Support Me on SociaBuzz

Support Me on SociaBuzz
Dukung Blog Ini

Resensi novel Pengantin Dusun di Beverly Hills : Saat Kemandirian Berbenturan dengan Tradisi

4771675
Sinopsis :
Setelah perjodohan di India, Priya pindah bersama Sanjay, suaminya, ke Los Angeles dan berbagi rumah dengan keluarga suaminya. Peran sebagai menantu tradisional mengharuskan Priya melakukan semua tugas rumah tangga, memasak, membersihkan rumah, dan--karena tak kunjung hamil--juga mencari pekerjaan.

Tapi pekerjaan glamor yang Priya dapatkan tidak sesuai dengan harapan mertuanya. Priya pun menjalani kehidupan ganda yang harus ia rahasiakan.

Repotnya, Priya menikah dengan laki-laki yang terlalu menuruti kehendak orangtuanya.Belum lagi, Sanjay baru mengenal Priya satu minggu sebelum pernikahan! Apakah cinta mereka yang rapuh dapat bertahan menghadapi benturan antara tradisi dan ambisi?

================================================================

Tema yang diangkat novel ini,sebagian darinya terasa akrab dan familier, bahkan mungkin saja, itu merupakan  cerminan dari kehidupan atau pengalaman kita sendiri. Tentang istri yang baru mengenal suaminya seminggu sebelum pernikahan sehingga banyak hal yang dijalani pada hari-hari pertama pernikahan terasa canggung, mertua yang penuntut dan pengatur, dan sebagaimana banyak terjadi pada keluarga India, bahwa seorang menantu dituntut untuk mampu mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, belum lagi shock culture yang dialami Priya saat mengikuti sang suami yang bekerja di Los Angeles, sementara di sisi lain, tuntutan ekonomi membuat Priya harus keluar rumah untuk bekerja.

Masalah mulai muncul saat pekerjaan Priya yang penghasilannya lebih baik dari sang suami, menuai konflik antara Priya dan keluarga suaminya. Di sisi lain, interaksi dengan kultur Barat yang baru dimasukinya, perlahan-lahan membuat Priya menyadari bahwa ia merasa perlu untuk mengenal Sanjay suaminya dengan lebih baik. Sayang, keinginan ini justru ditolak mentah-mentah oleh Sanjay. Rumah tangga mereka pun terancam kandas.

Meski sekilas terkesan kompleks, namun novel ini berhasil dikemas dengan penuturan yang lincah, kocak dan cerdas oleh penulisnya Kavita Daswani. Beberapa kali adegan saat kenaifan Priya bertemu dengan modernitas khas Amerika membuat saya tersenyum geli. Kultur India yang detil dipaparkan tidak sampai menimbulkan kebosanan, dan sebagian sisi kemandirian saya sebagai wanita seakan menemukan "sahabat" dan jawaban dalam sosok seorang Priya.

Tak dipungkiri, bahwa India adalah negara di mana diskriminasi terhadap kaum wanita masih cukup kental. Wanita harus menghormati suami selayaknya dewa dan berusaha maksimal menjadi istri yang baik tanpa banyak menuntut, namun ironisnya, wanita tetap dianggap sebagai golongan masyarakat kelas dua yang kedudukannya tidak lebih tinggi dari kaum pria.

Inilah yang mendorong munculnya "protes" kaum wanita India yang sebagiannya disuarakan melalui fiksi. Termasuk oleh Kasvita di dalam novel ini. 

"Semua bilang padaku untuk tidak berharap terlalu banyak dari pernikahan. Mereka bilang semakin sedikit yang kuharapkan, semakin bahagia aku, karena dengan demikian semua hal yang positif menjadi harta. tetapi, maaf, aku tidak bisa seperti itu. Aku ingin merasa bahagia dan gembira. Aku ingin merasa dekat denganmu. Aku ingin kita punya privasi. Tetapi, keluargamu ikut campur dalam segala hal dan kau selalu memihak mereka. Sudah hampir setahun kita bersama, kita masih seperti orang asing, " Ucap Priya pada Sanjay (hal. 281).  

Akankah Priya menemui kebahagiaan yang diimpikannya? Ataukah dia harus tetap tunduk dan menyerah pada kungkungan tradisi? Selamat menemukan jawabanya dalam novel chicklit ini :)

Judul        :   Pengantin Dusun di Beverly Hills
Penulis     :   Kavita Daswani
Penerbit   :   Gramedia Pustaka Utama
Terbit      :    Juni 2008
ISBN     :    9789792238426

No comments