Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Resensi Buku Soul Travel in Baduy : Saat keutuhan Jiwa membersamai Perjalanan dan Kultur

Selalu ada yang menyentuh sisi-sisi hati, saat membaca buku yang ditulis dengan segenap hati oleh penulisnya. Dan salah satunya, adalah buku ini. Bahkan saat membaca kata pengantarnya saja, air mata saya nyaris merembes. Bagaimana tidak? Buku ini diselesaikan penulisnya saat sang putra tercinta dipanggil keharibaanNya, bahkan juga sang editor.

Inilah catatan penulis di awal buku yang membuat mata saya akhirnya basah juga :
"Dua peristiwa itu adalah goncangan yang mengubah kata-kata yang tersusun indah. Seperti ucapan terima kasih yang kemudian menjadi ucapan selamat tinggal, kata-kata tentang si kecil, seperti todongan ASI Gibran plus culanya yang siap memprotes....menjadi kata-kata selamat jalan anakku."


Dan, ini jugalah salah satu alasan saya hingga resensi untuk buku ini baru saya tulis sekarang. Saya khawatir gagal menyelesaikan resensi saya karena sudah lebih dulu larut dalam perasaan. 

Buku ini merupakan rekam jejak penulisnya saat mengunjungi Kampung Baduy pada tahun 2004. Pada bab awal, penulis terlebih dulu mengenalkan sekelumit tentang Kampung Baduy. Tentang asal usul historis, suku-suku di dalamnya, sistem kepercayaan, bahasa dan pemerintahan.

Pada bab selanjutnya, barulah kita diajak menelusuri Baduy, dimana penulisnya menceritakan secara detail perjalanannya bersama kedua temannya mulai dari keberangkatan, pengalaman selama dalam perjalanan, pengalaman saat berada di Baduy dan berinteraksi dengan masyarakat setempat dan juga dengan alam. Apa yang menarik, penulis tak hanya memberi info sangat jelas dan runut termasuk tips-tips bagi para traveller yang hendak ke Baduy, tetapi juga pantangan-pantangan di Baduy (masyarakat disini memang masih percaya mitos dan larangan). 

Penulis pun tak lupa menyertakan persiapan fisik dan mental sebelum berkunjung ke Baduy, gambaran akan keindahan alam Baduy, tips-tips praktis untuk bepergian kesana, serta sedikit perbendaharaan kosakata Bahasa Sunda yang bisa jadi modal dasar untuk berkomunikasi dengan masyarakat setempat.

Membaca buku ini, saya merasa seakan kaki dan jiwa saya juga ikut berkunjung ke Baduy. Jarang-jarang saya temui buku travelling yang sedemikian runut dan deskriptif seperti ini. Mbak Eni Martini menulisnya tak hanya dengan melibatkan memori dan pengetahuannya, tetapi juga kesan batin yang dirasakannya. Itulah sebabnya buku kecil ini terasa "utuh", memperkaya pengetahuan dan juga menyentuh hati.

Satu hal yang ingin saya kritisi adalah pada lay-out dan kemasannya. Saya membayangkan, alangkah cantiknya buku ini andai gambar-gambar didalamnya dibuat berwarna. Pasti akan lebih menarik hati pembaca untuk datang ke Baduy.

Buat kamu pecinta travelling yang ingin berkunjung ke Baduy, buku ini wajib kamu miliki deh :)
Buat mbak Eni, kapan ya kita bisa travelling sama-sama? :) *nghayal dulu, mudah-mudahan suatu hari kesampaian*.

Sebagai pamungkas, saya kutip quote penulisnya di awal catatan :
 "Perjalanan sesungguhnya tidak menuju suatu tempat,
tapi tak jarang kita tengah pulang mengambil sesuatu."

Judul    : Soul Travel in Baduy
Penulis : Eni Martini
Penerbit : Elex Media
Tahun   : 2013
Hal      :  130 hal

3 comments

  1. makasih mba Riawani, kekecewaan kita sama nih. saat buku terbit banyak foto yg gada&ga berwarna pdhl buku itu kutuls dengan segenap kenangan*Tsaaaah
    tapi...aku jadi menangis nih, ingat alm. doain ya...hplku lancar&bayiku sehat sempurna tanpa kekurangan.ibunya jg cepat sehat,aamiin

    ReplyDelete
  2. Amiiin, semoga persalinannya lancar mbak :)

    ReplyDelete
  3. bagus sekali resensinya semoga sukses

    ReplyDelete