Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Review Campaign dan Giveaway #Book11 "Aku Bukan Perempuan Cengeng"

Saat pertama membaca judul buku ini, saya sempat mengira kalau ini adalah versi republish dari buku Indiva yang berjudul Jangan Jadi Perempuan Cengeng. Namun, saat membuka halaman pertamanya, dan meneruskan membacanya, perkiraan saya keliru.


Secara jenis, memang sama. Sama-sama antologi yang memuat kumpulan kisah nyata tentang wanita-wanita tegar. Namun, muatannya berbeda. Di buku ini tidak hanya berisi kisah-kisah nyata, tetapi juga tulisan non fiksi yang membahas tentang manfaat menangis, menangis yang diperbolehkan dan dilarang, baik dari tinjauan agama maupun psikologis ilmiah.

Saat membuka lembar demi lembar buku ini, bermunculanlah nama-nama penulis yang sudah tak asing lagi buat saya. Diantaranya Ifa Avianty, Afin Yulia, Arinda Shafa, Irhayati Harun dan Arinda Shafa. Masing-masing mengantarkan kisah yang mampu membuat saya merasa tertampar, tertegun dan terharu. Ternyata, di sekleiling saya ada begitu banyak wanita dengan kisah hidup yang jauh lebih dipenuhi batu ujian namun mampu mereka hadapi dengan tabah.

Kisah yang diceritakan Yusi Yusuf adalah kisah favorit saya, karena Yusi mampu menceritakan kisah sedih dengan gaya humor. Kisah teh Ifa mampu membuat saya beberapa kali berdecak kagum campur haru, atas kesabaran seorang wanita (yang saya yakin teh Ifa sendiri) menghadapi seseorang yang sudah berkali-kali menyakiti hatinya hingga akhirnya menjadi teman. Sungguh, ini bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Kisah yang dituturkan Afin Yulia pula sempat membuat saya dilanda dejavu, karena beberapa hari sebelumnya, saya memang sudah membaca sepotong kisah dari versi lebih lengkap yang dituturkan Afin di buku ini, tentang lika-liku perjuangannya sebagai penulis.

Tentu, akan terlalu panjang kalau satu per satu kisah saya uraikan di sini. Yang jelas, buku ini sangat saya rekomendasikan untuk kaum wanita sebagai bacaan bergizi sekaligus sahabat yang menguatkan. Buku yang akan membuka mata dan hati bahwa perempuan, meski identik dengan air mata, tak berarti harus cengeng saat berhadapan dengan ujian dan cobaan hidup. Air mata boleh jatuh, namun kejatuhannya harus berlandas pada ketegaran, bukan kelemahan.

Judul : Aku Bukan Perempuan Cengeng
Penulis : Ifa Avianty, Aisyah Nurcholis dkk
Tebal : 184 hal
Tahun : 2017
Penerbit : Indiva Media Kreasi

Saatnya giveaway!
Simak ketentuan dan pertanyaannya ya :
1.    Pastikan kamu udah memenuhi syarat-syarat mengikuti Campaign Giveaway #AkuCintaBuku2 #KekuatanKata ya (klik sini untuk infonya)
2.    Tuliskan pada kolom komentar di bawah postingan ini : 1 (satu) kalimat yang menggambarkan ketegaran, kekuatan atau kesabaran seorang wanita.
Contoh :
Seorang wanita sanggup menahan laparnya saat makanan yang ada hanya cukup untuk diberikan pada anak-anaknya, dan ia tetap mampu tersenyum didepan mereka meski rasa lapar telah menyiksa lambungnya.

3.    Sertakan juga nama akun sosial mediamu di kolom komentar
4.    Bagikan link postingan ini di akun socmedmu dengan tagar #Book11 #AkuCintaBuku2 #KekuatanKata, mention akun saya dan Penerbit Indiva :
Fanpage FB :
Indiva Media Kreasi
Riawani Elyta
Twitter :
@penerbitindiva
@RiawaniElyta
Instagram :
@penerbitindiva
@riawani_elyta
(pilih dan mention di salah satu akun saja sesuai yang kamu punya, tapi kalo mau share di  semua akun juga boleh :D)
5.    Jawaban ditunggu sampai 18 Februari 2018 pukul 23.59 wib
6.    Akan dipilih 1 (satu) orang pemenang yang akan mendapatkan buku Aku Bukan Perempuan Cengeng. Buku dikirim ke alamat di Indonesia.

Ditunggu partisipasimu yaa.

Salam,
Riawani Elyta

6 comments

  1. Ketahuilah sesibuk apapun wanita pada pekerjaan nya. Tapi ia tetap memprioritaskan keluarga nya. Karena bagi seseorang wanita keluarga lah yang selalu membuat hari-hari menjadi berwarna. Ia bahkan rela di marahi atasan nya karena lebih memprioritaskan keluarga nya.
    Fb : Annisa Amalia Rosyida

    ReplyDelete
  2. Seorang wanita, lumrah jika takut dengan hewan melata yang disebut Ular. Namun ketika ular itu terjatuh dari pohon mangga depan rumah dan langsung siaga mengangkat kepala hendak menyerang putri-putrinya. Entah keberanian dan ketegaran darimana, saat dia mengayunkan bambu mengenai kepala ular. Membunuhnya dengan sekali pukul. Dan itu pernah saya lakukan meskipun setelahnya seperti kehilangan seluruh energi. Gemetaran sambil terus bersyukur, semuanya selamat.

    Wanita selalu punya sisi strong, meskipun lembut tutur katanya.

    IG : @sukmanyamega FB : Sukma Meganingrum II Twitter :@sukmanyamega

    ReplyDelete
  3. Hati seorang wanita laksana sebuah padang yang berubah menjadi medan pertempuran; sesudah pohon-pohon ditumbangkan dan rerumputan terbakar dan batu-batu karang memerah oleh darah dan bumi ditanami dengan tulang-tulang dan tengkorak-tengkorak, ia akan tenang dan diam seolah tak ada sesuatu pun terjadi.

    twitter: @asepnanang59
    fb: Asep Nanang

    ReplyDelete
  4. Perempuan itu bergelar ibu, ia dianugrahi Tuhan untuk mengandung dan melahirkan. Ia bisa berubah menjadi boneka porselen yang rapuh. Namun lebih banyak berubah menjadi zirah yang melindungi.

    Fb : el eyra
    Ig : el_eyra

    ReplyDelete
  5. Belum lagi matahari bangun di ufuk timur, wanita itu sudah sibuk di pasar menjajakan sayur-mayur hasil kebun sendiri demi mendapat beberapa lembar rupiah untuk kesembuhan anaknya.
    Twitter : @fitt_rilaily
    IG : @fitt_rilaily

    ReplyDelete