Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Resensi Novel Walking After You : Novel dengan citarasa yang "Lezat"

Blurb :
Masa lalu akan tetap ada. Kau tidak perlu terlalu lama terjebak di dalamnya.

Pada kisah ini, kau akan bertemu An. Perempuan dengan tawa renyah itu sudah lama tak bisa keluar dari masa lalu. Ia menyimpan rindu, yang membuatnya semakin kehilangan tawa setiap waktu. Membuatnya menyalahkan doa-doa yang terbang ke langit. Doa-doa yang lupa kembali kepadanya.

An tahu, seharusnya ia tinggalkan kisah sedih itu berhari-hari lalu. Namun, ia masih saja di tempat yang sama. Bersama impian yang tak bisa ia jalani sendiri, tetapi tak bisa pula ia lepaskan.

Pernahkan kau merasa seperti itu? Tak bisa menyalahkan siapa-siapa, kecuali hatimu yang tak lagi bahagia. Pernahkah kau merasa seperti itu? Saat cinta menyapa, kau memilih berpaling karena terlalu takut bertemu luka.

Mungkin, kisah An seperti kisahmu.
Diam-diam, doa yang sama masih kau tunggu.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ternyata, ini sudah novel ke-5 Windry yang saya baca, tinggal 2 lagi, komplit deh :)

Novel ini punya citarasa yang "lezat". Cara penulis mendeskripsikan seluk beluk makanan mulai dari nama, jenis, tekstur, cara memasak dan rasanya serta suasana di Afternoon Tea, bikin saya berkali-kali meneguk ludah dan membayangkan apa rasanya mengunyah macarone, menyendok krim dan juga menghabiskan souffle cokelat.

Ini adalah novel Windry dengan latar yang eksploratif, dalam hal ini adalah dunia kuliner. Selain itu, karakter tokoh-tokohnya juga kuat dengan plot yang rapi. Sosok Julian, Anise, Arlet, Jinendra, Galuh berhasil menggerakkan cerita ini sesuai porsinya masing-masing. Dan tentu saja, kelebihan Windry yang bikin saya tak pernah bosan untuk membaca karyanya - diksinya yang cantik, variatif dan efektif.

Hanya saja, seperti kecenderungan penulis-penulis produktif, repetisi terkadang sulit terelakkan. Beberapa kali terdapat adegan atau deskripsi yang mengingatkan saya pada novel Windry yang lain, di luar kehadiran sosok Ayu dalam novel ini yang memang ada hubungannya dengan novel London. Awalnya saya merasa kehadiran Ayu ini seperti tempelan belaka yang sedikit dipaksakan, tetapi saat menjelang akhir cerita, barulah saya mengerti kenapa Ayu dan hujan yang mengiringi setiap kedatangannya "harus" ada.

Jika ada yang kurang sreg di hati usai menamatkan novel ini, adalah pada lifestyle tokoh-tokohnya yang akrab sekali dengan minuman beralkohol sehingga yang terasa adalah nuansa kultur western. Alur di bab-bab awal cerita juga  terasa lambat dan sedikit monoton karena lebih didominasi oleh latar Afternoon Tea.

Sepertinya, kesan yang ditinggalkan novel ini membuat saya belum akan berhenti menanti novel terbaru Windry, and so far buat saya, novel Memori masih the best of Windry :)

Judul                 : Walking After You
Penulis             :  Windry Ramadhina
Penerbit           :  Gagas Media
Tahun              :  2014
Hal                  :  328 hal
Penerbit           :  Gagas Media

2 comments