Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Review Film Captain Marvel (2019) : Film Superhero Dengan Plot Drama

Sinopsis :
Sebuah kecelakaan pesawat yang dialami Carol Danvers nyaris saja merenggut nyawanya. Bahkan bagi orang-orang yang mengenalnya maupun yang tercatat dalam jejak riwayat hidupnya, dia diyakini telah mati. Namun, kekuatan yang diperoleh Carol dari inti energi saat ia mengarahkan tembakan kepada benda tersebut, mengubah nasib Carol.

Kekuatan itu telah membawanya bergabung dengan pasukan elit alien Kree, Starforce. Carol kemudian turun ke bumi di saat bumi terperangkap di tengah perseteruan dua bangsa alien. Kedatangan Carol ke bumi mempertemukannya dengan Nick Fury, seorang intelijen Shield. Lebih dari itu, Carol juga berhasil menelusuri jejak masa lalunya di bumi sebelum dia menjadi seorang superhero wanita yang kelak bernama Captain Marvel.

Namun, ada banyak rintangan harus dilalui Carol. Apalagi saat dia berhasil menyibak rahasia yang sesungguhnya dari perseteruan kedua ras alien tersebut.

Berhasilkah Carol mengatasi rintangan tersebut dengan kekuatan superhero-nya?

------------------------------------

Film Captain Marvel (CM) ini merupakan bagian dari Marvel Cinematic Universe (MCU) produksi Marvel Studios yang pertama kalinya mengangkat sosok superhero seorang wanita, yang diperankan oleh Brie Larson. Latar ceritanya terjadi pada tahun 90an, tepatnya pada tahun 1995 (dan saya baru nyadar saat melihat kemunculan toko Blockbuster dan telepon umum dalam film ini :D). 

CM juga menjadi “jembatan” sebelum film Avengers : Endgame, rilis. Mengapa demikian? Karena sosok Captain Marvel akan menjadi salah satu hero penting dalam film tersebut, film yang akan menjadi kelanjutan dari film sebelumnya Avengers : Infinity War.  Jadi, bolehlah kalo film CM ini dianggap semacam teaser pengenalan salah satu tokoh hero yang kelak akan ikut bertarung dalam Infinity War melawan Thanos bersama para anggota Avenger yang tersisa.

Dari beberapa review yang saya baca, banyak yang bilang kalo film CM kalah seru dibandingkan Infinity War. Begitu juga kecanggihan teknologi yang digunakan. Tentang pendapat ini, saya setuju. Film Infinity War yang saya tonton beberapa bulan lalu (namun sayang enggak sampe selesai) memang full action dan menyajikan teknologi khas science fiction film Amrik yang futuristik.

Tetapi....untuk hal lain pula, berhubung saya seorang penyuka film drama, justru saya lebih menikmati film CM ini ketimbang Infinity War yang – jujur saja – tidak terlalu saya pahami alur ceritanya.

CM masih mengandung alur dan plot drama yang cukup menyentuh, khususnya pada bagian pertemuan Carol dengan Maria Rambeau, sahabatnya saat sama-sama masih bertugas di AU, dimana Maria mengingatkan Carol tentang dirinya yang dulu. Jujur, saya sempet mewek pas adegan ini. Kebayang nggak siiih, sahabat baik kita yang dikabarkan udah meninggal, tahu-tahu muncul dalam sosok yang berbeda dan ingatannya tentang kita dan hal-hal manisnya bersama kita nyaris lenyap?

Jika beberapa kekonyolan yang diselipkan dalam Infinity War justru membuat saya bingung, sebaliknya dengan film ini, humor-humor kecil yang terbentuk dalam interaksi Carol dan Fury berhasil saya nikmati, dan merasa cukup terhibur karenanya. Kehadiran sosok Goose, kucing Carol turut membuat suasana film ini menjadi cair dengan tingkah polahnya yang usil dan tiba-tiba menjadi kucing alien.

Kalo untuk akting pemainnya, favorit saya di sini Samuel L. Jackson yang memerankan Nick Fury, Jude Law yang memerankan Yon Rogg, sang pemimpin pasukan elit Kree dan Lashana Linch pemeran Maria sahabat Carol.

Untuk akting Brie sebagai Carol, memang sih, banyak review yang memuji dan mengatakan dia berhasil membawakan sosok superhero CM dengan apik. Nah, kalo apik di sini mengacu pada konsistensi ekspresi Brie sepanjang cerita dan kesesuaiannya merepresentasikan sosok superhero yang cool dan kuat, itu emang bener.

Tetapi....lagi-lagi soal selera, sebagai penyuka film drama, saya lebih menyukai akting yang tetep terlihat unsur drama dan humanisnya, sepanjang nggak berlebihan. Yang saya ingat, sosok alm. Christopher Reeves saat memerankan Superman tempo dulu adalah sosok yang murah senyum dan punya senyum menawan, dan sosok Tobey Maguire yang memerankan Spiderman identik dengan sosok yang imut dan agak lugu. Mungkin, tuntutan peran superhero masa kini memang berbeda ya....seperti yang terlihat dalam film ini dan juga pada sosok superhero wanita lainnya dalam film Wonder Woman yang diperankan Gal Gadot.

Film CM cukup aman untuk ditonton bersama anak-anak, karena bebas adegan ciuman, busana pemainnya tergolong sopan (salah satunya kostum superhero CM yang  tertutup rapat dari leher sampe kaki. Meski ketat, tetapi lebih “aman” ketimbang kostum Wonder Woman :D), adegan perkelahiannya tidak terlalu sering dan tidak terlalu ganas. Serta untuk dialognya, film inipun nyaris bebas umpatan kasar yang kadang muncul dalam film-film action hollywood.

Terakhir, film ini menurut saya ada pesan postifnya juga, meski pada saat dibuat mungkin aja enggak diniatin begitu. Yang berhasil saya tangkap, kita jangan mudah percaya dengan sesuatu yang awalnya terlihat baik atau jahat, karena seiring waktu, kebenaran yang sesungguhnya akan muncul. Pesan feminisme juga terselip (mungkin karena superheronya wanita), yang menurut saya sih cukup diambil sisi baiknya aja, bahwa wanita harus kuat dan pantang menyerah meski berkali-kali gagal dan terjatuh serta dianggap enggak mampu, seperti yang tercermin pada kilasan-kilasan perjalanan hidup Carol didalam film ini, yang sedikit banyak berkontribusi dalam membentuk karakter tangguhnya sebagai sang sosok superhero wanita : Captain Marvel.

-------------------------------------------

Judul : Captain Marvel
Produksi : Marvel Studios
Tahun : 2019
Pemain : Brie Larson, Jude Law, Samuel L. Jackson, dll
Sutradara : Anna Boden dan Ryan Flick







2 comments

  1. wah ternyata mbak lita suka nonton film marvel juga yaa. dari reviewnya memang lumayan banyak yang kecewa sama film ini. Mungkin karena sudah terbiasa dengan film marvel yang penuh aksi kali ya

    ReplyDelete
  2. Wah lagi keliling internet cari contoh review dapat review menarik ini. Saya suka baca pendapat-pendapat dari yang bukan penggemar aksi untuk film Marvel, karena bisa lebih luas dan medalam bukan sekedar kagum lihat orang bertarung. Setuju dengan sebagian besar review ini, cuma mau meluruskan satu hal. Antara Superman-Spiderman dan Captain Marvel-Wonder Woman, itu bukan masalah 'tuntutan superhero masa kini' tapi memang lebih ke karakter dan latar belakang masing-masing. Gambarannya Superman dibesarkan (dari bayi) di keluarga desa yang ramah, Spiderman juga punya paman-bibi yang sangat bijak, sedangkan Wonder Woman dibesarkan di suku yang keras, kuat, dan benci laki-laki, lalu Captain Marvel (sejauh ingatannya) dididik sebagai tentara yang tidak boleh berempati. Otomatis sisi humanis mereka berbeda-beda, sesuai latar belakangnya. Kalau masalah superhero masa kini, yang punya sisi humanis tinggi ada kok.. Spiderman (Tom Holland) masih ada, Antman superhero sekaligus ayah sejati dan super humoris, Iron man (setelah tambah tua) juga mulai melankolis. Overall, good review. Cheers..

    ReplyDelete