap
orang terdidik (hal. 55)
Malapetaka
terbesar dalam kehidupan bukanlah kematian. Malapetaka terbesar dalam hidup
adalah ketika potensi kita telah mati sementara kita masih hidup (hal.63).
kalu untuk buku motivasi aku pilih yang runtun dan gak acak kadut, kalu baca resensi ini kayaknya aku bakal banyak skip ini itu kalau baca buku ini. tapiiii motivasi yang dikutip kayaknya boleh juga ^_^
ReplyDeleteIni lebih kaya kump catatan sifatnya, tp byk quote bagus memang didalamnya mbak :-)
ReplyDeleteSetelah saya perhatikan, buku-buku terbitan Quanta, kovernya mirip-mirip ya. Nonfiksi motivasi mirip dengan buku-buku nonfiksi motivasi lainnya, begitu juga dengan buku fiksinya.
ReplyDeleteAtau, ini hanya perasaan saya saja ya :D
Iya, cover mirip, judul juga seirama :-)
ReplyDeletekirain ini buku fiksi..
ReplyDelete