Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Mudik Menuju Dua Destinasi



gambar dari sini

Bagi sebagian orang, mudik adalah tradisi yang selalu mengiringi setiap momen Lebaran. Namun bagi kami sekeluarga, mudik adalah momen yang langka. Ini mengingat keluarga besar saya dan suami tinggal di daerah yang berbeda. Kami sekeluarga bermukim di Tanjungpinang. Orang tua dan keluarga besar suami tinggal di Sumatera Barat, dan orang tua saya pula berdomisili di Jambi. Untuk bisa mudik dan mengunjungi mereka, kami sekeluarga harus menempuh perjalanan panjang dengan menggunakan transportasi darat, laut dan udara. Maklumlah, penerbangan komersil di tempat tinggal kami sangat terbatas. Hanya ada penerbangan menuju Jakarta. Jadi untuk bisa bepergian ke daerah lain, kami harus terlebih dulu naik kapal ke Batam, naik taksi ke bandara, dilanjutkan naik pesawat menuju tempat tujuan. Dengan jumlah keluarga yang terdiri dari saya, suami dan 3 (tiga) orang anak, bisa dibayangkan bukan, berapa dana yang harus kami cadangkan agar bisa mudik bersama-sama?

Dan untuk tahun ini, kami sudah berniat untuk mudik dan mengunjungi orang tua dari kedua belah pihak. Itu artinya, insya Allah kami akan mudik ke Padang dan juga ke Jambi. Ini mengingat sudah lama sekali kami tidak melakukannya bahkan sejak anak bungsu saya lahir. Selain itu, mulai tahun depan kami berencana untuk fokus dengan persiapan dana membangun rumah. Sehingga tahun ini sepertinya adalah momen yang tepat untuk mudik.

Jadi, agar niat ini bisa terealisasi, jauh-jauh hari kami sudah mempersiapkan rencana termasuk rencana akan pendanaannya. Dari hasil kalkulasi, kami harus menyiapkan sekurang-kurangnya dua puluh juta rupiah untuk bisa mewujudkan niat ini. Dana yang harus dipersiapkan untuk biaya tiket, biaya kebutuhan selama di perjalanan, belanja oleh-oleh, THR untuk para keponakan, dan sebagainya. Kami juga harus menyiapkan dana cadangan mengingat pasca Lebaran bertepatan dengan dimulainya tahun ajaran baru. Dan persiapan dana ini tentunya tergolong cukup besar untuk pasangan pegawai negeri kelas bawah seperti kami.

Maka untuk memenuhinya, inilah resolusi keuangan yang saya rancang dan lakukan sejak hari pertama puasa. Pertama, saya berusaha untuk sehemat mungkin selama bulan ramadhan. Dari pengalaman yang sudah-sudah, pada bulan ramadhan pengeluaran seringkali naik dua kali lipat. Pengeluaran untuk makanan berbuka yang selalunya lebih “istimewa” ketimbang hari biasa agar anak-anak semangat berpuasa, juga pengeluaran untuk persiapan menyambut Lebaran. Dalam hal ini, saya mematok angka seratus ribu rupiah sebagai batas pengeluaran harian di luar pengeluaran wajib untuk listrik, pulsa, BBM, dan sebagainya. Jika terjadi kelebihan pengeluaran pada hari ini misalnya, maka hari berikutnya besar pengeluaran harus kurang dari angka standar tersebut. 

Kedua, saya menabung semua perolehan di luar gaji, seperti honorarium, uang makan, penggantian uang perjalanan dinas agar bisa mencukupi persediaan dana untuk persiapan Lebaran, mudik dan persiapan memasuki tahun ajaran baru. Ketiga, saya juga mulai mencari-cari info lomba blog yang bisa saya ikuti, dan berharap ada diantara lomba tersebut yang berhasil saya menangi sehingga hadiahnya bisa untuk persiapan dana pasca Lebaran.

Untunglah, pada saat-saat krusial ini, saya bertemu dengan situs www.cermati.com. Ini adalah situs yang berisi informasi lengkap seputar pengelolaan finansial, produk-produk dan instrumen finansial seperti kartu kredit, tabungan, deposito, asuransi, kredit konsumtif, dan sebagainya. Meskipun saat ini saya sudah mempercayakan simpanan dana saya pada beberapa produk finansial, informasi ini sangat saya perlukan untuk mempelajari kemungkinan akan produk penyimpanan dana yang bisa berfungsi sebagai investasi jangka panjang. Maklumlah, saya termasuk tipe konvensional yang belum berani menginvestasikan uang pada instrumen-instrumen finansial dengan kadar risiko tinggi. Dan, alhamdulillah www.cermati.com memberi informasi lengkap tentang itu. Diantaranya tentang investasi emas, deposito dan reksadana. 

Selain itu, hal lain yang tak kalah berharga, situs ini juga menyajikan artikel-artikel berisi kiat pengelolaan finansial yang lengkap dan praktis termasuk pengelolaan keuangan untuk persiapan Lebaran.  Dari sini, saya mendapat info berharga dan saya butuhkan tentang bagaimana kiat menekan biaya terhadap sumber-sumber pengeluaran, tips berhemat di bulan puasa, cara efektif mengatur keuangan, pengeluaran yang harus dipersiapkan jelang Lebaran, dan sebagainya. 

Satu hal yang sedikit saya sesalkan, kenapa saya tidak mengetahui keberadaan situs yang lengkap dan informatif seputar masalah finansial ini sejak dulu ya? Tetapi, saya tetap bersyukur karena menemukannya pada saat saya benar-benar membutuhkan solusi efektif untuk menata resolusi keuangan saya menjelang Lebaran tahun ini. Dan ini adalah sesuatu yang jauh lebih berharga buat saya ketimbang mendatangi produk atau lembaga yang menawarkan bantuan instan seperti pinjaman dana atau kemudahan untuk berutang. Karena dengan demikian, saya jadi terbekali dengan ilmu dan wawasan yang berguna untuk mengatur resolusi keuangan demi mencapai impian untuk mudik pada Lebaran tahun ini dan juga untuk mengatur finansial keluarga dengan lebih cermat.

Saat menulis artikel ini, masih tersisa beberapa hari sebelum Lebaran tiba. Dengan berbekal informasi, wawasan dan kiat-kiat praktis pengelolaan finansial termasuk pengelolaan finansial untuk persiapan Lebaran dari www.cermati.com, saya menjadi kian yakin dan mantap dalam menata resolusi keuangan saya pada hari-hari terakhir ramadhan agar impian untuk mudik pada Lebaran tahun ini bisa terlaksana dengan baik dan kondisi finansial keluarga kami pun tetap stabil pasca Lebaran nanti. 



Lomba Blog Resolusi Lebaran

9 comments

  1. Wah, kalau aku enak mudiknya, rumah mertua dan ortu sejalur. Bisa ditempuh dengan perjalanan darat dengan mobil paling lama 9-10 jam. Dan karena menentang arus mudik (aku ke barat), jalan juga lancar. Meski begitu, tetap saja mudik itu butuh biaya banyak, meski tentu jauh lebih kecil dibanding dengan Lyta sekeluarga :-)

    ReplyDelete
  2. that's why aq kalo mudik ama keluarga bisa 5 tahunan sekali, haha

    ReplyDelete
  3. Mertuaku udh ga ada semua, jadi hanya ke rmh ortu saja, agak sedikit hemat :)

    ReplyDelete
  4. Kalau saya malah gak pernah mudik, hhi
    soalnya jarak rumah ortu, sama rumah nenek deketan, hihii bisa ditempuh dengan 5 menit saja :D

    ReplyDelete
  5. Berbahagialah yang masih punya tujuan mudik...
    Karena saya ga tahu mesti mudik kemana, sekalipun punya kemampuan utk mudik hiks..hiks...

    ReplyDelete
  6. wah kebetulan klo mertua dan orang tua saya msh 1 kota. jd mudik nya deket

    ReplyDelete
  7. hihihi aku mudiknya deket, udah pindah semua ke 1 kota. tapi tetep ya, macet..

    ReplyDelete
  8. hehehe belum pernah ngerasain mudik... soalnya keluarga dekat semua

    ReplyDelete
  9. alhamdulillah, tiap tahun ngerasain mudik

    ReplyDelete