Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Resensi In Absentia : Kisah Cinta Penuh Warna


 16119578

Cukup lama buku ini nangkring dalam antrian “to-read” dalam rak buku saya. Ketika akhirnya memutuskan untuk mulai membaca, saat jeda sejenak setelah tuntas beberapa bab, saya iseng menyusuri bagian sampul belakang buku. Lalu bertemulah saya dengan endorsement bla-bla-bla, dan identitas si pengendors : Riawani Elyta, penulis buku....dst.

Ya ampyun! Pantes aja buku ini cukup lama jadwal ngantrinya. Ternyata mbak Indah udah nyodorin draft-nya dua tahun lalu untuk saya endors. *bisa pelupa gini ya*?

Tetapi, berhubung udah dua tahun lalu saya baca versi soft copy-nya, saya juga udah lupa isi ceritanya. Jadi, nggak apa-apa ‘kan ya kalo sekarang saya coba bikin resensinya? Nggak dilarang ‘kan ya yang kasih endors juga boleh meresensi? Hehe.

Buku ini terdiri atas dua belas kisah nyata, yang menuturkan cinta dalam wujudnya yang universal. Ada kisah tentang cinta antara ibu dan anak, cinta sepasang kekasih, cinta suami istri, cinta yang dikhianati, dan sebagainya. Setelah membaca beberapa bab, saya minta anak sulung saya cariin arti “in absentia” yang menjadi judul buku ini, ternyata artinya adalah “dengan ketidakhadiran”. Tadinya saya pikir arti harfiah judul ini langsung merujuk pada kata “cinta”, ternyata beda jauh ya? Jadi, saya pun menyimpulkan sendiri bahwa judul ini mengacu pada apa yang terjadi saat cinta tak lagi hadir di dalamnya. *semoga bener*.

Saya hanya akan mengulas beberapa cerita sebagai sampel, karena kalau mau diulas ke-dua belas cerita di dalamnya, bisa-bisa resensi ini panjangnya jadi dua belas lembar juga :D

Kisah pada Bagian Satu yang berjudul Aku Mencintaimu dari jauh, berkisah tentang cinta seorang TKW kepada anak kandungnya yang tak kesampaian. Setelah hamil karena perbuatan majikannya di Arab, ia pulang ke tanah air, dan terpaksa menyerahkan anak yang ia lahirkan untuk diadopsi. Namun, terikat perjanjian  dengan keluarga yang mengadopsi, membuatnya tak bisa mengakui identitasnya di depan sang anak dan hanya bisa menahan rasa cintanya tanpa bisa mengungkapkannya.

Kisah ini adalah potret dari segelintir realita yang dialami pahlawan devisa. Meski menjadi TKW adalah pilihan, dan menyerahkan anak untuk diadopsi juga adalah pilihan, tetapi ini adalah pilihan yang lahir dari kondisi dan keterpaksaan.

Ketika Waktu Berhenti, berkisah tentang dilema seorang lelaki yang sudah menikah dan memiliki karir yang bagus, antara mencurahkan cinta dan perhatian pada ibunya yang tinggal di kota berbeda, dengan kasih sayang yang harus ia curahkan untuk istri dan anaknya juga fokus pada pekerjaan. Di sisi lain, tanpa ia sadari, dengan cara yang sangat halus sang istri berhasil mempengaruhinya untuk lebih mengutamakan keluarga ketimbang ibunya. Dilema ini akhirnya berbuah penyesalan, saat sang ibu meninggal dunia sebelum dia sempat menemui beliau.

Ketika Cinta Menembus Batas, menyajikan cinta yang menyentuh antara seorang dokter lajang muda pada seorang janda beranak satu. Mereka kemudian menikah. Meski banyak komentar miring dialamtkan pada pernikahan mereka, cinta sang dokter bernama Marco pada istri dan anak tirinya tak pernah goyah. Sayang, usia sang istri yang bernama Magda, harus berakhir di tangan mantan suaminya yang psikopat dan memukulinya hingga mengalami koma lalu meninggal. Marco kemudian membuat keputusan untuk mengadopsi Levi, anak istrinya, membesarkannya seorang diri dan tak pernah lagi berniat menikahi wanita lain. Sayang, Marco pun menyusul Magda kembali keharibaanNya saat usia Levi baru menginjak 16 tahun.

Kisah ini, sedikit mengingatkan saya pada novel mbak Indah yang berjudul Everything For You. Apa mbak Indah terinspirasi dari kisah ini kali ya? Yang jelas, cinta abadi Marco dalam kisah nyata ini adalah cinta yang sudah tergolong langka di jaman ini.

Cinta Matre menjadi penutup rangkaian kisah dalam buku ini, menuturkan tentang cinta buta seorang istri kepada suaminya yang penjudi, penipu, materialistis dan menghabiskan uang hasil keringatnya. Meski pernikahan mereka tak direstui orang tua sang istri, dan sang suami juga sudah berkali-kali membuat kesalahan, namun cinta sang istri yang begitu besar telah membutakan mata hatinya akan kenyataan pahit tersebut, dan ia tetap memilih untuk bertahan di sisi sang suami.

Kedua belas kisah nyata ini dituturkan mbak Indah dalam rangkaian kalimat yang lugas dan mudah dipahami, alur yang mengalir dan dinamis, juga keterlibatan emosi yang sangat baik. Bukan hal mudah tentunya, untuk menuangkan kisah milik orang lain disertai dengan penjiwaan seolah-olah semua kisah ini dialami langsung oleh penulis. Ini membuat kisah-kisah dalam buku ini terasa “bernyawa” tanpa penulisnya harus menuturkannya dalam diksi yang puitis, metafora yang berlebihan apalagi cengeng-mengharu-biru yang nggak jelas. Jam terbang mbak Indah yang tinggi dalam penulisan novel juga membuat kisah-kisah nyata ini memiliki nuansa fiksi yang segar. Tidak melulu didominasi oleh narasi melainkan tetap diselingi oleh dialog-dialog, setiap bab diawali dengan quote inspiratif tentang cinta sehingga buku ini terhindar dari kesan menjemukan.

Melalui kisah-kisah dalam buku ini, kita seakan dihadapkan dengan realita yang ada di sekeliling kita. Dengan menyelami perasaan mereka yang mengalaminya, juga konsekuensi yang harus mereka jalani saat membuat pilihan, setidaknya akan mendorong kita untuk menyadari bahwa setiap orang tak harus terpuruk karena cinta, setiap permasalahan pasti ada solusinya, dan cara kita menyikapinya, itulah yang akan memberi dampak pada pemahaman kita terhadap makna hidup yang sesungguhnya.

Sebagai penutup, saya kutip quote mbak Indah yang mengawali kisah Cinta Mahal :
“Cinta memang buta, namun seharusnya tidak membutakan. Saat kita disapa cinta, mestinya tidak akan membuat terjerembab dalam pahit dan gelap. Cinta yang lurus adalah cinta yang membuatmu ingin hidup seusia mentari.”

Judul    :    In Absentia
Penulis    :    Indah Hanaco
Penerbit    :    JB Publisher
Tebal    :    168 hal
Genre    :    Non Fiksi
Terbit    :    2012
ISBN    :    9786029431124








1 comment

  1. setidaknya akan mendorong kita untuk menyadari bahwa setiap orang tak harus terpuruk karena cinta

    ReplyDelete