Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

BEFORE WE GO (Part-1)




“Kita masih punya waktu satu bulan, An. Kamu sebenarnya serius nggak sih, dengan rencana pernikahan kita?” Aku menatap Andra lekat campur gemas. Bagaimana tidak?  Satu bulan lagi kami akan menikah, namun sikap Andra seolah-olah pernikahan kami baru akan berlangsung satu tahun lagi.


“Tentu saja serius dong, Ka. Kalau nggak serius, aku nggak bakalan nemenin kamu nyari souvenir sekarang.” Andra menjawab dengan mata yang tetap saja tertuju pada layar ponselnya.


“Kalau memang kamu serius, tolong singkirkan ponselmu dulu dong! Bantu aku milih souvenir yang bagus dan terjangkau sama budget kita.”


Andra menggaruk kepalanya. Untuk pertama kalinya sejak langkah kami tiba di Fancy Gift Shop ini, dia sejenak menurunkan ponselnya dan menatapku sungguh-sungguh. “Kamu pilih saja souvenir mana yang kamu suka. Apapun pilihanmu, aku pasti setuju.”


Aku tercengang. “Dra, kok kamu ngomong gitu sih? Aku tuh pingin kamu juga kasih masukan. Ini kok sejak awal semuanya hanya berdasarkan selera dan keinginanku? Aku tanya kamu mau pesta tema apa, kamu bilang terserah. Aku tanya undangan kita mau warna apa, kamu juga bilang pake warna favoritku saja. Ini pesta pernikahan, Ndra! Bukan pesta ulang tahun!”


Andra menoleh kiri kanan. Tampak khawatir atas nada suaraku yang meninggi. Namun ekspresinya tetap terlihat tenang saat membalas ucapanku. “Selama pilihanmu bukan yang aneh-aneh dan nggak cocok untuk kantong kita, nggak akan menjadi masalah buatku, Ka.” Seakan ingin menegaskan kalimatnya, Andra berkata sambil mencondongkan tubuhnya kepadaku.


“Pesta pernikahan itu hanya pintu gerbangnya saja, Azka. Apa yang lebih penting adalah jalan yang bakal kita tempuh setelah gerbang itu kita lewati. Bukankah kamu juga pernah bilang, bahwa komitmen kita dalam pernikahan, itulah yang lebih penting?”


Aku terdiam. Tatapan Andra seakan menghipnotisku untuk tak lagi berdebat. Tetapi, bukan tatapan itu yang sesungguhnya membuatku bergeming. Melainkan pertanyaan yang baru saja terluncur dari bibir tipis Andra. Pertanyaan yang kini bergema ulang dalam benakku : Bukankah kamu juga pernah bilang, bahwa komitmen kita dalam pernikahan, itulah yang lebih penting?

Simak kelanjutan ceritanya di hannabelleisawriter.blogspot.com oleh Nurul Khasanah (Hanna) @hannaaabelle

Sumber gambar : google 

2 comments