Pengen jualan tapi gak pede menghadapi calon konsumen?
Lupakan cara konvensional, saatnya
untuk start-up your business dengan konsep digital, karena konsep ini nggak
hanya akan menghemat banyak sumber daya seperti tenaga, waktu, dan materi tetapi
juga menjanjikan profit dan jaringan yang nyaris tanpa batas.
Tulisan ini bukan iklan jualan
obat, juga bukan bujuk rayu untuk menjadi member produk, melainkan sebuah
ulasan praktis tentang how and what you
need to start up your business by using this digital concept.
Sebenarnya, apa itu konsep
digital? Digital berasal dari bahasa Yunani "Digitus" yang artinya jari jemari.
Pengertian dasar inilah yang melatarbelakangi konsep penciptaan dan inovasi pesat
gadget di era ini untuk berbagai keperluan termasuk dalam hal bisnis, yaitu
segala proses cukup dilakukan dengan cara menggerakkan jari jemari pada keypad,
touchscreen atau pun keyboard laptop. Dan berkat kemajuan di bidang teknologi
informasi, gerakan jari jemari ini nggak hanya akan membuatmu terhubung dengan
banyak orang, tetapi juga akan membawa kamu pada penjelajahan nyaris tanpa
batas di dunia maya.
Dan ketika kamu udah memutuskan
untuk start-up your business, maka pada saat itu jugalah kamu udah harus
menetapkan tujuan utama, yaitu : success.
Jadi, sebagai pengawal, formula
dalam konsep ini akan saya beri initial : S to S, atau Start-Up to Success.
Oke. Sekarang kamu udah punya produk
untuk diperdagangkan. Lalu, apa saja yang kamu butuhkan untuk start-up business
dengan konsep digital ini?
Jawabannya, kamu hanya perlu 3
(tiga) perangkat awal yang saya beri initial T-B-C, tapi bukan TBC penyakit
lho, melainkan : T (tool), B (behaviour) dan C (capability). Berikut
penjelasannya :
- T (tool) atau alat
Yaitu berupa
seperangkat alat pendukung terdiri atas gadget, provider internet, blog dan
akun di sosial media. Untuk gadget, kamu tinggal menyesuaikan dengan budget
yang kamu miliki juga tingkat mobilitas. Pelajari pula cara-cara mengoptimalkan kinerja gadget tersebut agar bisa mendukung aktivitas bisnismu secara optimal. Yang tak kalah penting itu justru
adalah provider. Memiliki provider yang bisa mendukung koneksi internet yang
tepat dan cepat adalah pilihan mutlak, agar kamu senantiasa terhubung dengan konsumen
kapan pun dan di mana pun, juga selalu update dengan perkembangan dan info-info
yang kamu perlukan. Dalam hal ini, kamu bisa mengandalkan Axis sebagai salah
satu operator GSM nasional yang terbukti daya jangkaunya luas, tarif yang
transparan dan memiliki kecepatan koneksi internet yang sangat terpercaya.
beraneka jenis gadget |
modem Axis |
Langkah
selanjutnya, kamu harus memiliki blog dan mampu mengoperasikannya. Fungsi blog adalah
sebagai toko dari produk yang kamu jual. Blog menjadi media untuk calon konsumen
mendapatkan info tentang produk. Oleh karenanya, blog harus dilengkapi menu-menu
berupa display foto, harga dan spesifikasi produk, cara pemesanan dan segala
hal yang berkaitan dengan produk. Akan lebih baik jika tampilan blog dibuat
semenarik mungkin dan memanfaatkan SEO (Search Eengine Optimization) untuk
memudahkan pencarian konsumen terhadap produk.
Untuk pemula,
kamu bisa mengambil contoh tampilan blog yang sudah ada di internet atau pun
mendownload tampilan-tampilan khusus yang lebih ciamik dan mengkreasikannya
sesuai keinginan. Jika ingin lebih baik lagi, kamu bisa mempelajari cara
maksimal ngeblog melalui panduan-panduan tutorial yang banyak dijual di
pasaran.
Oh ya, untuk
display foto produk, meski teknologi photoshop memungkinkan tampilan foto
menjadi lebih baik, disarankan untuk tidak melakukan makeover secara
berlebihan, karena ketika produk sampai ke tangan konsumen, mereka bisa saja
mengeluh karena wujud aslinya ternyata berbeda dengan yang ada pada display.
Langkah
selanjutnya, bergabunglah dengan sosial media di internet, terutama yang paling
banyak penggunanya seperti facebook dan twitter, atau pun BBM group jika kamu
adalah pengguna blackberry. Luaskan jejaring kamu dengan menambahkan
sebanyak-banyaknya teman. Lebih dianjurkan untuk memiliki dua akun. Yaitu akun
personal dan akun yang khusus untuk tujuan bisnis, agar profesionalitas dalam
berbisnis lebih terjaga. Untuk akun bisnis di facebook, lengkapi juga dengan
display foto dan info produk. Meski kamu bisa memberi link blog kamu di sosial
media ini, terkadang calon konsumen merasa lebih praktis saat melihat
tampilannya langsung di beranda facebook.
Pada tahap
ini, kamu udah bisa mulai berinteraksi dengan calon konsumen secara efektif dan
optimal. Sosial media adalah sarana promo gratis, namun tetap diingat, bahwa nggak
berarti kamu bisa jor-joran melakukan promo, tetap ada trik-triknya agar promo
kamu bisa tepat sasaran dan berakhir dengan penjualan (selling). Ikuti terus ulasan di
bawah ini ya.
- B (behaviour) atau sikap
Yup. Sikap
adalah modal terpenting dalam berbisnis. Apalagi dengan penggunaan sosial media
di internet sebagai media bisnis, segala informasi dapat terserap cepat lagi
transparan, termasuk juga kebohongan dan penipuan. Jadi sekali aja kamu berbuat
curang atau manipulatif, berita itu akan cepat sekali beredar, dan akan sulit
untuk memperbaikinya kembali.
Setidaknya ada
3 (tiga) sikap yang harus kamu punya, dan lagi-lagi initialnya T-B-C, maksudnya
biar kamu gampang mengingatnya, yaitu : T (trust), B (be friendly), dan C
(care).
T (trust) –
ini adalah sikap wajib untuk semua pebisnis. Yaitu menjadi orang yang dipercaya
dan mampu menjaga kepercayaan dengan baik. Jadi pastikan semua product order
dapat kamu penuhi dan sampai ke tangan konsumen dalam kondisi baik juga tepat
waktu. Dalam hal ini, adalah penting buat kamu memiliki partner jasa pengiriman
yang capable dan profesional, karena mereka inilah ujung tombak yang sangat
menentukan citra pelayanan produk kamu di mata konsumen.
B (be
friendly) – saat mulai berbisnis, awalilah dengan niat yang ikhlas dan
keinginan untuk menjadikan semua calon konsumen sebagai teman, dan realisasikan
niat itu dengan mengembangkan sikap bersahabat. Dengan demikian, interaksi
dengan mereka pun akan berlangsung lebih hangat dan akrab. Percaya deh, di
tengah persaingan produk yang kian ketat dewasa ini, calon konsumen juga
memiliki bargaining position yang lebih baik, mereka nggak mau lagi “sekadar”
dianggap sebagai target penjualan, tetapi mereka juga merasa berhak untuk
didengar dan dihargai. Selain itu, sikap be friendly juga dapat menaikkan
tingkat kepercayaan konsumen terhadapmu, dan untuk kamu sendiri, sikap ini
dengan sendirinya akan memunculkan sikap yang berikutnya secara alamiah, yaitu
C (care).
C (care) – adalah
penting buat memiliki rasa peduli yang besar terhadap konsumen. Pasti sudah
nggak asing ‘kan, bahwa perusahaan-perusahaan juga menerapkan konsep care ini
dalam interaksinya dengan konsumen, antara lain melalui program-program CSR
(Corporate Social Responbility) dalam bentuk beasiswa dan bantuan sosial, atau
pun memberi penghargaan terhadap konsumen yang loyal. Kamu juga bisa
mengembangkan sikap care ini dalam konsep digital dengan cara yang sederhana
tetapi berkesan, seperti mengucapkan selamat ulang tahun kepada konsumen,
memberikan gratis ongkir atau diskon harga untuk konsumen yang udah lima kali
memesan misalnya, sesekali memberi komentar untuk status-status konsumen yang sekaligus
juga teman anda di sosial media (ingat, senantiasa hargai dan perlakukan
konsumen sebagai teman, kembangkan sikap be friendly secara optimal dan tulus),
posisikan dirimu sebagai konsumen saat ada konsumen yang mengeluh akan
pelayananmu, dengan cara ini kamu akan mendapatkan solusi yang tepat untuk
mengatasi keluhan tersebut, juga secara intuitif dapat melakukan promo pada
waktu dan tempat yang tepat pula.
- C (capability) atau kemampuan
Wah, jangan
kerut kening dulu dong mendengar kata capability. Jika kamu udah punya sikap
yang baik, yakin deh, capability ini akan lebih gampang untuk dipelajari dan
diterapkan. Untuk poin ini, saya akan mengutip beberapa prinsip marketing
berbasis human spirit sebagaimana yang dikemukakan Hermawan Kartajaya, presiden
World Marketing Association, yang dapat kamu aplikasikan dalam bisnis di era
kontemporer dengan konsep digital. Untuk lebih mudahnya, kali ini saya
menggunakan initial 4C – connected, communities, character, and collaborate.
Berikut penjelasannya :
Connected –
pastikan dirimu selalu terhubung dengan calon konsumen. Jangan biarkan calon konsumen
menunggu lama untuk jawaban atas order mereka, karena pergerakan menit bisa
merubah pikiran seseorang. Pastikan juga dirimu selalu available di dunia maya
khususnya sosial media, antara lain dengan rutin mengupdate status atau twit
tentang produkmu. Status nggak hanya berisi promo, tetapi juga variasikan
dengan tips-tips dan khasiat produk, dengan demikian, ada take and give yang
didapat konsumen darimu dan konsumen nggak hanya sekadar menjadi target penjualan
semata.
Hermawan
mengatakan, bahwa pada era ini, terkoneksi dengan konsumen, pesaing dan
perubahan adalah kemutlakan. Tujuannya adalah agar para pemasar selalu memahami
apa yang menjadi kebutuhan konsumen termasuk perubahannya.
Dengan demikian, di dalam konsep digital, pemilihan provider internet yang dapat mendukung kemampuan koneksimu secara optimal pun menjadi suatu kemutlakan.
Dengan demikian, di dalam konsep digital, pemilihan provider internet yang dapat mendukung kemampuan koneksimu secara optimal pun menjadi suatu kemutlakan.
Communities –
jangan anggap remeh keberadaan komunitas di dunia maya. Justru kamu harus jeli mengidentifikasi
komunitas mana yang paling tepat untuk sasaran produkmu. Misalnya saja,
komunitas ibu rumah tangga, adalah target paling pas untuk jenis produk
pakaian, tas dan barang-barang kebutuhan rumah tangga. Komunitas penulis dan
pecinta buku, adalah target untuk produk berupa buku dan jasa penerbitan indie.
Setelah mengenalinya, berinteraksilah secara kontinyu dengan mereka dengan cara
yang bersahabat, libatkan diri seutuhnya dan bangun rasa nyaman mereka atas
keberadaanmu, sehingga ketika kamu melakukan promo, mereka nggak akan merasa
terganggu, sebaliknya ketika mereka membutuhkan produk, mereka akan terlebih
dulu menghubungimu ketimbang orang-orang yang ada di luar komunitas.
Character –
karakter diperlukan sebagai identifikasi diri dan produk secara cepat di mata
konsumen. Juga untuk memberi nilai plus bagimu dibandingkan produk pesaing.
Karakter yang matang bisa terbentuk dengan konsep yang baik sejak dini dan
dibangun secara concern. Misalnya nih, kamu menyelipkan kartu mini berisi
ucapan terima kasih pada setiap produk yang kamu kirim ke konsumen. Kesannya
sederhana, tetapi dapat membentuk stigma yang melekat kuat pada si konsumen.
Akan lebih baik lagi jika karakter itu bisa kamu bangun dalam hal pelayanan. Dan
lihatlah hasilnya : Suatu hari ada yang nanya ke salah satu konsumen kamu,
pesan baju gamis yang bagus dan murah di toko online mana ya? Lalu si konsumen
akan bilang, di A shop aja, pelayanannya cepat dan harganya paling bersaing.
Atau jika kamu adalah penjual buku-buku bekas, ketika salah satu konsumenmu
ditanya oleh konsumen lain yang juga butuh buku bekas, maka si konsumen akan
menjawab, pesan di si B aja, buku bekasnya kondisinya masih bagus, beda tipis
aja dengan yang baru, diplastikin lagi.
Nah, betapa
kepedulian terhadap hal-hal sederhana namun dibangun secara konsisten akan
memberi kontribusi positif pada pembentukan karakter produkmu, bukan?
Lalu,
bagaimana dengan creativity? Tidakkah itu juga penting dalam bisnis? Ya.
Creativity atau kreativitas juga penting, bahkan sangat penting, namun dalam
poin ini, saya cenderung menggolongkannya sebagai sub bagian dari character, karena sevariatif
apa pun bentuk kreativitas yang kamu lakukan, kreasi dan inovasi itu sebaiknya
harus tetap mengacu pada karakter produk agar produkmu bisa memiliki performa
yang spesifik hingga mudah dikenali, dan percaya deh, saat kamu udah sepenuhnya bergelut dalam
bisnis, kreativitas ini akan berkembang secara natural seiring dorongan dari dalam
diri kamu untuk tetap bisa survive dan tidak kalah dalam persaingan.
Collaborate –
bisnis yang dibangun oleh human spirit otomatis membutuhkan kerjasama positif
dalam pengembangannya. Maka dengan melakukan kerjasama dapat memperluas
jaringan dan menambah daya jangkau produk. Dalam konsep digital, bentuk
kerjasama yang dapat kamu lakukan, antara lain dengan saling bertukar banner
promo di blog, melakukan penjualan produk online bersama jika lokasinya
memungkinkan, atau pun menggabungkan promo online dan offline, misalnya
produkmu mensponsori even-even tertentu yang digelar secara offline.
Sampai di
sini, mungkin nggak sedikit dari kamu yang akan bilang : ah, itu ‘kan teori.
Prakteknya nggak segampang itu.
Nah, khusus
buat kamu yang berpendapat begitu, berikut ini saya akan sedikit mengulas
pengalaman saya dalam berbisnis dengan konsep digital. Dan ini bukan tentang
pengalaman yang muluk, seperti halnya promo tentang bisnis online yang bisa
meraup puluhan juta dalam sebulan. Bukan. Sama sekali bukan itu. Melainkan
hanya sebuah pengalaman sederhana yang mudah-mudahan bisa kamu ambil pelajaran
darinya.
Pertama kali saya
mengenal dan membuka akun di sosial media (facebook), adalah pada akhir 2009,
namun saya baru menggunakannya untuk berbisnis pada sekitar pertengahan 2010
hingga sekarang. Itu pun hanya sebagai selingan semata. Saya juga memiliki akun
twitter dan blog, tetapi keduanya hanya saya fungsikan secara personal.
Bisnis saya
masih ada hubungannya dengan profesi sampingan saya, yaitu menulis. Dan bisnis ini
pun frekuensinya sangat jarang, karena saya baru melakukan promo dan penjualan
setiap kali buku saya terbit, termasuk buku-buku bekas dari koleksi pribadi. Sejak
akhir 2009 sampai sekarang, saya baru menghasilkan enam novel, beberapa
antologi, dengan hanya satu antologi yang saya jual secara intens. Jadi, jika
diambil rata-rata, dalam kurun waktu dua tahun, saya menerbitkan buku per
sekali dalam empat bulan. Dan hanya dalam periode itu jugalah saya baru
melakukan promo dan penjualan secara online melalui media facebook, yaitu
rata-rata sekali dalam empat bulan. Dan sejauh ini, pencapaian penjualan saya
adalah 500an eksemplar untuk novel dan antologi, 100an judul untuk buku bekas.
Bagi kamu, itu
memang bukan jumlah yang fantastis dan “wow”, tetapi jika kamu membaca dari
awal tentang frekuensi penjualan saya yang sangat minim, tidakkah angka
penjualan itu cukup signifikan?
paket buku yang siap diantar ke pemesan |
Dan sekarang bayangkan jika kamu adalah seorang pemilik toko online yang memiliki waktu konsisten rata-rata 1-2 jam per hari untuk melakukan promo dan penjualan, kamu juga memiliki multiproduk untuk ditawarkan, berapa banyak potensi jumlah dan profit yang bisa kamu capai? Mungkin, angka 500 eksemplar di atas bisa kamu tembus hanya dalam tempo sebulan saja.
Dan anggaplah
dari rata-rata eksemplar yang terjual, saya bisa mengambil laba Rp.5.000,-. Bayangkan
dengan penjualan 500 eksemplar yang bisa kamu tembus dalam sebulan, profit yang
kamu dapat cukup lumayan, bukan? Apalagi, kalau produk yang kamu jual memiliki
harga dan laba yang lebih besar, maka semakin besar pulalah potensi keuntungan
bakal kamu raih.
Meskipun
bisnis saya hanya berlangsung secara temporer dan frekuentif, saya tetap
mengacu pada semua teori yang udah saya jabarkan di atas. Saya memiliki
perangkat berupa gadget, provider, blog dan akun di sosial media. Saya juga cukup
berhati-hati dalam sikap, menjalankan prinsip 4C secara natural dengan
bergabung pada komunitas yang solid, menganggap dan memperlakukan para
anggotanya sebagai teman baik, berusaha untuk selalu terkoneksi dengan sosial
media facebook, dan tentunya membuka peluang kerjasama selebar-lebarnya kepada
siapa pun yang ingin berbisnis dengan konsep digital dan prinsip mutual.
Sejauh ini,
alhamdulillah bisnis saya masih terus berjalan baik, saya memiliki konsumen yang
loyal di samping terus menambah konsumen baru, dan lebih dari itu, saya juga
mereguk manfaat lain seperti peluang untuk memperluas jaringan silaturahim dan
pertemanan, ter-update dengan info-info seputar dunia penulisan dan
bidang-bidang penting lainnya, memotivasi diri melalui publikasi catatan-catatan
inspiratif, dan lain-lain.
Jadi, dengan
begitu banyak manfaat yang bisa kamu dapatkan dari konsep digital dalam
berbisnis dan begitu mudah pula untuk menjalankannya, masihkah ada alasan untuk
menunda start-up your business?
Sebagai
penutup, inilah formula sederhana konsep digital untuk start-up business yang
dapat kamu jadikan panduan sekaligus sebagai kesimpulan dari uraian ini :
(2) TBC + (4) C = S to S
|
Simply. Easy. Surely you can do!
Artikel ini ditulis dalam rangka mengikuti "Melek Digital untuk Startup Business Blog Competition" yang diadakan oleh Axis.
kerennnn
ReplyDeleteTrims mama ola yg keren beneran :-)
DeleteMantap dan keren.
ReplyDeleteTrims mama hawna udh nyempetin mampir :-)
Deletesuper mantap.. gutlak mbak :)
ReplyDeleteMakasih, mb binta ikutan jg yuk :-)
DeleteWah, kereeeeen tulisannya. Komplit banget.
ReplyDeleteGood luck ya mbak
Makasih mbak, amiin :-)
DeleteWow... lengkap, dan formulanya oke banget. gutlak Mbak, aku padamu dah ^_^
ReplyDeleteThanks Ci, amiin, nunggu artikel oci :-)
DeleteIkut di barisan yg kagum sm tulisan ini..
ReplyDeleteAsli.. keren banget!
Trims mbak udh ninggalin komen, walau kena capcay pantang mundur :-)
DeleteWaduh baca ini jadi minder, asli keren bgt. Semoga menang ya :)
ReplyDeleteTrims lina, amiin :-)
Deletewah, keren mbak. jadi penasaran sama bisnisnya mbak Lyta.
ReplyDeleteBisnisnya mah pas buku baru terbit aja mbak, hihi :-)
Deletewow, keren banget.. alamat menang nih.. Aamiin :)
ReplyDelete