Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

8 to 8



“Di mana pun kalian berada, kematian akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh” (Surat An Nisa’: 78).


Tak seorang pun bisa menghindar dari kematian. Bahkan menundanya sedetik pun. Jadi, diantara mereka yang paling “beruntung” di dunia ini, adalah mereka yang tahu kapan ajal akan datang menjemput.


Sayangnya, tidak seorang pun diperkenankan Allah untuk menerima “keberuntungan” ini. Namun, bukan berarti kematian layak kita anggap sepi. Sebaliknya, rahasia akan kematian yang hanya menjadi milik Allah, cukuplah menjadi isyarat agar kita selalu mempersiapkan diri menghadapi kematian.

Jadi....andai usia saya di dunia ini hanya tinggal 8 (delapan) hari saja, inilah 8 to 8, atau 8 perkara yang akan saya lakukan untuk memanfaatkan 8 hari yang tersisa dalam hidup saya :


  1. Beribadah dengan ikhlas dan sesuai syariat
Allah swt berfirman : “Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya“.” (QS. Al Kahfi: 110)

Barangkali, sebagian besar orang akan memperbanyak ibadahnya pada hari-hari menjelang kepergiannya. Saya pun sudah tentu akan melakukan hal serupa. Tetapi, satu hal yang akan saya jaga, saya akan berusaha lebih ikhlas dan khusyu dalam beribadah serta melakukannya sesuai syariat. Karena sebanyak mana pun ibadah saya lakukan, namun jika niat saya bukan untuk mengharap keridhoan Allah, ataupun terselip rasa riya dan ujub didalamnya, ataupun tak sesuai dengan syariat, boleh jadi, amal ibadah saya akan tertolak. Alangkah meruginya, jika sisa usia harus saya habiskan dengan amal yang sia-sia.

2.      Bertaubat
Allah swt berfirman : “Maka barangsiapa bertaubat sesudah melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Al-Maidah [5] ayat 39).


Tak ada manusia yang luput dari dosa. Bahkan tak seorang pun sanggup untuk mengingat dan menghitung semua dosa. Maka, hal berikutnya yang akan saya lakukan, adalah bertaubat kepada Allah. Taubat yang sebenar-benarnya taubat, karena hanya taubat yang sungguh, akan menjadi pembuka rahmat dan ampunan Allah.

3.      Meminta maaf kepada sesama manusia
Allah Maha Pengampun, namun tidak demikian halnya dengan manusia. Sudah pasti, saya pernah alpa, pernah menyakiti hati sesama meski tidak menyadarinya. Maka, sisa usia ini akan saya gunakan untuk meminta maaf kepada semua orang yang saya kenal dan mengenal saya. Saya pintakan pada mereka untuk memaafkan saya dengan tulus dan ikhlas.

4.      Berpuasa
Saya adalah orang yang paling susah mencegah dosa lisan. Jadi,  8 hari yang tersisa ini akan saya jalani dengan berpuasa. Saya berharap, dengan berpuasa maka lisan, hati dan pikiran saya akan lebih terjaga. Saya juga mendambakan saat ajal datang menjemput, saya sedang dalam kondisi berpuasa.

5.      Bersedekah
Menjelang kematiannya, Rasulullah menyuruh orang-orang terdekatnya agar menyedekahkan semua harta yang ia punya. Saya mungkin belum sanggup melakukan seperti baginda Rasulullah, tetapi, saya akan berwasiat pada keluarga untuk menyedekahkan harta saya yang tersisa setelah terlebih dulu disisihkan untuk ahli waris. Saya akan meminta mereka menyedekahkannya untuk sesuatu yang mudah-mudahan kelak menjadi amal jariah buat saya. Menyumbang untuk pembangunan masjid, membeli fasilitas ibadah, membiayai pendidikan para calon hafiz Quran, dan sebagainya.

6.      Membuat tulisan di blog
Sekitar tahun 2012 kalau tidak salah, seorang mahasiswi kedokteran wafat setelah sehari sebelumnya mempublikasi 8 (delapan) tulisannya di blog. Kabar yang sempat menyentak media sosial ketika itu, khususnya lingkaran orang-orang yang mengenalnya. Kedelapan tulisan terakhirnya itu sangatlah inspiratif, menggugah dan menyentuh (saya membacanya tuntas ketika itu). Seakan-akan beliau telah punya firasat akan pergi untuk selama-lamanya.

Jujur, saya sangat terinspirasi dengan apa yang beliau lakukan. Jadi, saya pun akan meninggalkan tulisan-tulisan yang bermanfaat di blog saya pada hari-hari terakhir saya. Setidaknya, satu tulisan setiap harinya. Saya ingin, orang-orang akan langsung menemukan tulisan-tulisan itu ketika mereka membuka laman blog saya setelah saya tidak ada. Dan saya berharap, kedelapan tulisan terakhir itu akan menjadi inspirasi bagi siapapun yang membacanya.

7.      Meninggalkan surat untuk anak-anak saya
Satu kisah lain yang turut menginspirasi saya, adalah film Bollywood paling fenomenal : Kuch Kuch Hota Hai. Dikisahkan, Tina yang telah tahu bahwa hidupnya tak akan lama lagi, menulis surat untuk diberikan pada putrinya Anjali setiap ulang tahun putrinya itu tiba.

Kenapa saya ingin melakukan hal serupa? Karena sejujurnya, belum banyak yang saya perbuat di dunia ini untuk ketiga anak saya. Belum banyak nasehat kebaikan yang saya berikan, belum tuntas pula tugas saya untuk mendidik dan membesarkan mereka. Maka, melalui surat-surat itulah, akan saya titipkan pesan-pesan yang belum sempat saya lisankan, juga nasehat-nasehat kebaikan yang belum sempat saya suarakan. Saya berharap, surat-surat itu akan menjadi sahabat setia dan pengobat rindu anak-anak saya sepeninggal saya nanti.

8.      Bermohon padaNya untuk memberi saya kesempatan
Tak seorang pun tahu kapan ajal akan datang. Manusia hanya bisa memprediksi dan berandai-andai. Saya ingat, dokter memprediksi usia almarhum nenek saya hanya bertahan beberapa bulan setelah dia divonis mengidap kanker stadium empat. Namun, almarhum nenek ternyata mampu bertahan hingga empat tahun setelah vonis itu.

Oleh karenanya, meski seluruh dunia mengatakan kalau usia saya hanya tinggal 8 hari saja, saya tetap akan berdoa dan bermunajat dengan khusyu, memohon kepadaNya untuk memanjangkan usia saya, memberi saya kesempatan untuk memperbaiki amal ibadah saya, menunaikan amanah yang belum tuntas serta menjadikan diri ini hambaNya yang lebih bermanfaat bagi sesama.

Demikianlah “8 to 8”, atau 8 perkara yang akan saya lakukan sejak H-8 menuju hari (pengandaian) kepergian saya. Turut saya sertakan di sini, cuplikan puisi sederhana yang pernah saya tulis di blog ini dua tahun lalu berjudul “Bahagianya Si Batu Nisan”  :

Betapa diinginkannya menjadi sang batu nisan.

Karena tak ada angin yang mampu robohkan

Entah, jika kelak tsunami datang.

Menjadi sang batu nisan,

Akan diresapinya segala sunyi,

orang-orang datang melantun doa,

tanpa ribut-ribut mengomentari akan pilihan dan warna.

Tak perlu ia mendongak pongah,

Lantang memerintah,

Agar semua orang tertunduk lemah.

 Dalam diamnya,

dalam gemingnya,

banyak jiwa ia jadikan bergetar,

dan tak ada yang lebih membuat gentar,

selain ajal yang datang terlalu dini.


Sebagai penutup, saya persembahkan lagu Bila Tiba ini untuk menjadi renungan kita bersama, bahwa kematian, tak akan pernah bisa dihindari. Jadi, sudahkah kita siap menghadapinya?




3 comments

  1. cara ikutan Giveaway nya bagaimana min ?

    ReplyDelete
  2. Mbak, aku kok pingin baca blognya si mahasiswa kedokteran itu, masih ingat link.nya?

    ReplyDelete
  3. Terimakasih tulisannya Mba, Melimpah berkah segala urusannya,, aamiin

    ReplyDelete