Bicara tentang tradisi Lebaran, ada beberapa tradisi masa kecil saat menyambut Lebaran yang sudah sulit saya jumpai sekarang.

Dan saya bersyukur lahir dan besar di masa ketika tradisi itu ada. Karena, yang saya ingat, menjalani tradisi tersebut begitu menyenangkan.

Atau mungkin, karena waktu itu saya masih anak-anak, sehingga perayaan apapun terasa begitu menyenangkan ya?

Kalian ingin tahu apa saja tradisi  Lebaran yang pernah saya lalui?

1. Tanglong

Tanglong ini adalah lampu hias yang biasanya dipasang di rumah-rumah pada 10 hari terakhir Ramadhan.

 Dulu, kami memasang tanglong di halaman, digantung di pohon jambu. Corak tanglongnya bermacam-macam, dan didalamnya ada api yang dinyalakan. Saya masih ingat, suatu ketika dulu, tanglong kami sempat terbakar karena apinya membesar.

Sekarang, sudah jarang sekali saya temukan tanglong-tanglong yang menghiasi rumah orang-orang menjelang Lebaran.

2. Malam 7 likur

Ini menandakan 10 malam terakhir Ramadhan, yang ditandai dengan pemasangan lampu colok di sepanjang sisi jalan mulai malam 27 Ramadhan. Lampu colok ini terbuat dari bambu dan dinyalakan, sehingga bentuk dan fungsinya mirip obor.

Saat ini tradisi ini sudah kian berkembang dengan lampu yang didesain berbentuk mesjid, taman, dan sebagainya. 

Tentu, ini perkembangan yang sangat menarik, lebih artistik dan meriah. Tetapi, tetap saja saya merindukan pemandangan  lampu colok yang dipasang di sepanjang tepi jalan.

3. Main kaleng

Di hari Lebaran biasanya orang menyajikan minuman dalam kaleng. Nah, kaleng-kaleng ini kemudian kami kumpulkan, untuk dimainkan dalam permainan kaleng. Beberapa kaleng akan disusun berjajar. Lalu setiap anak menyelipkan kaleng penyok di antara punggung kaki dan pergelangan kaki, dibawa dengan berjingkat lalu kaleng itu disentuhkan ke kaleng yang berjajar sampai terjatuh.

Nah, itulah beberapa tradisi Lebaran di masa kecil saya yang sudah sulit ditemui lagi kini. Gimana dengan tradisi lebaranmu?

Sumber gambar :
Flickr
Cakapku.com
Pixabay